Chapter 4 - He is dangerous.

Saat keluar dari ruangan milik Revon. Lelaki tadi dan manager itu sudah tidak ada di tempat semula. Rose pergi dari kantor sesegera mungkin. Dia tidak bisa berlama-lama disana. 

Dia berjalan sambil bergumam dan tanpa sadar menabrak Wen yang baru saja datang. 

"Rose, kamu tidak apa? Wajahmu pucat sekali," tanya Wen.

"Wen. Apa aku sudah gila?" ujar Rose dengan menatap Wen.

"Apa maksudmu? Rose, lebih baik kamu pulang dan istirahat. Aku akan mengantarmu," ujar Wen lalu mengajak Rose ke parkiran basement. 

Dengan badan yang gemetaran, Rose mengikuti Wen. Mereka masuk ke mobil dan mulai meninggalkan kantor.

Ditengah perjalanan Wen bertanya lagi kepada wanita disampingnya. Dia masih penasaran dengan penyebab Rose seperti ini.

"Katakan padaku. Apa yang terjadi?" ujar Wen sedikit menoleh ke arah Rose.

Beberapa detik hanya keheningan, tidak ada jawaban dari mulutnya. Saat Wen ingin bertanya lagi, Rose seketika menjawab, "Aku melihat dia di kantor," ujar Rose sambil menatap ke jalan.

"Dia? Dia siapa?" tanya Wen tidak mengerti.

"Revon," jawab Rose sambil menatap Wen dengan mata yang berkaca-kaca.

•••

Ruangan Manager Ms. Hill

Stevan Hallagar POV

"Kamu buat tanda tangan yang sama persis dengan tanda tangan Revon. Lalu tanda tangani semua berkas ini," ujar Stevan kepada Ms. Hill.

Tanpa membantah, Ms. Hill segera melakukan perintah lelaki itu. Dia tersenyum lebar melihat berkas yang akan selesai dibuat. Hanya tinggal sentuhan akhir dan setelahnya dia akan mengadakan rapat dengan para manager. 

"Sebentar lagi aku akan menjadi CEO Firstin Entertainment and Modeling, Inc. Mengambil semua properti miliknya dan wanita itu … aku akan bermain-main sebentar dengannya," ujar Stevan dengan tersenyum lebar.

•••

Kamar hotel Rose

Rose menceritakan semua kejadian pagi ini di kantor. Dari bertemu dengan lelaki misterius dan manager yang mengurus surat penyerahan jabatan hingga melihat seseorang yang mirip dengan Revon.

"Siapa lelaki yang menyuruh Ms. Hill membuat surat itu? Aku akan menemuinya nanti," ujar Wen dengan kesal.

"No, don't do that. Jangan menemuinya. Kalau bisa jangan sampai bertemu dengannya. Dia sangat berbahaya, Wen. Dia bisa mempengaruhi pikiran Ms. Hill dengan mudah. Berarti dia juga bisa melakukan hal lain yang lebih berbahaya, kan?" ujar Rose.

Ya, dia bisa melakukan hal yang berbahaya. Seperti tadi pagi yang aku alami dan.. Tunggu! Apa mungkin dia juga mempengaruhi pikiranku saat itu? Saat membunuh Revon? Pikir Rose.

"Rose? Apa kamu mendengarku?" ujar Wen yang mencoba menyadarkan Rose.

"Wen. Sementara aku akan tetap tinggal disini. Ada sesuatu yang harus aku cari tahu. Aku harus mendekati lelaki itu," ujar Rose.

"Bukannya kamu bilang dia berbahaya? Kenapa kamu ingin mendekatinya?" tanya Wen.

"Dia ada hubungannya dengan menghilangnya Revon," ujar Rose.

Dan kemungkinan dia yang mempengaruhi pikiranku untuk membunuh Revon. Maaf Wen, aku tidak bisa mengatakan ini kepadamu. Pikir Rose merasa bersalah karena telah menyimpan rahasia ini.

"Baiklah. Kalau kamu butuh apapun, katakan kepadaku. Okay?" ujar Wen dengan serius.

