Tamparan

Naynay terlihat sangat pucat, baru saja dia membuka mata dan perutnya sudah bergejolak, memuntahkan semua yang dimakannya malam tadi. Sudah seminggu ini Naynay tersiksa dengan keadaan seperti ini. Setelah merasa lebih baik, dia mandi karena akan berangkat ke sekolah.

Naynay sudah memakai baju olahraga dan tas di punggungnya. Dia turun untuk sarapan bersama kedua orang tuanya yang pasti sudah berada di ruang makan.

"Nay, kamu pucat banget. Kamu sakit?" tanya Yasmin yang melihat wajah putrinya sangat pucat.

"Nay cuman masuk angin, Ma." Naynay menyantap sarapannya.

"Makanya, kalau tidur itu AC dimatiin!" omel Yasmin.

"Iya, Ibuk Yasmin yang terhormat," balas Naynay malas.

"Nay berangkat, ya." Naynay mencium punggung tangan kedua orang tuanya sebelum berangkat sekolah.

"Hati-hati!" ucap Yasmin yang sedikit berteriak karena Naynay langsung lari keluar menuju garasi.

"Iya!" Naynay masuk ke dalam mobil dan segera melaju menuju ke sekolahnya.

Hari ini sekolahnya mengadakan kerja bakti membersihkan seluruh sekolah, makanya dia memakai pakaian olahraga. Sesampainya di sekolah, Naynay langsung memarkirkan mobilnya. Dia datang bersamaan dengan bel berbunyi, jadi Naynay langsung saja ikut berbaris di lapangan.

"Nay!" panggil seorang gadis dari belakang Naynay.

Naynay berbalik dan tersenyum lebar melihat siapa itu. Langsung saja mereka berpelukan sehingga menjadi pusat perhatian. Untung saja guru-guru belum bergabung di lapangan.

"Kangeeen!!"

Mereka berpelukan seperti orang yang sudah tidak bertemu satu tahun, padahal baru tidak bertemu satu hari.

"Kamu pucat banget, sakit?" tanya teman Naynay yang bernama Rania itu. Mereka sudah berteman sejak TK.

"Masuk angin," jawab Naynay acuh.

Rania mencubit lengan Naynay lumayan keras sampai temannya itu meringis.

Naynay ingin protes, tapi guru sudah berdatangan dan kepala sekolah pun sudah berdiri di depan mic.

"Selamat pagi semuanya. Sebagaimana yang telah diinformasikan oleh wali kelas masing-masing, hari ini kita akan melakukan kerja bakti membersihkan sekolah. Karena tidak lama lagi kelas tiga akan kembali disibukkan dengan ujian-ujian, jadi kita akan membantu mereka dengan menciptakan suasana yang bersih dan nyaman.

Setelah ini, pergi ke kelas masing-masing dan ikuti instruksi wali kelasnya. Sebisa mungkin hari ini selesai agar hari senin kalian bisa belajar dengan nyaman. Kalian boleh kembali ke kelas sekarang."

Semuanya bubar setelah kepala sekolah selesai dengan pembukaan kerja bakti hari ini. Mereka kembali ke kelas masing-masing untuk memulai kegiatan bersih-bersih.

Naynay dan Rania mendapat bagian merapikan pohon hias taman depan kelas mereka. Naynay paling senang kalau sudah urusan tumbuhan begini, dia menggunting daun dan ranting dengan semangat.

Setelah kelas mereka selesai, semua berkumpul di teras kelas dan lesehan bersama. Sambil mengobrol, mereka juga mengipasi tubuh dengan karton yang entah didapat dari mana.

"Nay, kantin yuk!" ajak Rania, tapi Naynay menggeleng.

"Kamu aja, ya. Aku traktir deh." Naynay sibuk mengipasi tubuhnya yang basah oleh keringat itu.

Rania cemberut tapi dia tetap mengangguk. Dia menjulurkan tangan kanannya minta uang.

"Ini, aku nitip jus jeruk dingin ya. Sekalian yang lain juga kalau mereka mau." Naynay memberikan selembar uang seratus ribu kepada Rania.

"Hei, Naynay traktir nih. Kalian mau pesen apa?" teriak Rania kepada seluruh teman sekelasnya yang berjumlah sekitar dua puluhan itu, tentu dibalas dengan menyebutkan pesanan mereka dengan semangat.

Rania menarik tangan dua temannya untuk pergi ke kantin. Kalau dia sendiri kan susah membawa pesanan temannya yang lain.

Rania berniat mengerjai Naynay dengan menambahkan perasan jeruk asam pada jus jeruk dingin pesanannya. Dia sudah lama tidak mengerjai sahabatnya yang kadang menyebalkan itu.

"Nih, pesanan kalian semua." Rania meletakkan semua pesanan mereka di tengah-tengah dan langsung diserbu oleh yang lainnya.

