pagi menjelang hari ini Stella sedang tidak kuliah dia di ajak kakaknya Sela untuk ikut dia ke kantor hanya sekedar membantunya dengan beberapa laporan.
mereka berbincang diruang makan dengan ceria layaknya persaudaraan pada umumnya namun ayah mereka selalu mendiamkan Stella dia hanya berbicara seperlunya saja pada anak kandungannya itu.
"Stella nanti kamu ikut Kaka kekantor yah, Kaka mau mengajari kamu untuk persiapan kamu jika sudah selesai kuliah agar bisa langsung bekerja di perusahaan."
"mmmm kak itu. apa aku boleh jika tidak ikut Kaka hari ini? aku sedang malas keluar kak."
"ayo lah temani kaka, bantu Kaka juga hehehe, lagi pula apa kamu tidak bosan di rumah seharian?".
"dia tidak akan bosan, karna dia pasti akan keluyuran hingga pagi, jadi dia tidak bisa menemanimu, sudah biarkan saja." ucapan ayah yg sangat tajam dan menohok untuk Stella, dia menatap sinis anaknya.
"tidak ayah, aku ingin mengajaknya untuk hari ini saja, lagi pula hari ini akan ada sahabat ayah untuk membicarakan bisnis bukan? jadi saat ayah bertemu dengannya, aku akan ada yg membantu pekerjaan ayah yang sekiranya harus di selesaikan hari ini dan Stella bisa membantuku juga."
"terserah.Ayah akan berangkat duluan."
berlalu meninggalkan putrinya yang sedang menyelesaikan sarapan mereka.
"ayo Stella bersiap jangan menggunakan pakaian hitam mu itu, pakai lah baju kantor yang sering aku belikan, atau jika tidak pakailah dress saja."
mereka berdua masuk ke kamar masing-masing untuk bersiap, di dalam kamar.Stella berdiam diri dan meneteskan air mata yang selalu dia sembunyikan di depan orang lain.
"ayah, apakah kamu masih belum bisa memaafkan rain yah?, kenapa ayah begitu membenci rain?.Rain tidak pernah melakukan sesuatu untuk mencelakai ibu ayah, ada orang lain di sana saat itu, tapi kenapa ayah tidak percaya.kenapa ayah malah menghukum rain?, Ibu, rain kangen sama Ibu, rain mau ikut ibu saja." batin dan pikiran Stella bergejolak dia selalu saja menangis setelah ayahnya mengatakan sesuatu pada nya dengan penuh kebencian.
suara gedoran pintu dari luar mengagetkan Stella, kakaknya sudah berteriak dari luar kamarnya, menyuruh Stella untuk cepat karna mereka akan berangkat.
"Stella cepat jangan terlalu lama."
Stella pun keluar kamarnya dengan terburu-buru dia menuruni tangga karena sudah di teriaki kakaknya tadi.
Stella yang selalu bermake-up dengan sangat tipis sehingga sekilas nampak terlihat tanpa make-up.dia menggunakan dress biru yg baru di belikan kakaknya dua Minggu yang lalu, saat kakaknya tugas ke London Inggris.
"kak Sela tunggu kak." dengan membetulkan posisi tas selempang mini yang mungkin hanya muat untuk menyimpan hp dan dompet saja tidak terlalu besar.
"ya ampun Stella, kenapa kau tidak pernah menggunakan kosmetik yg sering Kakak belikan?" sambil merapihkan riasan diwajahnya.
"ya ampun kak, Kaka terlalu banyak membelikannya. Belum habis satu kaka sudah membelikan yang baru." sambil memasukan tubuhnya ke dalam mobil.
seperti biasanya, jika mereka berdua pergi bersama mereka tidak akan menggunakan supir, melainkan Stella yang akan mengemudi.
setelah menempuh perjalanan dan kemacetan di pagi hari selama hampir 1 jam akhirnya mereka sampai di depan gedung yg menjulang tinggi.Semua karyawan memberi salam pada Sela seperti biasa namun hari ini mereka sedikit heran dan saling bertanya tanya siapa yang bersama Sela.
"ehh, itu siapa yah yang bersama Bu Sela?" seseorang berbisik pada rekan di sebelahnya.
"tidak tau." dia menjawab pertanyaan rekannya singkat namun berbisik
"mungkin, itu adiknya Bu Sela, putri kedua dari keluarga Kusuma." bisik karyawan yang lainya.
karena Stella baru pertama kali menginjakkan kaki di perusahaan ayahnya itu, dia seperti anak yang di sembunyikan dia tidak pernah diajak ayahnya pada saat acara kantor atau yang lainnya.Sela memperkenalkan Stella pada karyawan yang ada di sana.
"perkenalkan semuanya, ini adalah adik kesayangan ku, namanya Stella dia sedang ingin melihat-lihat kantor hari ini, berilah salam padanya." memegang pundak Stella dan menatap para karyawan nya.
"selamat datang Bu Stella." ucap mereka serempak.
"terima kasih." Stella menundukkan kepalanya dan sedikit mencondongkan badanya ke depan.
Stella dan Sela pun masuk ke lift khusus direktur, setelah kepergian mereka berdua beberapa karyawan ada yang langsung balik ketempat duduk masing-masing, ada juga yang masih asik mengobrolkan tentang Stella mereka memuji kecantikan Stella yg tidak kalah dari kakaknya. bahkan jauh lebih cantik dan imut.
"cantik banget adiknya Bu Sela, keliatannya dia lebih lembut dan sopan dari pada kakaknya yg galak dan sombong."
celetuk salah seorang karyawan wanita.