"Aku butuh makanan manis," ujar Rose dengan tersenyum.

Mendengar itu Wen menjadi sangat senang dan langsung menyebutkan semua makanan manis. Dia senang melihat Rose sudah mau makan lagi.

Mereka pun memesan chocolate mousse kesukaan Rose dan bersama-sama memakannya. Sesekali Wen bercerita hal menggelikan yang dulu mereka alami saat bekerja.

Tidak terasa hari sudah sore. Wen pun harus pulang kembali ke rumahnya. 

"Aku pulang dulu. Kamu jangan terlalu banyak pikiran. Aku yakin bos tampan kita pasti akan kembali dan menghajar lelaki yang mencoba merebut perusahaan," ujar Wen dengan bangga.

"Hahaha. Yeah. Dia pasti akan melakukan hal itu," ujar Rose dengan tertawa kecil.

Namun seketika dia teringat akan sesuatu.

Bagaimana kalau dia membalas dendam kepadaku karena sudah membunuhnya? Pikirnya dengan cemas.

"Hey! Aku belum pulang tapi kamu sudah melamun lagi. Oh my god, Roseline! Stop overthinking," ujar Wen dengan teriak.

"Okay okay. Stop! Jangan teriak-teriak. Sekarang lebih baik kamu segera pulang sebelum malam," jawab Rose dengan mendorong wanita itu keluar dari kamar hotelnya.

"Alright. Bye Rose. Jaga kesehatanmu," ujar Wen dan memeluknya.

"Hmm. Yes mom! Hati-hati dijalan. Bye," ujar Rose sambil membalas pelukan. 

Mereka berdua tersenyum dan kemudian Wen melepas pelukan lebih dulu. Wanita itu berjalan menjauh dan menghilang dibalik elevator.

•••

Rose POV

Aku berlari di kegelapan hutan. Melewati banyaknya pohon yang tinggi menjulang. Setiap bayangan pohon terlihat mengerikan, seperti ada seseorang yang sedang bersembunyi di sana. 

Nafasku mulai sesak, tapi aku tidak bisa berhenti berlari. Entah mengapa tubuhku seakan bergerak sendiri dan berlari secepat mungkin. Kakiku terasa perih karena goresan dari ranting-ranting pohon yang kering. 

"Rose ... lari ... lari sejauh-jauhnya. Jangan pernah menoleh ke belakang," ujar suara lelaki di dalam pikiranku.

Suara ini, suara yang aku kenal. Suara lelaki yang aku rindukan. Revon! 

"Revon! Revon! Dimana kamu?" teriakku mencoba menemukan keberadaanya.

Namun tidak ada jawaban, hanya ada suara dedaunan yang tertiup angin. Karena aku tidak melihat langkah kakiku, aku pun terjatuh dengan keras.

Bruk!!

Tiba-tiba ada seseorang yang mengulurkan tanganya di depanku. Tanpa membuang waktu aku pun menerima uluran tangannya dan perlahan bangkit. Penasaran dengan siapa yang telah menolongku, aku pun menaikkan pandanganku perlahan-lahan.

Nafasku tercekat ketika melihat tubuhnya. Darah mengalir deras dari luka tusukan di beberapa bagian vitalnya. 

Semakin naik pandanganku semakin kabur karena air mata. 

Aku kenal postur tubuh ini, dia … Revon.

Tangisku semakin pecah ketika melihat wajahnya. Dia terlihat kecewa dan air mata menetes di pipinya. Satu pertanyaan keluar dari mulutnya yang membuat jantungku berhenti berdetak.

"Kenapa kamu membunuhku, bae?"  ujar Revon.

...¤¤¤¤¤...

Aku terbangun dari mimpiku dengan tangisan. Hatiku terasa sakit mendengar pertanyaan dia. Revon ....

"Kenapa? Kenapa aku membunuhmu? Aku juga tidak tahu bagaimana bisa aku melakukan hal mengerikan itu!" teriakku di sela-sela tangisan.

