Hanya tertawa kecil, saat mendengar apa yang dikataakan mantan kekasihnya. "Dan aku tau, kau tengah berbohong zain?!" Ucapnya. dengan percaya dirinya.
"Aku sama sekali, tidak mencintaimu lagi." Jawabnya, dengan berusaha meyakinkan ditengah kegundahan hatinya saat ini.
"Benarkah?!" Dengan semakin mendekat kearah Zain, dan bertanya lagi, untuk memastikan perasaan pria itu.
Kau masih mencintaikukan?"
"Dan sekali lagi aku bilang padamu, kalau aku sudah tidak mencintaimu lagi." Jawabnya, datar.
"Kau berbohong Zain? kau bahkan tidak sanggup menolak pesonaku." Dengan langsung mengecup bibir pria itu, dan berakhir menjadi sebuah ciuman yang panjang.
Bibirnya berkata tidak, tapi hatinya tak sanggup berbohong. Dan diapun perlahan mulai membalas ciuman mantan kekasihnya itu, dan mereka berciuman dengan begitu gairahnya. Hingga tidak menyadari kehadiran seseorang, yang sudah menyaksikan ciuman panas mereka sedari tadi.
Terdengar suara phonsel, yang mengejutkan keduanya, hingga membuat aktifitas ciuman mereka terhenti seketika.
"Ma..maafkan aku, tadi aku tidak sengaja melihatnya." Ucap Ariana, dengan hanya menunduk, karena merasa malu dengan apa yang baru dia lihat.
Zain mengusap kasar bibirnya, bekas ciuman dia, dan Clara. Dan Clara hanya tersenyum, dan dia tampak begitu bahagia, saat mengetahui kalau Ariana, menyaksikan ciuman dia, dan mantan kekasihnya itu.
"Tidak masalah bagiku, kau menyaksikan ciuman kami. Dan kalian berdua akan bepergian kan?! untuk mencoba jas, dan gaun pengantin kalian" Ucap Clara, dengan melangkahkan kaki, meninggalkan Zain, dan juga Ariana, dan saat dia melewati adik angkatnya, Clara menghentikan langkah kakinya, dan berkata pelan pada adik gadis itu.
"Sudah kubilang, dia masih mencintaiku. Buktinya kami baru saja, berciuman." Ucapnya, seraya menyunggingkan senyuman disudut bibirnya, dan berlalu begitu saja.
Ariana hanya menundukkan wajahnya, seraya tersenyum dibalik kehampaan hatinya, dan diapun mengakui apa yang dikatakan oleh Kakak angkatnya itu, sepenuhnya adalah benar.
Zain menatap calon istrinya dengan tatapan kesal, saat melihat Ariana hanya berdiam ditempat. "Mau sampai kapan kau berdiam disitu?! apa kau tidak tau, kalau aku sudah menunggumu dari tadi?!"
"Ma..maafkan saya Tuan? saya tadi masih?" Tidak melanjutkan kata-katanya lagi, saat melihat Zain sudah berlalu keluar dari kediaman mewah itu, tanpa memperdulikannya.
Mengelus dadanya, berusaha menahan rasa kesalnya, pada Zain yang bersikap acuh padanya. "Sabar Ariana, sabar, ini semua demi Papa David." Ucapnya pelan, dengan berlalu keluar.
Saat Ariana tiba dihalaman depan, ternyata calon suaminnya, sudah berada didalam mobil, dan pintu mobil sudah tertutup, hingga membuat gadis itu hanya berdiri saja, saat melihat Zain tampak mengacuhkannya.
"Mau sampai kapan kau berdiam disitu?!" Bertanya dengan nada yang terdengar kesal, dan tatapan tetap menatap kedepan, tanpa sedikitpun menoleh kearah Ariana.
Adam..?! buka pintunya, tidak mungkinkan kita menyuruh siculun ini, untuk berjalan kaki!"
"Baik Tuan," Jawabnya, dengan menekan tombol on, agar pintu mobil secara otomatis bisa terbuka.
Masuklah Nona, pintu mobil sudah bisa dibuka."
"Baik, Tuan?" Jawab Araa, dengan membuka pintu mobil tersebut, dan duduk disudut kursi mobil.
Adam melajukan kendaraan roda empat itu, ditengah keramaian lalulintas dipagi hari, dan sepanjang perjalan tidak ada satupun yang berbicara diantara mereka. Saat dalam perjalanan zain terus memandang calon istrinya, dengan pandangan yang sulit diartikan, berkacamata, bahkan calon istrinya tidak tau sama sekali caranya berdandan, dijaman yang sudah semoderen ini. Hanya memakai pemerah bibir yang terlihat pucat, dan sedikit bedak.
