#4

di sisi lain.Dalam sebuah restoran yang mewah, ayah Stella dan Sela sedang makan siang bersama dengan sahabat keluarga besarnya, yaitu keluarga Atmojo.Mereka terlihat bergembira dengan perbincangan ringan, tak lama obrolan mereka terhenti karna kedatangan seorang pria yang baru saja datang dan langsung mendekat pada ayahnya.

"dad, maaf aku aku sedikit terlambat." duduk di samping ayahnya.

"tak apa nak Gavin, kau malah datang pada waktu yang tepat." ucap pak Kusuma.

merasa bingung dan seperti ada yang janggal, dia menanyakan pada ayahnya tentang apa yang dimaksud oleh pak Kusuma.

"dad maksud dari perkataan om Kusuma itu apa?" berbisik pada ayahnya, namun terdengar oleh pak Kusuma dan Sela.

"begini Vin kamu kan sudah dewasa dan sudah matang untuk berkeluarga.Jadi menurut kami, jika kamu mau kami ingin menikahkan kamu dengan anak pak Kusuma, Sela bagai mana apa kamu mau?"

karena kaget, Gavin tersedak saat tengah mengunyah makanan nya. seketika itu Sela memberikan minuman pada Gavin, Sela pun tertawa, namun hanya sebentar saat melihat perubahan pada ekspresi wajah Gavin.Kedua orang tua mereka hanya menggeleng-geleng melihat tingkah keduanya.

"tidak usah terburu-buru Vin, aku akan menunggu sampai kamu siapa." ujar Sela pada gavin.

gadis itu tahu bahwa Gavin pasti sangat terkejut akan hal tersebut. sama halnya dengan dirinya saat di beri tahu oleh ayahnya, bahwa di akan di jodohkan dengan Gavin, orang yg dia cintai selama ini.

mendengar perkataan Sela, Gavin hanya diam dan tidak melanjutkan makannya.

"kenapa tidak dihabiskan makanannya nak Gavin?" tanya pak Kusuma.

"Gavin sudah Kenyang om, jadi tidak bisa menghabiskan makanan nya." jawab Gavin berbohong, sebenarnya dia bukan kenyang namun dia sedikit kesal karna akan dijodohkan.

***********

di gedung sebuah perusahaan yang baru saja berdiri namun sangat cepat berkembang, perusahaan yg baru 3 tahun berdiri tersebut mampu menguasai pasar-pasar bisnis di kota Z dan sudah merebak hingga pasar global.Pemilik perusahaan tersebut dikabarkan sangat misterius bahkan para klien yang bekerja sama dengan perusahaan tersebut belum pernah bertemu dengan direktur utamanya. Dikarenakan saat akan menjalin kerjasama pasti asisten nya yang datang untuk meeting membahas kerjasama mereka.

di ruangan yang bertuliskan ruang direktur tengah tejadi Perdebatan kecil antara sepasang manusia

"Dewa aku ingin menugaskan kamu untuk meninjau proyek yang ada di korea, apa kamu bisa?"

"aduh Stella aku enggak bisa kenapa kamu gak nyari orang lain aja sih.Akukan juga harus menjaga markas kita."

"ya sudah aku akan mengutus orang lain, namun posisi mu akan digantikan orang itu, bagaimana? apa kau mau?" tanya Stella dengan senyum smirk nya.

"kamu tega banget sih girl sama aku. udah tau aku gak bisa jauh-jauh dari kamu, aku harus jagain kamu."

"alasan kamu, aku bisa jaga diri sendiri.Apa kamu lupa bagaimana aku menangani musuh-musuhku saat mereka tertangkap olehku?" dengan memainkan pisau lipat yg selalu dia bawa kemanapun.

Dewa bergidik ngeri dengan tingkah Stella.Dia tau apa yang dimaksud oleh Stella, karna dia sudah lama mengenal anak itu.

"ya aku tau tapi aku juga lagi menyelidiki sebuah kasus yang mencurigakan Stella, sepertinya kita harus berperang lagi dalam waktu dekat ini." ujar Dewa mengalihkan pembicaraan agar dia selamat, dan tidak di gantikan posisi nya.

"memang masalah apa Dewa? kau mencurigai siapa lagi?"

"aku mencurigai kelompok mata elang.Mereka sepertinya ada di balik dari perdagangan manusia yang seringkali kita gagalkan aksinya."

"kenapa kamu berpendapat begitu?"

"ya aku sangat yakin, dan di tambah orang-orang kita banyak yang menghilang akhir-akhir Ini, sekarang aku sudah berhasil melacak orang yang telah menghabisi orang-orang kita. Namun dia tidak mau mengatakan siapa yang memberi perintah kepadanya untuk menghabisi orang-orang kita."

mengepalkan tangannya dan mengeratkan gigi, Stella terlihat geram dengan apa yg baru dikatakan oleh Dewa.

