Takdir dua manusia di pertemukan, bukan sebuah kebetulan. Namun juga karena nasib yang sama.
***
Xiao melaju dengan kecepatan tinggi. Tetapi dia langsung menginjak remnya ketika Viera tiba-tiba muncul dan duduk di sampingnya.
Syuuttt!
Mobil Xiao berhenti seketika. Lelaki itu langsung menatap makhluk gaib di sampingnya.
"Sekarang aku harus bagaimana?" tanya Xiao, sepertinya dia sudah mempercayai Viera sepenuhnya. Setelah melihat apa yang sudah dilakukan orang tuanya padanya.
"Selamatkan Chan!" sahut Viera sembari menatap tajam Xiao.
"Apa? bukankah aku harus pergi dari rumah? kenapa aku harus ke rumah hanya untuk menyelamatkannya?" Xiao mengerutkan dahinya.
"Lakukan saja!"
"Sia-sia kita ke sana! mungkin Chan sudah mati!" Xiao bersikeras.
"Aku paham sudah 17 tahun kau hidup sebagai anak psikopat. Sehingga kau sama sekali tidak memiliki hati nurani untuk menolong. Cepat! selamatkan Chan, dia di tawan gara-gara kamu kan?!" ujar Viera, di mendekatkan wajahnya tepat ke wajah Xiao. Makhluk itu berusaha mengintimidasi remaja lelaki yang keras kepala itu.
Perlahan Xiao pun ciut, karena wajah Viera tampak sangat menyeramkan ketika sedang marah. Tanpa sepatah kata, Xiao kembali menjalankan mobil untuk segera pergi ke rumahnya.
***
Syuutt!
Xiao menghentikan mobil dan langsung berlari menuju ke rumahnya. Namun matanya langsung membelalak ketika melihat rumahnya di penuhi oleh makhluk-makhluk aneh. Lelaki itu berdiri mematung, sekarang dia merasa enggan untuk masuk ke dalam.
"Tenanglah Xiao! mereka tidak akan menyakitimu, asal kamu berpura-pura tidak melihat mereka!" ujar Viera yang sedang berdiri di samping Xiao.
Perlahan Xiao berusaha mengumpulkan keberaniannya dan melangkahkan kakinya masuk ke rumah. Saat berada di dalam, matanya sudah disambut oleh makhluk hitam tinggi. Mata makhluk itu berwarna putih dan terus menatap Xiao.
Sedangkan Xiao hanya terus berusaha mengabaikan makhluk tersebut. Meskipun tubuhnya gemetaran dan keringat mulai bercucuran. Dia tetap memberanikan diri berjalan melewati makhluk hitam itu.
Trak!
Xiao masuk ke dalam gudang, dan segera melepas ikatan yang menjerat tangan dan kaki Chan. Gadis itu terlihat begitu lemah. Tubuhnya bahkan di penuhi lebam dan darah.
"Chan? sadarlah!" ujar Xiao sembari menggoyangkan tubuh Chan.
"Xiao?!" gadis itu langsung terperanjat dan berusaha menghindari Xiao.
"Aku tidak akan menyakitimu Chan! ayo ikut aku!" ucap Xiao seraya menyodorkan tangannya untuk membantu Chan berdiri.
Tetapi gadis itu hanya menatap Xiao dengan getir. Mungkin dia sedang berusaha mengumpulkan kepercayaannya kepada lelaki yang sedang berdiri di depannya.
"Cepat Chan! kita tidak punya waktu! nanti ayah dan ibuku datang!!" desak Xiao yang tampak beberapakali menoleh ke belakang, seakan sedang di kejar-kejar sesuatu. Tangannya perlahan mencoba menyentuh lengan Chan, agar gadis itu bisa segera berdiri dari tempatnya.
"Aku tidak percaya padamu!!!" pekik Chan, nafasnya mulai naik turun.
"Lihat! inilah yang membuatku malas menolongnya!!!" bentak Xiao pada Viera yang berdiri tidak jauh dari keberadaannya.
"Kau... bisa melihatnya?" Chan tiba-tiba ciut, dan melontarkan pertanyaannya.
"Apa maksudmu?"
"Kau bisa melihat makhluk itu?" tanya Chan lagi.
"Apa kau juga..." ujar Xiao yang langsung di jawab oleh Chan dengan satu anggukan kepala.
Seketika Chan pun langsung berusaha berdiri, meskipun dengan erangannya. Karena tubuhnya cukup merasakan sakit yang luar biasa.
"Ayo kita pergi!" ajak Xiao sembari membopong Chan pergi keluar dari gudang.
Setelah mengambil barang-barang yang di perlukan, Xiao pun segera pergi meninggalkan rumahnya. Bersama Chan dan juga Viera.
