...Anaknya yang gemesin atau Bapaknya yang justru gemesin????...
...💕Rengganis_Jeyang💕...
💕💕💕💕💕💕💕
Lamat - lamat Rengganis mendengar suara tangisan. Dari suaranya, tangisan itu milik seorang anak kecil. Seketika pikiran Rengganis bergerilya. Dua hari yang lalu dia tertarik mengklik konten clickbait dan menontonnya. Gadis itupun seketika menyesal kuotanya melayang sia-sia karena tertipu konten yang tak sedahsyat judulnya. Konten itu ternyata berisi keisengan seorang youtuber yang mengeprank orang lewat dengan tangisan hantu anak kecil untuk menakuti korbannya.
Rengganis menganggap ini mungkin kerjaan orang iseng menakuti warga baru seperti dirinya. Ini sudah jam 20.30 malam. Jalanan di perumahan mulai sepi dengan lampu yang temaram.
Dengan menenteng sekantong kresek berwarna putih Ganis melebarkan langkah agar cepat sampai ke rumah kontrakannya.
Rengganis tak mau peduli dengan suara tangisan yang terdengar menyayat jiwa itu. Namun suara itu makin lama makin nyaring terdengar dan benar saja itu memang suara anak kecil.
Sesosok anak kecil duduk tertelungkup memeluk kedua lututnya di bawah temaramnya lampu komplek perumahan. Otaknya yang tadi sudah suudzon mendadak sirna ketika tangisan itu memang nyata.
Ganis berjongkok di depan anak itu dan menepuk pelan punggungnya. Suara isakan tangispun berhenti.
"Hai, kenapa kamu menangis disini??" Ganis berusaha tak panik dan bertanya pelan-pelan. Lelaki kecil itupun mendongak. Air mata masih berbekas di kedua sudut matanya.
Wajahnya imut dan innocent membuat siapapun gemas jika melihatnya. Anak ini membuat orang ingin menowel pipinya gemas walaupun pertama kali bertemu. Termasuk Ganis, dia langsung gemas dengan anak itu.
Anak kecil itu hanya diam menatap Ganis lekat. Ganis langusung menampakkan senyumnya agar si anak tak menyangka Ganis akan berbuat jahat padanya.
"Kamu tersesat ya??" Ganis mengelus punggung lelaki kecil itu dan dijawab dengan anggukan pelan.
"Apa kamu ingat nomer telpon rumah atau orang tua kamu. Biar tante yang menelponnya untuk kamu"
Dia menggeleng. Ganis mengernyit. Gadis itu mengira, anak ini mungkin kabur dari rumah. Dia juga tidak terlihat seperti anak jalanan. Anak itu mengenakan celana denim dengan kaos putih bergambar Bugs bunny bertuliskan HEYUNO. Tentu Ganis tau itu adalah brand fashion terkenal anak-anak.
Jadi, kesimpulan Ganis, anak ini pasti kabur dari rumah.
Anak itu mengalihkan pandangan ke kantong kresek berwarna putih yang Ganis bawa.
"Saya lapar Tante" Ganis merasa iba, dia tersesat dan saat ini kelaparan sedang mendera. Buru-buru Ganis membuka kantong kresek. Mengambil sekantong Roti rasa pandan bertabur toping keju.
Dengan tangan gemetar, anak yang menggemaskan ini meraih roti pandan yang di sodorkan Ganis padanya. Ganis tersenyum saat dia memakan roti itu dengan lahap. Ganis lega, anak ini merespon pertolongan Ganis dan bukan malah berteriak memanggil warga.
"Rumah kamu dimana Dek??" Tanya Ganis saat anak itu tengah menikmati rotinya. Anak itu hanya menatap Ganis dengan mulut penuh. Hati Ganis mencelos. Dia bertanya pada saat yang salah. Dia kan sedang makan.
Ganis menunggu anak ini selesai makan roti sampai rasa kenyangnya terbayar baru dia akan bertanya.
Orangtuanya pasti bingung mencari.
"Pasti ayah sama ibu kamu sekarang bingung nyari kamu." Ganis membungkuk mensejajarkan tubuhnya untuk lebih dekat dengan anak menggemaskan itu.
"Ayah enggak mungkin nyari saya tante. Ayah saya sibuk" Dia mengunyah roti lagi. Seakan problematika ayah sibuk bukan masalah besar baginya. Ganis menduga saking sibuknya ayahnya sampai anak kecil ini juga tak peduli ayahnya nyari atau enggak.
Ayah yang buruk !
"Ayah kamu sibuk kerja??"
Anak itu mengangguk. "Saya juga takut pulang kerumah"
Ganis makin penasaran dengan bocah lelaki yang terlihat tak punya rasa takut atau sungkan bercerita kepada Ganis yang baru dikenalnya. Pasti anak ini sering berinteraksi dengan orang yang ada dirumahnya hingga dia tak begitu khawatir dengan keberadaan Ganis.
