"Apa"?
Airmata Sabrina menetes menatap rafa dengan tatapan marah.
Apa karna dia punya uang jadi tak sedikitpun memandang orang lain.?
"Jangan mengutukk aku didalam hatimu Sabrina." desisnya sinis.
Sabrina mengangkat wajahnya ketika Rafa menyebut namanya,
Dari mana dia tau namaku.
Sabrina belum sempat menjawab, matanya menatap mata Rafa sedang mengarah ke dadanya.
Rafa terkekeh dengan pikiran kotor Sabrina.
"Bukankah kau memakai papan nama di dadamu."?
Tunjuk Rafa,hingga membuat wajah Sabrina memerah.
iapun menunduk malu.
Rafa menggeleng seraya berdiri. sebelum meninggalkan meja ia menyerahkan beberapa lembaran uang tebal di genggaman tangan Sabrina,
"Itu tip untukmu karna telah menemaniku."
Sabrina tak sempat memanggil Rafa, karna tubuhnya terlalu lemah kakinya seakan lumpuh.
"Kau sendiri yang ingin berdiri kan?? Rafa mengingatkan. tadi aku menawarkanmu untuk duduk bersamaku tapi kau menolak."
Rafa meninggalkan Sabrina yang seketika itu juga tersungkur dengan airmata yang menetes.
diremasnya lembaran uang dalam genggamannya dengan gemetar.
Rasanya menyakitkan ketika,kau tidak memiliki cukup uang.tidak....ia tak boleh menangis,tidak boleh..ini adalah resikonya, orang orang kecil seperti dirinya akan selalu dihina dan direndahkan,itulah kenyataan yang harus ia terima, lagipula dia hanya seorang pelayan.
Sabrina menundukan kepalanya dalam dalam dengan isakan yang menyakitkan.penderitaan Sabrina tidak sampai disitu saja,belum lagi rasa sakit di kakinya yang membuat ia tak kuat berjalan.kedua kakinya seakan mati rasa.
gadis itu meringis.setelah beberapa saat memijit betisnya.
Sabrina berusaha bangun dengan kaki yang masih begitu kesakitan. menegakan tubuhnya, sudah lewat tengah malam dan ia harus segera pulang.
Sabrina mulai membersihkan meja tempat pria itu minum tadi, membuang botol bekas dan sampah.
setelah selesai membersihkan ruangan itu, sabrina duduk bersandar di kursi sambil memeriksa ponselnya.
lebih dari 10 kali panggilan dan beberapa pesan masuk dari Dirga. mata Sabrina yang berkaca-kaca, mulai menitikan airmata.
Dirga pasti sudah tertidur sekarang dan Sabrina tak ingin mengganggunya dengan pesan di tengah malam. anggap saja Sabrina sudah tidur, dia berencana membalas pesan besok pagi.
jika Dirga tau dia lembur seperti ini, dirga pasti akan menyuruhnya berhenti. dan Sabrina tak ingin itu terjadi sebelum pernikahan sebulan lagi ia masih bisa menghasilkan sedikit uang.
setelah berpamintan kepada Bossnya yang entah dar mana saja tiba-tiba muncul dihadapannya,
Sabrina melangkah keluar restoran,melangkah sedikit pelan,untung ia menyewa apartement kecil yang tidak terlalu jauh dari restoran tempatnya bekerja, Sabrina bisa menghemat pengeluaran.
Sabrina berjalan sedikit pincang karna kram dikakinya masih belum membaik,malahan sakitnya bertambah parah.
untung besok jatahnya libur jadi Sabrina bisa istirahat.
Sabrina berjalan menyusuri jalan yang sepi, ini sudah lewat tengah malam. tak ada seorangpun yang lewat.
Sabrina mengedarkan pandangan sekelilingnya merasa sedikit takut.
namun baru saja ia melangkah,kakinya mengejang da terasa begitu menyakitkan hingga tubuh Sabrina terhuyung dan terjatuh.
Sabrina membentur aspal tanpa daya,sementara roknya sobek sampai ke lututnya.
"Aaaaaccccch.........sakit sekali."
Sabrina memegang betisnya yang kesakitan.
Tiba-tiba sebuah mobil mewah berhenti persis disampingnya, Sabrina mengangkat wajahnya dan terkejut melihat sosok pria yang keluar dari balik kemudi mobil dan menghampirinya.
"Tuan, Rafa. "
"Dimana rumahmu, ayo...aku akan mengantarmu."
Rafa meraih tas Sabrina yang tergeletak tak jauh dari tempatnya jatuh.pria itu hendak merarih tubuh Sabrina untuk membantunya berdiri. namun ia tertegun.ketika gadis itu menghempas tangannya.keduanya bertatapan tajam.
"Saya tidak butuh pertolongan anda tuan Rafa."
Sabrina memalingkan wajahnya.
Yang benar saja walau kakinya terasa sakit tpi ia tak sudi di tolong oleh pria angkuh dan sombong ini,baru beberapa saat pria ini menghinanya.
lupakah, pria menyebalkan ini,kalau dialah penyebab rasa sakit yang Sabrina alami saat ini.
"Kau yakin tidak mau kutolong."?
"Tidak, terimakasih atas perhatianmu tuan Rafa,
aku akan pulang sendiri dan baik baik saja."
Rafa mengeraskan rahangnya. merasa kesal karna sikap Sabrina yang angkuh.
Dasar gadis keras kepala.
"Ini hampir jam 2 pagi, bagaimana jika ada orang jahat."? Rafa belum menyerah untuk membujuk.
"Satu-satunya orang yang jahat disini adalah dirimu sendiri tuan Rafa." ucap Sabrina lantang tanpa rasa takut.
Meski yaah. mana mungkin ia baik baik saja mengetahui,jalanan ini begitu sepi. kemungkinan adanya orang jahat seperti kata tuan Rafa sangat besar.
Tapi...
Ia tak akan mau tunduk pada kepada pria sombong ini. Sabrina, mengangkat dagunya angkuh. ia ingin tuan Rafa melihat bahwa dia gadis yang kuat.
Rafa menatap dingin kepada sabrina,
tak ada pilihan lain selain menjalankan rencananya sekarang.
Sabrina gadis yang keras kepala.
"Baiklah,aku akan pergi saja."
Rafa menegakan tubuhnya,dan menyisipkan tangan kedalam saku celananya,sekilas ia menatap Sabria.
Keduanya bertatapan..
"Silahkan, lebih naik tuan Rafa pulang saja."
lirik Sabrina sinis.
Rafa mengerang,meninggalkan Sabrina masih berada dipinggir jalanan, ia membalikan tubuhnya sesaat sebelum masuk ke mobil.
Tunggu saja,kau akan bertekuk lutut kepadaku.
Raffa masuk ke dalam kemudi mobil dan ,kemudian meraih ponsel.dan menelfon seseorang.
"Lakukan sekarang." ucap Rafa tajam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
𝕽𝖈⃞Butirn𝕵⃟dBUᶜʙᵏⁱᵗᵃ
ada udang d balik batu 😨
2021-03-31
2