***
"Kita harus membuang atau menjual mobil ini secepatnya! kalau tidak, nanti ayah dan ibumu pasti akan melacaknya! ucap Viera yang sedang duduk di samping Xiao.
"Aku tahu, tapi kita harus mengantar Chan dulu ke rumah sakit!"
"TIDAK! aku tidak mau ke rumah sakit!" Chan langsung menyambar perkataan Xiao.
"Kenapa?" Xiao mengerutkan dahinya.
"Bukankah kau-tahu, di sana banyak hantu-hantu yang mengerikan!" sahut Chan sambil rebahan di kursi belakang.
"Memang sejak kapan kau bisa melihat?" tanya Xiao penasaran.
"Entahlah, mungkin sejak aku berumur delapan tahun, kau-sendiri? sepertinya baru-baru ini ya? bagaimana bisa Xiao, kau-menerima bakat itu di umur kamu yang sudah dewasa?"
"Entahlah! aku juga tak tahu, yang jelas semua ini sudah menghancurkan kehidupanku sekarang!" Xiao menggertakkan giginya.
"Tapi bukankah karena hal ini, kamu bisa tersadar dari kesalahan kan?" Viera mencoba masuk dalam pembicaraan.
"Masalah itu biarkan waktu yang menjawab. Karena jujur, aku masih menganggap pembunuhan adalah hal yang wajar!" ucap Xiao sambil fokus menyetir mobilnya.
"Berapa banyak manusia yang sudah kau bunuh Xiao?" Chan kembali bertanya.
"Ayah dan ibu belum pernah membiarkanku melakukan pekerjaan mereka. Biasanya aku hanya di tugaskan menyakiti tawanan yang berusaha melarikan diri," jelas Xiao, dia sangat ingat dengan apa yang pernah dilakukannya.
"Aku benar-benar tidak menyangka, kau-adalah orang yang berbahaya..." gumam Chan dengan lirih.
"Sekarang aku harus mengantarmu kemana Chan?" tanya Xiao sambil menginjak rem dengan tiba-tiba. Karena dia baru menyadari bahwa dia menjalankan mobilnya tanpa tujuan yang jelas.
Chan pun langsung memberitahukan alamat rumahnya pada Xiao. Mobil langsung kembali meluncur untuk membawa Chan pulang ke rumah.
***
Setelah beberapa lama kemudian, akhirnya mereka bertiga tiba di lingkungan rumah Chan. Namun Xiao langsung kebingungan melihat tempat itu. Sebab tempat tersebut begitu kumuh dan juga sepi. Sampah-sampah pun tampak berhamburan di jalanan.
"Dimana rumahmu?" tanya Xiao pada Chan, dengan kernyitan di dahinya.
"Di sana!" ujar Chan sembari menunjuk gedung yang tampak kumuh.
"Kau tinggal di sana?" Xiao merasa terheran-heran.
"Iya, aku anak yatim piatu Xiao. Mungkin karena itulah ayah dan ibumu sangat mudah menangkapku! Sebab kemana-mana aku selalu sendiri!" ucap Chan dengan raut wajahnya yang sendu.
Tanpa pikir panjang, Xiao kembali membopong Chan untuk masuk ke rumahnya, yang tak lain adalah apertemen kumuh.
Di gedung itu, Xiao lagi-lagi melihat beberapa makhluk mengerikan lainnya. Makhluk yang paling menarik perhatiannya adalah makhluk kecil bertaring panjang. Matanya bulat hampir keluar dari kelopak matanya.
Namun, sebisa mungkin Xiao terus berusaha mengabaikan makhluk-makhluk yang di lihatnya. Dia ingin terus mencoba membiasakan diri.
"Istirahatlah!" ujar Xiao santai, lalu perlahan duduk di kasur Chan.
"Begitu saja? kau tidak berniat mengobati lukaku Xiao?" kritik Chan yang benar-benar merasa heran dengan sikap tak acuh Xiao.
"Obat?" Xiao mendengus kesal, dia sangat malas mencarikan obat untuk Chan.
"Xiao! jika kau tidak mengobati dan memberikan dia makan, maka cepat atau lambat Chan akan mati!" ucap Viera yang tiba-tiba saja muncul dari balik jendela.
"Woy Viera! jangan muncul tiba-tiba begitu dong!" Xiao kembali mendengus kesal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 138 Episodes
Comments
𝖗𝖚𝖐𝖐𝖍𝖆𝖉𝖊𝖛𝖆𝖙𝖆
alasan chen di tangkap tdi apa?
2021-10-18
0
TK
semangat kak Dewi 👍
2021-01-20
0
⁹⁹𝒮COKLAT🍫
Semangat kak dewi💃💃💃😗
2021-01-18
1