Bab 5

Masa Lalu

Sebenernya bahagia itu milik kita, bukan cuma kamu atau aku.

"Makasih telah mengukir cinta bersama, meskipun endingnya tidak sesuai rencana" Ujar seorang gadis manis berparas ayu bernama Klara dia adalah pacarku dulu di Yogya.

Saat dulu aku dan Klara kami berpacaran tetapi semua terjadi begitu saja Klara meninggal saat sedang melahirkan anak pertama kami yaitu Callista.

Disini kita sekarang, berdiri di bawah teriknya mentari, saling bertukar pandang dan tersenyum melepas kerinduan.

Rizki memang adalah sosok cowok yang sangat populer di sekolah banyak cewek-cewek yang mendekati dirinya, karna Rizki terkenal sangat baik dan juga orang yang sangat di puja karna selain tampan dia juga pintar, di tambah lagi dia memiliki banyak teman baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah.

"Aku bingung mau main sama siapa?" Ujar Klara

"Hai!" Ujar Rizki

"Kamu anak baru ya?" Tanya Rizki

"Oh, iya kenalin aku Klara!" Uhra Klara

Aku tak tahu bagaimana aku bisa kenal dengan Klara, ya aku memang seorang ketua kelas ditambah aku juga menjabat sebagai ketua OSIS wajar bila aku kenal dengan setiap siswa dan siswi di sekolah ini.

Entah mengapa tiba-tiba sosok Klara seperti terkenal dan juga itu pula yang membuat Kaisha terlihat posesif ketika melihat Klara dan Rizki sedang mengobrol berduaan.

Kisah bermula...

Awalnya aku gak tahu kenapa sekarang Rizki terlihat dekat dengan Klara si anak baru itu, apa mereka berdua punya hubungan dekat tapi kok kayak dekat .. banget aku bingung!!! Ujar Kaisha dalam hati

Meski begitu hubungan Kaisha juga sedang dekat dengan Rizki belum juga tentang konflik antara mereka berdua yang katanya telah jadian, meski begitu mau bagaimana pula Kaisha dan Rizki memang hanya sebatas teman sedangkan Klara si anak baru masih dalam pertanyaan.

Entah kenapa lambat lain aku jatuh hati pada Klara di tambah lagi aku malah memacari Klara dan Kaisha bersamaan. Meski begitu saat kami telah beranjak dewasa dan aku akan segera kuliah, sedangkan Klara dia berasal dari keluarga miskin ditambah ke dua orang tuaku melarangku untuk berhubungan dengan Klara.

Dalam ke adaan seperti ini rasanya aku sulit harus memilih bahkan untuk memiliki salah satu di antara keduanya saja aku masih merasa tidak sanggup karena aku merasa ini hanyalah sebuah rasa yang harus dipupuk dan tidak perlu meratapi dan juga menjadikannya seperti suatu hal yang berlebihan. Begitu pula dengan semua cewek-cewek yang juga pernah merasa sebagai mantan ku padahal aku sendiri belum pernah merasa berpacaran atau menjalin hubungan dan menganggapnya sebagai status karna aku tipe cowok yang mengagap hubungan serius harus di jalani saat aku telah dewasa nanti. Terlebih dengan keluargaku yang menganut agama yang sangat kuat, aku tak bisa begitu saja harus mendam rasa dan menganggap nya suatu hal yang serius.

"Hentikan kenapa apa yang kamu lakukan?" Tanya Klara

"Maafkan aku, aku telah di jodohkan dengan Kaisha" Ujar Rizki ayah Callista

"Lalu bagaimana dengan hubungan kita, kenapa?" Ucap Klara

Aku memang ayah yang bodoh kenapa aku bisa seperti ini, di satu sisi aku telah menikah dan kini mempunyai anak dengan Kaisha. Tetapi aku juga menjalin kasih dengan Klara yang tak lain dan tak bukan adalah suster di rumah sakit tempatku bekerja.

"Apa ini?" Tanya Klara

"Berhenti mengejar ku aku sudah punya istri!" Ujar Rizki

"Lalu kenapa kau menggauli aku" Ucap Klara

Kemudian Kaisha masuk ke dalam ruang kerja Rizki

"Apa yang kalian lakukan?" Ujar Kaisha

Selama ini aku menyem8 hubungan ku dengan Kaisha dan juga saat itu Kaisha sedang hamil tetapi dia meminta pengakuan terhadap anak yang dikandungannya. Awalnya Kaisha marah dan hendak menggugat ceraiku tetaoi akhirnya dia menerima keadaan yang sudah terjadi dan saat itu saat Callista lahir kedunia akhirnya Klara meninggal dunia.

Air mata ku menetes dan juga yang membuatku tak sanggup saat anak ku lahir yaitu Callista yang manis dan cantik dia awalnya akan meninggal juga karena saat dia lahir dia tak menguarkan tangisan tetapi saat bayi itu digendong oleh Kaisha akhirnya anak itu menangis.

"Titip anak ku!" Ujar Klara kepada Kaisha

"Klara... Bangun!!!" Ucap Kaisha

Aku tak sanggup melihat ini semua aku juga punya hati, tetapi mungkin Rizki tak pernah punya perasaan cinta yang sama seperti yang aku rasakan, rasanya aku seperti bukan Kaisha. Aku cuma bisa menangis saat melihat buah hati hasil hubungan gelap antara Rizki dan juga Klara yang merupakan istri ke dua dari suami ku.

Saat itu hujan turun, gemuruh dan juga petir menyambar di sekitarnya pepohonan. Kala itu sedang malam entah bagaimana semua bisa terjadi aku tak mengerti mengapa hidupu penuh dengan emosi dan bagaimana bisa Rizki menyembunyikan hubungan dia dengan Klara sementara itu, anak bayi yang baru dilahirkan Klara kini ada di tanganku. Aku pun memeluk bayi tersebut dan aku oula yang memberinya nama yaitu Callista, aku tak habis fikir bagaimana bisa aku harus menanggung beban yang sebenarnya tidak harus ku tanggung. Aku benar-benar tidak mengerti mengapa Rizki begitu jahat padaku mengapa Rizki melakukan ini, dan sementara itu yang awalnya aku berniat menceraikannya tetapi tak jadi karna saat itu usia Nabilah baru satu tahun. Usia perkawinan kami baru sebentar kini godaanpun menerpa kami, aku rasanya tak sanggup.

Tuhan memberikan kita penyesalan agar kita tau kalau gak ada yang bisa diulang di dunia ini, ya aku sadar mungkin awalnya Rizki tidak mencintaiku, ya awalnya kami hanya dijodohkan aku sadar aku tak secantik Klara ditambah lagi aku juga bukan dia. Aku tak bisa memberikan apa yang terbaik untuk Rizki di tambah dengan kedua orang tua Rizki yang juga sangat membenciku karena aku tak bisa apa-apa, Rizki dia anak orang kaya sedangkan aku bukan siapa-siapa, begitupun dengan Klara yang juga telah di permainkan olehnya.

Aku pulang kerumah sambil menggendong Callista, sementara itu Nabilah bayiku yang sudah berusia satu tahun dia juga menangis. Entahlah mereka berdua akan aku rawat meski terkadang aku membenci wajah Callista yang ternyata dia sangat mirip dengan ibunya.

"Bunda aku lihat tadi Callista ngambil mainan aku!" Ujar Nabilah

"Apa sih ini punya aku!" Ucap Callista

Mereka berdua pun bertengkar..

"Ini punyaku!* Ucap Nabilah

"Bulan ini punyaku!" Ujar Callista

"Kembalikan!" Ujar Kaisha

"Sudah lebih baik kamu mengalah saja, berikan itu pada Nabilah!" Ujar Kaisha

Apa dan kenapa, kok sikap bunda kayak gitu ke aku, tapi itukan punya aku. Kenapa sih segalanya di bolehkan untuk Nabilah sedangkan aku, kenapa sikap bunda seperti itu padaku. Aku cuma bisa menangis dan kembali ke kamarku.

Perlakuan yang tak adil yang aku dapatkan terkadang membuat aku tak mengenal siapa ayah dan juga ibuku, itu juga yang membuat aku selalu seorang diri layaknya seperti anak yang tak mengerti apa-apa.

Suatu hari aku sedang bermain aku melihat sesuatu seperti cahaya yang berkilauan, aku tak tahu itu apa. Tampaknya cahaya itu seperti berasal dari lemariku, aku mencoba mendekati lemari itu dan tiba-tiba menghilang.

