Suara derap langkah kaki seorang pria begitu mendominasi, pria itu memakai jas berwarna hitam yang semakin membuatnya terlihat begitu tampan. Di sebelah pria itu berdiri seorang wanita yang tidak kalah cantik, bahkan dengan balutan gaun pesta berwana senada dengan yang di pakai laki-laki di sebelahnya membuat mereka tampak serasi.
Setiap pasang mata yang menatap ke arah mereka pasti akan sangat iri melihatnya. Karna pasangan yang sedang berjalan ke arah panggung sungguh sangat serasi.
Devano ghaisan raffasya Ghenio, putra tunggal dari pasangan Amel dan Dhanu. Setelah tiga tahun tidak kembali ke Indonesia, akhirnya Devan kembali juga. Ia akhirnya mau pulang setelah ancaman terakhir Amel yang membuat Devan tidak bisa menolaknya lagi.
Flashback On
Pagi ini Devan tengah sibuk dengan begitu banyak berkas yang menumpuk, menunggu giliran untuk mendapat tanda tangannya. Di sela-sela kesibukannya Devan malah di ganggu oleh dering ponselnya yang berbunyi sejak tadi. Sebenarnya ingin sekali Devan membanting ponsel itu agar diam selamanya, tapi niatnya ia urungkan setelah Devan melihat nama yang tertera di layar ponselnya.
"Mama." gumam Devas sambil mendengus kesal. Devan tau dan sangat yakin, pasti mamanya akan menanyakan kapan dirinya akan pulang.
"Iya, halo ma." sapa Devan setelah ia menggeser tombol hijau di layar ponselnya.
"Kamu itu selalu saja membuat mama menunggu lama, kapan kamu akan berhenti membuat mama menunggu Devan." ucapan Amel kesal, suara Amel bagai petir di siang bolong. Menggelegar tanpa ada yang bisa menghalangi.
"Maaf ma, pekerjaan Devan begitu banyak. Sejak tadi Devan sibuk, Devan tidak mendengar suara deeing ponsel, karna ponselnya Devan sailent ma." kilah Devan, ia tidak ingin Amel kembali mengomel.
Yang Devan tau, terakhir kali Devan berkata jujur mamanya mengomel hampir 2 jam lamanya, hingga membuat telinga Devan merasa panas.
"Cek, alasan mu selalu saja seperti itu, mama sampai bosan mendengarnya Devan." ucap Amel cepat
"Devan juga bosan ma, mama selalu saja tidak sabar." batin Devan yang tidak mungkin ia keluarkan. Bisa langsung di pulangkan dirinya ke Indonesia.
"Kapan kamu pulang Dev, apa kamu tidak merindukan mama dan papa mu hahhhh, apa kau sudah lupa jika kau masih punya orang tua." keluh Amel, ia sudah habis kesabaran menghadapi perubahan Devan.
Devan menghela nafasnya dengan berat, kali ini Devan benar-benar tidak bisa menolak, bahkan untuk mengelak pun tidak bisa." Mah, jika ada waktu Devan akan pulang, tapi tidak sekarang, Mama tau kan jika pekerjaan Devan tidak mungkin Devan tinggalkan begitu saja." ucap Devan mencoba memberi alasan.
"Baiklah, ini terakhir kalinya Mama menghubungi mu Devan. Mama hanya ingin memberi tau jika bulan depan adalah ulang tahun mama, dan mama harap kamu juga tidak melupakan itu."
setelah mengatakan itu Amel langsung menutup sambungan ponselnya. Amel sudah sangat bosan menanyakan kapan putranya itu akan pulang?
Flashback Off
Devan berdiri di antara Mama dan Papanya, bersama dengan Fani, asistennya yang ia perkenalkan sebagai kekasihnya.
Pesta yang di selenggarakan keluarga Ghenio begitu meriah, banyak patner bisnis perusahaan Ghenio yang hadir disana, termasuk para sahabat dan juga keluarga Amel dan Dhanu.
"Hai kak, bagaimana kabar kakak? kenapa pulang tidak memberi tau kami?" tanya Alin.
Saat ini mereka tengah berkumpul, karna setelah sekian lama, baru kali ini mereka kembali duduk di satu tempat yang sama.
"Kakak tidak memberi tahu siapapun Alin, karna aku ingin memberi kejutan untuk Mama dan Papa, jadi tidak mungkin kepulanganku aku bocorkan bukan." jawab Devan dengan wajah datar.
Devan yang sekarang bukan Devan yang dulu, yang selalu humoris dan juga penuh canda. Dia seperti seorang CEO pada umumnya, kaku dan dingin. Bahkan gayanya pun sudah sangat mirip.
"Ohhh, lalu kapan kakak kembali ke Berlin?" tanya Dika yang saat itu duduk di sebelah Devan.
"Entahlah, aku ingin berkunjung ke rumah kak Fandra dulu, melihat baby twins yang katanya sudah bisa bicara. Aku sungguh sudah melewatkan kesenangan disini sepertinya." jawab Devan cepat
Hari ini Fandra dan Rania tidak bisa menghadiri acara ulang tahun Amel, karna Darren sedang kurang sehat. Dan tentunya itu juga berpengaruh pada kembarannya Daffa. Maka dari itu mereka hanya mengirimkan kado dan ucapan selamat ulang tahun saja untuk Amel.
"Kau benar kak, kedua keponakanku itu sangat menggemaskan. Dan kau memang harus kesana, setidaknya sebelum kembali ke Berlin." lanjut Dika.
