Pak Danu, seorang Direktur Utama Perusahaan AMC Grup, berusia 50 tahun, mempunyai 2 anak yang bernama Galih yang masih SMA dan Frida masih SMP.
Pak Danu, pria dingin jika berhadapan dengan orang lain baik itu koleganya maupun orang disekitarnya, tapi bersikap hangat pada istri dan anak-anaknya.
Kepergian istrinya karena di panggil Yang Maha Kuasa, membuat hidupnya serasa hampa. Kehidupannya berubah sejak kematian istrinya. Pak Danu jadi gila kerja. Pulang dari kantor selalu larut malam. Berangkat ke kantor pagi-pagi sekali.
Galih dan Frida sangat kehilangan sosok papa mereka yang dulu. Mereka merasa sikap papanya berubah sejak kematian mama mereka. Mereka kehilangan mama sekaligus kehilangan sosok papa. Papanya sepertinya sudah tidak memperdulikan mereka berdua.
Galih yang merasa papanya sudah tidak menyayanginya melampiaskan kekecewaanya dengan ikut klub motor. Hampir setiap hari Galih keluyuran mengikuti konvoi, bahkan tak pulang ke rumah karena ikut tour klub motor itu.
Frida yang masih bisa bersikap biasa, walau ia merasa kesepian dan merasa ditinggalkan orang-orang terkasihnya d rumah, ia melampiaskannya dengan mengikuti les dan kursus, selain aktif kegiatan ekskul di sekolahnya.
Pada suatu hari, Frida mendapat kabar kakaknya, Galih, kecelakaan lalu lintas dan masuk Rumah Sakit. Tentu saja papanya sangat syok dan merasa bersalah atas kejadian itu. Ia jadi tersadar akan sikapnya yang berlarut-larut dalam kesedihan sehingga melupakan anak-anaknya yang masih butuh perhatiannya.
Frida dan papanya memasuki Rumah Sakit. Menurut info dari pihak Rumah Sakit, Galih masih di tangani di UGD. Merekapun menunggu diluar ruang UGD dengan hati yang was-was dan kalut. Takut kalau terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Frida berdo'a dalam hati semoga kakaknya selamat. Frida tidak ingin kehilangan yang kedua kalinya keluarganya.
Pintu ruang UGD pun terbuka, tampaklah seorang dokter keluar dari ruangan itu. Pak Danu menghampiri dokter itu.
"Bagaimana dok, keadaan anak saya?" tanya Pak Danu
"Pendarahannya di kepalanya dapat dihentikan. Pasien mendapat beberapa jahitan. Kalau telat sedikit saja, akan sangat berbahaya. Untuk patah tulang kakinya kita akan operasi nanti sore. Bapak sekarang ikut saya, untuk menandatangani surat persetujuan operasi" kata dokter. Pak Danupun mengikuti dokter itu ke ruangannya. Frida duduk menunggu di luar ruangan.
Malamnya, setelah selesai operasi, Galih dipindahkan ke ruang perawatan VIP. Kepala Galih penuh perban. satu kakinya juga penuh perban dengan kaki digantung.
Frida yang kelelahan menunggu kakaknya, tertidur di sofa di ruangan itu. Pak Danu sedang duduk menghadap Galih. Galih belum sadar dari pengaruh bius. Pak Danu tampak menitikkan air mata. Tidak tega melihat anaknya dalam keadaan seperti ini.
"Maafkan papa, nak. Papa bersalah karena tidak memperhatikan kalian akibat kesedihan papa. Papa lupa, ada anak-anak papa yang harus papa sayangi dan perhatikan walau tanpa mama kalian. Papa janji, akan menjadi papa yang baik untuk kalian" gumam Pak Danu.
Setelah itu, Pak Danu beranjak dari duduknya. Melihat Frida tertidur di sofa, Pak Danu menyelimuti Frida. Kemudian ia pun keluar dari ruangan itu. Sambil duduk di kursi yang ada di luar ruangan itu, ia pun mengecek hpnya. Ada banyak chat yang masuk dari Sekretaris maupun rekan bisnisnya.
Tiba-tiba terdengar ribut-ribut di luar ruangan lain yang berbeda kelas tapi masih dapat terlihat dari tempat Pak Danu duduk.
Tampaklah seorang wanita yang sedang diseret seorang laki-laki. Tampaknya wanita itu mempertahankan tasnya agar tidak diambil laki-laki itu. Orang-orang dari beberapa ruangan keluar menyaksikan wanita dan laki-laki yang sedang ribut itu, tapi hanya melerai dengan kata-kata saja. Tidak ada yang berani menolong wanita itu.
"Pergilah breng***! Jangan ganggu kehidupan kami lagi! Lepaskan tas ini! Dasar tidak punya hati! Anakmu sakit, kau masih memerasku! Mana tanggungjawanmu terhadap anakmu?!" teriak wanita itu.
Laki-laki itu tampaknya dalam pengaruh alkohol. Ia tidak menggubris teriakan wanita itu. Malah membuat wanita itu terjatuh karena dihempaskan laki-laki itu.
Pak Danu yang melihat itu langsung beranjak dari duduknya dan berjalan cepat kearah wanita dan laki-laki yang sedang ribut itu.