"Cahaya apa itu kenapa aku seperti melihat sesosok wanita di pantulan cahaya itu, tetapi wajahnya seperti tak asing lagi dimataku, dia seperti aku?" Ujarku

"Apa yang kamu lakukan?" Tanya ku

"Siapa kamu, kenapa kami bermain seorang diri?" Tanya ku

"Aku ibu mu" ucapnya

"Apa yang kamu katakan?" Tanya ku

Kala itu hujan turun dengan deras aku melihat, ada seorang wanita di luar yang sedang kehujanan dan menggunakan jas hujan, saat aku panggil orang itu hanya menoleh dan juga saat aku panggil dia kemuadian malah menghilang.

"Callista makan dulu!" Panggil Ibuku Kaisha

Belum sekejap ibuku memanggil tiba-tiba...

"Kenapa Callista cepat sekali perasaan dia masih ada di atas dikamarnya, tapi baru aku panggil dia sudah duduk di tempat makan" Ujar Kaisha dalam hati

Hari itu banyak hal yang terjadi saat kami pindah di rumah baru kami, rumah ini sejuk dan banyak pepohonan rindangnya, di tambah ada kolam berenang juga. Tetapi ada banyak hal yang terjadi yang membuat bulu kudukku merinding, tetapi entahlah apa ini benar atau suatu hal yang nyata. Tapi sepertinya arwah ibu Callista yaitu Klara masih menghantui kami sejak dia telah meninggal dunia.

"Callista makannya jangan buru-buru nanti Keselek loh" Ujar Kaisha

Belum sempat aku berhenti makan tiba-tiba Callista menambah dan juga gaya makannya seperti orang yang belum pernah makan, karna dia makan sangat lahap sekali dan juga ada yang aneh karena dia makan dengan sangat cepat dan wajahnya ditutupi dengan rambutnya yang panjang.

"Callista kenapa kamu makan kayak gitu?" Ucap Kaisha

"Bunda kenapa?" Tanya Callista

Tiba-tiba Callista muncul di dekat tembok, padahal yang aku lihat dia sedang makan tadi di meja makan kenapa dia baru datang.

"Bukannya kamu lagi makan?" Tanya Ibuku

"Bunda kenapa sih aku lagi main boneka sama Nabilah kok" Ujarnya

"Lalu yang tadi!" Ujar Kaisha

Apa yang sebenarnya terjadi apa roh Kaisha tak tenang?

Aku tak mengerti kenapa sikapku kali ini sepertinya keterlaluan, atau aku ketergantungan obat-obatan kenapa seperti ini. Saatku kepala ku sangat sakit dan tiba-tiba aku melihat ada darah yang keluar di hidungku.

"Apa ini?" Ujar Kaisha

"Darah!" Ujarnya

Sepertinya ini sudah tak wajar lagi

"Kamu kenapa tiba-tiba sepertinya banyak hal yang menggangu fikiran mu?" Tanya Rizki

"Sepertnya banyak hal yang terjadi saat kita pindah ke rumah baru ini di tambah aku seperti melihat Klara" Ujar Kaisha

"Sudahlah kejadian itu sudah berpuluh-puluh tahun lamanya sudah tak usah di ungkit lagi" ujar Rizki

Rasanya tak mudah bagiku untuk pindah dan meninggalkan masa laluku karena sejujurnya aku masih mencintai Klara di tambah wajah Callista memang sangat mirip dengan ibunya.

"Kita tak mungkin terus menerus seperti ini!" Ujar Kaisha

"Biarlah masa lalu memang tak akan pernah bisa semudah itu untu dilupakan dan juga tak semudah itu tuk ditinggalkan" Ujar Rizki

Mau bagaimana pun juga Callista adalah anak Kaisha meski dia meninggal tetapi Callista akan tetap menjadi anaknya, meski begitu rasanya sedih jika harus mengulang kembali masa-masa itu.

Enggak ada yang berubah tetapi semua memang nampak sama enggak ada yang pasti tapi semua nampak nyata, kisahnya begitu saja terulang kembali setiap kisah menorehkan setiap juta kenangan dan juga sebuah kebahagiaan meski bingung satu saja sebuah kejujuran nampaknya akan memberikan suatu hal yang berharga dan juga penting, aku gak ngerti kenapa di ibu kota Jakarta ini selalu saja macet aku kesana kemari dan juga seperti melintasi waktu, di tambah dengan sepanjang jalanan ibu kota yang trotoar nya harusnya digunakan untuk pejalan kaki tetapi malah di gunakan untuk berdagang untunglah ada Satpol PP yang merapihkan meski begitu masih saja banyak pedagang yang juga nampak bandel dan selalu saja berdagang, dan juga dengan para pengamen jalanan yang menghibur para pengguna jalanan dengan nyanyian dan jerit tangis mereka. Nampaknya jika terus seperti ini aku tidak akan sampai di rumah tepat waktu sementara itu aku harus segera mengerjakan tugas sekolah.