Khusus pesanan Naynay, Rania memberikannya sendiri karena takut tertukar dengan yang lain.

Naynay meminum minumannya dengan santai sambil memejamkan matanya. Rania dengan sabar menunggu reaksi menggelikan Naynay karena minumannya asam. Tapi setelah Naynay menghabiskan setengah minumannya, dia tidak bereaksi apapun.

"Kamu nggak minum?" tanya Naynay karena Rania tidak meminum minumannya dan sibuk memerhatikannya.

"Minuman kamu enak? Ada rasa lain nggak?" Bukannya menjawab, Rania malah balik bertanya.

"Biasa aja, memangnya kenapa?" tanya Naynay bingung.

"Tadi aku campurin jeruk asam di minuman kamu, nggak berasa gitu?"

Naynay menggeleng, "Nggak, enak malah. Mungkin aku terlalu haus, jadi nggak kerasa asamnya"

Rania mendengus kesal karena gagal mengerjai Naynay. Dengan cemberut, dia menyesap minumannya.

Setelah bersih-bersih selesai, mereka sudah diperbolehkan untuk pulang. Naynay terlihat semakin pucat, jadi Rania yang mengendarai mobil mengantar Naynay. Dia sudah menyuruh sopirnya untuk pulang kembali, dan mengatakan kepada orang tuanya kalau dia mengantar Naynay pulang.

Setibanya di rumah, Naynay keluar dari mobil dan berjalan masuk. Tapi baru saja dia keluar, dia jatuh pingsan. Rania yang melihat Naynay pingsan pun berteriak memanggil orang rumah.

"Astaga, Nay!" teriak Yasmin yang melihat putrinya pingsan.

Hendrayan yang juga ikut keluar mendengar teriakan Rania tadi pun langsung mendekat. Dia dengan cepat menggendong Naynay dan membawanya kedalam kamar.

"Naynay kenapa, Ran?" tanya Yasmin pada Rania di sebelahnya.

"Rania nggak tahu, Tante. Baru aja dia keluar dari mobil, langsung pingsan. Memang tadi dia itu pucat banget, makanya Ran yang nganterin," jelas Rania yang juga merasa cemas.

Hendrayan segera menghubungi dokter keluarga mereka agar segera datang ke rumah. Dia begitu cemas melihat kondisi Naynay saat ini. Wajah putrinya sangat pucat, seperti tidak ada darah sama sekali.

Yasmin duduk di pinggir ranjang dan mengusap-usap telapak tangan Naynay. Dia sangat khawatir karena selama ini, baru kali ini Naynay pingsan dan wajah yang sepucat itu.

Setelah beberapa waktu menunggu, akhirnya dokter pribadi keluarga mereka datang. Dia segera memeriksa keadaan Naynay, ekspresinya tampak berubah-ubah.

"Bagaimana keadaannya?" tanya Hendrayan pada dokter.

"Maaf, Pak. Saya perlu menghubungi teman saya terlebih dahulu. Setelah itu, Anda bisa mendengarkan penjelasan dari teman saya itu," jelas dokter itu.

Hendrayan hanya mengangguk dan dokter itu langsung menghubungi temannya. Sambil menunggu, dokter itu kembali memeriksa keadaan Naynay.

Tak berapa lama, dokter perempuan berhijab datang. Dia di antar oleh pelayan rumah karena baru kali ini dia datang ke sini.

"Saya Melisa, ada yang bisa saya bantu?" tanya dokter yang bernama Melisa itu.

"Nona Nay pingsan, tolong periksa keadaannya! Saya ragu, jadi saya menghubungi Anda untuk memastikannya!" jelas Dokter Irawan, dokter pribadi keluarga Hendrayan.

Dokter Melisa pun mulai memeriksa Naynay, mulai dari detak jantung, tensi, dan sebagainya.

"Bagaimana?" tanya Dokter Irawan kepada Dokter Melisa, dan dibalas anggukan oleh dokter muda tersebut.

"Dokter Melisa adalah dokter kandungan, jadi bisa dipastikan Nona Nay hamil." Dokter Irawan menyampaikannya dengan suara tercekat.

Hendrayan dan Yasmin begitu terkejut mendengar ucapan Dokter Irawan. Rania bahkan sampai menjatuhkan hpnya yang dia pegang sejak tadi.

"Jangan bercanda, Irawan!" bentak Hendrayan tak terima.

"Yang dikatakan Dokter Irawan benar, Pak. Putri Anda sedang hamil, dia pingsan karena kelelahan." Dokter Melisa membetulkan perkataan Dokter Irawan.

Hendrayan mengusap wajahnya kasar, masih tak percaya kalau anaknya sedang hamil. Tapi perkataan kedua dokter tadi sudah memperjelas semuanya.

"Kami permisi!" pamit kedua dokter itu.

