Bhahahahah!!!!!!
Tawa keras mengalun mengisi ruangan yang awalnya tegang berubah menjadi lebih hidup. Alex tertawa terbatuk-batuk karena melihat wajah mengenaskan dari Dara Margaretha. Gadis berkaca mata tebal itu mengigit pelan bibir bawahnya. Ke dua mata nya tampak berair. Ingin sekali Dara memaki seluruh isi kebun binatang karena pria gila satu ini. Beruntung diri nya adalah gadis penyabar. Ralat! Gadis penakut lebih tepatnya.
"Oh! Astaga! Maafkan aku!" Seru Alex mencoba meredakan tawanya.
Jari jemari panjang nya bergerak kembali mengancing satu persatu kancing baju Dara. Tangannya mengapit dagu Dara. Membuat wajah gadis itu mendongkak.
"Kau jatuh cinta padaku, Hem?" ujarnya dengan nada berat.
Bibir Dara bergetar kala di buka. Sekuat tenaga Dara mencoba mengumpulkan keberanian nya. Nasi sudah menjadi bubur. Apa boleh buat semua nya telah terlanjur.
"Y——ya," jawabnya singkat padat dan jelas.
Tom dan yang lainya hanya mampu mengeleng dalam diam. Bagaimana gadis kecil itu tidak tau diri. Mengatakan mencintai seorang Alex Felton? Bos Mafia gila dan kejam di Texas? Tidak ada yang satu wanita pun yang selamat kala berada di tangan Alex. Tidak satupun.
Secantik apapun mereka, seseksi apapun tubuh mereka, sepintar apapun mereka. Tidak ada satupun yang bisa selamat. Kala jatuh dalam genggaman Alex Felton. Benar-benar cari mati gadis itu.
Alex menelisik wajah Dara. Cukup lama, bahkan tubuh Dara bergetar ketakutan karena pandangan mata tajam nan menusuk milik Alex.
"Kau bilang cinta, tapi kenapa tubuhmu bergetar, huh?"
"I—itu, karena aku...salah tingkah padamu!" Balasnya tergagap.
Oke, terkutuklah sudah lidah tak bertulang miliknya. Di segala alasan yang bisa ia keluar kan kenapa harus alasan itu? Dara memejamkan ke dua kelopak matanya. Bahkan dahinya berkerut dalam. Ia menunggu Alex memukulnya. Semakin lama semakin dalam kerutan di dahi Dara. Hingga sentuhan di sertai usapan lembut di pipi kanannya. Membuat ke dua kelopak mata sipit nya terbuka.
"Kau lucu!" seru Alex dengan nada serak.
Eh? Jika saja mereka sedang syuting film. Sudah pasti akan ada bunyi barang pecah karena jawaban yang Alex berikan. Lucu? Dari mananya?
Wah! Pria ini benar-benar sudah gila. Karena menganggap gadis mungil itu lucu. Tom bahkan merasa rahangnya jatuh seketika kala mendengar perkataan sang Bos. Apakah selera Alex memang gadis mungil Asia ini? Setidaknya itulah yang ada di otak Tom dan yang lainnya.
Alex merentangkan ke dua tangan nya. Seolah-olah tengah memeluk Dara dari depan. Dara dengan cepat memejamkan ke dua kelopak matanya dengan erat. Hembusan napas hangat menggelitik lehernya. Perlahan tubuh Alex memberikan jarak pada tubuh Dara. Pria itu berdiri dengan senyum sinis.
"Berdirilah!" titahnya dengan suara mengelar.
Dara dengan cepat membuka ke dua kelopak matanya. Pupil matanya melebar kala sadar tangan dan kakinya telah bebas dari tali yang mengikat ke dua tangan dan kakinya. Tom melangkah cepat menuju Dara. Gadis kecil itu masih terlihat linglung. Telapak tangan tebal hitam itu hampir menyentuh baju Dara.
"Apa yang kau lakukan?" Alex berseru dengan nada menyeramkan.
Laju pergerakan tangan Tom berhenti. Pria itu tegak dengan lurus terlihat tegang. Wajah Alex terlihat tidak senang.
"Maaf, Bos!" seru Tom dengan nada takut.
"Tidak ada satupun yang boleh menyentuh apa yang aku sentuh. Apa lagi tanpa izin dariku, mengerti?" peringat Alex.
Pria itu mengedarkan penglihatan nya ke seluruh penjuru. Melihat setiap wajah anak buahnya yang menunduk dalam.
"Mengerti Bos!!"