Rasanya gak banyak waktu yang perlu aku lewati, hanya saja dipersimpangan jalan banyak juga hal-hal aneh yang sempat terjadi, perdebatan ini terjadi kala aku dan pak sopir ingin mengganti rute pulang, aku gak ngerti kenapa Pak Ibrahim sopir kami malah dari tadi melanggar lalu lintas dan juga hampir saja menabrak pengemis. Aku hampir saja memecat Pak Ibrahim tetapi dia memang tak asing lagi di keluarga kami karena Pak Ibrahim adalah sopir pribadi papaku. Aku niatnya mau naik motor tapi karna motor sedang di servis akhirnya aku menggunakan mobil pribadi papaku. Belum sampai di sekolah nampaknya aku akan telat kemudian aku memutuskan untuk menggunakan angkutan umum.

Pagi itu kala aku sendiri....

Sepertinya tidak waktu lagi, ini sama saja aku membuang-buang waktuku hanya sebuah ilusi yang tak bertepi, padahal baru saja kemarin dia bilang akan bertemu di dekat pohon besar di dekat danau, mataku terpaku dan terperanjak dengan indahnya pemandangan sore itu, untung saja cuacanya mendukung untuk aku menciptakan beberapa foto, karena aku sangatlah suka memotret terutama pemandangan. Sore ini entah kenapa sangat indah dan manis cuacanya dan aku juga merasakan betapa indahnya danau di dekat sekolahku, padahal setiap hari sering melewati jalan ini tetapi tak pernah aku melihatnya dengan baik.

Satu demi satu daun berguguran memberikan pancaran aura kebahagiaan di jiwa, sembari semilir angin sore yang memberikan kesejukan kedamaian dan juga ketentraman di hatiku. Aku baru sadar ada beberapa burung camar dan juga sangkarnya yang elok nan rapih membuat sarangnya di sekitar pohon pinggir danau, ditambah dengan panorama kilaunya cahaya dan juga dengan adanya biota air di dalamnya, ahh ingin rasanya berenang dan memancing ikan pasti indah rasanya.

Sepasang merpati hinggap di jendela mengusik segala gundah gulana dalam jiwa, aku mencoba meraih harapan di setiap asa yang ku rangkai, rasanya ini tak ubah dengan kisah seorang remaja yang baru pertama kali di mabuk asmara hanya saja ini seperti sebuah keberuntungan ketika kita semua bersama-sama dikumpulkan dalam satu tempat dan juga satu kesamaan yang membuat kami merasa tak asing. Dengan segal problema yang sering kita dapatkan dan juga setiap hal yang kita ingin kita raih seperti itulah persahabatan. Ini seperti cerita petualangan, ketika aku sedang melamun dan sedang membayangkan ketika kita semua beranjak dewasa akankah cerita kita bersama akan menjadi sebuah sejarah dalam kehidupan kita masing-masing, canda tawa dan juga cinta seperti itulah.

Aku bukanlah satu-satunya orang yang merasa dirindukan dengan setiap cerita dalam perjalanan hidup kita masing-masing yang memberikan kebahagiaan dan juga mungkin petualangan hidup yang penuh dengan cobaan, disitulah aku berada dan disinilah kalanya aku meletakkan di setiap pundak dan berusaha meraih setiap cita-cita dan juga keinginan. Kita perlu kecewa untuk tahu bahagia bukankah luka menjadikan kita saling menguatkan, kadang kala tak mengapa setiap perubahan dan juga kegundahan hati mungkin segala sesuatu yang pelik dapat membawa kita pada kedewasaan.

Masa-masa dimana kita berusaha meraih setiap keinginan, masa-masa dimana kita mencoba untuk menjadi diri kita lebih baik lagi. Kadang kala semua membutuhkan proses yang tak mudah, entahlah mungkin karena kita tak sadar dan kurang memahami bahwa segala sesuatunya adalah satu kesatuan bagi hidup kita yang membuatnya saling mengisi dan juga melengkapi segala kekurangan kita.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!