Episode 3

“Sebenarnya anak saya akan pulang besok. Apa kamu bisa membuatnya puas dengan pekerjaan kamu?”

“Tentu saja saya bisa, Bu. Saya akan melakukan apapun untuk membuat majikan saya merasa puas dengan pekerjaan saya.” Kata Keira dengan sangat semangat.

“Sungguh? Bukankah kata-katamu itu tidak bisa ditarik lagi?”

“Benar, Bu. Saya berjanji. Saya akan melakukan yang terbaik untuk bekerja di sini.”

“Baiklah, saya tidak akan bertanya lagi karena kamu sendiri sudah berjanji dan ini kontraknya. Silakan tanda tangan di sini.” Safira menunjuk tempat di mana sebuah materai sudah menempel di atas kertas kontrak tersebut.

Keira senang sekali akhirnya dia bisa bebas dari iblis itu. Dia pun menandatangani kontrak itu dengan senang hati. Lalu Safira pun tersenyum ke arah Keira.

“Saya sangat suka dengan ayam goreng matah yang kamu buat. Apa kamu bisa membuatkannya lagi untuk anak saya besok? Dia harus kita sambut dengan sesuatu yang enak bukan?”

“Ibu benar. Besok saya akan memasakkan sesuatu untuk Aden.”

“Bagus, Keira. Ini gaji awalmu. Saya mau kamu membeli sesuatu yang bagus untuk dipakai karena saya agak terganggu dengan pakaian kamu itu.”

Keira menunduk malu seraya menerima amplop yang terasa cukup tebal sekali. Dia rasa, gaji pertamanya sangat banyak.

“Ayo, saya harus antar kamu ke kamar. Kamu harus bersyukur tinggal di sini karena pembantu pun punya kamar yang sangat mewah.”

Keira tersenyum. Apakah dia sungguh beruntung? Mendapatkan gaji di awal hari kerja. Gajinya pun tidak sedikit. Dia juga dapat kamar yang katanya mewah. Ini sih anggap saja seperti Tuhan sedang memberi hadiah padanya karena selama ini hanya keperihan-lah yang dia punya.

……………………………………………………

Orang bilang, kesempatan itu tidak datang dua kali, tapi ada juga yang bilang kalau kesempatan itu pasti akan datang tiga kali. Baik itu kesempatan pertama, ke dua dan ke tiga jelas harus dipergunakan sebaik mungkin karena kesempatan ke empat bisa saja bukan untuknya.

Keira pun begitu. Dia sangat menikmati kesempatan bisa mandi di bath-up seperti ini. Keira sangat yakin pembantu sebelumnya pasti sangat betah bekerja di sini. Bagaimana tidak betah? Keira bisa mandi seperti dia sedang menikmati spa di rumahnya yang dulu. Selain itu, dia mendapatkan kasur king size juga wardrobe yang bisa dia isi banyak baju.

Keira ingin menikmati ini semua karena kesempatan jelas tidak datang berkali-kali. Karena itu, dia tidak akan pernah melewatkan kesempatan ini.

Keira mengambil dompet lusuhnya yang selalu dia bawa kemana-mana. Baik itu di kamar mandi pun Keira tidak akan pernah mau meninggalkannya. Karena di sana…, di dalam sana…, ada wajah orangtuanya yang menggendong dirinya saat berumur 5 tahun. Senyum mereka sangat bahagia. Meski akhirnya kini mereka sudah memiliki jalannya masing-masing.

“Aku janji, Ma, Pa. Aku akan cari kebebasanku sendiri. Aku janji untuk hidup bahagia. Mama dan papa jangan sedih karena Keira pasti akan membuat hidup Keira bahagia,” ucapnya pada foto yang selalu dia tatap.

Dia selalu mengingat pesan Ayahnya ketika dia ulang tahun ke-10. Ayahnya bilang jika nanti mereka sudah tidak ada lagi. Mereka ingin Keira mencari kebahagian Keira sendiri. Karena kalau tidak, mereka pasti akan menangis melihat anaknya yang tidak bahagia. Mungkin, akhir-akhir ini Keira sadar kenapa Ayahnya bicara seperti itu. Dia sadar kalau semua orangtua ingin membuat anaknya bahagia sampai akhir hayatnya, tapi ternyata orangtua Keira sungguh meninggalkan Keira di dunia yang menyeramkan ini.

Lelah menangis. Keira pun tertidur dengan busa yang lama-lama berbaur dengan air, tapi di dalam mimpi Keira. Dia sungguh rileks karena harus kembali ke masa-masa bahagia melihat orangtuanya tertawa bangga karena memiliki anak yang pintar seperti Keira.

………………………………………………

Justin sangat membenci harus kembali ke Indonesia. Berulang kali dia mengatakan pada Ibunya kalau dia tidak akan pernah kembali lagi ke Indonesia, tapi wanita itu sungguh mengancam akan menarik semua uang yang selama ini Justin nikmati.

Usut punya usut Justin sendiri tahu kalau Mamamnya ingin Justin mengambil posisi menjadi Direktur perusahaan Alm. Ayahnya karena Safira sendiri pastinya sudah semakin tua.

“Tuan, Nyonya sudah menunggu di dalam,” kata Pak Aryo sang supir yang tadi menjemputnya di bandara.

Justin pun menghela napasnya sejenak. Sebelum dia bertemu dengan Mamanya. Dia berulang kali mengingatkan dirinya sendiri kalau hal ini mau tidak mau memang harus dia hadapi karena umurnya yang terbilang sudah cukup tua harus mempunyai tujuan hidup yang pasti.

Terpopuler

Comments

Ayanah Ayie Ayie Ayanah

Ayanah Ayie Ayie Ayanah

sy suka bca novel nich.sbb tulisan nya afik.

2021-09-30

1

Rini Elsafitri

Rini Elsafitri

suka

2021-05-17

0

Awiek

Awiek

menarik nih

2021-02-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!