"Guys, cafenya keren ya? Aku suka sekali!" Vie takjub melihat cafe yang dulu menjadi impiannya sebelum dia memutuskan untuk meneruskan bisnis sang papa karena suatu alasan.
"Iya, cafe ini baru dibuka dua minggu yang lalu, tapi sudah lumayan ramai. Mungkin karena satu-satunya cafe dengan konsep seperti ini. Kami saja baru pertama kali kesini." Raja mencoba menjelaskan.
"Aku rasa pengunjungnya kebanyakan fansnya Christiano Ronaldo disini, seperti kita." Ucap Dino pelan.
"Pasti pemiliknya juga ngefans Christiano Ronaldo. Tapi dia sudah mencuri ideku, dulu aku ingin sekali membuka cafe persis seperti ini. Dia malah sudah membukanya lebih dulu." Vie mendadak cemberut.
"Yaelah kecimpring ... pede sekali kau mengatakan pemilik cafe ini mencuri idemu! Kenal saja tidak dia denganmu." Protes Raja.
"Eh ... nematoda, bisa tidak jangan protes?" Vie melotot.
"Ja, jangan buat Princess marah dong." Ledek Dino.
"Ciihh ... jangan sebut aku Princess!" Vie tak terima dan beralih menatap tajam kearah Dino. Dia tak ingin dipanggil begitu, karena menurutnya itu menggelikan.
"Princess kan cantik, Vie. Semua wanita pasti senang jika di panggil princess." Dino semakin menjadi.
"Kau lupa ya, Din? Si Vie kan wanita jadi-jadian, mana senang dia dipanggil begitu." Ledek Raja.
"Jadi maksudnya, aku ini banci? Gitu ...?" Vie mulai naik darah. Nada bicaranya mulai meninggi.
"Eits ... anak manis jangan marah-marah sayang, kalau marah merahlah pipinya." Raja meledek sambil bernyanyi.
"Tidak malu apa dilihati orang? Calm down, baby." Dino pun ikut-ikutan.
Dan kelakuan duo gesrek berhasil membuat Vie bungkam dengan wajah cemberut walau sebenarnya dia ingin sekali mencekik keduanya.
Akhirnya duo gesrek pun tergelak melihat wajah cemberut Vie plus dengan bibirnya yang maju lima centi.
Begitu juga dengan lelaki yang masih memperhatikan mereka dari rekaman CCTV di dalam laptopnya, tanpa sadar diapun ikut tersenyum melihat wajah Vie itu.
"Kau masih lucu seperti dulu. Maaf karena aku sudah mencuri idemu itu." Ucapnya pelan lalu tersenyum. Ada perasaan ingin bertemu, tapi dia ragu untuk menemui Vie, mengingat terakhir kali hubungannya kurang baik dengan gadis itu karena kesalahpahaman yang tidak mereka sadari.
Akhirnya trio gesrek memutuskan untuk meninggalkan cafe itu untuk pulang ke rumah masing-masing.
Tapi lagi-lagi duo gesrek heboh saat tahu Vie mengendarai mobil sendiri, dengan jurus seribu alasan, mereka merayu Vie agar mau mengantar mereka pulang.
Akhirnya Vie menyerah dan menuruti permintaan mereka walau dengan mulut yang terus mengeluarkan umpatan-umpatan, tapi duo gesrek cuek saja, yang penting bisa nebeng pulang.
Melihat kepergian Vie dan duo gesrek, lelaki itu merasa sedikit sedih, seperti kehilangan sesuatu.
"Apa dia akan datang lagi? Apa aku masih bisa melihatnya? Bodoh ... kenapa tadi aku tidak menemuinya saja? Tapi tidak ... aku tidak bisa! Aaaaarrgghh ... sial ...!!!" Lelaki itu berbicara sendiri dengan perasaan yang berkecamuk. Dia menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan sambil terus merutuki kebodohan dirinya sendiri.
"Ndra ...! Andra ...!" Seorang wanita menepuk pundak lelaki yang sedang galau itu. Iya, dia adalah Andrawan Hady. Mantan guru sekaligus supir dan pengawal pribadi Vie.
"Ah ... iya, ada apa, Ra?" Andra tersentak kaget.
"Kamu kenapa? Lagi ada masalah ya?" Tanya wanita yang bernama Fara itu.
"Oh ... tidak ... tidak kok! Aku hanya lelah saja! Ada apa kamu kesini?" Andra mencoba menutupi perasaan hatinya yang galau.
