Hancur

"Kamu hamil, Nay."

Degg...

Jantung Naynay seakan berhenti mendengar tiga kata itu. Hamil? Dia hamil? Tidak, tidak mungkin!

"Ran, ini nggak lucu!" Naynay melepaskan pelukan Rania tak percaya.

"Dokter kandungan sendiri yang datang memeriksa kamu, Nay."

Naynay menangis dengan tangan mencengkram rambutnya. Hidupnya benar-benar hancur, bagaimanapun dia menolaknya, tidak ada yang bisa dia perbuat. Makhluk kecil telah hadir di perutnya.

Rania menatap iba, dia kembali memeluk sahabatnya itu agar tenang. Dia juga tidak percaya dengan kenyataan ini, tapi semuanya sudah jelas.

"Aku nggak tahu kenapa ini terjadi, Ran. Hari di mana kita habis kerja kelompok dulu, aku baru aja keluar dari gerbang, tiba-tiba ada orang yang bawa paksa aku masuk ke dalam mobil dan pingsan. Saat aku bangun, aku ada di kamar hotel sendirian.

Seragam yang aku pakai berserakan di lantai dengan pakaian laki-laki. Aku langsung pergi setelah itu, dan sekarang aku hamil sedangkan aku tidak tahu laki-laki itu siapa!" Sambil terisak, Naynay menceritakan kejadian itu kepada Rania.

Rania ikut menangis mendengar cerita Naynay, kenapa sahabatnya bisa mengalami kejadian seperti ini. Naynay bahkan tidak tahu siapa laki-laki yang mengambil kesuciannya dan menghamilinya.

"Nay, kamu selalu bilang sama aku kalau Tuhan tidak akan menguji umat-Nya di luar kemampuan mereka. Dan semua yang terjadi adalah kehendak Tuhan, itu berarti kamu kuat untuk menjalani ujian ini." Rania mengelus punggung Naynay sambil mengingatkan sahabatnya itu tentang semua nasihatnya dulu.

"Kalau kamu tidak bisa menerima ini dengan lapang dada, maka kamu masuk golongan manusia yang lemah."

Naynay masih terisak dalam pelukan Rania. Dia mengingat semua itu adalah nasihatnya untuk Rania dulu. Dan sekarang, dia yang diberi ujian oleh Tuhan.

Rania melepaskan pelukannya dan menatap Naynay yang masih menangis. Dia mengusap air mata sahabatnya dengan ibu jarinya.

"Aku mau tanya. Kamu merasa lemah dan hancur sekarang?" tanya Rania, dibalas anggukan kecil oleh Naynay.

"Apa itu membuatmu berpikiran untuk menggugurkan makhluk kecil itu?" Naynay langsung menggeleng cepat mendapati pertanyaan itu.

"Dia nggak bersalah, dia pantas hidup!" tegas Naynay.

Rania tersenyum dan menepuk-nepuk pelan pundak Naynay. "Itu bukti kalau kamu adalah wanita yang kuat. Kebanyakan dari mereka di luar sana memilih untuk menggugurkannya agar terhindar dari masalah. Tapi kamu bahkan tidak kepikiran untuk melakukan tindakan keji itu."

"Nay, kamu itu sahabat aku yang paling kuat. Aku yakin kamu bisa lewati ini semua dan menerimanya dengan ikhlas," imbuh Rania memberi semangat.

Naynay mengangguk, dia tidak boleh menjadi salah satu dari golongan manusia lemah. Dia harus bisa menerima ini dengan lapang dada.

"Tapi papa sama mama? Mereka pasti kecewa banget, kan?" Naynay tidak sanggup membayangkan seperti apa kecewanya kedua orang tuanya.

"Walau bagaimanapun, kamu tetap anak mereka. Sebesar apapun kesalahan yang kamu perbuat, orang tua tidak akan membiarkanmu memikul bebanmu sendiri. Percaya deh sama aku, mereka tidak akan membenci kamu!" balas Rania yang kembali menyemangati Naynay.

"Kamu makan, ya. Ini udah sore banget lho, kasian dedeknya nggak dikasih asupan!" rayu Rania sambil tersenyum.

Naynay tersenyum sambil mengangguk kecil, walaupun air matanya masih belum berhenti mengalir sejak tadi. Tapi dia tidak bisa mengabaikan makhluk kecil dalam perutnya begitu saja. Dia harus tumbuh dengan baik di dalam sana.

Rania turun ke bawah mengambil makanan untuk Naynay. Sahabatnya itu belum makan sama sekali dari siang, padahal ini sudah hampir malam.