Naynay membuka matanya tak lama setelah kedua dokter itu pergi. Dia duduk dan melihat mamanya menunduk menangis.

"Ma," panggil Naynay lirih.

Hendrayan yang mendengar suara Naynay pun mendekat dan satu tamparan keras diberikannya kepada anaknya. Sudut bibir Naynay bahkan sampai berdarah. Setelah itu dia keluar dari kamar.

Yasmin terkejut tidak percaya ketika suaminya menampar putrinya. Dengan cepat dia menyusul Hendrayan keluar dari kamar, meninggalkan Naynay dan Rania di sana.

Rania mendekati Naynay, dia tidak peduli dengan hpnya yang masih berada di lantai itu. Dia memeluk Naynay yang diam setelah ditampar Hendrayan tadi.

"Perih," lirih Naynay dan air matanya menetes. Selama dia hidup, ini kali pertama Hendrayan menamparnya.

Rania melepas pelukannya dan menatap sendu sahabatnya. Dia juga terkejut ketika Hendrayan menampar Naynay.

"Kamu mandi dulu, ya. Aku ke bawah sebentar," ucap Rania. Dia mengantarkan Naynay sampai ke dalam kamar mandi. Setelah itu dia pergi ke dapur mengambil mangkuk kecil berisi air panas dan handuk kecil.

Setelah Naynay keluar dari kamar mandi, Rania dengan cepat masuk untuk mandi. Dia memutuskan untuk menginap disini untuk menemani Naynay. Dia sudah menghubungi orang tuanya tadi.

Setelah mandi kilatnya selesai, rania keluar dan memakai pakaian Naynay. Sudah kebiasaannya kalau menginap di sini.

Rania meraih mangkuk yang berisi air panas tadi, airnya sudah menjadi hangat dan dia mengompres pipi Naynay dengan handuk kecil tadi.

"Kenapa papa nampar aku?" tanya Naynay sedih.

Rania meletakkan mangkuk tadi ke atas nakas. Kemudian memeluk sahabatnya yang kembali menangis itu.

"Nay, kamu kalau mau cerita, cerita aja. Aku dengerin kok," ucap Rania pelan.

Naynay hanya diam, dia tidak mengerti apa yang terjadi dan apa yang dimaksud oleh Rania saat ini.

"Kamu hamil, Nay."

>>>Like dan Rate kalau kalian suka♡

Terpopuler

Comments

Yuni MamaRizky

Yuni MamaRizky

gimna sekolahny nayy

2021-10-19

0

Vina Shii

Vina Shii

ya ampun sebagai orang tua harusnya ditanyai dulu anakny kenapa bisa begitu,jgn malah pukul aja...walaupun kecewa atas perilaku anaknya,kn gak tau kejadian yg sebenarnya