"kenapa kamu baru mengatakan ini kepadaku?! Dimana orang itu?".

"sorry aku baru bilang kalo aku bilang langsung tanpa penyelidikan aku takut kamu gegabah, dan kamu bakal bertindak konyol dengan mempertaruhkan nyawa kamu."

"oke, kau urus saja dan beri tau aku kapan kita akan melancarkan penyerangan." pergi keluar ruangan dan menuju markas mereka.

sesampainya di markas Stella langsung mengendarai mobil sport nya untuk sekedar membuang penat.Dia melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

setelah puas menyalurkan amarahnya dengan kebut-kebutaan.Stella pun pulang kali ini, dia membawa pulang mobilnya ke rumah karna dia sedang tidak ingin naik ojol.

setibanya di rumah, satpam rumahnya terlihat kebingungan karna baru kali ini melihat mobil yg di Kendari Stella, saat tengah kebingungan dia di kejutkan dengan suara majikannya yang menyuruh untuk membukakan pintu pagar.

"pak Mamat Tolong bukain pintunya." mengeluarkan kepalanya lewat jendela mobil.

pak mamat pun membukakan pintu pagar.Setelah memasuki halaman rumahnya, Stella penasaran karna dia melihat ada dua mobil mewah terparkir.Akhirnya Stella menanyakan pada satpam rumahnya.

"pak ada tamu? siapa? tumben dua mobil." berjalan mendekat ke pos pak Mamat.

"oh itu non, temennya bapak yang putranya akan di jodohkan sama non Sela."

"oh.Thanks infonya pak." sambil manggut-manggut dan berlalu untuk masuk rumah.

saat Stella masuk kedalam rumah, dia mendengar gelak tawa dari orang-orang di ruang makan, mereka terdengar ramai sepertinya lumayan banyak orang.Karena tidak suka keramaian Stella pun ingin langsung naik ke kamarnya namun dia memanggil bibi Mar terlebih dahulu melalui HT.

on HT

"bik mar aku ada di ruang tamu, apa di ruang makan sangat banyak orang? kedengarannya ramai sekali."

bik Mar yg tengah sibuk langsung mengambil HT nya, dan langsung berjalan menuju ruang tamu untuk menemui Stella.

"non kok baru pulang jam segini?"

"bibi nih, aku udah pulang cepat loh masih di tanyain juga.Inikan baru jam 8 bik." ucapnya manja pada perempuan paruh baya tersebut.

"iya iya.Mari non keruang makan, non pasti blom makan malem kan.Sekalian nyambut tamunya tuan besar." akan melangkah menuju ruang makan namun baru sempat satu langkah tangannya di tarim oleh Stella yang membuat langkahnya terhenti.

"gak usah bibi, nanti aku malah mengacaukan acaranya.Aku kan pembawa sial."

ucapan itu membuat bik Mar seketika membeku, dia belum pernah mendengar Stella mengatakan hal itu, namun entah kenapa hari ini dia mengatakan hal itu.Apa karena dia sudah sering mendapatkan kata-kata itu dari ayahnya.

saat mereka tengah mengobrol, Sela yang hendak keluar menemukan adiknya yang sudah pulang, dia menyuruh Stella untuk ke ruang makan.

"hey Stella kamu udah pulang? abis dari mana? ayo kita makan malam dulu ada tamu ayah loh." ujarnya pada Stella namun dia berlalu keluar rumah untuk mengambil barang yg tertinggal di dalam mobilnya.

setelah beberapa saat

"Stella di luar mobil siapa yang kamu bawa pulang?"

"itu mobil aku sendiri kak." jawabnya malas.

"serius? Kamu uang dari mana?,itu kan mobil mahal."

"uang tabunganku lah kak, karna aku membutuhkan kendaran yah aku membelinya saja."

"yah sudah ayo kita ke ruang makan."

"tidak usah kak,aku akan langsung naik saja.Lagi pula aku tadi sudah makan."

"ya sudah kalo tidak mau makan, setidaknya kau perkenalkan diri pada mereka, mereka harus tau adik aku siapa."

"baiklah kak apapun yang kaka mau." berjalan malas mengikuti kakaknya dari belakang dan beriringan dengan Bik Mar.

sampai di ruang makan bik Mar langsung menuju dapur lagi meninggalkan Stella.Semua orang yang di sana pun langsung menatap kedua bersaudara itu.

"om Tante ini adik Sela namanya Stella." mengenalkan Stella pada keluarga Atmojo.

"halo om tante saya Stella senang bertemu kalian." Stella membungkukkan kepalanya pada kedua orang tua yang di tunjuk Sela.

"oh ini putri mu yang kedua itu Kusuma?" tanya cokro pada kusuma.

"iya Cokro dia Stella anak kedua ku." tersenyum memandangi wajah Stella.

