Firstin Entertainment and Modeling, Inc.
"Hello gentleman." Ujar Stevan yang baru saja masuk ke ruang meeting.
Di dalam sedang berlangsung meeting yang dihadiri semua manager dan staff. Mereka melihat Stevan dengan tatapan yang bermacam-macam.
Bingung, kesal hingga marah.
"Siapa anda seenaknya masuk saat meeting sedang berlangsung?" Tanya seorang manager. Dia lelaki berumur 50 tahun dengan berat badan yang sedikit berlebihan.
"Saya Bos baru kalian." Ujar Stevan dengan smirk.
"Apa maksud anda dan siapa anda?" Tanya manager lain yang merupakan lelaki muda dengan tubuh tinggi. dan kekar.
"Saya Stevan Hallagar, CEO disini mulai dari sekarang." Ujar Stevan dengan tersenyum.
"Ha! Rupanya ada orang gila yang tiba-tiba mengaku CEO. Lebih baik anda keluar sekarang." Ujar manager muda tadi.
"Kalau saya tidak mau keluar, apa yang akan anda lakukan?" Ujar Stevan menantang.
Manager muda itu berjalan dengan penuh amarah ke arah Stevan, tangannya terkepal dan siap meninju muka lelaki yang kini berada di hadapannya.
Dengan mudah Stevan menahan tinjuan itu dengan tangannya dan dengan cepat memutar lengannya hingga terdengar bunyi mengerikan.
Krek!
"Arrgghhh!!" Teriak manager muda itu.
Seolah tidak cukup, Stevan membenturkan kepala dia ke meja panjang di tengah ruangan berkali-kali. Stevan tetap tersenyum melakukan itu semua.
"Apa ada lagi yang merasa keberatan?" Ujar Stevan dengan menatap seluruh orang yang ada di dalam ruangan, senyuman mengerikan itu masih menghiasi wajahnya.
Manager muda itu sudah tidak sadarkan diri. Kepalanya berlumuran darah dan lengan kanan yang terlihat berputar tidak wajar.
Semua orang menatap horror pemandangan di depannya. Seketika tidak bisa berbicara dan wajah menjadi pucat.
Melihat tidak ada yang berbicara, Stevan pun melepaskan tubuh manager muda itu. Dia kemudian duduk di kursi paling ujung, yang merupakan kursi seorang CEO.
Duduk dengan menyandar ke punggung kursi, kakinya dia julurkan dan naik ke atas meja. Dia mengeluarkan map dari dalam jasnya.
"Ini adalah berkas bukti kalau aku sudah menjadi CEO. Siapapun dari kalian urus semua keperluanku dan buat pesta penyambutanku secepatnya." Ujar Stevan dengan tenang sambil melempar map ke meja di depannya.
•••
Rose sedang menuju ke kantor menggunakan taksi. Sejak tadi perasaannya tidak enak. Entah kenapa dia merasa telah terjadi sesuatu dan itu sangat menganggunya.
Setelah sampai di kantor dia segera menuju ke lantai 60. Dia tidak tahu kenapa dia ingin pergi kesana.
Pintu elevator terbuka. Dia melihat orang-orang dengan wajah pucat dan ketakutan keluar dari ruang meeting.
"Ada apa dengan mereka?" Gumamnya lirih.
Dan seolah menjawab semuanya, Stevan keluar dari ruang meeting dengan wajah gembiranya.
"Ah, Rose. Senang melihatmu disini. Ikut denganku, ada yang perlu aku bicarakan denganmu" Ujar Stevan dan berjalan ke arah ruang CEO.
"Kenapa kita berjalan ke ruang CEO?" Tanya Rose dengan tatapan curiga.
Lelaki itu tidak menjawab dan masuk ke ruangan. Rose pun ikut masuk dan menunggu apa yang akan lelaki itu bicarakan.
"Kamu tidak mau duduk dulu?" Ujar Stevan yang kini sudah duduk di kursi kebesaran. Kursi CEO.
"Kita tidak sedang bermain peran "duduk dan berbincang". Jadi, cepat katakan apa yang mau kamu bicarakan?" Ujar Rose dengan menatap tajam Stevan.
Tok. Tok. Tok. Suara orang mengetuk pintu.
"Masuk." Ujar Stevan.
Seorang lelaki dengan pakaian pelayan masuk dan membawa sesuatu.
"Berikan padaku." Ujar Stevan kepada lelaki itu.
Dengan menurut lelaki itu memberikan sesuatu yang dia bawa. Stevan memberi uang dan lelaki itu pergi menghilang di balik pintu.
Rose memperhatikan Stevan membuka wadah dan mengeluarkan sebuah keramik bertuliskan,
..."CEO of Firstin Entertainment and Modeling,Inc."...
...Stevan Hallagar...
Tidak mungkin. Secepat ini dia mengambil alih perusahaan? Jadi nama dia Stevan Hallagar. Seperti aku pernah mendengar. Pikir Rose.
Seakan menambah keterkejutannya, lelaki itu dengan tenangnya mengatakan,
"Kamu akan menjadi asisten pribadiku." Ujar Stevan yang merupakan suatu pernyataan.
Rose membelalakkan mata dan tangannya terkepal dengan erat. Dia bisa merasakan emosinya yang mendidih.
Tapi dia berpikir, mungkin ini kesempatannya mendekati lelaki itu dan mencari tahu mengenai kejadian yang menimpa Revon.
"Okay. Aku terima. Tapi ada syarat yang harus kamu penuhi." Ujar Rose dengann berjalan mendekat dan berdiri tepat di depan meja.
Stevan tidak menyangka akan semudah itu Rose menerima permintaannya. Tapi dia senang karena wanita itu akan masuk ke permainannya.
Kamu akan menjadi salah satu koleksiku. Pikir Stevan.
Aku harus mencari tahu informasi tentang kejadian itu. Pikir Rose.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Seul Ye
Stevan is Kingston 🤣
2021-01-21
0
@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
asisten dadakan berkunjung lagi..😘
mampir juga yuk
semangat kak💪
2021-01-18
2
Wati Simangunsong
sma2 mnguntungkn belah pihakk
2021-01-17
2