Rania masuk kembali ke dalam kamar, Naynay terlihat sedang termenung. Bahkan dia tidak menyadari Rania yang sudah berdiri di sampingnya.

"Nay, awas kesambet!" gurau Rania.

Naynay sedikit terkejut, tapi kemudian tersenyum paksa. Tapi Rania menyadari senyuman itu. Untuk saat ini, dia hanya bisa melakukan hal kecil agar Naynay tidak terpuruk dan depresi.

"Aku suapin deh, kurang baik apa lagi sahabatmu yang cantik ini?" ucap Rania dramatis, membuat Naynay tertawa kecil.

"Nah, gitu dong. Kan cantik tuh, senyum kayak gitu!" Rania menoel dagu Naynay sambil tertawa.

Selesai menyuapi Naynay, Rania bersandar pada sandaran tempat tidur. Memikirkan apa yang akan dia lakukan untuk mengalihkan pikiran Naynay. Dia tersenyum ketika mendapatkan sebuah ide.

"Nay, kita nonton drakor yuk! Udah lama kita nggak liatin oppa-oppa ganteng," ajak Rania. Naynay hanya mengangguk, mungkin ini bisa membuatnya sedikit tenang.

Rania mengambil laptop Naynay dari meja belajar dan menyambungkannya ke proyektor yang khusus mereka gunakan untuk nonton bersama, seperti saat ini. Banner putih polos di dinding kamar mulai menampilkan adegan drama yang mereka putar.

Hanya Rania yang menikmati drama itu, karena pada episode keempat, Naynay sudah tertidur. Rania memutuskan untuk menyudahi drakor itu dan menyelimuti tubuh Naynay.

Setelah itu dia keluar dari kamar Naynay dan berjalan menuju kamar lain. Dia berdiri di depan pintu kamar itu sejenak, tangannya terangkat mengetuk pintu itu.

Pintu terbuka dan tampaklah Yasmin dengan mata sembab dan hidung memerah. Dia mengulas senyum kepada Rania.

"Boleh Ran bicara sama Tante dan Om?" tanya Rania penuh harap.

Yasmin mengangguk dan mempersilakan Rania masuk ke dalam kamar. Di sana, Hendrayan tengah duduk di sofa kamar juga dengan mata sembab.

Rania duduk di depan pasutri itu, dia menghembuskan napas panjang.

"Maaf, Rania mengganggu. Tapi Ran cuma mau ngasih tahu ini sama Om dan Tante." Rania memutar rekaman suara Naynay yang menceritakan tentang kejadian yang menimpanya.

Hati Hendrayan dan Yasmin begitu sakit mendengar cerita putri mereka. Itu berarti satu bulan yang lalu, saat Naynay tidak pulang sore itu dan mengatakan kalau dia menginap di panti.

"Naynay butuh Om sama Tante sekarang, Ran yakin kalau dia pasti tertekan dengan keadaan seperti ini," ucap Rania ketika rekaman suara itu berakhir.

Bisa dilihat kalau Hendrayan dan Yasmin menangis, menangisi anak semata wayang mereka yang masa depannya hancur. Hendrayan begitu menyesal karena sudah menampar Naynay. Seharusnya dia bisa menahan emosinya agar tidak menyakiti anaknya.

"Ran permisi," pamit Rania dan keluar dari kamar itu. Dia pergi menuju kamar tamu untuk tidur di sana.

Sedangkan Hendrayan segera pergi ke kamar Naynay untuk melihat putrinya itu. Melihat Naynay yang tertidur dengan mata sembab seperti itu, membuat Hendrayan merasa bodoh sebagai seorang ayah.

Hendrayan mendekat dan berbaring di samping Naynay. Dipeluknya putrinya itu sambil menangis. Yasmin yang baru tiba pun juga ikut berbaring di samping Naynay.

"Pa," ucap Naynay lirih. Dia terbangun karena merasakan pelukan hangat dari papanya itu.

Hendrayan melepaskan pelukannya dan menatap anaknya yang kembali menangis.

"Papa minta maaf, udah nampar kamu. Seharusnya Papa dengar dulu penjelasan dari kamunya," ucap Hendrayan menyesal.

"Nay tahu kok, pasti Papa sama Mama kecewa sama Nay!" Naynay menghapus air matanya.

"Mana bisa kami kecewa sama kamu, Nay. Yang ada Papa yang kecewa sama diri Papa sendiri, karena sudah gagal menjadi seorang ayah. Menyebabkan kamu mengalami hal seperti ini adalah bukti kegagalan Papa!" Hendrayan begitu menyesal karena tidak bisa melindungi putrinya ini.