Stella yang sedari tadi menundukkan kepalanya tidak melihat jelas orang yang berada di depannya.Saat dia menaikan kepalanya dia terkejut karena melihat pria yang menyebalkan saat dia berada di lift kantor ayahnya tadi siang.

"Stella perkenalkan dia putra om, Gavin calon kak iparmu." menunjuk pada orang yang tengah asyik memainkan handphone nya sehingga dia tidak mengetahui kedatangan Stella.

Gavin di cubit lengannya oleh sang ibu, dia pun segera meletakan handphone miliknya dan melihat ke depan, pada saat yang bersamaan Stella mengangkat kepalanya keduanya sama-sama terkejut.Namun Stella tidak menampakan ekspresi terkejutnya, hanya Gavin saja yg langsung berdiri dari duduknya karna terkejut.

"kau.kenapa kamu ada di sini?" menunjuk Stella dengan wajah keheranannya.

"dia adikku Stella apa kamu sudah mengenalnya?"

"oh jadi namanya Stella, menarik juga seperti orangnya." Gavin membatin.

"bukan kenal, cuma tadi siang aku bertemu dengannya di kantor paman, aku kira dia pegawai di sana."

"oh begitu" Sela menjawab, mengerti maksud Gavin.

ibu Gavin pun mencubit putranya lagi karna sikap Gavin tadi yang terkejut terkesan tidak sopan pada Stella.Gavin pun duduk di kursinya lagi.Karna bosan Stella pun meminta izin untuk pergi ke kamarnya.

"kalo begitu om Tante Stella permisi ke kamar." ucapnya sopan.

"apa kamu tidak lapar nak?" tanya pak Kusuma dengan nada lembut.

Stella yang mendengar ucapan ayahnya pun merasa senang karna ayahnya bertanya pada dirinya. Namun seketika raut wajahnya kembali datar saat dia mengingat sikap ayahnya.Dia tau ayahnya bersikap seperti itu karna ada keluarga Atmojo, Stella pun bersikukuh untuk pergi ke kamarnya.

"iya nak mari kita makan bersama-sama." ujar Bu Cokro.

"maaf ayah,om,tante.Tapi Stella tadi sudah makan di luar dan sudah kenyang."

"paling tidak duduklah di sini mengobrol dengan kami." ucap pak Kusuma.

"iya nak Stella kami juga ingin lebih mengenal nak Stella." sambung pak Cokro.

"tidak perlu, maaf tapi Stella harus ke kamar karna masih harus mengerjakan tugas kuliah." jawab Stella tersenyum sopan.

"ya sudah tidak apa-apa, kamu naiklah hem." ujar Sela pada adiknya.Dia tau adiknya itu tidak suka keramaian.

Stella pun melangkahkan kakinya pada tiap anak tangga dan menuju kamarnya.

di dalam kamar Stella langsung membersikan dirinya, dia berendam dalam bathtub dan merilekskan tubuh nya.

setelah selesai dia mengambil laptop dan menuju kasurnya, dia pun membuka laptopnya dan menarikan jari-jari lentiknya di atas huruf-huruf yang berada di sana.

setelah selesai makan malam dan berbincang keluarga Atmojo pun berpamitan untuk pulang, saat mereka akan meninggalkan rumah tersebut Bu Cokro menanyakan Stella, dia bermaksud ingin berpamitan juga dengan gadis cantik itu.

"kami permisi dulu kapan-kapan kalian mainlah ke rumah kami." ujar pak Cokro.

"oh iya Stella apa dia masih belajar aku ingin bertemu dia bagi." sambung Bu Cokro.

"sebentar Tante aku panggilan dulu." jawab Sela.

"jangan panggil Tante, panggil saja mami kan sebentar lagi juga akan jadi menantu." goda pak Cokro sambil menyikut putranya.

Sela hanya tersenyum malu dan langsung berjalan ke atas untuk memanggil Stella.Saat sudah tiba di depan kamar Stella dia mengetuk pintu namun tidak ada jawaban dari dalam.

"sepertinya anak itu sudah tertidur, mm baguslah" batinnya dan tersenyum smirk.

Sela menuruni tangga tanpa Stella.

"maaf dad, mami Stella sudah tidur."

"baiklah tidak apa, sebaiknya kita pulang ini sudah sangat malam." berpamitan pada Kusuma,Atmojo memeluk sahabatnya itu.

"lain kali datanglah ke rumah dan ajak Stella juga." ujar Bu Cokro pada Sela.

"siap tante lain waktu aku akan ajak Stella jika dia ada waktu."

mereka semua pun pulang dan Sela juga ayahnya kembali masuk. nampak terlihat bahagia Sela saat keinginan nya akan segera terwujud.Diapun langsung menuju kamarnya dengan gembira dan ber senandung ayahnya yang melihat tingkah putrinya itu hanya tersenyum lalu masuk ke kamarnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!