1tahun telah berlalu.Setelah pertemuan terakhir kali bagi Stella dengan keluarga Atmojo, hari ini Stella diajak oleh ayahnya untuk ikut makan malam di rumah keluarga Atmojo untuk membahas tentang pertunangan kakaknya dengan putra pak Atmojo.
pagi hari saat tengah sarapan ayahnya mengingatkan Stella untuk tidak pergi kemana-mana setelah pulang kuliah.
"Stella hari ini setelah pulang kuliah jangan pergi kemana-mana langsung pulang saja."
"kenapa rain harus pulang cepat?" tanya Stella bingung.
namun saat melihat wajah ayahnya dia baru tersadar telah membuat ayahnya marah, mukanya sudah terlihat memerah dan tangannya mengepal.Stella pun langsung meralat ucapannya karna dia tau saat kata "rain" di sebut itu pasti membuat ayahnya mengingat ibu Stella, karna kata"rain"adalah panggilan kesayangan ibunya dulu.Namun setelah kejadian itu ayahnya jadi membenci rain dan tidak ingin mendengar kata "rain", karna baginya anak yg bernama "rain"telah tiada semenjak 8 tahun yang lalu itu sebabnya Stella mengubah nama panggilannya.
"ma maaf ayah maksudnya Stella. kenapa?" jawab Stella gemetaran.
"ada yang akan di bicarakan antar keluarga." sahut Sela mencoba mencairkan suasana.
mereka paun kembali fokus pada makanya masing-masing setelah Stella selesai dia langsung berangkat kekampusnya.Melajukan mobil sport kesayangannya membelah kesibukan pagi di pusat kota.
******
karna ada beberapa mata pelajaran yang di batalkan, karna dosen yang tidak hadir dan juga sakit, Stella pada akhirnya pulang lebih awal dari jadwal hari-hari biasanya.Karna merasa masih ada banyak waktu sebelum acara makan malam dia pun pergi menuju ke perusahaan yang telah dirintis olehnya sendiri.
sebelum masuk ke dalam gedung itu Stella mengenakan pakaian khasnya dan memakai topeng,dia memang selalu merahasiakan identitasnya meskipun di depan karyawan nya sendiri.
"kau mengagetkan aku saja girl, apa kau berniat ingin membuatku terkena serangan jantung?, seperti jailangkung saja." ucap Dewa meledek.
mengunci ruangan Dewa dan melepas topengnya.
"tidak usah lebay kak, lagi pula siapa suruh tidak mengunci pintu."
"kau ini aneh yah, ini kantor bukan kamar pribadi." ucapan nya terheran-heran bisa-bisanya dia berkata seperti itu.Nah kalau ada hal penting masa iya dia harus mondar-mandir membuka dan mengunci pintunya.
"ada apa girl? tumben kemari tampa memberi kahar."
"tidak ada, hanya ingin memantau pekerjaan mu saja."
"oh ya girl apa kau tau perusahan YG grup."
"sepertinya aku tau.Kenapa memangnya?"
"mereka berniat bermain curang dengan kita, menggunakan orang kita untuk mencuri data-data perusahaan yang akan di presentasikan untuk mendapatkan tender yang ada di China."
"lalu apa tindakanmu?" Stella menatap tajam pada Dewa.
"tenang saja aku sudah membereskan semuanya kau tak perlu khawatir."
"bagus." tersenyum smirk.
"Dewa temani aku makan siang yuk aku laper banget nih." sambungnya dengan manja.
Dewa yang sudah mengetahui sifat Stella itu tidak terkejut ataupun merasa risih, karna dia sudah menganggap Stella seperti adik kandungnya sendiri.Dia telah berjanji akan melindungi Stella.Setelah Stella membantu hidupnya dan menjauhkan dia dari kesulitan.
"mm bagai mana yah pekerjaanku sangat banyak sekali girl." mencoba meledek Stella.
"ayolah kak ada restoran hot pot yang baru buka dan itu tidak jauh dari sini." Stella memohon dan mengayun-ayunkan tangan Dewa.
"hah baik lah girl, ayo kita jalan." menghela nafasnya dan berdiri .
"yes thanks kak." sambil berjalan menuju pintu ruangan Dewa.
"eh eh pakai ini kau mau mereka semua tau siapa kamu?" memberikan topeng Stella yang tergeletak di meja kerjanya.
"hehehe maaf lupa." sambil tersenyum-senyum tidak jelas.
Dewa selalu merasa senang jika bisa membuat Stella bertingkah seperti itu, karna sangat jarang sekali Stella bertingkah seperti itu.Dia selalu serius dan sangat dingin tak tersentuh saat menyangkut pekerjaan atau masalah di basecamp.Apalagi saat moodnya sedang buruk dia kan terlihat semakin menakutkan.
tiba di restoran mereka pun memesan makanan, setelah makannya datang mereka langsung menyantap nya.Tanpa di sadari ada sepasang mata tengah memperhatikan mereka dari ujung bagian restoran tersebut.
"bukankah itu Stella?sedang bersama siap dia.
kenapa Stella selalu mengenakan pakaian seperti itu saat sedang tidak bersama keluarganya berbanding 360 derajat dari dirinya saat bersama keluarganya. sebenarnya siapa dia? kenapa saat bertemu denganku tanpa keluarga nya dia sangat dingin dan tidak mengenali ku, dan gayanya pun sungguh berbeda dari Stella yang pertama kali aku melihatnya, siapa dia sebenarnya mengapa aku sangat penasaran dengan gadis itu.Apakah dia benar Stella atau hanya sekedar mirip?."
pikiran pria itu berkecamuk tak tentu sampai akhirnya dia di kejutkan oleh Sela yang mengajaknya untuk pergi.Namun sebelum iya akan pergi dia mengatakan pada Sela bahwa dia melihat Stella bersama laki-laki , dia pun menunjuk tempat di mana Stella berada.