Terpopuler

Comments

Duchess RahmaDika

Duchess RahmaDika

mng ni gegara penyihir kampang

2021-06-11

0

Inyhhlstryyy

Inyhhlstryyy

Karyamu Menarik Smgt Trs Thor😚😀😀

2021-05-12

1

Four.

Four.

Daebak👍🤩 semangat terus thor, salam dari
- City full love
- Memory [ingatan]
🙏🤗

2021-05-04

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 - Dreaming of him
2 Chapter 2 - Bad Dream
3 Chapter 3 - A sight of him
4 Chapter 4 - He is dangerous.
5 Chapter 5 - The new CEO
6 Chapter 6 - Who is he?
7 Chapter 7 - Werewolf pack
8 Chapter 8 - between a dream and reality
9 Chapter 9 - Stevan
10 Chapter 10 - Confused
11 Happy New Year
12 Chapter 11 - Welcoming party
13 Chapter 12 - Challenge
14 Chapter 13 - He's here
15 Chapter 14 - Mine
16 Chapter 15 - Oh No!
17 Chapter 16 - Changed
18 Chapter 17 - Sing a song
19 Chapter 18 - I want you
20 Chapter 20 - Happy
21 Chapter 21 - Plan
22 Chapter 22 - Playing with fire
23 Chapter 23 - Feeling thirsty
24 Chapter 24 - Jealousy
25 Chapter 25 - Girls talk
26 Chapter 26 - Pianist
27 Chapter 27 - Telling you
28 Chapter 28 - He's cute
29 Chapter 29 - Shapeshifting
30 Character visual
31 Chapter 30 - Still unconscious
32 Chapter 31 - Alex's coming
33 Chapter 31 - Uninvited calls
34 Chapter 32 - Mission of the day (Special)
35 Chapter 33 - Wedding Invitation (Special)
36 Chapter 34 - Meet her again
37 Chapter 35 - Erica
38 Chapter 36 - Trying to remember
39 Chapter 37 - Trouble
40 Chapter 38 - Finding a way
41 Chapter 39 - My Brother
42 Chapter 40 - The Darkness
43 Chapter 41 - A Test
44 Chapter 42 - I don't know about it
45 Chapter 43 - A voice
46 Chapter 44 - Special guest
47 Chapter 45 - A returning soul
48 Chapter 46 - The power of him
49 Chapter 47 - Hello bae
50 Chapter 48 - Love love
51 Chapter 49 - I miss you
52 Chapter 50 - Alex is back
53 Chapter 51 - Trauma?
54 Chapter 52 - Ouch my face
55 Chapter 53 - Sense of Smell
56 Chapter 54 - Aston
57 Chapter 55 - Let's Go
58 Chapter 56 - Execute the plan 1
59 Chapter 57 - Execute the plan 2
60 Chapter 58 - Go to Paris
61 Chapter 59 - My Sweet Honey
62 Chapter 60 - Curious Aston
63 Chapter 61 - Just a kiss
64 Chapter 62 - Distaste
65 Chapter 63 - Telling you
66 Spesial Hari Raya Idul Fitri 1442 H
67 Chapter 64 - Teresa's arrival
68 Chapter 65 - Asking
69 Chapter 66 - Wedding plan
70 Chapter 67 - Lovely
71 Chapter 68 - Trying
72 Chapter 69 - Her power
73 Chapter 70 - Healing
74 Chapter 71 - Dream
75 Chapter 72 - Purposeful
76 Chapter 73 - Back to Paris
77 Chapter 74 - Date
78 Chapter 75 - Engagement
79 Chapter 76 - Dress
80 Chapter 77 - Suit
81 Chapter 78 - The night before
82 Chapter 79 - Worried
83 Chapter 80 - What the hell?
84 Chapter 81 - Child?
85 Chapter 82 - they are coming
86 Chapter 83 - Playing a little bit
87 Chapter 84 - First night
88 Chapter 85 - Last
89 Chapter 86 - She knows
90 Chapter 87 - Relation
91 Chapter 88 - Bored
92 Chapter 89 - Strawberry Toast
93 Chapter 90 - Just tell him
94 Chapter 91 - Bite me
95 Chapter 92 - Feeling
96 Chapter 93 - Mood swing
97 Chapter 94 - bergulat
Episodes