2021-10-08

1

Tikha Arsyila

Tikha Arsyila

aduh nak hamil tpi blm tau bpk nya spa

2021-07-17

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Cari-cirinya....
3 Refreshing ala Nay
4 Tamparan
5 Hancur
6 Cerita tengah malam
7 Kecil sekali
8 Sekolah Naynay gimana?
9 Rendahan
10 Tentang CEO
11 Pertama dan kedua kali
12 Ancaman pria sombong
13 1-Day
14 D-Day
15 Cium tangan suami
16 Wajahnya sangat imut
17 Kenapa harus tidur satu ranjang?
18 Kegaduhan tengah malam
19 Syarat
20 Iya, Suaminya Nay
21 "Kemari"
22 Sudah sebesar apa kamu di sana?
23 Menenangkan
24 Menghabiskan waktu bersama
25 Ujian
26 Menggemparkan
27 Narsisnya sang CEO
28 Terkejut
29 Romantis dikit
30 Tragedi memalukan
31 Rumah mertua
32 Afif vs Hendrayan
33 Romansa gerimis
34 Kewajiban seorang istri
35 Mukbang with Rania and.....
36 Hantu tampan
37 Rania panas
38 ARMY, i'm sorry....
39 Baby Girl
40 Ezriel
41 Ini buatanku......
42 Pengen dipeluk Kakak
43 Detak jantungnya...
44 Panggilan sayang dan trauma Naynay
45 Psikolog untuk Naynay
46 Usaha Ezriel
47 Baju tidur sialan!!
48 Kemarahan Qiara
49 Murkanya sang Tuan Muda
50 Sabar, demi istri dan anak
51 Keteguhan hati Ezriel
52 Ibu
53 Mandi bertiga
54 Ke-uwu-an apa lagi ini....
55 Adopsi si gembul Araa
56 Sekretaris CEO
57 Bertemu kolega
58 Bonus Naynay
59 Rania menggila
60 Bebannya udah hilang
61 Naynay // Rosi // Ezriel
62 Silla
63 Permusuhan
64 Tetap sahabat
65 Keseruan di rumah Rosi
66 Belum menyerah
67 Hukuman Qiara
68 Qiara sakit
69 Kau adik iparku
70 Pulangnya Qiara
71 Kelulusan
72 Keterkejutan Naynay
73 Pembicaraan serius
74 Perasaan Afif
75 Naynay sakit
76 Alasan mempertahankannya
77 Naynay cemburu
78 Nama Naynay
79 Tendangan si Malaikat Kecil
80 Ke-absurd-an Naynay
81 Afif ingin jujur
82 Mencari Naynay
83 Penjelasan Afif
84 24 tahun
85 Rencana babymoon
86 Babymoon (1)
87 Babymoon (2)
88 Babymoon (3)
89 Babymoon (4) Tentang Ryan
90 Babymoon (5)
91 Penutup babymoon
92 Curhatan dari awal
93 Tujuan selanjutnya
94 Ryan dan Silla
95 Dream catcher
96 Naynay Shock
97 Pelaku penusukan & permintaan Silla
98 Romantisme di rumah utama
99 Tujuh bulanan
100 Belanja keperluan bayi
101 Kekhawatiran Afif
102 Kontraksi
103 Gamaliel Cavin
104 Bintang Baru Dua Keluarga
105 Kunjungan Mengejutkan
106 Menyelesaikan Masalah
107 Akhir
108 Extra Part 1
109 Extra Part 2
110 Extra Part 3
111 I'm Back
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Prolog
2
Cari-cirinya....
3
Refreshing ala Nay
4
Tamparan
5
Hancur
6
Cerita tengah malam
7
Kecil sekali
8
Sekolah Naynay gimana?
9
Rendahan
10
Tentang CEO
11
Pertama dan kedua kali
12
Ancaman pria sombong
13
1-Day
14
D-Day
15
Cium tangan suami
16
Wajahnya sangat imut
17
Kenapa harus tidur satu ranjang?
18
Kegaduhan tengah malam
19
Syarat
20
Iya, Suaminya Nay
21
"Kemari"
22
Sudah sebesar apa kamu di sana?
23
Menenangkan
24
Menghabiskan waktu bersama
25
Ujian
26
Menggemparkan
27
Narsisnya sang CEO
28
Terkejut
29
Romantis dikit
30
Tragedi memalukan
31
Rumah mertua
32
Afif vs Hendrayan
33
Romansa gerimis
34
Kewajiban seorang istri
35
Mukbang with Rania and.....
36
Hantu tampan
37
Rania panas
38
ARMY, i'm sorry....
39
Baby Girl
40
Ezriel
41
Ini buatanku......
42
Pengen dipeluk Kakak
43
Detak jantungnya...
44
Panggilan sayang dan trauma Naynay
45
Psikolog untuk Naynay
46
Usaha Ezriel
47
Baju tidur sialan!!
48
Kemarahan Qiara
49
Murkanya sang Tuan Muda
50
Sabar, demi istri dan anak
51
Keteguhan hati Ezriel
52
Ibu
53
Mandi bertiga
54
Ke-uwu-an apa lagi ini....
55
Adopsi si gembul Araa
56
Sekretaris CEO
57
Bertemu kolega
58
Bonus Naynay
59
Rania menggila
60
Bebannya udah hilang
61
Naynay // Rosi // Ezriel
62
Silla
63
Permusuhan
64
Tetap sahabat
65
Keseruan di rumah Rosi
66
Belum menyerah
67
Hukuman Qiara
68
Qiara sakit
69
Kau adik iparku
70
Pulangnya Qiara
71
Kelulusan
72
Keterkejutan Naynay
73
Pembicaraan serius
74
Perasaan Afif
75
Naynay sakit
76
Alasan mempertahankannya
77
Naynay cemburu
78
Nama Naynay
79
Tendangan si Malaikat Kecil
80
Ke-absurd-an Naynay
81
Afif ingin jujur
82
Mencari Naynay
83
Penjelasan Afif
84
24 tahun
85
Rencana babymoon
86
Babymoon (1)
87
Babymoon (2)
88
Babymoon (3)
89
Babymoon (4) Tentang Ryan
90
Babymoon (5)
91
Penutup babymoon
92
Curhatan dari awal
93
Tujuan selanjutnya
94
Ryan dan Silla
95
Dream catcher
96
Naynay Shock
97
Pelaku penusukan & permintaan Silla
98
Romantisme di rumah utama
99
Tujuh bulanan
100
Belanja keperluan bayi
101
Kekhawatiran Afif
102
Kontraksi
103
Gamaliel Cavin
104
Bintang Baru Dua Keluarga
105
Kunjungan Mengejutkan
106
Menyelesaikan Masalah
107
Akhir
108
Extra Part 1
109
Extra Part 2
110
Extra Part 3
111
I'm Back

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!