Psychopath Meets Indigo
"Aku adalah Xiao, anak dari pasangan pembunuh tersadis di Hongkong."-Xiao
***
Petir terdengar begitu menggelegar, dibarengi dengan derasnya hujan dan kencangnya angin. Kilatan petir yang menyala-nyala semakin membuat tubuh seorang pria yang tengah dibekap bertambah gemetaran. Tangan dan kakinya di ikat dengan tali tambang. Dibeberapa bagian tubuh pria berambut kribo itu juga terdapat lebam dan juga darah yang menetes.
Ceklek!
Tampak dari balik pintu seorang anak lelaki yang tersenyum sambil menatap pria tersebut. Anak lelaki itu menggenggam pisau dapur di tangan kirinya. Dia mengarahkan pisau ke wajah pria yang ada di depannya.
"Hei! aku Xiao! . . . Hehehe!" ujar-nya sembari mengoleskan ketajaman pisau ke pipi pria berambut kribo.
"Aku akan menamai kamu . . . Kenai. . . Hoho menarik bukan! Cuuukkk!" sekarang Xiao menusukkan pisau ke paha pria itu. Perlahan darah pun mulai mengucur dari paha Kenai.
"Mmmmmpphh. . . Mmmmphh!" Kenai tampak menggelepar dari tempat duduknya karena menahan sakit yang menusuk pahanya.
"Xiao! Kamu sedang apa? . . . Sudah Ibu bilang jangan ganggu tawanan itu. Cepatlah belajar ke kamarmu!" tegur Yenn pada putranya.
"Baik Bu!" sahut Xiao sembari beranjak pergi dari gudang tanpa mencabut pisau yang masih menempel dipaha Kenai.
Xiao berlari masuk ke dalam kamarnya, dia segera duduk di kursi meja belajar. Terdengar suara langkah kaki ayah dan ibunya yang beriringan menuju arah gudang. Xiao tersenyum lebar, sebab dia sudah tidak sabar untuk segera mendengar erangan kesakitan dari Kenai.
Xiao berjalan berjinjit untuk mendekati gudang. Perlahan dia tempelkan telinganya tepat di depan pintu gudang. Namun tanpa di duga, Hongli sang ayah tiba-tiba membuka pintu gudang. Sontak Xiao pun kehilangan keseimbangannya.
Bruk!
Xiao terjatuh dan mengenai genangan cairan berwarna merah kental di lantai, pakaian yang di kenakannya langsung bersimbah dengan darah. Hongli tampak marah melihat kelakuan anak semata wayangnya itu.
"XIAO! Cepat belajar! Hari ini kami tidak akan membiarkanmu mengganggu kami!!!" bentak Hongli dengan kernyitan di dahinya. Wajahnya juga tampak berubah warna menjadi merah padam.
Xiao pun beranjak pergi dari gudang dengan raut wajah yang cemberut. Tidak lupa, dia juga mengambil boneka beruang besar dan pisau dapur favoritnya.
Jleb! Jleb! Jleb!
Xiao melampiaskan semua kemarahannya pada boneka beruangnya. Busa-busa yang ada di dalam boneka beruang itu tampak berhamburan ke lantai. Dengan seketika boneka tersebut langsung hancur dan tak berbentuk.
Xiao tampak mengernyitkan dahi. Dia merasa sangat lelah belajar. Baginya belajar seperti mengulang-ulang waktu. Otaknya sangat mudah menghapal apa yang dia lihat dan di pelajarinya. Sebab itulah Xiao merupakan anak yang sangat pintar, bahkan para guru dan teman-temannya di sekolah menjulukinya dengan sebutan si jenius.
PRANG!
Tiba-tiba gelas yang tadinya ada di atas nakas jatuh dengan sendirinya. Alhasil Xiao pun segera mendekatinya. Raut wajahnya tampak bingung, dia mencoba mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut kamar untuk mencari asal-usul jatuhnya gelas. Nihil, alasan jatuhnya gelas dari atas nakas masih misteri.
Xiao segera beranjak pergi untuk mandi, dia tidak ingin memikirkan kejadian yang tidak masuk akal tadi.
PRANG!
Suara benda pecah kembali terdengar. Namun kali ini sumber suaranya berasal dari dapur. Xiao pun langsung berlari ke arah sumber suara.
"Aaarrkkhh!!" pekik Xiao ketika merasakan tusukan di kakinya. Perlahan dia lihat apa yang sudah di injaknya tanpa sengaja. Dirinya langsung di buat kaget kala melihat serpihan kaca berserakan di lantai.
