Semua orang punya sisi jahat dalam dirinya.
Sisi jahat itu ada, karena si 'Devil' selalu berbisik di telinga.
***
Xiao membuka matanya. Betapa terkejutnya dia, ketika dirinya sudah berada di atas tempat tidur. Dia juga segera memeriksa kolong tempat tidurnya. Untuk memastikan apa yang sudah di alaminya tadi nyata atau tidak.
Xiao menghela nafas lega, sebab tidak ada apapun di bawah kolong tempat tidurnya. Dia langsung berlari ke arah gudang. Berniat untuk memeriksa keadaan Kenai.
Xiao semakin bertambah lega ketika melihat keadaan gudang, karena tubuh Kenai sudah dimasukkan orang tuanya ke dalam kantong mayat.
'Syukurlah itu hanya mimpi' Xiao memegangi dadanya sembari memejamkan mata. Dia pun kembali melanjutkan aktivitas di rumah seperti biasa.
Waktu tidak terasa berlalu, sekarang malam ini umur Xiao akan menginjak usia tujuh belas tahun. Anak lelaki itu sudah menjadi remaja yang semakin tampan dan gagah. Tubuhnya tinggi semampai, kulitnya putih bersih, dan memiliki iris mata yang berwarna kecoklatan. Xiao juga memiliki mata yang cukup lebar, dibanding orang-orang Hongkong pada umumnya. Jelas keberadaannya semakin di gandrungi oleh kaum hawa dimana pun.
Bagi Yenn dan Hongli, kepopuleran Xiao akan menjadi petaka. Sebab itulah mereka selalu berpindah-pindah tempat untuk melakulan bisnis kotor mereka.
Di usia tujuh belas tahun ini, Yenn dan Hongli juga sudah mempersiapkan pelajaran untuk Xiao. Tentang cara melakukan bisnis kotor mereka selama ini, yaitu sebagai pembunuh bayaran.
Jika remaja seumuran Xiao akan merayakan sweet seventeen di hari ulang tahun ke-tujuh belas, maka berbeda dengan Xiao. Yenn dan Hongli malah memberikan hadiah seorang tawanan untuknya. Hadiah itu memang membuat Xiao merasa sangat senang.
"Xiao kamu bisa memeriksa hadiahmu ke gudang, Ayah dan Ibu akan menunggu di kamar!" ujar Hongli dengan senyuman tipisnya.
"Bukankah ini terlalu cepat untuk merayakannya? waktu baru menunjukkan jam 11.45 malam!" Xiao menatap wajah kedua orang tuanya secara bergantian.
Yenn pun mendekati Xiao dan berbisik, "Bukankah kamu sudah tidak sabar?"
Xiao yang mendengar bisikan sang Ibu langsung menyeringai. Bukannya pergi ke gudang dia malah berjalan menuju kamarnya.
"Eh Xiao! tawanan itu ada di gudang, kok kamu malah ke kamar?" tegur Hongli dengan kernyitan di dahinya.
"Aku kan mau terlihat rapi juga di depan tawanan!" sahut Xiao sembari tersenyum tipis. Kedua orang tuanya hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah putra semata wayangnya itu.
Dengan balutan kemeja putih dan tuxedo hitam, Xiao tampak semakin tampan. Dia melangkahkan kakinya untuk masuk ke gudang.
"Hei Chan, apa kamu senang bertemu dengan ayah dan ibuku?" Xiao mendekatkan wajahnya pada tawanan yang merupakan teman masa kecilnya itu.
Chan menatap nanar Xiao. Ada ketakutan yang muncul ketika melihat lelaki yang telah menjadi cinta pertamanya itu. Perlahan Xiao melepas lakban yang menutupi mulut Chan.
"Ayo bicaralah Chan, aku ingin mendengarkan pendapatmu tentang diriku. Apa aku terlihat tampan malam ini?" tanya Xiao sembari memiringkan mulutnya.
"Ka-ka-ka-mu sa-sa-ngat tampan. . ." Chan menyahut dengan mulut yang gemetaran.
"Loh kok kamu ketakutan begitu sih? aku kecewa loh!" Xiao menampakkan raut wajah cemberut.
Perlahan Chan mulai menangis, dia tidak bisa membendung air matanya. Karena ketakutan yang teramat sangat.
"Kumohon Xiao. . . lepaskan aku. . ." ucap Chan lirih dengan menatap getir Xiao.
Mendengarnya, Xiao langsung memegangi wajah Chan. Memperhatikan wajah cantiknya yang begitu mempesona. Padahal Xiao tahu betul gadis tomboy itu saat kecil, jeleknya tidak ketolongan.
"Kamu cantik juga sekarang!" ujar Xiao masih memegangi wajah Chan.
Teng! Teng! Teng!
Suara jam berdenting dua belas kali. Pertanda usia Xiao sudah resmi memasuki angka tujuh belas tahun.
Tiba-tiba saja kedua matanya merasakan sakit yang luar biasa, hingga membuatnya jatuh dan terduduk di lantai. Xiao mengerang kesakitan sambil memegangi kedua matanya.
Chan yang melihatnya hanya terdiam dan merasa kebingungan. Bahkan dia tidak bisa melakukan apapun untuk menolong Xiao, karena kaki dan tangannya masih terikat di kursi yang sedang dia duduki.
Xiao meraung kesakitan cukup lama. Hingga membuat Hongli turun tangan, dan segera datang ke gudang untuk memeriksa putra kesayangannya itu.
"Xiao, apa yang terjadi padamu?" Hongli menatap anaknya dengan perasaan khawatir. Yenn juga tampak datang dari belakang Hongli dan segera menghampiri Xiao.
"Aduh sakit! SAKIT!" pekik Xiao masih memegangi kedua matanya.
"Sakit? kalau begitu kita ke rumah sakit saja!" usul Hongli sembari membopong Xiao. Yenn pun menganggukkan kepala untuk menyetujui usulan sang suami.
***
Setelah melakukan pemeriksaan dan pengobatan dokter, sakit mata yang dirasakan Xiao perlahan reda. Sekarang dia merebahkan dirinya di salah satu bangsal kelas atas.
'Sialan! kenapa hal buruk ini terjadi saat ulang tahunku yang ketujuh belas!' gerutu Xiao dalam hati sembari duduk di pinggir ranjangnya.
"Xiao kamu sudah sadar?" ujar Yenn sambil melangkahkan kakinya masuk ke bangsal Xiao.
"Iya. . . " Xiao menjeda perkataannya ketika melihat sosok mengerikan di belakang Ibunya. Sosok itu sangat begitu mengerikan dengan tanduk dan juga mata merah menyala. Seluruh tubuhnya hitam pekat, gigi taringnya bahkan tampak sangat runcing.
Xiao beberapakali mengucek matanya untuk memastikan keaslian makhluk yang di lihatnya. Namun berpuluh-puluh kali dia mengucek mata, sosok mengerikan itu tetap berdiri di samping sang Ibu. Sekarang tubuh Xiao mematung, mulutnya terkunci rapat. Matanya membola ketika melihat sang Ibu semakin berjalan mendekatinya.
"Berhenti Bu! Jangan dekati aku!!!" pekik Xiao sambil melangkah mundur kepojokan. Yenn yang melihat tingkah aneh putranya tentu sangat kebingungan. 'Apa kepala anakku sudah terbentur?' pikir Yenn.
Perlahan Yenn mencoba mendekati anaknya, agar Xiao bisa sedikit tenang. Tentu saja hal yang dilakukan Yenn, semakin membuat sosok yang ada di sampingnya juga ikut mendekat ke arah Xiao. Membuat Xiao semakin gelagapan. Dia melemparkan benda-benda yang ada di nakas ke arah Ibunya.
Mendengar keributan itu, Hongli pun segera memeriksa istri dan anaknya.
"Xiao! kamu kenapa lagi!!!" pekik Hongli dengan kernyitan di dahinya.
Xiao semakin ketakutan, ketika melihat sosok mengerikan lainnya tepat di samping sang ayah. Sosok itu memiliki tampilan yang sama dengan sosok mengerikan yang berdiri di samping Yenn. Namun lebih besar dan tinggi, hingga kepalanya meliuk saat menyentuh pelafon rumah sakit.
Anehnya, sosok-sosok mengerikan itu hanya berdiri dan mengikuti Hongli dan Yenn. Sama sekali tidak berusaha menyakiti Xiao.
Meskipun begitu, itu bukan hal yang biasa untuk Xiao. Dia langsung menyuruh ayah dan ibunya pergi meninggalkannya sendirian di bangsal. Hongli dan Yenn pun segera mengabulkan keinginan putra mereka itu.
'Apa yang sudah terjadi padaku? Apa yang aku lihat tadi?' benak Xiao bertanya-tanya dengan perasaan yang di selimuti ketakutan. Dia pun segera berlari ke jendela yang ada di sampingnya.
Xiao buka jendela itu. Mungkin udara segar bisa menenangkan pikirannya. Saat Xiao melihat ke jalanan di bawah, seketika itu dia langsung membelalakkan matanya. Sebab dia tidak hanya melihat manusia yang lalu lalang di jalanan. Tetapi juga makhluk-makhluk mengerikan yang juga ikut memadati jalanan itu. Xiao kembali melangkah mundur, keringat mulai bercucuran di pelipisnya. Dia sangat ketakutan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 138 Episodes
Comments
Rofi Rohim Fikah
dosa d bayr kontan itu mah..psyico tp jg indigo.
2022-01-31
0
RN
triple like favorite
feedback totok pembangkit y
2021-06-19
0
DN96 (Aries)
psikopat takut setan 🤣🤣🤣🤣
"Hot Young Mom and King Mafia"
"Young Grandmom"
2021-05-05
0