Seruan serentak dengan keras mengema. Tom dan yang lainnya menjawab serentak dengan tegas. Alex tersenyum miring. Ia kembali melirik ke lantai. Di mana Dara masih terlihat terdiam.
"Ayo, berdiri. Apa kau lebih suka di ikat seperti tadi, huh?" Tukas Alex sembari menyodorkan telapak tangannya untuk di gapai oleh Dara.
Dara tersentak sadar. Ia meraih uluran tangan dari Alex. Telapak tangannya terlihat lebih kecil dari pada ukuran tangan Alex. Dara terpekik keras kala tubuh nya malah di tarik masuk ke dalam pelukan Alex. Pria itu sedikit membungkuk memeluk Dara. Bibir merah seksi itu berada di daun telinga Dara.
"Karena kau yang mau masuk ke dalam hidupku. Maka aku tidak akan sungkan-sungkan padamu. Kau bilang cinta padaku, maka perlihatkan perasaanmu itu. Buat aku mencintaimu, jika kau dalam waktu enam bulan tidak bisa membuat aku jatuh cinta padamu. Maka jangan salahkan aku mengeluarkan semua organ tubuhmu yang berharga itu dari tempat nya, kelinci manis!" bisik Alex dengan nada berat.
Tubuh Dara kembali menegang. Otaknya kosong seketika. Bagaimana caranya membuat seorang Bos Mafia dingin dan gila ini jatuh cinta padanya? Bahkan dalam kurun waktu enam bulan? Ini benar-benar gila. Sudah benar-benar di luar nalar. Menyesal sudah Dara memilih Texas sebagai tempat untuk meraup pundi-pundi uang di sini.
"Setuju sayang?" bisiknya lagi.
Hembusan napas hangat dari bibir Alex kembali menggelitik leher Dara. Aroma alkohol menyatu dengan parfum mahal miliknya.
"Ya...ya.." Jawab Dara sembari mengangguk pelan.
Alex tersenyum menyeramkan.
Cups.....
Ruangan sontak bising karena perbuatan sang Bos Mafia. Tubuh Dara seperti batang kayu keras. Kala benda lunak menyesap panjang leher kuning langsat. Ke dua matanya terbelalak, ke dua tangannya mengepal kuat.
Plop!
Bunyi bibir kala lepas dari ceruk leher Dara. Gadis itu masih tegang! Alex mensejajarkan wajah mereka.
"Itu sebagai tanda sahnya perjanjian kita, kelinci manis!" ujar Alex dengan wajah penuh kepuasan melihat ruam merah nan basah karena ulahnya.
Alex berdiri tegap. Pria itu melangkah tanpa kata meninggalkan ruangan khusus pertemuan.
Bruk!
Tubuh Dara tumbang. Gadis itu kembali kehilangan kesadaran nya. Ini pertama kalinya ia mendapat hal seperti ini. Gilanya lagi ada banyak orang yang melihat perlakuan pelecehan yang di lakukan oleh Bos Mafia Dragon itu.
...***...
Manik mata madu melirik mahluk beringsang bergerak ke sana kemari. Suara air mancur terdengar jelas. Ini sudah berlalu dua hari semenjak Alex memberikan nya kecupan yang masih saja terlihat jelas di lehernya. Sebenarnya seberapa keras Bos Mafia mesum itu mengecup lehernya?
Kabar baiknya Alex tengah keluar kota. Ada urusan penting yang di lakukan oleh Bos Mafia itu. Dirinya tinggal di rumah besar yang entah di mana. Yang Dara tau adalah dia berada di rumah dengan penjagaan yang sangat ketat. Beberapa kali ia mencoba untuk kabur dengan cara halus. Sialnya, ia malah ketahuan. Dan kembali masuk ke dalam rumah.
"Dara?" seruan dengan nada bertanya di belakang tubuh membuat Dara terperejat.
Ia lekas berdiri dari posisi berjongkok nya. Menatap awas pada wanita cantik di depan sana. Wanita bermata sipit yang tengah menghirup tembakau dan membuang asap ke udara itu tampak mendekat ke arahnya. Beberapa langkah mundur di ambil oleh Dara.
Wanita itu tampak menelisik penampilan Dara dari atas sampai bawah. Gaun polos berwarna putih selutut. Rambut di biarkan tergerai sebahu. Kaca mata tebal membingkai hidung sederhana nya.
