Semua mahasiswa dan mahasiswi diundang oleh March ke pestanya termasuk Brio, si culun miskin dia juga diundang ke pestanya.
Sebenarnya sangat tidak mengenakan sekali, karena March mengundangnya dengan kalimat yang cukup kasar.
"Eh, culun!! Hari minggu jam 8 malam ikut hadir ke party ya. Semuanya sudah diundang baik mahasiswa ataupun mahasiswi juga sudah dapat undangannya. Kayanya seru kalau orang culun seperti kamu, ikutan.." ucapnya sangat angkuh.
Brio sebenarnya tidak tahan dengan hinaan dan cercaan yang diberikan oleh teman-temannya. Namun tidak baik jika dia menunjukan kekuasaannya sekarang, rencananya bisa gatot kaca jika dia meledakkan emosinya saat ini juga. Dan sudah dipastikan dia harus menerima perjodohan yang telah di rencanakan oleh kedua orangtuanya.
"Semuanya ikut?"
"Iyalah, orang kaya gitu pasti semuanya. Memangnya kamu? Aku sihh cuma ingin kamu merasakan seperti apa sih pesta orang kaya." Dia tidak tahu dengan siapa dia berbicara.
"Hem.. baiklah." Brio menanggapinya dengan senyum datar.
"Jika aku menghadirinya aku pasti bertemu dengan Avanza, lagi pula ini di Club. Aku tidak akan membiarkan dia tersentuh oleh siapapun selain aku nanti," batinnya.
"Ok, jangan bawa kado aku takut kadonya kemurahan.." Dia berbicara sambil melenggang pergi.
Brio hanya tersenyum kecut mendengarnya seraya bergumam, "Siapa juga yang ingin membelikanmu hadiah."
Malam ini Brio datang ke pestanya dengan pakaian kemeja kotak yang dimasukan ke dalam celananya dan tak lupa memakai gesper sebagai pelengkap. Dihidungnya selalu bertengger kaca mata. Dibilang menikmati atau tidak menikmati tapi nyatanya dia selalu menggunakan style seperti itu kemanapun dia pergi.
Ketika dia sampai di Club xx, semua orang tertuju padanya menatap terheran-heran.
"O, please! Ini Club kenapa dia memakai pakaian seperti itu?" ucap salah satu orang yang berada di Club itu. Tapi tentu saja Brio hanya diam tak mendengarkan siapapun..
Dia memasuki Club itu lebih dalam lagi, dan mengedarkan pandangannya, mencari Sang Bidadari yang tak kunjung terlihat.
***
Selain itu di salah satu apartemen FR di daerah JS.
Ayla sedang mondar-mandir mencari cara agar bisa menolak ajakan Jimny untuk pergi ke Club. Sungguh dia merutuki kebodohannya kala itu. Seharusnya dia langsung menolaknya saja dan tak perduli Jimny memohonnya dengan cara apapun.
Sebuah bel berbunyi, dia melihat Jimny sedang menunggunya di pintu. Dengan ragu dia membukakan pintunya dan menampilkan sebuah cengiran senyum.
"Hehe.."
"Sayang, kamu belum ganti baju?"
"Aku, aku tadi habis pup sama mandi, Yang. Terus ada bunyi bell ternyata kamu. Ya, aku langsung buka pintu." Ayla mencerucutkan bibir pink-nya itu.
"Haih, ya sudah, aku tunggu. Tapi aku masuk ya.." Izinnya namun sambil menyelonong masuk.
"Yang... yang.." Dia menutup sambil berlari menghampiri Jimny.
"Apa? Aku nunggu disini doang kok. Kamu masuk aja ke kamar, kunci pintunya kalau perlu." Jimny yang sudah hafal dengan ketakutan Ayla hanya bisa bersikap seperti ini.
"Ok, tunggu ya!" titahnya..
"Aduh, bagaimana ini?" Monolognya ketika dirinya sudah berada didalam kamar.
"Minta disana sejam aja kali ya. Lanjut dinner," monolognya lagi.
Ayla langsung mengganti pakaiannya setelah memikirkan apa yang nanti akan dia lakukan.
Kini dia sudah keluar dari kamarnya itu dengan riasan make up yang tipis dan memakai dres selutut berwarna jingga. Kulitnya yang putih memang sangat cocok di padu padankan dengan warna apapun.
"Astaga, Sayang! Kamu cantik sekali.." puji Jimny.
"Ihh basi deh, Yang. Aku sudah cantik setiap hari," ucapnya sambil tersenyum angkuh. Bukannya berterima kasih tapi dia malah memuji dirinya sendiri.
"Uh, ini yang bikin aku gemas sama kamu." Jimny mencubit kedua pipi Ayla.
"Kamu gak butuh pujian, kamu hidup dengan apa adanya dirimu sendiri. Lebih tepatnya kamu percaya diri.." Dia melepas cubitannya itu.
Mereka pun keluar dari apartemennya, dan kini mereka sedang dalam perjalanan menuju tempat yang dituju.
Ditengah-tengah perjalanan itu, Ayla bertanya, "Apa kamu sudah mengerjakan tugas dari Pak Civic??"