Devan hanya tersenyum dan mengangguk kepada Dika. Dia tidak perduli jika ada yang sedang merasa gelisah di antara Mereke.
Ya, Kinan yang sedang duduk di sebelah Alin merasa sangat tidak nyaman, karna hanya dia yang tidak menanyakan apapun. Itu semua karna Devan yang sama sekali tidak memperhatikannya. Pria itu hanya fokus pada pasangan yang ada si sebelahnya,bahkan tangan Devan tidak pernah lepas dari pinggang Fani. Itu membuat dada Kinan semakin sesak. Mungkin inilah penyesalan yang Kinan rasakan, setelah tiga tahun yang lalu ia menolak cinta dari Devan dan pergi begitu saja tanpa memberinya kesempatan sama sekali. Dan Kinan baru menyadari perasaannya setelah kepergian Devan.
Kinan tidak menyadari jika dampaknya akan begitu besar bagi keduanya. Perbedaan dari keduanya ialah, Devan yanh sudah melupakan semuanya dan melanjutkan hidup, Sementara Kinan masih tetap pada hatinya. Masih memilih untuk mendapat kesempatan.
****
Malam semakin larut, pesta pun akhirnya berakhir. Semua tamu sudah mulai meninggalkan pesta termasuk para sahabat dan keluarga Amel dan Dhanu.
Kinan, Dika dan juga Alin berjalan menuju mobil mereka saat sudah berpamitan kepada yang empunya pesta. Saat itu Kinan melihat Devan sedang berjalan dengan memeluk pinggang Fani dengan mesra menuju mobil mereka. Tanpa sengaja Kinan terjatuh karna tidak fokus pada jalan, dia tidak melihat ada tangga yang membuatnya terjungkal ke bawah.
"Ahhhhh." Kinan berteriak saat kakinya berbenturan dengan unjung tangga.
Beberapa orang yang melihatnya, termasuk Dika dan Alin langsung membantu Kinan.
"Ki, lo gak apa-apa kan? Kenapa lo bisa jatuh sih? untung aja lagi gak ada orang, coba aja banyak yang liat, pasti lo Jadi malu kan." ucap Alin sambil membantu Kinan berdiri
Sedangkan di ujung parkiran Devan terlihat melirik ke arah Kinan yang terjatuh, ada sedikit rasa khawatir, tapi Devan mencoba untuk tidak memperdulikannya. Ia tetap masuk ke dalam mobilnya dan langsung memacu mobilnya keluar dari hotel.
Kinan mengusap kakinya yang sedikit sakit, hatinya begitu kecewa saat melihat Devan tidak lagi memperdulikannya.
"Gue gak apa-apa kok Al, kita langsung ke mobil aja." ucap Kinan cepat.
"Kakak benar tidak apa-apa, atau perlu Dika gendong." usul Dika.
"Jangan berlebihan Dika, kau fikir aku jatuh dan langsung lumpuh. Cepat ambil mobilnya, aku ingin segera pulang." ucap Kinan. Dia sudah tidak ingin berlama-lama di tempat itu.
"Baiklah Kak."
Dika segera mengambil mobil di tempat parkir, selang beberapa menit Dika pun datang bersama mobilnya. Kinan dan Alin bergegas masuk ke dalam mobil. Setelah keduanya siap Dika langsung melajukan mobilnya menuju kediaman Sanjaya.
Sementara itu di mobil Devan
"Sampai kapan kita akan melakukan sandiwara murahan seperti ini De, gue gak tega tau liat wajah sendu tuh cewek." ucap Fani. Fani benar-benar tidak mengerti dengan jalan fikiran sahabatnya itu. Padahal yang Fani lihat, Kinan sepertinya menyukai Devan. Tapi kenapa dia malah menolak Devan saat itu?
"Gak usah banyak protes, kita akan terus sandiwara sampai kita balik ke Berlin." ucap Devan tanpa mengalihkan pandangannya.
"What, tau gitu gue gak ikut lo ke Indonesia. Lagi pula nih ya, gue kesini kan mau liburan, menghibur fikiran gue yang penuh dengan pekerjaan. Tau lo bakalan gila sampe sini, mending gue kerja aja,Dapet gajih iya, capek , masih capean ini." protes Fani. Gadis cantik itu terus saja menggerutu karna tidak terima dengan ucapan Devan.
Devan tidak perduli dengan dumelan Fani, yang ada di fikirannya saat ini hanya ingin membalas rasa sakitnya kepada Kinan. Gadis yang membuatnya tidak percaya dengan cinta, gadis yang membuatnya benci dengan setiap wanita yang mendekatinya. Gadis yang membuatnya menolak setiap gadis yang di tawarkan kakenya untuk ia nikahi.
"Aku ingin kau juga merasakannya Kinan, tidak perduli kau anak siapa dan adik siapa. Karna kau,aku harus pergi jauh dari keluargaku hanya untuk melupakanmu." batin Devan.
[Besambung]
🍃Masih tahap Revisi, mohon bersabar sedikit lagi🙏 Trimakasi
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Rosdelita Siregar
aku ikutin terus deh thor dari cp 1 dan 2
sampe ke mari
2021-06-11
0
HIATUS
authooor numpang promo ya 🙆
Blessing in disguise🌸
makasih thor, cium dari Naraya & Selena 😙😙
2020-12-28
0
Sakura
seru
2020-12-22
0