Ganis hampir melupakan sesuatu.
"Nama kamu siapa dek??" Anak ini berumur sekitar 8 tahunan jadi pasti sudah tau namanya sendiri.
"Tholeeee !" Pekik seorang wanita yang berusia kira-kira 55 tahunan berjalan sempoyongan menghampiri Ganis dan anak itu. Bocah lelaki yang merasa di panggil Thole tadi menoleh. Wajahnya tersenyum mengembang kemudian nampak cemberut lagi.
Ganis bisa bernafas lega ada yang mengenali bocah ini. Dia tadi sudah berencana jika tidak menemukan titik terang mengenai anak ini, dia akan membawanya menginap di rumah kontrakannya dan akan melaporkannya besok pagi ke Pak RT.
"Ibu, nenek anak ini??" Tanya Ganis pada ibu-ibu tua yang sedang memeluk si Thole. Dia menangis terisak mengusap kepala Thole bertubi-tubi.
"Saya pengasuhnya mbak" Dia sesenggukan. Matanya yang berlinang tangisan menyiratkan kelegaan karena pencarian si Thole tidak sia-sia.
"Saya tadi menemukan Thole ini duduk disini nangis Bu" Ganis secepatnya mengklarifikasi pertemuannya dengan Thole ini terjadi secara kebetulan. Tidak ada maksud jahat mencelakai Thole.
"Makasih Mbak, udah nolongin Thole.." Masih tetap memeluk Thole dengan menangis.
Ganis terenyuh, melihat pengasuh yang begitu menyayangi anak majikannya seperti cucunya sendiri. Sedangkan Thole makin membenamkan kepalanya ke perut pengasuhnya dan melingkarkan tangannya ke pinggang wanita tua itu.
"Kamu kemana aja to leeee... Semua orang bingung nyari kamu. Mbok ya kalau mau main atau keluar itu pamit biar di anterin Mas atau Pak Mul." Keduanya melepas pelukan. Kepala Thole mendongak menatap pengasuhnya.
"Ayah bingung nyari kamu dan mau bikin laporan ke polisi" Mendengar pernyataan Pengasuh Thole, bocah gemas itupun mendadak terkejut lalu menghela nafas.
"Ayah pasti nemuin kertas ulangan saya yang nilainya merah semua."
Ganis menatap bergantian kearah Thole dan Si pengasuh. Ibu pengasuh menggeleng. "Ayah enggak marah kok Le..."
Ganis semakin ingin tau problem yang di hadapi Thole. Karena nilai ulangan jeblok, Thole kabur dari rumah karena dia takut ayahnya marah. Ganis berpendapat jika Ayah Thole ini adalah tipe pemaksa kehendak. Dia selalu berekspektasi tinggi terhadap anak-anaknya.
Ganis mendesah, kenapa akhir-akhir ini dia sering mendapati kenyataan tentang Ayah yang buruk. Ayah yang sibuk dan tidak mau mengerti keinginan sang anak. Ayah yang selalu memaksakan kehendak. Dan ayah yang suka memgajarkan anaknya lari dari masalah.
Bukankah kaburnya Thole karena dia menghindari kemarahan ayahnya karena nilai ulangannya jeblok.
Mengingatkan dia dengan Abimanyu, yang takut dengan sang Ayah.
Ayah Abimanyu dan Thole adalah figur ayah kejam di dunia nyata. Namun dengan wajah menawan, berkharisma dengan mudah dia menarik simpati masyarakat.
Ganis selama ini menyangka, ayahnya saja yang jahat. Rupanya Ayah Abimanyu dan Thole sama jahatnya.
"Thole pulang saja dulu, ayah enggak mungkin marah sama Thole" Ganis berusaha membujuk Thole seperti yang dilakukan Ibu Pengasuh yang dari tadi berusaha membujuk Thole agar pulang kerumah.
"Saya takut Ayah marah. Kemarin Ayah juga memarahi Mas dan Mbak yang nakal di sekolah" Dia menunduk sedih.
Ganis jadi geram dan penasaran. Ayah macam apa yang setega itu pada anaknya????
"Mbok, Sadewa sudah ketemu??" Suara bernada panik terdengar di telinga Rengganis dan membuatnya berjengit.
"Bapak...." Bisik Ganis terkejut saat tau orang yang mengenakan kemeja marun dan gagah ini adalah Ndaru Ayodya.
Bisa dipastikan jika Thole itu anaknya. Ganis tau Thole adalah sapaan kesayangan pada anak laki-laki dalam Bahasa Jawa. Bukan nama sebenarnya.
Dan nama sebenarnya dari Thole adalah Sadewa.
Sadewa semakin mengeratkan pelukannya ke Mbok pengasuhnya. Membenamkan wajahnya pada si pengasuh karena takut dengan ayahnya yang berwajah panik.