"tunggu dulu Sela aku melihat Stella bersama laki-laki tadi."
"mana mungkin, Stella kan sedang berada di kampus." jawabnya yang heran akan omongan Gavin.
"benar dia ada di san sana." menunjuk tempat Stella berada namun dia heran karna sudah tidak ada siapapun di meja yang di tunjuk olehnya.
"mana? sudah mungkin kau salah liat.Menahan tawanya, karna menurut Sela ekspresi Gavin sangatlah lucu saat tengah kebingungan.
*****flashback****
saat tengah asyik makan Stella terkejut karna melihat kakaknya yang dari arah toilet dia memandangi sekitar dan melihat Gavin di sana, sadar dirinya akan dalam masalah jika bertemu kakaknya.Stella mengajak Dewa untuk pergi dari restoran itu.
"mati gua!! dew dew pulang sekarang ada kak Sela, bisa gawat urusannya kalo sampai ketauan." matanya membulat sempurna dan menunjuk kearah Sela.
"mana ada sih?" membalikan badannya dan mencari keberadaan Sela.
"ayo Deea buruan." Stella pun menarik tangan Dewa.
"sebentar kita harus bayar dulu." sambil menscan barcode di meja mereka.
akhirnya merekapun keluar dari restoran tersebut tanpa diketahui oleh Sela.Mereka langsung masuk ke dalam mobil dan menancap gas."
******flashback end******
malam hari di kediaman keluarga besar Atmojo tengah sibuk mempersiapkan makanan untuk acara makan malam sekaligus membicarakan tentang pertunangan putranya dengan Sela.
di sisi lain Sela dan ayahnya sudah bersiap untuk berangkat hanya tinggal menunggu Stella, Sela pun langsung menghampiri kamar Stella dan mengetuk pintunya.
"Stella ayo buruan kita sudah siap ini sudah hampir jam 8 tidak enak jika terlambat."
"iya kak Stella sudah siap." sambil membuka pintunya.
mereka berdua pun turun dan langsung menuju kedalam mobil yang sudah terdapat ayahnya, mereka menuju ke kediaman keluarga Atmojo.
sesampainya di sana mereka disambut dengan sangat baik dan hangat.
"apa kabar kau Kusuma." tanya pak Cokro.
"aku baik, bagaimana keluargamu?." timpal nya.
"yah seperti ini lah, ayo silahkan masuk." mempersilahkan mereka untuk masuk.
"selamat datang mari-mari duduk, bagai mana kabar mu nak." ujar Bu Cokro mempersilahkan mereka semua untuk duduk dan bertanya pada Sela.
"aku baik mami." jawab Sela tersenyum.
"kalau kamu cantik bagaimana kuliahmu?" tanyanya pada Stella.
"Alhamdulillah lancar tante," mengembangkan senyumnya.
terlihat ibu Gavin sangat perhatian terhadap Stella, itu membuat Sela merasa iri pada Stella.
"apa-apaan ini, yang akan jadi calon menantu kan aku kenapa dia malah sangat perhatian terhadap Stella." gumam Sela tak suka.
Gavin yang sedari tadi memperhatikan Stella dibuat pusing oleh gadis itu
"bagai mana bisa dia bersikap semanis itu, dan lihatlah cara berpakaian nya sungguh sangat jauh berbeda dengan yang sering kali aku melihatnya tempo hari bahkan siang tadi, dan sikapnya mengapa sikapnya juga sangat berbeda sekali disini dia sangat ceria dan selalu terlihat tersenyum.Tapi tadi siang mengapa dia terlihat sangat berbeda sangat kontras sekali."
pertanyaan pertanyaan itu muncul begitu saja pada pikiran gavin. sadar dirinya di perhatikan Stella dengan sengaja menjatuhkan alat makannya, dan itu membuat semua orang menatap nya dan Gavin tersadar dari lamunannya.
"maaf sepertinya tanganku licin karna berkeringat." ucapnya berbohong.
"tidak apa-apa." ujar pak Cokro.
"bik tolong ambilkan alat makan lagi yang baru." ucapan Bu Cokro pada pelayannya.
"maafkan Stella ya mami dia memang kadang Suka begitu." ucap Sela pada Bu Cokro seolah Stella sering melakukan hal itu saat makan.
"iya tidak apa-apa."
ayah Stella pun menatap tajam kearah Stella, Stella yang tahu pun hanya menundukkan kepalanya.Akhirnya makan dilanjutkan setelah selesai makan mereka pun mengobrol tentang rencana pertunangan Gavin dan Sela.Namun di tengah obrolan serius itu Stella mendapatkan telfon, dia pun langsung izin mengangkatnya dan berjalan ke arah luar rumah.
"jadi bagaimana acara pertunangan nya." tanya pak Cokro.
"bagaimana bulan depan." ujar Bu Cokro.
"aku juga setuju, bagai mana dengan kalian." menatap Gavin dan Sela.
saat Gavin akan menjawab tiba-tiba Sela mendapatkan panggilan dia pun permisi untuk mengangkatnya.Lalu dia berjalan kearah ruang tamu.
"sebentar aku ingin ke toilet." ujar Gavin.
"yah baiklah cepat kembali, kau harus memberikan pendapat mu juga." ujar ayahnya.
"yah baiklah ayah." berlalu meninggalkan ruang makan.
di luar rumah Stella sedang menerima telfonnya.gavin pun berusaha untuk menguping.
"iya saya mengenal dia ada apa yah?"
.......................
"apa!!! dimana sekarang?!"
........................
"baiklah saya segera kesana,saya mohon tangani dia dengan baik."(ucapnya terlihat sangat panik)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments