Topeng Pemberian Papa

Janie yang sedang mengemasi barang-barangnya tengah menangis dengan rasa sakit yang di berikan oleh suami yang sangat di cintainya.

" Mama mau kemana?" tanya Dian yang datang menyusul istrinya.

" Bukan urusan papa" ucap Janie yang masih sibuk dengan barang-barangnya.

" Maafin papa ma! Papa nggak sengaja, papa hanya ingin menjaga ucapan mama yang berpikir negatif kepada Ana ma!." ucap Dian memberikan pengertian.

" Oke, mama akan memaafkan papa tapi dengan syarat, anak haram ini tak boleh tinggal bersama kita." ucap Janie.

Dian hanya bisa berpikir bagaimana dia bisa mempertahankan kedua-duanya.

" Kalau itu kemauan mama, mama silahkan pergi" ucap Dian meninggalkan istrinya.

Janie terkejut dengan ucapan suaminya yang lebih mempertahankan anak haram di banding dirinya. "pikirannya yang mulai kacau Janie terduduk di tepi ranjang.

"Nggak, aku nggak boleh kalah sama anak haram. Aku akan membuatnya tersiksa di rumah ini." gumamnya.Janie kembali mengatur pakaian yang di keluarkan dari dalam lemari.

Di sebuah taman Bram dan Ana saling mengobrol, Risa pamit mengambil mainannya. Namun, sampai sekarang Risa tak pernah kembali bersama mereka.

" Kenalkan namaku Abraham panggil saja kak Abra atau Bram" ucap Bram memperkenalkan dirinya sambil mengulurkan tangannya ke arah Ana.

" Namaku Alana Liora Gantari, panggil Ana saja atau Liora" ucap Ana tersenyum kecil ke arah Bram.

" Kita sekarang bersaudara jadi kalau ada apa-apa Ana panggil kakak saja ya?" Ucap Bram yang mulai menyukai Ana sebagai saudaranya.

Sebenarnya dalam hatinya dia begitu kecewa terhadap ayahnya. Tapi mau bagaimana lagi nasi sudah menjadi bubur, dia memiliki saudara sekandung dari ayahnya. Mungkin dia sangat marah kepada Ana, tapi apa salah Ana? dia juga hanya sebagai korban dari perbuatan ayahnya.

" Anak-anak papa sekarang sudah sore, yuk masuk! nanti masuk angin." ucap Dian yang mengajak kedua anaknya.

" Bram, adikmu mana?" tanya Dian tak melihat Risa.

" Nggak tau pa, tadi katanya mau ambil mainan buat Ana." jawab Bram.

" Papa cek dulu di kamarnya sebentar" ucap Dian meninggalkan Ana dan Bram di ruang keluarga.

" Bram" panggil Janie yang datang menghampiri mereka berdua.

" Ya ma!" jawab Bram. Mereka berdua menoleh ke asal suara itu. Ana menundukan kepalanya saat mata tajam Janie menatap ke arahnya bagaikan ingin melahap mangsanya.

" Kerjakan PRmu sekarang" ucap Janie yang menghampiri anaknya.

" Tapi mam_"ucap Bram yang ingin membantah.

" Tak ada tapi tapian, kerjakan sekarang" ucap Janie yang langsung memotong ucapan Bram.

Bram pun pergi ke arah kamarnya, meninggalkan Ana dan ibunya di ruang keluarga.

" He kamu!" panggil Janie ke arah Ana. Ana pun menoleh ke arah Janie yang berdiri tak jauh darinya.

" Kamu boleh tinggal di sini tapi dengan syarat, kau harus bekerja seperti pembantu dan satu lagi jangan pernah kau mengadu kepada suamiku." ancam Janie. Ana pun menganggukan kepalanya tanda menyetujui ucapan Janie.

" Mama " panggil dari arah samping mereka yaitu Risa bersama Dian.

Risa dan Dian menghampiri mereka sambil berpegangan tangan ke arah mereka berdua.

" Risa mau kan 1 kamar dengan Ana?" tanya Dian. Risa kaget dengan permintaan ayahnya yang berbagi kamar bersama Ana.

" Pa kamar Risa itu kecil, masih banyak kamar yang kosong atau Ana mau tinggal d gudang saja" ucap Janie yang menolak.

" Ma_" ucap Dian namun ucapannya langsung di potong Ana.

" Pa! Ana mau di gudang saja" ucap Ana yang tak ingin mereka bertengkar kembali hanya gara-gara dia sekamar dengan Risa.

" Tapi sayang, gudang itu kotor."ucap Dian.

" Nggak apa-apa kok pa, kan bisa di bersihkan gudangnya" ucap Ana tersenyum pada Dian.

" Yasudah kalau itu keinginanmu, Bi!!" panggil Dian ke asisten rumah tangga.

" Iya tuan" ucap Bibi yang langsung menghadap.

" Bibi tolong bersihkan gudang belakang ya! soalnya anak saya mau tinggal di situ jadi bersihkan dengan baik" ucap Dian.

" Baik tuan" ucap Bibi kemudian meninggalkan majikannya.

" Sekarang kita makan dulu, ayo sayang" ucap Dian sambil meraih tangan anak-anaknya.

" Ayo ma" ucap Dian kembali mengajak ke istrinya yang masih berdiri tak jauh darinya.

" Braamm!! makan dulu" panggil Dian lagi .

" Ya pa, nanti Bram nyusul"balas Bram.

Mereka pun makan bersama tanpa ada perbincangan seperti hari-hari yang telah mereka lewati.

----------------

" Byuuuurr" suara air yang di siram ke arah gadis kecil yang masih terlelap yaitu Ana. Ana yang kaget langsung duduk dan mengumpulkan nyawanya.

" Banjir " teriak Ana.

" Banjir apaan?"ucap Janie yang berdiri tak jauh dari Ana sambil tersenyum licik. Ana terkejut dengan suara yang di sampingnya, Ana pun gugup yang memikirkan apa yang akan terjadi padanya.

" Ma_" ucap Ana.

" Jangan berani kau memanggil aku mama, panggil aku Nyonya " ucap Janie yang menolak Ana memanggilnya mama.

" Dan mulai sekarang kau kerja seperti asisten rumah tangga di sini. Jangan pernah membantah, di sini bukan hotel atau panti yang gratis kau tinggali" ucap Janie.

" Baik nyonya" ucap Ana.

" Bagus, sekarang kerjakan tugasmu, dan 1 lagi jangan pernah mengadu ke suamiku. Kalau sampai suamiku bisa tau, kau akan tau akibatnya." ucap Janie, Ana pun menganggukan kepalanya.

Janie meninggalkan Ana masih dalam basah kuyup atas ulahnya. Ana bangun langsung menuju lemari untuk mengambil pakaian ganti.

Seminggu telah berlalu, Ana selalu mengerjakan tugasnya setiap hari tanpa papanya tahu atas kelakuan istri dan Risa yang selalu menyiksanya. Bram selalu datang membelanya dari siksaan adik dan ibunya.

" Ana hari ini kita kerumah sakit untuk memeriksa lukamu sayang." ucap Dian yang sudah selesai sarapan.

" Baik pa! Ana mau siap-siap dulu" ucap Ana yang beranjak dari duduknya.

" Papa jadi kan mengantar Bram sama Risa ke sekolah?" ucap Janie.

" Jadilah ma! papa juga mau daftar Ana di sekolah mereka" ucap Dian.

" Apa?" ucap Risa yang kaget atas ucapan ayahnya.

" Benarkah pa?" tanya Bram yang senang Ana sekolah bersamanya. Dian menganggukan kepalanya tanda membenarkan.

" Risa nggak mau pa, aku nggak mau teman-teman tau kalau Risa punya adik haram pa" bentak Risa.

" Risa! Ana bukan anak haram, jaga ucapan kamu" bentak Dian.

" Memang benarkan pa!" ucap Janie melirik ke arah suaminya.

" Mama jangan ngajarin Risa berkata seperti itu, papa nggak suka ada yang membantah ucapan papa. Ana bukan anak haram, sekali lagi papa dengar ada yang ngomong seperti itu berarti dia siap meninggalkan rumah ini." bentak Dian. Mereka pun terdiam tanpa ada yang bisa menolak. Ana yang sudah siap kembali menghampiri Dian yang berada di ruang makan.

" Aku sudah siap pa" ucap Ana.

" Ok sayang kita akan pergi, ayo Risa, Bram , " ucap Dian beranjak dari duduknya.

Setelah Dian mendaftarkam Ana di sekolah Bram mereka langsung menuju rumah sakit.

" Gimana dokter?" tanya Dian yang tak sabaran.

" Ini akan sulit saya jelaskan Pak Dian, kita langung membukanya saja." ucap Dokter.

Dokter melanjutkan aktivitasnya membuka perban yang menempel di wajah Ana. Nampak Dian sangat sedih melihat wajah Ana yang cacat itu.

" Papa kok sedih? nggak senang Ana sudah cantik lagi ya" tanya Ana yang belum menyadari sebagian wajahya cacat.

" Sabar sayang, papa selalu ada buatmu sayang" ucap Dian sambil memeluk Ana.

Ana bingung dengan sikap papanya yang berkata seperti itu. Ana menyentuh wajah yang ada bekas luka membuatnya kaget.

" Papa boleh ambilkan cermin aku ingin melihatnya" ucap Ana. Dian pun melangkah meraih cermin yang tak jauh darinya. Ana meraihnya langsung menghadap wajahnya. Ana kaget dengan wajah barunya yang cacat, Ana menitikan air matanya melihat wajahnya tak seperti semula.

" Jangan nangis sayang, papa selalu menyayangimu apapun yang terjadi" ucap Dian yang masih memeluk Ana.

" Iya papa, terimakasih sudah menyayangi Ana" ucap Ana sesegukan yang masih memeluk ayahnya.

Dalam perjalanan ke rumah ,Ana nampak diam tak berkata sedikitpun. Tiba- tiba Dian menghentikan mobilnya dan langsung turun memasuki mall.

Setelah 10 penit berlalu Dian kembali membawa tas kecil entah apa isinya.

" Ambil dan pakailah" ucap Dian sambil menyerahkan tas kecil.

Ana meraih tas itu dan membukanya terdapat sebuah topeng, Ana bingung dengan papanya memberikan sebuah topeng.

" Papa membeli itu buat untuk kamu pakai, apa kamu suka?" tanya Dian ke Ana.

" Bagus pa, terima kasih" ucap Ana yang tersenyum.

" Ya sudah pakai saja terus, kamu cantik pakai apa saja kok" ucap Dian sambil melanjutkan perjalanan mereka.

Setelah 10 menit berlalu akhirnya mereka sampai di kediaman Pradita. Ana keluar dari mobil bersama ayahnya memasuki ruang tamu.

" Papa sudah pulang?" tanya Janie yang sedang menonton.

" Iya mama, papa mau balik dulu ke kantor ada pekerjaan penting yang papa harus hadiri" ucap Dian.

" ooo ya sudah hati-hati ya pa" sambil menyalami suaminya. Dian melangkah keluar menuju mobil dan memasuki mobilnya.

Setelah kepergian suaminya Janie menghampiri Ana yang berada di kamarnya.

" Heii enak benar ya kamu? lanjutkan pekerjaanmu sekarang." ucap Janie.

" Kenapa kamu pakai topeng?" tanya Janie yang menatap Ana. Ana bingung menjawabnya.

" Kamu tuli ya?" tanyanya kembali

" Sa-saya " ucap Ana yang gugup. Janie mendekati Ana dan di tariknya topeng yang menutupi bekas luka Ana. Janie terlonjak kaget dan matanya melotot melihat wajah Ana yang cacat.

" Cih, ternyata kau si buruk rupa" ucap Janie sambil melempar topeng Ana.

" Mulai sekarang jadwal pekerjaanmu jangan sampai kau lupakan atau nggak? kau akan lihat nanti."ancam Janie setelah itu berlalu pergi.

Ana kembali bekerja menyelesaikan tugasnya, hari berganti minggu, bulan berganti tahun, derita dan siksaan yang di jalani Ana menjadi makanan sehari-hari tanpa ayahnya tahu apa yang di lakukan istri dan anaknya.

" Ppraaangg" bunyi barang jatuh.

" Apa yang kau lakukan?" teriak wanita paruh baya itu sambil melangkah ke arah wanita yang tak sengaja menjatuhkan barang kesukaan wanita itu.

-------------------------------

Barang apa ya?

Penasaran kelanjutannya?

Jangan lupa yang sudah mampir like dan votenya ya! Maaf novelku tak semenarik seperti kalian tapi aku berusaha yang terbaik.

Ada yang penasaran cerita Cinta dan Kehidupan?

Kalau ada yang suka aku akan melanjutkannya season 2... Di tunggu ya!!

Terpopuler

Comments

kang cilok

kang cilok

like..

2021-10-23

0

𝑵𝒐𝒆𝒓ͪ͢ ͦ ᷤ ͭ ͤ ᷝ🧚🌹

𝑵𝒐𝒆𝒓ͪ͢ ͦ ᷤ ͭ ͤ ᷝ🧚🌹

yuhu

2021-08-24

1

East Borneo Kid

East Borneo Kid

walau hanya novel, tp hatiku miris ada anak dpt perlakuan kasar dari seorang "Mama".
tapi tetap semangat ya Thor..❤️❤️❤️

2021-03-02

2

lihat semua
Episodes
1 Perkenalan
2 Kejadian
3 Kejadian 1
4 Topeng Pemberian Papa
5 Pertemuan
6 Siapa Gadis Itu?
7 Keputusan
8 Salon
9 Gaun
10 Pertemuan kembali
11 Mata Indah
12 CALMEN
13 Perjodohan
14 Episode 14
15 Si Betina
16 Menemui Ana
17 17
18 18
19 19
20 Jodohkan Aku
21 21
22 22
23 Melamar
24 Terima Lamaran
25 Kabar
26 Apa Aku Pantas?
27 5 Menit Saja
28 Cantik
29 Ana Nggak Kuat Ma!
30 Rem Blong
31 Kau Sudah Memperkosaku
32 Aku Mencintaimu Sa!
33 Terlihat Buruk Rupa
34 Akhirnya Kau Mati
35 Ana
36 Om-Om berperut Buncit
37 Anna Meninggal
38 Maafin Kakak
39 Kamu Nabrak Orang?
40 Jijik
41 Anna Tunggu Kakak
42 Annaaaaaa
43 Ngidam
44 Aku Hamil
45 Apa Ke Indonesia?
46 Aku Ingin Gugurin Anak Ini
47 Cantika
48 Kenapa Ibu Tega Ingin Membunuh Anna?
49 Kantor Polisi
50 Tunggu Aku 2
51 Bayangan
52 52
53 Menyerahkan Diri
54 Anna!
55 Gadis Kecil
56 Apa? Risa Hamil?
57 Mendapatkan Ide
58 Jadi Dia Bukan Anna?
59 Gladis masuk Ruang UGD
60 Jadi Gladis Adalah Anna?
61 61
62 62
63 63
64 Kau Adalah Anna Tunanganku
65 Liora
66 Aku Ingin Belajar Mencintaimu
67 Gadis Bar-Bar
68 68
69 69
70 70
71 Ingatan Anna Kembali
72 72
73 Penderitaan Clara
74 Penderitaan Clara 2
75 Penderitaan Clara 3
76 Perjodohan PC 1
77 Bertemu Dian
78 Surat Dari Clara
79 Jangan Amnesia Lagi Ya!
80 80
81 81
82 Aku Sayang Sama Mama
83 83
84 Maafkan Papa
85 Bodygart Tampan
86 Aku Mencintaimu Bram
87 87
88 Calon Istri Untuk Aiden
89 89
90 Alamat Palsu
91 Mengingat Kejadian itu
92 92
93 Mama Kecewa Dengan Papa
94 Jalan-Jalan
95 Maafkan Aku Anna
96 96
97 97
98 Perjodohan
99 Perjodohan 2
100 Sangat Mencintainya
101 Aku Mencintaimu Bram
102 102
103 103
104 Kemarahan Aiden
105 Mencari bukti
106 Kesalapahaman
Episodes