"Belum.." jawabnya sambil fokus menyetir.
"Kamu ini bagaimana? Dia 'kan dosen killer, nanti kamu dihukum bagaimana?" Terlihat kekhawatiran di wajah Ayla.
"Tidak, Sayang! 'kan ada kamu.." Dia mengecup pelan tangan Ayla.
"Nanti besok kerjakan, ya! Bisa-bisa nilaimu anjlok kalau sampai tidak mengerjakannya.."
"Baiklah, seperti biasa. Bantu aku, ok!" ucapnya dengan senyum usilnya.
Ayla memang terkenal matre tapi dia tidak mau menukar dengan sesuatu yang berharga miliknya. Sebagai balasannya dia akan mengajari pacarnya yang kesulitan belajar dan menjadi asisten jika dia berpacaran dengan orang pintar juga kaya.
Mereka sudah tiba disana, Jimny memegang erat lengan Ayla, menembus kerumunan orang dan menghampiri March.
"Hai, March!" sapanya.
"Hai, Jim! Tumben pacarnya mau datang.."
Ayla hanya tersenyum kaku.
"Haha, iya. Sekali-kali," jawab Jimny.
"Ya sudah nikmati party-nya ya! Aku sapa yang lain dulu.." ucapnya.
Kemudian dia berbisik di telinga Jimny, "Minuman kebahagian sudah disiapkan, nikmati malam ini," bisiknya sambil menepuk pelan bahu Jimny. Jimny pun hanya tersenyum mendengarnya.
Sungguh dia tidak bodoh, dia mengerti arti dari minuman kebahagiaan itu, yang tentunya bisa membuat masalah besar bagi Ayla.
"Yang, mau minum?" tawarnya langsung.
Ayla tersenyum simpul, "Aku udah bawa kok, nih.." ucapnya sambil menunjukan botol air mineral yang terkenal ada manis-manisnya setelah meneguk itu.
Jimny pun memutar bola matanya keatas, jengah dengan persiapan yang sudah disiapkan oleh Ayla sebelum dirinya pergi.
"Yang, aku ke toilet dulu ya.." pamitnya, sesegera mungkin dia berlari ke toilet.
"Ishh dari mana dia mendapatkan botol itu? Tasnya kan kecill.." gerutu Jimny sambil menepuk keningnya.
Saat Ayla tiba dan sebelum Ayla pergi ke toilet. Tiga anggota squad yang terkenal tajir melintir itu memulai aksinya. Mereka berniat akan memberikan sedikit pelajaran kepada Ayla dengan membuatnya mabuk dan membawanya kehotel. Saat Ayla terlihat akan pergi ke toilet, Agya mengikutinya dari belakang.
"Huft, untung aku bawa minuman," ucap Ayla sambil membuang nafasnya kasar. Dia merapihkan make up-nya didepan wastafel.
"Hai, Ayla!!" sapa Agya sambil menepuk bahunya.
"Iya..." jawab Ayla setengah kaget. "Agya ada apa kamu kesini??" tanyanya kemudian.
"Loh, ini toilet umum, 'kan? aku juga bisa menggunakannya.."
"Hmm," jawabnya sambil terus men-touch up make up-nya.
"Ayla kita mau ngadain game nih, ikutan yah. Semua cewe juga ikutan loh."
"Game apa?"
"Mangkanya habis ini kita lihat aja langsung."
Ayla pun menyetujui ajakan Agya. Dan dia kembali bersamanya.
Setelah sampai disana, Agya dan kedua teman squad-nya itu tak menyia-nyiakan waktu yang mereka punya. Mereka langsung mensuguhi Ayla dengan minuman bening seperti air biasa namun dapat memabukan bagi siapa saja yang meminumnya.
Saat Agya memberikan minuman itu tiba-tiba saja Brio dan March dari arah berlawanan menyenggol gelas dan membuat gelas itu jatuh dan pecah.
Tentu saja Agya dan kedua temannya itu marah besar. Tapi Ayla tidak memperhatikannya karena ponselnya sedang bergetar.
"Iya, hallo Bu..!!"
"..."
"Apa mau kesini??" kagetnya.
"..."
"Hah! Iya iya nanti Ayla akan kirim lokasinya.."
Entah ada apa dengan orang tuanya baru kali ini dia ingin menjenguk anaknya itu. Biasanya hanya menanyakan kabar, namun sekarang malah ingin bertemu dengannya.
Tapi bukankah ini bisa di jadikannya alasan??
CNP
Continue in my Next Post..
...Jangan menghina orang...
...Sekalipun orang itu lebih rendah dari pada Anda...
...Arachi....
Mohon dukungannya. Karena dukungan kalian adalah penyemangatku. Untuk dukungannya bisa berupa Like, komentar, share, vote, rate 5, dsn jangan lupa untuk mem-faforitkan novel ini. Terima kasih !!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
zien
aku hadir disini 👍😘 semangat terus 💪😘 semoga sukses selalu 😀😘
2021-03-23
0
🎱ℳ𝒷𝒶𝓀 𝒩𝒶𝓎❀
waduuuh sombong sekali si march
2021-03-22
1
ANAA K
next thorr
2021-02-25
0