Ketika aku bermain ponsel, terdengar suara seseorang membuka pintu.
"Wen, kamu sudah datang ... K-kamu?! Mau apa kamu kesini lagi?" ujar Rose terkejut melihat lelaki yang terakhir dia lihat di hotelnya sebelum pingsan.
Lalu entah bagaimana dia tiba-tiba berada di hutan dan membunuh Revon. Dia hanya mengingat bagian itu. Dan dia yakin kalau lelaki di depannya ini ada hubungannya dengan semua kejadian yang dia alami.
"Ssstt," ujar lelaki itu dan berjalan mendekat.
"Pergi dari sini! Jangan mendekat!" teriak Rose.
"Kamu sangat susah menurut ya. Bagaimana Revon bisa membuatmu menurut?" ujar lelaki itu seketika mencengkeram dagu Rose dengan kasar.
"That's not your business," jawab Rose.
Mendengar itu semakin membuat lelaki itu marah. Dia mencekik leher Rose hingga membuatnya tidak bisa bernafas.
"You fucking *****. I changed my mind to make you my girlfriend. I'll kill you now," ujar lelaki itu dengan penuh penekanan.
Rose berusaha lepas, dia mencakar, menendang bahkan menarik rambut lelaki itu. Tapi dia tetap tidak terpengaruh.
Tiba-tiba ada suara pintu terbuka.
"Hey! Apa yang kamu lakukan. Lepaskan Rose," ujar Wen sambil mencari benda yang bisa dipakai untuk menolong Rose.
Wen melihat vas bunga yang cukup besar, lalu sekuat tenaga dia memukul kepala lelaki itu dengan vas.
"Arrgh! You!" ujar lelaki itu melepas tangannya yang mencekik Rose dan berbalik menyerang Wen.
Kali ini dia memakai sihirnya dan membuat Wen terpental ke arah jendela kaca.
Pyar. Kaca jendela pecah dan Rose melihat Wen terpental hingga keluar jendela.
"No! Wen!" teriak Rose lalu berlari dan mendekat ke jendela.
Terlambat. Wen sudah terjatuh dan darah menggenangi tubuhnya. Melihat itu, Rose merasa terkejut dan tidak percaya.
"Tidak, ini tidak mungkin. Wen .... " gumam Rose sambil menangis.
"Look! Kamu sudah membunuh 1 orang lagi. You are a murderer," bisik lelaki itu yang semakin membuat tangisan Rose menjadi-jadi dan wajahnya pucat.
No, i'm not a murderer! Wen, oh my God!
Please, don't leave me alone. I don't have anyone now.
"You are a murderer. You killed her," bisik lelaki itu lagi.
"No! I'm not!" ujar Rose.
"Yes, you are. Dia terbunuh karena menolongmu. Kalau dia tidak menolongmu, dia pasti masih hidup sekarang," bisik lelaki itu.
"No! Shut up! No! No!" ujar Rose mencoba menyangkal semua kenyataan.
•••
Rose terbangun dengan wajah yang pucat dan nafas yang memburu. Dia melihat sekelilingnya dan berhenti di jendela kaca. Jendela itu masih utuh dan tampak kokoh.
Merasa sedikit lega karena itu semua hanya mimpi.
Cklek.
Pintu terbuka dan Wen datang dengan ceria.
"Rose, aku kembali. Aroma supnya sangat harum. Aku tidak sabar ingin memakannya," ujar Wen lalu kaget saat melihat wajah Rose yang semakin pucat dan terlihat sangat lelah seperti habis berlari.
"Are you alright? Kamu terlihat sangat pucat dan lelah," tanya Wen cemas.
"I'm fine. Ayo kita makan sekarang," ujar Rose berusaha terlihat baik-baik saja.
Dia masih belum bisa melupakan mimpi itu.
Kenapa terasa sangat nyata? Aku membunuh Wen? Wen harus mati karena menolongku. Sepertinya aku harus menjauh dari semua orang.
Hanya itu cara untuk menyelamatkan mereka. Ya, hanya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
RAHMA98🌹
iya lidah baca susah ini bahasa bisa gak si jangan asing begitu sedikit aja. tukang urut lidah dimana ya?...
2022-12-26
0
Kanaya Yuliana
tdinya mau baca trus tpi udah ah sampe sini aja, kagak ngerti artinya dah seru2 baca ehhh pake bahasa ingris lagi😏😏
2022-07-20
1
Milda Andriani
elleh niat buat novel ngga sih, novelmu bgus bisa dibaca tpi sebagian orang yang ngga tau artinya mereka cuma bisa baca tanpa meresapi 😤😤😤
2021-12-17
3