Yasmin sendiri hanya bisa menangis, dia tidak sanggup bicara apapun saat ini. Pikirannya hanya satu, bagaimana masa depan anaknya nanti.

"Andai Nay patuhi perintah Papa buat bawa mobil, pasti ini nggak akan terjadi." Naynay terisak, membuatnya susah berbicara.

"Sekarang Nay jadi aib keluarga kita," imbuh Naynay yang membuat kedua orang tuanya bertambah sedih.

"Nay tetap anak Mama yang membanggakan, kamu tidak akan menjadi aib keluarga!" tegas Yasmin tak terima.

"Masih sakit?" tanya Hendrayan mengusap pipi Naynay yang dia tampar tadi.

"Sedikit," balas Naynay tersenyum.

"Maafin Papa, ya." Naynay mengangguk.

"Ikhlas ya, Nak. Kami akan menjadi garda terdepan untukmu." Hendrayan mengusap kepala Naynay penuh sayang.

Inilah yang diperlukan seorang anak, support dari keluarganya. Dukungan dari orang terdekat adalah kekuatan bagi mereka untuk tetap kuat. Bisa dibayangkan, berapa banyak orang-orang di luar sana yang bahkan bunuh diri karena hamil di luar nikah.

Jangan hakimi mereka, tapi berilah mereka semangat. Satu kalimat singkat yang kita ucapkan, bisa saja menyelamatkan satu jiwa yang salah mengambil langkah. Tidak sedikit yang berakhir dengan tali di leher atau pergelangan tangan tergores.

>>>Vote, Rate, Favorite, Like

Terpopuler

Comments

Nimas Ayu

Nimas Ayu

dah berkali kalibc tpi msh mewek..... 😭😭😭

2022-04-09

0

Yadi

Yadi

kalau anaknya ceweknya emang nakal, nggak apa apa kok ditampar 🤭🤭

2022-03-28

0

Queen

Queen

jangan lupa mampir di novelq juga yah, judulnya ijinkan aku menyayangimu ceritanya tentang percintaan anak sma, semoga kalian menyukai karyaku ini ☺️😍🤩

