Hari yang ditunggu pun tiba, Leo sedang bersiap-siap untuk menjemput Nava. Leo terlihat bersemangat hari ini hingga dia tidak menyadari kehadiran sang ayah yang telah berdiri di depan kamarnya sambil menatap anaknya bingung.
"Leo, tumben pagi gini udah rapi, mau kemana Nak?
"Eh, ayah sejak kapan disini yah? Gak kok cuman mau jalan sama teman yah"
"Siapa teman yang mau kamu temuin itu senangnya bukan main,sampe tidak sadar gitu ada ayah disini" jawab Ayah Leo, merasa ada sesuatu yang ditutupi sang anak.
"Temen biasa kok yah, Leo berangkat dulu yah, Assalamualaikum" tutup Leo sambil mencium punggung tangan ayahnya.
"Waalaikum salam, Nak ingat jangan melakukan sesuatu yang bisa menyusahkan dirimu sendiri"
"Iya yah, aku jalan dulu" sambil berlalu meninggalkan ayahnya.
Setelah Leo berlalu sang ayah tampak menggeleng - gelengkan kepalanya. Sang ayah berharap apa yang akan dilakukan oleh Leo tidak seperti yang ada dalam pikirannya.
Tidak butuh waktu lama kini Leo tiba di depan rumah Nava. Nava pun telah selesai berdandan dengan make up natural, Nava memang gadis yang suka dengan balutan make up sederhana diwajahnya namun itu tidak mengurangi kecantikan dirinya. Dengan menggunakan blouse pink dusty polos dan celana jeans berwarna denim tak lupa tas mungil dengan tali yang menggantung di bahunya semakin menampilkan aura nya yang ceria.
Mendengar bunyi klakson mobil Leo, Nava bergegas melangkah keluar dari rumahnya namun tak lupa berpamitan dengan sang ibu.
"Mam, Nava keluar dulu ya ma teman" sambil mencium punggung tangan ibunya.
" Iya nak, hati-hati di jalan ingat pulangnya jangan kemalaman ya"
"Siap mam"
Nava pun berjalan dan sekarang dia sudah berada di dalam mobil Leo dan duduk tepat di samping Leo.
"Maaf ya sudah buat bapak menunggu"
"Gak kok baru juga nyampe Nav, by the way kamu gak usah manggil saya bapak dong Nav, panggil Leo aja. Serasa tua banget dipanggil Pak. " Ucap Leo sembari tersenyum ke arah Nava.
"Baik Leo, ya udah ayo kita jalan." Jawab Nava Meskipun dengan sedikit ragu untuk memanggil nama kepada atasannya.
Leo mengangguk dan mulai menghidupkan mesin mobilnya dan pergi ke tempat tujuan mereka.
Di dalam perjalanan suasana tampak hening, Nava sesekali melihat ke arah luar jendela. Leo yang fokus mengemudikan mobilnya dengan sesekali menatap ke arah Nava. Menurut Leo hari ini Nava terlihat lebih cantik dan dia pun tak sadar dengan senyum yang menghiasi wajahnya. Nava yang tak sengaja melihat Leo senyum sendiri pun bertanya keheranan
"Leo ada apa? kok kamu senyum - senyum sendiri gitu? Sambil menatap ke arah Leo.
"Hah? hmmmm engga kok, gak kenapa-napa." Jawab Leo tampak gelagapan.
"Serius? apa ada yang salah dengan penampilan aku?" Nava pun mulai minder dia berpikir ada sesuatu yang aneh dengan penampilannya dan berharap jawaban jujur Leo
"Gak kok, gak ada yang salah dengan penampilan kamu, hari ini kamu terlihat sangat cantik, aku jadi pangling lihatnya" jawab Leo dengan tatapan mata yang tajam menoleh ke arah Nava dan membuat mereka berdua beradu pandangan untuk sesaat. Tersadar dengan apa yang terjadi Nava lalu memalingkan wajahnya dan menatap ke arah luar, bibirnya terasa kelu untuk menanggapi pernyataan Leo tadi namun diam-diam Nava tampak tersenyum, hatinya merasa senang dengan ucapan Leo. Dan keheningan kembali terjadi hingga mereka pun tiba di tempat tujuan mereka.