Xiao mencoba melangkah dengan pelan, meski darah mulai perlahan bercucuran dari telapak kakinya. Jejak kakinya memberikan warna merah yang menempel di lantai.
Xiao menggertakkan gigi sambil menatap serpihan kaca. Dia menilik ke seluruh ruangan seakan mencoba mencari pelaku si pemecah gelas yang ada di rumahnya sekarang.
"IBU!!!" pekik Xiao. Yenn yang mendengar teriakan anaknya segera keluar dari gudang. Tubuh dan pakaian wanita paruh baya itu tampak belepotan dengan darah. Dia berjalan menuju posisi Xiao sekarang.
"Astaga Xiao! Apa yang kau-lakukan? Kenapa kamu memecahkan semua gelas anak bodoh!" Yenn tampak geram melihat kelakuan sang anak.
"Tidak Bu! bukan aku pelakunya! Itulah alasan kenapa aku memanggil Ibu. Tolong katakan padaku ada tawanan lain selain dari pada pria berambut kribo?" jelas Xiao dengan sedikit pertanyaan.
"Tidak ada! Hanya dia tawanan Ibu dan ayah sekarang!" balas Yenn yakin.
"Lalu siapa yang memecahkan gelasnya?" Xiao bertanya-tanya dengan kerutan di dahi.
"Siapa lagi kalau bukan kamu! Kamu jangan berpura-pura Xiao!!!" ujar Yenn sambil menghentakkan sebelah kakinya. Kemudian segera mengambil sapu untuk membersihkan serpihan kaca yang ada di lantai.
"XIAO! Jangan bilang kau-juga yang memecahkan gelas yang ada di kamarmu, dan sampah apa yang berserakan di sana?!!!" Yenn melotot ke arah Xiao yang sudah terduduk mengusap telapak kakinya yang berdarah.
"SUDAH KUBILANG BU, ITU BUKAN AKU!!!" pekik Xiao dengan sangat nyaring, dia membalas pelototan ibunya.
"Kalian kenapa ribut sekali?" tiba-tiba Hongli keluar dari gudang, karena merasa tidak sanggup lagi mendengarkan perdebatan antara istri dan putranya tersebut.
"Ini Yah, Xiao memecahkan gelas-gelas ke lantai!" keluh Yenn pada Hongli sembari membersihkan serpihan kaca dengan sapu dan serokan.
"Xiao, kenapa kamu begini? Biasanya kamu kalau marah tidak sampai segininya?" tanya Hongli pada anaknya itu.
"Apa kalian akan memperdulikan siapa yang memecahkan gelas saja? Lihatlah telapak kakiku berdarah nih!" timpal Xiao sambil memperlihatkan keadaan kakinya kepada ayah dan ibunya.
"Itu bukan masalah besar Yah, nanti biar aku saja yang beresin!" ucap Yenn santai.
"Ayah tidak pernah mengajarkan kamu bersikap cengeng begitu!" Hongli tampak menyeringai lalu langsung kembali masuk ke gudang. Tanpa mengkhawatirkan keadaan sang putra.
"Sini biar Ibu obatin! Dasar anak nakal! Jangan di ulangi lagi ya!" gerutu Yenn seraya mengobati luka-luka yang ada di telapak kaki anak semata wayangnya. Xiao pun perlahan mengukir senyuman di raut wajahnya.
"Tapi Bu, aku bersumpah bukan aku yang memecahkan gelas-gelas itu!" Xiao bersikeras.
"Lalu siapa dong? Xiao, hanya kamu yang ada di ruangan ini selain Ibu dan Ayah!" Yenn tak mau mengalah, dia sangat yakin bahwa Xiao adalah pelakunya. Xiao pun akhirnya terdiam, toh lagi pula dia tidak bisa membuktikan bahwa pemecah gelas itu bukanlah dia.
"Oh iya, kau-bersihkan sendiri pecahan kaca yang ada di kamarmu itu!" perintah Yenn sembari beranjak pergi ke arah gudang.
Xiao hanya mendengus kasar sambil meraih sapu yang disodorkan oleh sang ibu. "Ibu tega, masa aku disuruh menyapu dengan keadaan kaki yang terluka!" sindir Xiao, yang pada akhirnya membuat Yenn merasa tidak tega.
"Ya sudah! kamu istirahat sana!" titah Yenn dengan nada tinggi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 138 Episodes
Comments
Dewi
Mungkin aja kejadian supranatural gitu
2023-05-05
0
나의 햇살
Xiao aja ada di dapur, gimana bisa dia memecahkan kaca di kamarnya sendiri
2022-02-09
0
mutoharoh
Xiao salam kenal 🤗🤗🤗🤗
2021-06-30
0