Updated 106 Episodes

1
Perkenalan
2
Kejadian
3
Kejadian 1
4
Topeng Pemberian Papa
5
Pertemuan
6
Siapa Gadis Itu?
7
Keputusan
8
Salon
9
Gaun
10
Pertemuan kembali
11
Mata Indah
12
CALMEN
13
Perjodohan
14
Episode 14
15
Si Betina
16
Menemui Ana
17
17
18
18
19
19
20
Jodohkan Aku
21
21
22
22
23
Melamar
24
Terima Lamaran
25
Kabar
26
Apa Aku Pantas?
27
5 Menit Saja
28
Cantik
29
Ana Nggak Kuat Ma!
30
Rem Blong
31
Kau Sudah Memperkosaku
32
Aku Mencintaimu Sa!
33
Terlihat Buruk Rupa
34
Akhirnya Kau Mati
35
Ana
36
Om-Om berperut Buncit
37
Anna Meninggal
38
Maafin Kakak
39
Kamu Nabrak Orang?
40
Jijik
41
Anna Tunggu Kakak
42
Annaaaaaa
43
Ngidam
44
Aku Hamil
45
Apa Ke Indonesia?
46
Aku Ingin Gugurin Anak Ini
47
Cantika
48
Kenapa Ibu Tega Ingin Membunuh Anna?
49
Kantor Polisi
50
Tunggu Aku 2
51
Bayangan
52
52
53
Menyerahkan Diri
54
Anna!
55
Gadis Kecil
56
Apa? Risa Hamil?
57
Mendapatkan Ide
58
Jadi Dia Bukan Anna?
59
Gladis masuk Ruang UGD
60
Jadi Gladis Adalah Anna?
61
61
62
62
63
63
64
Kau Adalah Anna Tunanganku
65
Liora
66
Aku Ingin Belajar Mencintaimu
67
Gadis Bar-Bar
68
68
69
69
70
70
71
Ingatan Anna Kembali
72
72
73
Penderitaan Clara
74
Penderitaan Clara 2
75
Penderitaan Clara 3
76
Perjodohan PC 1
77
Bertemu Dian
78
Surat Dari Clara
79
Jangan Amnesia Lagi Ya!
80
80
81
81
82
Aku Sayang Sama Mama
83
83
84
Maafkan Papa
85
Bodygart Tampan
86
Aku Mencintaimu Bram
87
87
88
Calon Istri Untuk Aiden
89
89
90
Alamat Palsu
91
Mengingat Kejadian itu
92
92
93
Mama Kecewa Dengan Papa
94
Jalan-Jalan
95
Maafkan Aku Anna
96
96
97
97
98
Perjodohan
99
Perjodohan 2
100
Sangat Mencintainya
101
Aku Mencintaimu Bram
102
102
103
103
104
Kemarahan Aiden
105
Mencari bukti
106
Kesalapahaman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!