"ssutt jangan bicara sembarangan, takut kedengaran sampai ke telinga Bu Sela.Apa kamu mau di PHK?"
timpal seorang karyawan laki-laki yang sedang bersaman ya.
"sudah lah, tidak usah di buat pusing lebih baik kita melanjutkan pekerjaan kita dari pada kena marah."
sahut yang lainnya mengingatkan.
**********
di sisi lain Sela mengajarkan kepada Stella tentang grafik keuangan di kantornya, Stella di suruh untuk mengecek lagi laporan keuangan perusahaan 2 tahun terakhir, tanpa di duga Sela, ternyata Stella sudah mampu menguasai hal itu.Sela pun senang karena dia tidak perlu capek-capek untuk menjelaskan panjang lebar.Keduanya pun berkutik pada perkejaan masing-masing. Sela pada layar monitor nya dan Stella pada berkas-berkas yang menumpuk di hadapannya.
"Stella, kamu mau makan siang apa? biar kak pesankan pada office boy."
"tidak usah kak, aku akan makan di kantin kantor saja."
saat mereka tengah sibuk tiba-tiba ayah mereka masuk keruangan Sela. dan mengajak Sela untuk makan siang bersama rekan bisnis sekaligus sahabat nya.
"Sela, nak apa kamu bisa ikut papa makan siang bersama om Cokroaminoto?, dia ingin bertemu denganmu katanya."
"em, baiklah ayah aku akan merapikan ini sedikit." sambil merapikan mejanya.
Stella yang tengah sibuk dengan berkas-berkas nya. dia hanya diam dan tidak menghiraukan ayahnya yang juga tidak menganggap durinya ada.
"Stella ayo, kamu juga ikut." menarik tangan Stella pelan.
"tidak perlu kak.Ini masih banyak yang harus di kerjakan, kak pergilah aku bisa makan di kantin bawah." tanpa menatap ayah dan kayaknya yang berlalu meninggalkan dirinya.
Stella merapikan semua berkas-berkas yang telah di kerjakan nya tadi.Dia menaruh di atas meja kerja kakaknya, lalu dia mengambil hp dan memberi pesan pada kakaknya bahwa pekerjaannya sudah selesai.
sebenarnya dia sudah selesai saat ayahnya masuk kedalam ruangan kakaknya, namun dia berpura-pura belum selesai, dia mencari alasan agar ayahnya tidak akan mengatakan kata-kata yg bisa menyakiti hatinya jika dia harus ikut makan bersama.
Stella menuju lift, dia berdiri di depan lift direktur.Saat pintu terbuka ternyata hanya ada seorang pria saja kira-kira seumuran dengan kakaknya.Dia pun tidak jadi masuk dan berpindah ke lift biasa, namun pria itu menahan pintu lift dan bertanya pada Stella.
"tunggu sebentar, kau ingin turun kan?, kenapa tidak jadi masuk?"
"tidak apa, aku akan menggunakan lift yang lain."
"tidak perlu masuklah." dengan nada sedikit tegas pria itu menyuruh Stella masuk.
Stella pun masuk, mereka berdua hanya terdiam satu sama lain namun pria tersebut tiba tiba bertanya pada Stella.
"apa kamu anak baru di sini?, aku sudah melihat setiap karyawan om Kusuma, selama aku bekerja sama dengannya.Namun aku baru melihat mu sekarang."
"bukan, aku tidak bekerja disini." jawab Stella singkat dan pintu lift pun terbuka, Stella langsung keluar dan menuju arah keluar kantor.
pria itu pun menatap kepergian Stella yang meninggalkan banyak pertanyaan pertanyaan dalam kepala pria tersebut. siapa dia kenapa aku baru melihatnya, bahkan dia berlalu meninggalkan aku begitu saja, baru kali ini ada perempuan yang bisa bersikap cuek kepadaku seperti itu. tiba-tiba ada senyuman licik tercetak di wajah pria itu.Dia pun berdiam menunggu lift itu membawanya ke basement .
saat Stella sampai di depan pos keamanan dia teringat kunci mobil kayaknya ada padanya, karena ojek yang di pesannya sudah tiba dan dia malas untuk masuk ke dalam lagi dia akhirnya meminta tolong pada kepala keamanan itu untuk memberikan ke sekertaris kakaknya, atau langsung di berikan pada kakaknya.
"maaf pak permisi boleh saya minta tolong?" tanya Stella sopan.
"iya ada apa yah mbaknya?"
"pak tolong berikan kunci ini ke sekertaris Bu Sela, stau berikan langsung Bu Sela yah paket, terima kasih."
"iya mbak, ngomong-ngomong mbaknya ini siapanya Bu Sela ya?" tanyanya bingung, karna Stella memberikan kunci mobil Sela padanya.Sebelumnya tidak pernah ada orang yang bisa menyentuh barang-barang Ibu bos sembarangan.
"saya Stella pak, sekali lagi terimakasih pak." Stella berlalu dan langsung naik ke ojek pesanannya tanpa menjawab pertanyaan satpam tersebut perihal hubungannya dengan Sela.
satpam itu hanya bengong melihat kepergian Stella yang semakin jauh dengan ojek yg di ditumpanginya, dan masih meninggalkan pertanyaan pada kepalanya, karna jawabannya tidak dijawab.
di atas motor Stella memberi pesan pada seseorang.Agak lama dia berkutik pada handphone nya, setelah memasukan handphone nya pada tas, sebuah senyum misterius terukir di wajah cantiknya yang membuat Stella terlihat menyeramkan, untungnya Abang ojol tidak melihat senyuman Stella yang bisa membuat siapa saja membeku dan tercekat saat melihatnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments