Kini Dara tengah duduk di sofa, ia bingung harus melakukan apa, bahkan ia tidak tahu letak kamarnya dimana.
Sudah dipastikan jika Gio tidak akan mau sekamar dengan dirinya, maka dari itu dara hanya diam sedari tadi menunggu suaminya turun.
Tak
Tak
Tak
Suara sepatu yang datang dari arah tangga membuat Dara menoleh dan melihat si pemilik sepatu.
Agnes turun seorang diri tanpa adanya Gio disana, Agnes juga melihat dara yang tengah duduk disofa lalu Agnes mendekat ke arahnya.
"Sedang apa kau disini?! Apa pekerjaanmu hanya melamun seharian?" ejek Agnes yang sudah berada didepan Dara. Dara pun berdiri dari duduknya.
"A-aku ingin kekamar, ta-tapi aku tidak tau dimana kamarku" ujar Dara dengan wajah polosnya.
"Kamarmu?! Heh... Tentu dikamar pembantu, memang dimana lagi?!!" ucap Agnes dengan nada tinggi membuat Dara menundukkan kepalanya.
"Ma-maaf, a-aku hanya tidak tau dimana letaknya" ucap Dara sambil tetap menundukkan kepalanya.
"Kau cari saja sana! Apa kau tidak punya mata dan kaki sampai-sampai harus menunggu seseorang memberitahumu?!" Agnes menatap tidak suka pada Dara.
"Ba-baik" dara pun berjalan mencari kamar pembantu untuk ia tempati.
Begitu mirisnya kehidupan dara saat ini, sebagai seorang istri dari pemilik rumah ini seharusnya dara tidur dikamar utama bersama Sang suami. tapi apalah daya, ia hanya dijadikan sampah oleh Gio dan Agnes kekasih dari suaminya kini.
Dara terus menyusuri setiap sudut ruangan, rumah Gio memang besar jadi dara agak kesulitan menjadi kamar tersebut. Wajar memang karna sekarang Gio adalah pemilik dari perusahaan milik keluarganya, tidak aneh jika lelaki itu memiliki rumah bak istana.
Sampai akhirnya Dara berhenti didepan pintu yang bersebelahan dengan dapur.
"Sepertinya ini kamar pembantu" Dara memegang knok pintu dan membukanya perlahan lahan, ia takut ada orang didalam.
Clekkk
Dara membukakan pintu sedikit dan menoleh apakah benar ini adalah kamar yang akan ia tempati atau tidak.
"Tidak ada orang, sepertinya memang ini kamarnya" Dara pun masuk kekamar pembantu tersebut dan tak lupa mengunci pintu.
"Bahkan kamar pembantu pun lebih besar dari kamarku di panti" decak kagum yang Dara lontarkan ketika melihat kamar yang akan ia tempati, meskipun itu adalah kamar pembantu tapi kamar itu lebih bagus dan besar dibandingkan kamarnya di panti.
Dara menduduki dirinya dibibir ranjang, ia juga mengelus elus kasur empuk yang ia duduki.
"Wahh... Kasur ini sangat empuk, berapa kira kira harga kasur ini ya?" tanya Dara pada dirinya sendiri.
Masih dengan posisi duduk Dara mengedarkan pandangannya melihat setiap sudut kamarnya (kamar pembantu), hanya ada kasur, lemari, dan TV disana, tak lupa kamar mandi yang berada didalam kamar. Untuk ukuran kamar pembantu ini terkesan mewah baginya.
Dara membaringkan tubuhnya di atas kasur sembari melihat langit-langit kamar, ia memikirkan bagaimana nasibnya nanti? Apa ia akan kuat melihat suaminya sendiri dengan wanita lain? Mungkin sekarang Dara masih kuat karna memang belum tumbuh rasa cinta diantara mereka.
Ia juga memikirkan tentang perkataan Gio yang akan menyewakan dirinya pada lelaki diluaran sana yang belum tentu ia kenal.
Tapi jika benar apa yang ia harus lakukan? Mengadu pada mertuanya? Tapi pasti Gio tidak akan membiarkan hal itu terjadi, atau ia pulang saja ke panti? Tapi pasti Ibu Sisil dan Pak Danu akan mengkhawatirkan dirinya dan memintanya untuk berpisah dari Gio. Bukan Dara tidak mau tapi mertuanya sudah banyak membantu anak anak panti dan juga akan membuat dirinya tidak enak hati.
Oh Tuhan tolong aku...
Kuatkan diriku ya Tuhan...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments
Em Mooney
hemmm... kabur aj ra
2024-01-04
0
Anisa Cayank Qmu
nyimak dulu ya
2023-08-20
0
Anik Hariyani
sabar ya dara ,suatu saat gio pasti menyesal
2023-08-16
0