“Jadi, kau bisa apa saja?” tanya Safira pada Keira yang kini duduk di hadapannya dengan baju kebesaran dan juga rok lusuh milik mendiang ibunya. Safira sendiri sampai meringis sendiri karena pakaian itu sungguh seperti pakaian tahun 70-an. Bukankah sangat jadul?
“Saya bisa masak, mencuci, bersih-bersih dan-“
“Sebenarnya saya ingin bukti bukan hanya omongan saja.”
Mendengar itu, Keira langsung bangun dari duduknya. “Saya akan membuatkan sesuatu untuk Ibu Safira,” kata Keira pada majikannya lalu merunduk pelan.
“Bagus! Ayo ke dapur,” kata Safira langsung ingin melihat apa yang Keira bisa.
Begitu sampai di dapur pun Keira langsung menghampiri lemari es di mana Safira menaruh semua bahan makanan. Keira sendiri langsung memilih bahan makanan yang sekiranya bisa membuat Safira takjub akan masakannya.
Jangan salah, meski Keira terlahir dari keluarga yang kaya raya. Dia juga mendapatkan kelas kursus masak sejak dia masuk awal SMA. Keira memang suka memasak atau melakukan hal-hal lainnya di rumah ketika dia hanya hidup dengan Ayah dan juga pembantunya.
Safira pun duduk di atas bangku putar sebuah meja pantry. Dia memperhatikan gerakan wanita yang membuatnya dia tersenyum seraya memikirkan sesuatu. Namun senyumannya langsung pudar ketika seseorang meneleponnya.
Safira langsung menjauh dari dapur dan mengangkat panggilannya. “Bagaimana?” tanyanya.
“Saya sudah mendapatkan infonya, Bu. Anak itu, anak Bramawijaya, adik dari Bu Nanda. Ayahnya baru saja meninggal satu tahun yang lalu dan warisannya tidak bisa mencair ke tangan anak itu karena umurnya yang belum 20 tahun.”
Kasihan sekali, batin Safira. Sejak awal dia sudah menerka kalau Keira terlihat tidak bahagia. Pasti ada sesuatu yang mengganjal di dalam raut wajah sedih wanita ini dan ternyata inilah penyebabnya. Nanda pasti membuat Keira sangat menderita.
“Jadi sekarang berapa umurnya?”
“18 tahun, Bu. Riwayat pendidikan terakhir, dia sempat kuliah di Washington DC untuk satu tahun pertama, tapi setelah itu dia pulang karena Ayahnya meninggal.”
Safira mengangguk mengerti. Dia rasa, beberapa informasi tentang Keira cukup dengan espektasinya. Anak itu ternyata lumayan pintar juga karena di umur 17 tahun sudah kuliah. Pasti Keira ikut kelas akselerasi di SMA-nya. “Oke, bagus. Bagianmu akan saya transfer malam ini juga,” kata Safira lalu mematikan HP-nya ketika sebuah telepon masuk lainnya pun membuatnya tersenyum sangat semringah.
……………………………………………………
Bagaimana Safira tidak takjub dengan apa yang Keira lakukan. Keira sungguh berbakat dalam soal makanan dan kini wanita itu sedang membersihkan rumah ketika Safira sedang memuja makanannya.
“Ini sangat enak. Saya cukup puas,” kata Safira pada Keira lalu dia kembali menyantap dada ayam yang Keira buat.
“Terima kasih, Bu. Apa saya sudah diterima bekerja?” tanya Keira.
Safira pun menatap Keira. Tatapannya sungguh membuat Keira ketakutan karena wanita ini seperti tengah mengintimidasinya.
“Sebenarnya ada hal lain yang membuat saya ragu dengan kamu.”
Keira mengangkat alisnya. Dia tidak tahu apa yang membuat calon majikannya ini ragu dan dia sedikit kecewa karena ternyata keluarnya Keira dari rumah Nanda tidak serta merta menandakan kalau Keira memang sudah diterima bekerja di sini.
“Sebenarnya anak saya akan pulang besok. Apa kamu bisa membuatnya puas dengan pekerjaan kamu?”
“Tentu saja saya bisa, Bu. Saya akan melakukan apapun untuk membuat majikan saya merasa puas dengan pekerjaan saya.” Kata Keira dengan sangat semangat.
.....................................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Mulyanthie Agustin Rachmawatie
semoga Keira bisa sgra di trima krj pada ibu Safira...😔
2024-01-20
0
Mystera11
br mampir thor...pdhl masuk favorit 3 th lalu😅
2023-01-30
0
Hasnah Rias Pengantin
sy hadir thooorr.....nyimak dulu ya
2021-07-28
0