2021-11-26

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Cari-cirinya....
3 Refreshing ala Nay
4 Tamparan
5 Hancur
6 Cerita tengah malam
7 Kecil sekali
8 Sekolah Naynay gimana?
9 Rendahan
10 Tentang CEO
11 Pertama dan kedua kali
12 Ancaman pria sombong
13 1-Day
14 D-Day
15 Cium tangan suami
16 Wajahnya sangat imut
17 Kenapa harus tidur satu ranjang?
18 Kegaduhan tengah malam
19 Syarat
20 Iya, Suaminya Nay
21 "Kemari"
22 Sudah sebesar apa kamu di sana?
23 Menenangkan
24 Menghabiskan waktu bersama
25 Ujian
26 Menggemparkan
27 Narsisnya sang CEO
28 Terkejut
29 Romantis dikit
30 Tragedi memalukan
31 Rumah mertua
32 Afif vs Hendrayan
33 Romansa gerimis
34 Kewajiban seorang istri
35 Mukbang with Rania and.....
36 Hantu tampan
37 Rania panas
38 ARMY, i'm sorry....
39 Baby Girl
40 Ezriel
41 Ini buatanku......
42 Pengen dipeluk Kakak
43 Detak jantungnya...
44 Panggilan sayang dan trauma Naynay
45 Psikolog untuk Naynay
46 Usaha Ezriel
47 Baju tidur sialan!!
48 Kemarahan Qiara
49 Murkanya sang Tuan Muda
50 Sabar, demi istri dan anak
51 Keteguhan hati Ezriel
52 Ibu
53 Mandi bertiga
54 Ke-uwu-an apa lagi ini....
55 Adopsi si gembul Araa
56 Sekretaris CEO
57 Bertemu kolega
58 Bonus Naynay
59 Rania menggila
60 Bebannya udah hilang
61 Naynay // Rosi // Ezriel
62 Silla
63 Permusuhan
64 Tetap sahabat
65 Keseruan di rumah Rosi
66 Belum menyerah
67 Hukuman Qiara
68 Qiara sakit
69 Kau adik iparku
70 Pulangnya Qiara
71 Kelulusan
72 Keterkejutan Naynay
73 Pembicaraan serius
74 Perasaan Afif
75 Naynay sakit
76 Alasan mempertahankannya
77 Naynay cemburu
78 Nama Naynay
79 Tendangan si Malaikat Kecil
80 Ke-absurd-an Naynay
81 Afif ingin jujur
82 Mencari Naynay
83 Penjelasan Afif
84 24 tahun
85 Rencana babymoon
86 Babymoon (1)
87 Babymoon (2)
88 Babymoon (3)
89 Babymoon (4) Tentang Ryan
90 Babymoon (5)
91 Penutup babymoon
92 Curhatan dari awal
93 Tujuan selanjutnya
94 Ryan dan Silla
95 Dream catcher
96 Naynay Shock
97 Pelaku penusukan & permintaan Silla
98 Romantisme di rumah utama
99 Tujuh bulanan
100 Belanja keperluan bayi
101 Kekhawatiran Afif
102 Kontraksi
103 Gamaliel Cavin
104 Bintang Baru Dua Keluarga
105 Kunjungan Mengejutkan
106 Menyelesaikan Masalah
107 Akhir
108 Extra Part 1
109 Extra Part 2
110 Extra Part 3
111 I'm Back
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Prolog
2
Cari-cirinya....
3
Refreshing ala Nay
4
Tamparan
5
Hancur
6
Cerita tengah malam
7
Kecil sekali
8
Sekolah Naynay gimana?
9
Rendahan
10
Tentang CEO
11
Pertama dan kedua kali
12
Ancaman pria sombong
13
1-Day
14
D-Day
15
Cium tangan suami
16
Wajahnya sangat imut
17
Kenapa harus tidur satu ranjang?
18
Kegaduhan tengah malam
19
Syarat
20
Iya, Suaminya Nay
21
"Kemari"
22
Sudah sebesar apa kamu di sana?
23
Menenangkan
24
Menghabiskan waktu bersama
25
Ujian
26
Menggemparkan
27
Narsisnya sang CEO
28
Terkejut
29
Romantis dikit
30
Tragedi memalukan
31
Rumah mertua
32
Afif vs Hendrayan
33
Romansa gerimis
34
Kewajiban seorang istri
35
Mukbang with Rania and.....
36
Hantu tampan
37
Rania panas
38
ARMY, i'm sorry....
39
Baby Girl
40
Ezriel
41
Ini buatanku......
42
Pengen dipeluk Kakak
43
Detak jantungnya...
44
Panggilan sayang dan trauma Naynay
45
Psikolog untuk Naynay
46
Usaha Ezriel
47
Baju tidur sialan!!
48
Kemarahan Qiara
49
Murkanya sang Tuan Muda
50
Sabar, demi istri dan anak
51
Keteguhan hati Ezriel
52
Ibu
53
Mandi bertiga
54
Ke-uwu-an apa lagi ini....
55
Adopsi si gembul Araa
56
Sekretaris CEO
57
Bertemu kolega
58
Bonus Naynay
59
Rania menggila
60
Bebannya udah hilang
61
Naynay // Rosi // Ezriel
62
Silla
63
Permusuhan
64
Tetap sahabat
65
Keseruan di rumah Rosi
66
Belum menyerah
67
Hukuman Qiara
68
Qiara sakit
69
Kau adik iparku
70
Pulangnya Qiara
71
Kelulusan
72
Keterkejutan Naynay
73
Pembicaraan serius
74
Perasaan Afif
75
Naynay sakit
76
Alasan mempertahankannya
77
Naynay cemburu
78
Nama Naynay
79
Tendangan si Malaikat Kecil
80
Ke-absurd-an Naynay
81
Afif ingin jujur
82
Mencari Naynay
83
Penjelasan Afif
84
24 tahun
85
Rencana babymoon
86
Babymoon (1)
87
Babymoon (2)
88
Babymoon (3)
89
Babymoon (4) Tentang Ryan
90
Babymoon (5)
91
Penutup babymoon
92
Curhatan dari awal
93
Tujuan selanjutnya
94
Ryan dan Silla
95
Dream catcher
96
Naynay Shock
97
Pelaku penusukan & permintaan Silla
98
Romantisme di rumah utama
99
Tujuh bulanan
100
Belanja keperluan bayi
101
Kekhawatiran Afif
102
Kontraksi
103
Gamaliel Cavin
104
Bintang Baru Dua Keluarga
105
Kunjungan Mengejutkan
106
Menyelesaikan Masalah
107
Akhir
108
Extra Part 1
109
Extra Part 2
110
Extra Part 3
111
I'm Back

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!