Leo ternyata mengajak Nava ke salah satu Mall terbesar di kota B, setelah memarkirkan mobilnya kini Leo dan Nava tampak berjalan berdampingan di dalam Mall itu.
"Pak, eh maksud saya Leo, kita mau kemana nih?"
"kamu gak mau belanja dulu Nav? Biar aku temenin ntar kalo udah kita ke restoran aja makan siang dulu."
"Hmm gak deh, gimana kalo kita langsung makan aja."
"Ya udah kalo gitu Nav, yuk jalan. Kita makan di restoran XXX aja gimana?
" Boleh, ayo" jawab Nava. Dan mereka melanjutkan langkah mereka menuju sebuah restoran besar yang ada di Mall itu. Namun tiba-tiba saat sedang berjalan Leo dengan santainya menggenggam tangan Nava yang ada disampingnya. Sontak membuat Nava terkejut dengan tingkah Leo, Nava berbalik menatap Leo dan Leo pun menatap balik ke arah Nava dengan senyum di wajahnya. Membuat Nava semakin kikuk dan tidak tau harus berbuat apa. Nava tampak pasrah dengan apa yang dilakukan Leo padanya.
Tidak berapa lama mereka telah tiba di sebuah restoran. Mereka memilih tempat duduk yang berada di pojokan dengan jendela yang ada di sampingnya. Seorang pelayan pun datang menawarkan menu yang ada di tempat itu. Setelah melihat pilihan menunya mereka pun telah menentukan makanan dan minuman apa yang akan mereka pesan. Pelayan kini meninggalkan keduanya, tampak keheningan di antara mereka berdua. Nava terlihat masih canggung dengan apa yang Leo lakukan tadi kepadanya. Leo segera memulai percakapannya untuk memecahkan keheningan di antara mereka.
"Nav, gimana rasanya kerja di percetakan? Suka gak?"
"Suka banget Leo, aku jadi punya pengalaman baru, lagian itu bisa bikin keterampilan aku makin terasah. Kamu tahu sendiri kan selama ini aku ngajar aja, jadi gak pernah kepikiran buat otak atik isi komputer gitu." Jawab Nava dengan jelas.
"Syukurlah Nav kalo kamu suka. Lagian aku juga suka dengan kinerja kamu. Gak terasa ya udah seminggu aja"
"Iya Pak makasih, upss maaf Leo maksud saya."
"Hahah kamu itu Nav, emang saya keliatan tua banget ya sampe sering lupa gitu panggil saya Bapak melulu".
"Ah gak gitu Leo, saya cuman sudah terbiasa saja panggil kamu dengan sebutan Bapak."
Tampak wajah Leo terlihat serius, tatapan matanya yang tajam melihat ke arah Nava, dan lagi-lagi mampu membuat Nava merasa kikuk.
"Nav, boleh gak saya nanya sesuatu sama kamu?"
"I-iya tentu saja Leo" jawab Nava dengan sedikit canggung.
"Nav, apa kamu sudah punya kekasih?"
Nava yang tak pernah berpikir akan diberikan pertanyaan seperti itu oleh seorang Leo membuatnya terdiam sesaat.
" Hmmm kekasih? Gak ada Leo, kamu tahu kan aku kerja dari pagi sampai malam, mana sempat aku bisa memikirkan hal - hal seperti itu."
Jawaban Nava berhasil membuat Leo tersenyum bahagia. Sepertinya ada kesempatan bagi Leo untuk bisa dekat dengan Nava. Karena merasa tidak ingin kehilangan kesempatan itu akhirnya Leo memberanikan diri untuk bertanya lagi kepada Nava.
Baru saja Leo ingin mengeluarkan suara nya namun seorang pelayan datang menghampiri meja mereka dengan membawa makanan pesanan mereka tentunya. Leo akhirnya mengurungkan niatnya dan menunggu hingga makan mereka selesai.
"Silahkan Pak, Ibu selamat menikmati" Sahut seorang pelayan dengan ramah.
Meraka berdua menganggukkan kepala sambil mengucapkan terima kasih kepada pelayan itu.
Meraka kini tengah menikmati sajian yang ada dihadapan mereka sambil sesekali berbicara dan bercanda satu sama lainnya.
Leo yang semenjak tadi memperhatikan Nava semakin membuatnya merasa tidak sabar lagi untuk mengungkapkan sesuatu. Leo sangat menginginkan Nava, wajah cantik dan sikap Nava yang baik membuat Leo benar - benar lupa dengan yang lainnya.
Acara makan siang pun berakhir. Nava tampak membuka pesan dari HP nya. Ada banyak pesan yang masuk ternyata. Namun Nava tidak menyadarinya karena Nava memang sengaja men-silent kan HP nya.
"Ya ampun si Doni apa-apa an sih, ngirim pesan atau puisi sih? panjang amat." Gumam Nava dalam hatinya yang sedang menatap layar HP nya membaca pesan dari Doni."
Leo yang melihat raut wajah Nava yang tampak kesal pun bertanya
"Kenapa Nav? Ada sesuatu?"
Nava yang tersadar ada Leo didepannya lalu menyimpan kembali HP nya ke dalam tas nya tanpa membalas pesan dari Doni.
"Ah tidak papa Leo, ini teman aku yang chat, gak penting juga kok" jawab Nava
"Nav boleh tidak saya bertanya sesuatu sama kamu, tapi ini agak serius sih" Jelas Leo yang sudah tak mau menunda lagi untuk memiliki Nava.
"Iya Leo silahkan mau bertanya apa?" Nava tampak bingung dengan apa yang dikatakan Leo, Nava berpikir jika apa yang akan Leo sampaikan berkaitan dengan pekerjaannya dikantor.
"Leo mau ngomong apa yah? apa ada yang salah dengan kerjaan ku? Tapi tadi dia sendiri kan ngomong kalo dia suka dengan kinerja aku. ya Tuhan, ada apa sebenarnya?" gumam Nava dalam hatinya.
"Nav, aku... aku sebenarnya Nav.... hmmm maaf Nav tapi aku suka sama kamu" Kata Leo yang terbata - bata untuk mengungkapkan perasaannya.
Nava yang jelas kaget dengan apa yang dikatakan Leo tidak sadar berbicara dengan setengah berteriak.
"Hah??? Apa??" Kata Nava yang akhirnya membuat dia sadar jika suaranya cukup membuat orang-orang di sekitarnya berbalik menatap dirinya. dan tentu saja itu membuat Leo merasa canggung.
"Maaf Leo aku tidak sadar, aku kaget dengan apa yang kamu katakan tadi. Kamu lagi bercanda kan?" dengan menatap Leo dan menunggu jawaban atas pertanyaannya.
"Kan tadi aku sudah bilang, aku mau ngomong serius sama kamu jadi gak mungkin lah aku bercanda. Nav, aku serius aku suka sama kamu dari awal kita ketemu dan aku semakin yakin dengan perasaan aku setelah kita sering bersama. aku semakin mengenal kamu dan aku suka semua yang ada sama kamu. " Leo pun menjelaskan perasaannya dengan detail kepada Nava, agar Nava percaya jika dirinya memang tengah serius dengan apa yang diungkapkannya.
Nava yang mendengar jawaban Leo hanya bisa terdiam, Nava bisa melihat keseriusan pada mata Leo yang semakin membuat Nava bingung harus berkata apa.
Tiba-tiba Leo mendekatkan tangannya ke tangan Nava dan menggenggamnya lalu berkata
"Nav, aku suka sama kamu, kamu mau gak jadi pacar aku?"
Nava yang melihat tingkah Leo hanya bisa terdiam dan membuatnya kembali mengingat hari - hari kemarin yang sudah mereka lalui berdua di kantor.
"Leo cowok yang baik sih, dia bisa bikin aku nyaman, meskipun dia adalah atasan aku tapi dia tidak pernah membuatku merasa seperti karyawan dan atasan, dia memperlakukan aku dengan baik seolah dia sedang bekerja dengan temannya. Apa tidak masalah jika aku memberikannya kesempatan? Lagipula sudah cukup lama juga aku sendiri, aku pun mulai betah selalu bersama dengannya tapi apa iya Leo beneran suka sama aku, kita kan kenalnya belum lama juga"Guman Nava dalam hatinya.
Dan Leo membuyarkan lamunan Nava
"Nav, kok diam kamu marah ya? Tapi aku sungguh-sungguh dengan apa yang tadi aku katakan Nav" Kata Leo yang masih menggenggam tangan Nava.
Nava mencoba menjawab pertanyaan dari Leo dan berharap apa yang menjadi keputusannya ini tidak akan membuatnya terluka kembali.
"Tidak Leo, saya tidak marah saya hanya tidak nyangka dengan apa yang baru saja kamu katakan."
"Aku tau Nav, mungkin ini terkesan mendadak tapi aku cuman tidak mau kehilangan kesempatan untuk bisa menjadi seseorang yang istimewa untuk kamu"
"Apa kamu mau Nav menerima aku jadi pacar kamu?"
"Hmmm, aku harap keputusan aku ini bukan sesuatu yang salah dan aku akan....menerima kamu jadi pacar aku Leo" Kata Nava dengan memberikan senyum terbaiknya dihadapan Leo. Tanpa Nava sadari dia telah mengingkari ucapannya sendiri seperti yang dikatakan kepada Doni bahwa dia tidak ingin berpacaran.
Leo yang mendengar jawaban Nava tampak sangat bahagia, tangannya pun semakin menggenggam tangan Nava saking bahagianya.
"Serius Nav, kamu terima aku, makasih Nav, makasih aku tau kamu yang terbaik" Ungkap Leo yang sangat bahagia bisa menjadi kekasih Nava.
Nava hanya menganggukkan kepalanya dan tersenyum kepada Leo.
Setelah membayar bill nya, mereka berdua meninggalkan restoran itu dengan raut wajah bahagia. Sambil berpegangan tangan mereka berjalan mengitari beberapa tempat di Mall itu.
"Nav, kalo kita nonton aja gimana?"
"Ide bagus tuh Leo" kata Nava menerima tawaran Leo.
Mereka pun berjalan menuju gedung bioskop di tempat itu. Setelah sampai di sana, Leo meminta Nava untuk membeli cemilan dan dia sendiri yang mengantri untuk memesan tiket. Kali ini mereka akan menonton film yang ber genre komedi-romantis.
Tidak berapa lama Leo menghampiri Nava dan mereka berjalan memasuki ruang bioskop karena tidak lama lagi filmnya akan dimulai.
Filmnya pun dimulai, ditengah menonton film, Leo tampak lebih fokus menatap wanita disampingnya yang kini sudah menjadi kekasih hatinya. Nava yang dari tadi fokus dengan filmnya tidak menyadari tingkah Leo. Nava sangat menikmati filmnya, terkadang dia tertawa dan kadang pula tersenyum menatap adegan di depannya. Leo merasa semakin jatuh cinta karena melihat tingkah lucu Nava, hatinya merasa teduh hanya dengan melihat tawa di wajah Nava.
Tak terasa waktu berlalu, setelah film yang mereka tonton berakhir kini mereka berdua berjalan meninggalkan mall tersebut, dan Leo masih setia dengan terus menggenggam tangan kekasihnya. Nava masih terlihat canggung dengan tingkah Leo tapi dia tetap menerimanya.
Hari semakin sore, mereka berdua memutuskan untuk langsung kembali ke rumah. Di dalam perjalanan Leo yang masih menampakkan senyum indah diwajahnya saat menatap Nava membuat Nava tersipu malu dan berkata
"Leo, kamu kenapa sih? kok aku perhatikan kamu senyum terus dari tadi"
"itu karena kamu Nav, aku bahagia karena kamu udah mau terima aku jadi pacar kamu, aku merasa sangat beruntung"
Nava yang mendengar ungkapan Leo turut merasakan kebahagiaan itu.
"Aku juga bahagia kok bisa menjadi orang yang istimewa untuk kamu Leo" Jawab Nava dengan senyum yang tampak di wajahnya.
******************************************************************************************************
Maafkan Author yang UP nya lama, lagi ada musibah, daerah Author Maros - Sulsel lagi kena banjir. Mohon doanya ya biar banjirnya cepat surut.
Happy Reading guys.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments