Episode 3

Di kediaman keluarga alina

Hari sudah mulai sore, namun alina belum juga menampakan diri pulang ke rumah, tidak biasanya alina seperti ini. Sang ibu sudah mulai khawatir ayah hendra dan aby baru saja pulang dari tempat kerjanya.

Bunda rumi yang sejak tadi di landa rasa cemas tidak bisa menahannya lagi untuk segera memberitahukan kepada sang suami tentang keberadaan putrinya.

"Ayah, alin kok sejak tadi belum pulang ya. Mana handphonenya nggak di angkat sejak tadi bunda telepon." Kata bunda rumi dengan rasa cemas.

Hendra di buat terkejut dengan perkataan istrinya, pasalnya alin tidak pernah seperti ini. Dan jika dia terlambat pulang ke rumah pasti dia akan meminta ijin terlebih dulu atau bisa saja menelpon ke rumah.

"Ada apa si bunda, kenapa dari tadi ribut-ribut?" Tanya aby penasaran sejak tadi mendengar keributan.

"Adikmu belum juga pulang aby. Apa dia ada menghubungimu?" Bunda rumi masih saja cemas.

Aby segera ke kamarnya untuk mengambil ponselnya dan segera menghubungi alina. Dia pun merasa sangat khawatir dengan sang adik, karena tidak biasanya alina seperti ini.

Ponsel alina aktif namun tidak ada jawaban sama sekali. Apa yang sebenarnya terjadi pada alina? kenapa tidak mengangkat teleponku?

Aby terus saja menghubungi alina hingga teleponnya tersambung setelah beberapa kali melakukan panggilan.

"Alin, kamu dimana alin orang rumah sedang khawatir menunggumu pulang." Omel aby yang sudah ingin memarahi adiknya itu setelah sambungan teleponnya benar-benar tersambung.

"Maaf saya teman alina, sekarang alina sedang di rumah sakit umum kota A." Sahut Jovan dengan jelas.

"A..apa.. bagaimana bisa dia masuk rumah sakit, apa yang terjadi pada alin?" Sergah aby cepat.

"Segera datang ke rumah sakit, anda bisa menanyainya langsung." Ucap jovan yang tidak ingin berdebat melalui telepon.

Aby pun langsung memutuskan sambungan telepon.

"Ayaahh... Ayo kita ke rumah sakit, alina sedang dirumah sakit sekarang." Teriak aby memberitahu ayahnya.

Bunda rumi yang mendengar teriakan aby begitu terkejut dan langsung tidak sadarkan diri setelah mendengar bahwa putrinya masuk rumah sakit.

Aby dengan sigap menopang tubuh sang bunda di bantu oleh ayah hendra. Langsung menuju mobil yang akan mereka kendarai menuju rumah sakit.

"Bunda mu syok mendengar putrinya masuk rumah sakit. Sebenarnya apa yang terjadi pada alina by?" Kata ayah hendra yang tidak kalah khawatir.

"Saya juga tidak tau ayah, temannya tidak memberitahuku melalui telepon tadi. Dia hanya mengatakan jika alina masuk rumah sakit." Sahut aby.

Mereka pun pergi menuju rumah sakit dengan membawa bunda rumi dalam keadaan tidak sadarkan diri. Sebelumnya sudah meminta supir untuk mengantar mereka.

Tidak lupa juga ayah hendra meninggalkan pesan pada bi muna selaku asisten rumah tangga di rumah mereka.

Tidak membutuhkan waktu lama merakapun sampai pada tempat tujuan yaitu rumah sakit tempat alina di rawat. Sebelumnya bunda rumi sudah sadarkan diri namun langsung menangis histeris mengingat putri kesayangannya kecelakaan.

Aby langsung menanyakan keberadaan ruangan alina pada meja informasi. Setelah mengetahuinya aby dan ayahnya serta bunda rumi segera berjalan menuju ruangan tempat alin.

"Bagaimana keadaan putri kita ayah?" Tanya bunda rumi yang sejal tadi tidak henti-hentinya menanyakan keadaan putri kesayangannya.

"Dia akan baik-baik saja bun, tenangkan dirimu." Sahut ayah hendra.

Mereka pun sampai di ruang rawat alina, Dan benar saja alina belum sadarkan diri sejak tadi. mereka melihatnya seorang pria muda duduk di sofa yangbtidak jauh dari bed hospital alina.

Bunda rumi seketika memeluk tubuh putrinya begitu erat.

"Maaf buk, dia sedang beristirahat jangan khawatir kondisinya baik-baik saja. Dia hanya tertidur karena efek obat yang di berikan tadi." Ucap jovan dengan hati-hati.

Jovan melihat ke arah mereka bertiga, dan dia sudah bisa menebaknya, memastikan jika mereka adalah orang tua dari gadis yang di tabraknya.

"Kamu yang mengangkat telepon alina tadi? apa yang terjadi pada alina? kenapa bisa seperti ini?" Aby seketika terus membrondong banyak pertanyaan karena sudah khawatir melihat keadaan adiknya.

Jovan tidak ingin memberitahu jika dialah penyebabnya.

"Tadi terserempet oleh mobil, kemungkinan dia tidak melihat kiri kanan jadi dengan tidak sengaja salah satu pengendara mobil mengenainya, bersyukur karena tidak menyebabkan luka serius di bagian tubuhnya." Jekas jovan berusaha tenang.

Jovan pun pamit keluar dari ruang perawatan alina setelah melihat orang tua alina sudah sedikit tenang.

Selang beberapa menit setelah kedatangan mereka, terlihat alina sudah sadarkan diri. Seketika dia memeluk sang bunda.

"Bunda." Ucap alina lirih.

"Iya sayang ini bunda, Bagaimana bisa kamu seperti ini nak?" Tanya bunda memastikan putrinya baik-baik saja.

"Alina nggak apa-apa kok bun, jangan khawatir." Kata alina yang tidak ingin membuat orang tuanya sangat khawatir.

"Ayah?" Pandangan alin melihat ke arah ayahnya.

Ayah hendra pun mendekat, tangannya langsung mengelus puncak kepala putrinya.

"Apa yang sakit nak?" Tanya ayah hendra.

Alina menggeleng dan memberitahu ayahnya bahwa tidak ada yang mesti di khawatirkan karena memang dia tidak mengalami luka serius pada bagian tubuhnya.

"Kalian jangan khawatir, alina nggak apa-apa kok." Ucap alina lagi meyakinkan keluarganya bahwa dia baik-baik saja.

Sudah tidak ingin berlama-lama di rumah sakit, alina pun sudah meminta untuk pulang ke rumah.

Jovan sudah pamit duluan pada orang tua alina, sebelum alina sadarkan diri.

Ayah hendra pun menyuruh aby untuk segera menyelesaikan administranya ketika sudah mendapat ijin dari dokter rumah sakit bahwa alina sudah di bolehkan pulang.

"Alin. Apa kamu yakin kamu udah baik-baik aja?" Tanya aby pada adiknya.

"Iya bang, Alin udah nggak apa-apa." Sahut alina tersenyum pada abangnya.

Aby mengangguk, dan beranjak dari ruangan rawat alina untuk menyelesaikan administrasi perawatan alina.

Tak lama kemudian mereka pun kini mengendarai mobil menuju rumah setelah menyelesaikan semua administrasi alina dan ternyata sebelumnya semua biaya berobat alina sudah di tanggung oleh seseorang siapa lagi kalau bukan jovan yang ingin bertanggung jawab atas apa yang sudah di lakukan pada alina.

Namun orang tua dan aby tidak mengetahui bahwa jovanlah yang telah mengakibatkan alina masuk rumah sakit.

"Sayang sejak kapan kamu memiliki teman cowok?" Tanya bunda rumi penasaran pada putrinya. Karena sepengatahuannya alina tidak pernah begitu akrab pada seorang teman laki-laki.

Alina menggeleng, tidak tau apa maksud dari pertanyaan bundanya.

"Alina nggak ada temen cowok bun." Sahut alin yang tidak terima dengan pertanyaan bundanya.