"Sangat mengejutkan, bagaimana bisa Bos membiarkanmu tetap hidup. Padahal tidak satupun wanita cantik yang bisa lepas dari kematian," ujarnya dengan nada tak percaya,"apa karena kau terlihat aneh di mata Bos, sampai dia tidak membunuhmu?" lanjut nya dengan wajah masih tidak percaya.
Dara mencabik dalam diam. Sebisa mungkin ia terlihat biasa saja. Bak orang yang tuli. Hanya menatap wanita yang menghembuskan asap ke udara dengan pandangan biasa. Padahal di hatinya tengah bergejolak ketakutan.
"Anda siapa, ya?" hanya itu yang keluar dari bibir Dara.
Wanita cantik itu mengulas senyum. Rokok di tangan nya di buang ke depan. Jatuh di hamparan kerikil berwarna. Ke dua kaki jenjang nya melangkah mendekati Dara. Dara terlihat mawas diri.
"Emma!" Ujarnya sembari mengulur kan tangannya ke arah
Dara,"Emma Young. Wanita yang berada di sisi Bos Alex. Mereka memanggilku, nona serba bisa!" lanjut nya.
Dara melirik tangan Emma. Perlahan tangannya di angkat. Membalas tangan Emma. Senyum di wajahnya terbit.
"Dara Margaretha!" balas Dara.
Emma tersenyum. Ke duanya melepaskan tangan yang saling bertautan. Emma mengikis jarak di antara ia dan Dara. Menundukkan wajahnya.
"Aku juga biasanya melayani Bos di atas rajang. Kau saingan baruku," bisiknya sebelum menegakan tubuh nya kembali.
Dara mengigit pelan bibir bawahnya. Tidak tau harus bereaksi seperti apa di hadapan wanita cantik satu ini.
...***...
Tubuh mungil itu bergerak gelisah di atas ranjang empuk. Ke dua matanya sangat berat. Namun di paksakan untuk terbuka perlahan. Kamar temaram itu terlihat kabur di mata telanjang Dara. Kaca mata tebal bertengger di nakas, tepat di samping ranjang. Desakan buang air membuat Dara yang masih mengantuk bangkit dari posisi tidur nya.
"Hoam!!! Ngantuk!" Seru Dara di sela mulutnya terbuka lebar.
Ia meringsut ke bibir ranjang. Membawa telapak kakinya menyentuh lantai marmer. Dara terlalu malas membawa kaca matanya ke kamar mandi. Dua hari lebih di kamar yang sama membuat nya hapal tata letak semua barang dan kamar mandi meskipun dengan ke dua mata tertutup.
Dara membuka pintu kamar mandi dengan perlahan. Dan menutupnya, tak lupa mengunci pintu kamar mandi. Dahinya berlipat kala suara gemericik yang awalnya samar terdengar jelas. Ia pikir itu hanya khayalan nya saja karena ia masih mengantuk.
Srak!
Bertempatan dengan Dara membuka lebar matanya. Tirai pembatas terbuka. Keduanya sama-sama terkejut dengan eksistensi masing-masing. Meskipun terlihat samar bukan berati tidak terlihat. Tubuh polos tanpa sehelai pun benang itu tampak di ke dua matanya. Bermaksud menghindari tubuh atletis yang di penuhi bulir air. Dara malah melihat benda pusaka milik pria itu.
Satu!
Dua!
Tiga!
Aaaaaaaaaaaaaaaaa!!!!!!!!!!!!
Dara berteriak keras. Bersamaan dengan pria yang berada di dalam kamar mandi. Pria tampan itu kalang kabut menutupi miliknya yang tidak mampu di tutupi karena tengah bangun. Bayangkan betapa horornya yang tengah terjadi bagi ke duanya.
Teriakan keras di dalam kamar. Membuat para pembantu di rumah sampai penjaga bergegas masuk ke dalam dengan kunci cadangan. Yang memang ada di tangan penjaga rumah.
Mereka syok kala pintu terbuka. Dengan cepat pria itu menutup tirai. Dara masih berteriak keras tanpa jeda. Seolah-olah tegah latihan vokal.
"Nona!" Tepukan di bahu membuat Dara berhenti berteriak.
"Ii....ittu———gede sekali! Hiks...hiks...hiks..." Pada akhirnya Dara malah menangis setelah tergagap berbicara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Kampleng Khe Ai
auto ngakak thor 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🎉
2023-04-08
1
Vera Wahyufi
🤣🤣🤣🤣
2022-11-10
1
Shiro Yuki
tiap bab selalu ad yg bikin ngakak
2022-11-08
0