Updated 97 Episodes

1
Chapter 1 - Dreaming of him
2
Chapter 2 - Bad Dream
3
Chapter 3 - A sight of him
4
Chapter 4 - He is dangerous.
5
Chapter 5 - The new CEO
6
Chapter 6 - Who is he?
7
Chapter 7 - Werewolf pack
8
Chapter 8 - between a dream and reality
9
Chapter 9 - Stevan
10
Chapter 10 - Confused
11
Happy New Year
12
Chapter 11 - Welcoming party
13
Chapter 12 - Challenge
14
Chapter 13 - He's here
15
Chapter 14 - Mine
16
Chapter 15 - Oh No!
17
Chapter 16 - Changed
18
Chapter 17 - Sing a song
19
Chapter 18 - I want you
20
Chapter 20 - Happy
21
Chapter 21 - Plan
22
Chapter 22 - Playing with fire
23
Chapter 23 - Feeling thirsty
24
Chapter 24 - Jealousy
25
Chapter 25 - Girls talk
26
Chapter 26 - Pianist
27
Chapter 27 - Telling you
28
Chapter 28 - He's cute
29
Chapter 29 - Shapeshifting
30
Character visual
31
Chapter 30 - Still unconscious
32
Chapter 31 - Alex's coming
33
Chapter 31 - Uninvited calls
34
Chapter 32 - Mission of the day (Special)
35
Chapter 33 - Wedding Invitation (Special)
36
Chapter 34 - Meet her again
37
Chapter 35 - Erica
38
Chapter 36 - Trying to remember
39
Chapter 37 - Trouble
40
Chapter 38 - Finding a way
41
Chapter 39 - My Brother
42
Chapter 40 - The Darkness
43
Chapter 41 - A Test
44
Chapter 42 - I don't know about it
45
Chapter 43 - A voice
46
Chapter 44 - Special guest
47
Chapter 45 - A returning soul
48
Chapter 46 - The power of him
49
Chapter 47 - Hello bae
50
Chapter 48 - Love love
51
Chapter 49 - I miss you
52
Chapter 50 - Alex is back
53
Chapter 51 - Trauma?
54
Chapter 52 - Ouch my face
55
Chapter 53 - Sense of Smell
56
Chapter 54 - Aston
57
Chapter 55 - Let's Go
58
Chapter 56 - Execute the plan 1
59
Chapter 57 - Execute the plan 2
60
Chapter 58 - Go to Paris
61
Chapter 59 - My Sweet Honey
62
Chapter 60 - Curious Aston
63
Chapter 61 - Just a kiss
64
Chapter 62 - Distaste
65
Chapter 63 - Telling you
66
Spesial Hari Raya Idul Fitri 1442 H
67
Chapter 64 - Teresa's arrival
68
Chapter 65 - Asking
69
Chapter 66 - Wedding plan
70
Chapter 67 - Lovely
71
Chapter 68 - Trying
72
Chapter 69 - Her power
73
Chapter 70 - Healing
74
Chapter 71 - Dream
75
Chapter 72 - Purposeful
76
Chapter 73 - Back to Paris
77
Chapter 74 - Date
78
Chapter 75 - Engagement
79
Chapter 76 - Dress
80
Chapter 77 - Suit
81
Chapter 78 - The night before
82
Chapter 79 - Worried
83
Chapter 80 - What the hell?
84
Chapter 81 - Child?
85
Chapter 82 - they are coming
86
Chapter 83 - Playing a little bit
87
Chapter 84 - First night
88
Chapter 85 - Last
89
Chapter 86 - She knows
90
Chapter 87 - Relation
91
Chapter 88 - Bored
92
Chapter 89 - Strawberry Toast
93
Chapter 90 - Just tell him
94
Chapter 91 - Bite me
95
Chapter 92 - Feeling
96
Chapter 93 - Mood swing
97
Chapter 94 - bergulat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!