"Bagaimana bisa aku menikahi siculun ini? bahkan pelayanku dirumah saja, masih jauh lebih cantik. Dan lihat pakainnya, sangat jelek, dan sangat pantas menjadi keset kakiku." Bathin Zain, dengan terus menatap Ariana.
"Apakah kau tidak mempunyai pakaian lagi? karena menurutku, pakaianmu sangat tidak layak untuk dipakai lagi." Bertanya, tanpa sedikipun menatap gadis berkacamata itu.
Ariana hanya menundukkan wajahnya, saat mendengar pertanyaan Zain, yang begitu merendahkan harga dirinya. Tak sanggup mendongakkann kepala menatap calon suamnya, hanya jemarilah yang memainkan ujung dressnya, menyalurkan rasa kesalnya pada pria itu.
"Apa kau bisu?! hingga pertanyaanku, tak sanggup lagi kau jawab?!"
'Maafkan saya Tuan? tapi ini adalah pakaian saya yang paling bagus." Jawabnya, dengan masih menundukkan wajahnya.
Tawa keras seketika langsung keluar dari bibir pria tampan itu, saat mendengar jawaban Ariana yang sangat mustahil menurutnya.
"Sulit dipercaya, kalau ini adalah pakaianmu yang paling bagus. Apakah kau dengar itu, Adam?! bahkan pelayan dirumahku saja, pakaiannya jauh lebih bagus dari siculun ini,'" Ucapnya, dengan terus tertawa.
Ariana hanya menunduk saat mendengar apa yang dikatakan Zain tentangnya, hingga tidak terasa ada airmata sudah membasahi, kedua pipinya.
"Kenapa kau diam saja Adam? benarkan kataku?" bertanya, saat seketarisnya tidak menjawab pertanyaanya.
"I..Iya Tuan?" Jawabnya, dengan gugup karena sebenarnya, dia enggan menjawab pertanyaan Bosnya.
Mobil terus melaju ditengah keramaian kota, Ariana memilih untuk tidak berbicara lagi. Seakan perkataan Zain tadi, melumpukan semua yang ada pada dirinya.
"Kenapa kau tidak berbicara lagi, apakah kau tidak punya mulut?" Bertanya, saat melihat Ariana hanya diam membisu.
"Maafkan saya, Tuan? tapi saya harus berbicara apa?" Bertanya, karena sesungguhnya diapun bingung.
"Tentu berbicara, apa saja culun?! kenapa kau begitu bodoh?!" Bertanya, dengan tatapan yang begitu kesal.
Menghembuskan napas kasar, mendongakkan kepala, dan dengan berani dia menatap calon suaminya.
"Baiklah Tuan, saya akan berbicara. Kenapa anda meminta Papa saya, agar saya menjadi istri anda. Padahal saya hanya seorang gadis biasa, dan culun yang seperti anda katakan tadi. Kenapa Tuan? bukankah diluar sana, banyak wanita cantik, tidak seperti saya, yang tampak begitu bodoh?!"
Tawa keras langsung keluar dari bibir laki-laki dingin itu, saat mendengar apa yang ditanyakan oleh Ariana padanya. "kau mau tau, kenapa?!" Dengan senyuman sinis, menatap gadis berkacamata itu.
"I..iya Tuan?" Jawabnya, gugup.
"Karena kau sangat muda dipermainkan, dan satu lagi ( Dengan menggenggam jemari Ariana dengan sangat kuat, hingga membuat gadis itu meringis kesakitan) dan kau yang akan membayar semua penghianatan yang dilakukan kakakmu Clara, padaku."
"Apa?!" Dan dia begitu terkejut.
Tapi kenapa harus saya Tuan? bukankah Kakakku yang menyakiti anda, tapi kenapa harus saya yang membayar semuanya?!" Bertanya, dengan airmata sudah membasahi pipinya.
"Karena kau, adalah wanita yang bodoh! dan ingat jangan membantahku, kalau tidak aku bisa saja menghancurkan hidup keluargamu. Dan tawa keras, seketika keluar dari bibir pria itu, saat menyebut kata keluarga.
Oh betul, aku lupa. Bukankah kau hanya seorang anak angkat, bahkan Clara, dan Nyonya Diana saja, tidak pernah menganggapmu keluarga."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 158 Episodes
Comments
ita🍓
entar kamu nyesal Zain😁
2023-11-17
0
Tina
jangan kau angkap remeh ya Zein entar kamu cinta sama culun
2021-10-31
0
Aas Abataza
si Zain abis makan cabe rawit tuh kek nya🤭
2021-09-18
0