Ganis pun jadi emosi mengetahui jika Abimanyu bukan satu-satunya korban salah asuhan Ndaru. Bahkan, Sadewa yang berusia masih sangat kecil adalah korban juga.
"Ngapain kamu kesini bersama anak saya??!!!!" Tatapan Ndaru nyalang seperti mau menelan Ganis hidup-hidup. Kepanikan berubah jadi amarah melihat anaknya lagi-lagi berurusan dengan wanita seperti Ganis.
Pada pertemuan mereka sebelumnya sudah tumbuh bibit permusuhan, bisa dipastikan kali ini akan terjadi ketegangan sengit.
"Saya harusnya nanya sama Bapak, apa gara-gara anda sibuk kampanye, pencitraan sana sini sampai anda lupa sama anak sendiri??" SUngut Ganis.
Ndaru memerintahkan pengasuh Sadewa segera membawa Sadewa masuk ke mobil yang ada di depan komplek perumahan. Dan Ndaru masih belum selesai dengan Rengganis.
"Kamu sengaja kan nyulik anak saya. Kamu pengen kan nanya-nanya ke anak saya soal rumah tangga dan keluarga saya? Kenapa saya bisa cerai? Apa anak saya kesepian dan merasa di abaikan?? Saya tau kamu dendam sama saya !" Tuduh Ndaru semena-mena. Dan itu membuat Ganis naik pitam. Dia tidak segan-segan memperlakukan Ndaru seperti murid bandel di Sekolahnya.
"Seharusnya Bapak terimakasih sama saya karena saya nemuin anak Bapak ! Saya enggak sengaja nemuin anak Bapak disini. Saya enggak nyulik anak bapak. Apa keuntungan buat saya? Jangankan kenal anak bapak yang lain, rumah bapak dimana saya juga enggak tau ! Jadi jangan nuduh orang sembarangan deh !!" Ganis harus berani mendebat Ndaru yang asal tuduh dan tidak tau terimakasih.
Pandangan Ndaru beralih ke plastik berisi sisa roti yang dimakan Sadewa dan botol cimory yang isinya tinggal setengah.
Kamu nyuap anak saya dengan makanan kan agar dia mau kamu culik??" Mata Ganis membelalak melihat Ndaru menunjuk rerumputan dimana sisa roti dan botol minuman itu berada. Menganggap barang-barang keselamatan bagi Sadewa sebagai barang bukti penyuapan.
"Saya enggak kenal sama yang namanya suap Pak. Yang suka nglakuin suap itu kayak gitu kan orang-orang seperti Bapak.!" Cibir Ganis murka. Dia kesal pertolongan Ganis malah dianggap penculikan oleh Ndaru.
Wajah Ndaru seketika merah padam, di hina oleh Guru anaknya di sekolah. Padahal Ndaru sendiri memiliki catatan bersih dan dia dulu adalah aktivis anti KKN di kampus.
Dengan cepat lengan Ganis di tarik oleh Ndaru dan membuat tubuh mereka saling berdekatan. Ndaru menatap tajam Ganis dan gadis itu malah membuang muka.
"Lepasin Pak, jangan megang-megang saya ya !" Ancam Ganis " Atau saya teriak nih !"
Ndaru mendorong Ganis hingga punggung Guru BP itu terantuk sebuah tembok pagar yang tinggi. Tangan daru mengepal meninju tembok di samping kepala Rengganis.
Hembusan nafas kasar milik Ndaru jelas terdengar dan membuat Ganis merasa terancam. Diapun memejamkan mata.
"Saya peringatin ya sama kamu untuk pertama dan terakhir kalinya. Jangan pernah dekati anak saya. Jangan pernahmencampuri urusan pribadi keluarga saya atau kamu akan menyesal !" Bisik Ndaru tepat di sebelah telinga Ganis membuat gadis itu merinding.
Merinding karena hembusan nafas yang memburu menerpa telinga Ganis dan merinding karena ancamannya.
Ndaru menghempaskan lagi Rengganis dengan memegang pundaknya hingga terantuk tembok. Seketika pumggunya terasa sakit.
Ndaru berlalu pergi dengan hati yang lega karena sudah memperingatkan peneror keluarganya. Ndaru menganggap Ganis sebagai teror sejak pertama kali Guru BP anaknya itu menghubunginya.
Sedangkan Ganis tak menyangka, kandidat Gubernur dengan elektabilitas diatas 55% dari pesaingnya ini ternyata galak dan tak tau terimakasih !!
🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿
...Hallo para readers dan author...makasih ya sudah mampir dan ngasih like....
...see you.jaga kesehatan selaluuuu💕💕💕💕...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Sandisalbiah
bapak edyann..
2024-11-24
0
Erni Fitriana
seru nih...thor...yuk lanjut...pengen tau sikap ndaru selanjutnya
2023-02-16
0
Rahmat Uja
woooyyyyyy ndaruu pengen d cabein deh kayanya😬😬😬😬
2022-11-21
0