"Loh.. Tadi yang nemenin kamu di rumah sakit siapa?" Tanya aby pada adiknya.

"Hahh? alin nggak tau, alina tidak melihatnya." Kata alina yang memang merasa tidak mengetahui keberadaan seorang laki-laki selama dia di rawat.

Bunda dan aby pun tidak bertanya lagi, karena mungkin alina tidak menyadari bahwa ada yang telah menolongnya.

Episodes
1 Prolog (Visual pemeran)
2 Episode 1
3 Epiosode 2
4 Episode 3
5 Episode 4
6 Episode 5
7 Episode 6
8 Episode 7
9 Episode 8
10 Episode 9
11 Episode 10
12 Episode 11
13 Episode 12
14 Episode 13
15 Episode 14
16 Episode 15
17 Episode 16
18 Episode 17
19 Episode 18
20 Episode 19
21 Episode 20
22 Episode 21
23 Episode 22
24 Episode 23
25 Episode 24
26 Episode 25
27 Episode 26
28 Episode 27
29 Episode 28
30 Episode 29
31 Episode 30
32 Episode 31
33 Episode 32
34 Episode 33
35 Episode 34
36 Episode 35
37 Episode 36
38 Episode 37
39 Episode 38
40 Episode 39
41 Episode 40
42 Episode 41
43 Episode 42
44 Episode 43
45 Episode 44
46 Episode 45
47 Episode 46
48 Episode 47
49 Episode 48
50 Episode 49
51 Episode 50
52 Episode 51
53 Episode 52
54 Episode 53
55 Episode 54
56 Episode 55
57 Episode 56
58 Episode 57
59 Episode 58
60 Episode 59
61 Episode 60
62 Episode 61
63 Episode 62
64 Episode 63
65 Episode 64
66 Episode 65
67 Episode 66
68 Pengumuman
69 Part 1
70 Part 2
71 Part 3
72 Part 4
73 Part 5
74 Part 6
75 Part 7
76 PENGUMUMAN
77 Part 8
78 Part 9
79 Part 10
80 Part 11
81 Part 12
82 Part 13
83 Part 14
84 Part 15
85 Part 16
86 Part 17
87 Part 18
88 Part 19
89 Part 20
90 Part 21
91 Part 22
92 Part 23
93 Part 24
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Prolog (Visual pemeran)
2
Episode 1
3
Epiosode 2
4
Episode 3
5
Episode 4
6
Episode 5
7
Episode 6
8
Episode 7
9
Episode 8
10
Episode 9
11
Episode 10
12
Episode 11
13
Episode 12
14
Episode 13
15
Episode 14
16
Episode 15
17
Episode 16
18
Episode 17
19
Episode 18
20
Episode 19
21
Episode 20
22
Episode 21
23
Episode 22
24
Episode 23
25
Episode 24
26
Episode 25
27
Episode 26
28
Episode 27
29
Episode 28
30
Episode 29
31
Episode 30
32
Episode 31
33
Episode 32
34
Episode 33
35
Episode 34
36
Episode 35
37
Episode 36
38
Episode 37
39
Episode 38
40
Episode 39
41
Episode 40
42
Episode 41
43
Episode 42
44
Episode 43
45
Episode 44
46
Episode 45
47
Episode 46
48
Episode 47
49
Episode 48
50
Episode 49
51
Episode 50
52
Episode 51
53
Episode 52
54
Episode 53
55
Episode 54
56
Episode 55
57
Episode 56
58
Episode 57
59
Episode 58
60
Episode 59
61
Episode 60
62
Episode 61
63
Episode 62
64
Episode 63
65
Episode 64
66
Episode 65
67
Episode 66
68
Pengumuman
69
Part 1
70
Part 2
71
Part 3
72
Part 4
73
Part 5
74
Part 6
75
Part 7
76
PENGUMUMAN
77
Part 8
78
Part 9
79
Part 10
80
Part 11
81
Part 12
82
Part 13
83
Part 14
84
Part 15
85
Part 16
86
Part 17
87
Part 18
88
Part 19
89
Part 20
90
Part 21
91
Part 22
92
Part 23
93
Part 24

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!