"Hei, kamu! Jangan kasar pada wanita! Ini Rumah Sakit, jangan bikin keributan di sini! Apa kau tidak malu, meminta uang pada wanita?! Laki-laki tidak berguna!" gertak Pak Danu.
Laki-laki itu melotot ada yang berani ikut campur urusannya.
"Jangan ikut campur urusanku! Apa kau menyukai mantan istriku? Ambil saja dia! Kau tampaknya orang kaya. Kau boleh mengambilnya setelah membayar padaku" kata laki-laki itu sambil menyeringai.
"Dasar laki-laki bej**! Kau pantas mendapat ini!" Pak Danu melayangkan pukulannya pada wajah laki-laki itu. Terjadilah baku hantam. Orang - orang tampak berdatangan dan segera memisahkan mereka.
Security datang dan langsung menggiring laki-laki pembuat keributan itu. Tas yang ada ditangannyapun direbut oleh Pak Danu.
Laki-laki itu sudah tidak berkutik karena diapit oleh 2 orang security yang melipatkan tangannya ke belakang. Laki-laki itu menatap Pak Danu penuh kebencian. Laki-laki itupun dibawa pergi oleh 2 orang security itu.
Pak Danupun segara menghampiri wanita itu yang sudah berdiri dari tempat dia terjatuh tadi. Pak Danu menyerahkan tas pada wanita itu.
"Ini tasmu" kata Pak Danu sambil menyerahkan tas.
"Terimakasih, pak atas pertolongannya" kata wanita itu sambil menerima tasnya. Orang-orangpun bubar dari tempat itu.
Pak Danu hamya tersenyum. Kemudian pergi dari tempat itu. Wanita itu memandang laki-laki yang telah menolongnya itu beranjak pergi. Kemudian iapun kembali ke ruangan anaknya yang sedang di rawat.
Esok paginya Pak Danu bertemu di kantin rumah sakit. Pak Danu sedang memesan sarapannya, menoleh ke arah wanita disebelahnya yang juga akan memesan makanan. Wanita itupun menoleh.
"Eh bapak, lagi pesan makanan juga pak?" wanita itu yang memulai pembicaraan.
" Iya" jawab Pak Danu singkat.
"Siapa yang dirawat, pak?" tanya wanita itu lagi
"Anak saya. Habis kecelakaan," jawab Pak Danu.
"Maaf saya duluan, bu" kata Pak Danu sambil menerima sepiring sarapannya.
"Oh iya, silahkan" jawab wanita itu.
Pak Danu mengambil tempat duduk didekat jendela. Pagi itu suasana di kantin cukup ramai oleh orang-orang yang sedang sarapan.
Tak lama terlihat wanita itu selesai mengambil sarapannya dan berjalan mencari tempat duduk yang tampak kosong. Pak Danu yang melihat wanita itu kebingungan mencari tempat duduk karena sudah terisi semua, melihat Pak Danu memanggilnya sambil melambai-lambaikan tangannya.
Wanita itupun duduk berhadapan dengan Pak Danu. Kebetulan meja yang mereka tempati hanya untuk 2 orang. Meja yang lain ada yang untuk berempat.
Merekapun menikmati sarapan tanpa bicara sepatah katapun. Pak Danu tampak menyelesaikan sarapannya.
"Maaf, kita belum berkenalan. Nama saya, Danu. Ibu siapa?" tanya Pak Danu. Sebenarnya Pak Danu bingung untuk memulai pembicaraan. Jadi ia putuskan untuk berkenalan dulu. Kan tidak lucu nanti ngobrol panjang lebar tapi tidak tahu nama.
"Nama saya Tia," jawab wanita itu tanpa berjabat tangan, karena laki-laki dihadapannya pun tidak mengajaknya berjabat tangan karena mungkin melihat dirinya masih sedang makan.
Berawal dari sanalah mereka berdua akrab dan saling cerita. Mereka saling mengunjungi ke tempat perawatan anak mereka. Bu Tia yang lebih dahulu pulang dari rumah sakit karena anaknya sembuh, memberikan nomor HP pada Pak Danu. Mereka semakin intens melakukan komunikasi baik melalui HP maupun bertemu. Kedekatan mereka yang diketahui oleh Galih dan Frida, akhirnya membuat Galih dan Frida menyuruh Papanya menikah lagi.
Mendapat lampu hijau dari anak-anaknya, Pak Danupun mengungkapkan cintanya pada Bu Tia dan langsung melamarnya. Tak lama kemudian merekapun menikah.
Frida melihat papanya tampak bahagia. Fridapun senang mendapatkan ibu pengganti mamanya yang baik hati. Keadaan di rumah besar itupun tampak normal kembali seperti keluarga-keluarga lainnya. Tidak ada lagi kenakalan yang dilakukan Galih. Mama tiri Frida mampu membuat seluruh anggota keluarga terperhatikan. Apalagi Frida mendapat adik tiri yang menggemaskan. Mereka semua saling menyayangi dengan kasih sayang yang diberikan papa dan mama barunya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
auliasiamatir
Alhamdulillah dapat ibu sambung yang baik
2022-09-10
0
Yudhiari Denada
ibu tiri yg baik,, lagi² ceritanya berbeda Dari novel kebanyakan. good job
2022-03-25
1