"Aku hanya ingin mengantarkan teh hangat untukmu. Tadi aku sudah mengetuk pintu dan memanggilmu, tapi tidak ada jawaban, jadinya aku masuk saja." Fara menjelaskan dengan sedikit takut.
"Oh ... aku tidak dengar tadi. Ya sudah, letak saja di meja dan terimakasih ya." Ucap Andra tak acuh sambil membuka file di laptopnya.
"Sepertinya kamu lelah sekali ya hari ini? Mau aku pijat?" Tanya Fara sambil melangkah mendekati Andra.
"Tidak usah, Ra!" Andra menolak dan otomatis membuat langkah Fara terhenti. "Aku sangat sibuk dengan urusan sekolah, bisa tinggalkan aku?" Pinta Andra tanpa menoleh kearah Fara, tatapan matanya fokus ke laptop.
"Baiklah, aku akan kembali ke dapur." Fara berbalik lalu keluar dari ruangan Andra dengan perasaan kesal.
Setelah keluar dari ruangan Andra, Fara menutup pintunya dan terpaku di depan ruangan itu dengan wajah yang masam sambil melipat kedua tangannya di depan dada.
"Andra kenapa sih? Baru kali ini dia bersikap cuek kepadaku bahkan terang-terangan menyuruhku keluar dari ruangannya! Nyebelin banget deh!" Fara mengoceh pelan sambil menghentakkan kakinya.
Fara adalah seorang gadis yang tinggal bersama Andra dan ibunya. Tiga bulan yang lalu, Fara pernah menyelamatkan Mirna saat wanita tua itu hendak di jambret dan mengakibatkan Fara celaka hingga harus menderita amnesia, dia lupa siapa dirinya dan juga keluarganya dan sialnya lagi, Fara tidak membawa ponsel atau identitas apapun. Dengan berbagai pertimbangan, Andra dan Mirna akhirnya memutuskan untuk menampungnya sebagai rasa tanggung jawab.
Selain mendapat tempat tinggal, Fara juga diizinkan untuk membantu Mirna di restorannya dan sekarang wanita itu membantu Andra di cafe yang baru dia rintis. Karena Andra baru bisa ke cafe sepulang dari sekolah, jadi sementara Andra tidak ada, Fara lah yang akan menggantikannya memantau cafe dan para karyawan lain. Tapi sayang, terkadang sikap Fara kurang mengenakkan untuk karyawan lain.
***
Hari mulai beranjak malam, Vie sedang berbaring santai di atas ranjangnya, sambil memainkan ponsel, tiba-tiba ada panggilan masuk dari Davin dan Vie segera menjawabnya.
"Hallo, Vin ..." Tanya Vie.
"Hallo, pacar rasa ibu tiri ... sedang apa?" Davin.
"Hahaha ... apaan sih, Vin? Aku sedang tiduran di kamar. Kamu sendiri lagi apa?" Tanya Vie lagi setelah menjawab pertanyaan Davin.
"Sedang bicara dengan malaikat." Davin.
"Malas deh kalau sudah mulai gombal!" Vie pura-pura merajuk karena dia tahu siapa malaikat yang dimaksud oleh Davin.
"Siapa yang gombal? Aku serius loh, sayang. Kamu itu memang malaikat dalam hidupku. Sejak kamu hadir, hidupku selalu dipenuhi dengan hal-hal yang baik. Hidupku jadi lebih berwarna dan aku semakin semangat untuk menjalaninya." Davin.
"Lebay deh! Udah ah ... kamu sudah makan?" Vie mengalihkan pembicaraan, karena sejujurnya dia merasa Davin terlalu berlebihan.
"Sudah. Kalau kamu?" Davin.
"Bagus deh! Kalau aku sih belum makan, masih kenyang banget, tadi habis ngemil bareng cecunguks. Mereka memanfaatkan aku supaya traktir mereka." Jawab Vie dengan nada kesal.
"Memangnya tadi kamu kemana dengan mereka?" Davin.
"Nongkrong di cafe yang baru buka di jalan XX itu. Cafenya keren banget. Aku suka!"
"Oh iya? Kalau begitu besok ajak aku kesana dong? Aku mau lihat sekeren apa cafe itu." Davin.
"Boleh, tapi ajak cecunguks juga ya? Biar seru kalau ada mereka." Ucap Vie antusias.
"Iya, boleh. Kalau begitu besok aku jemput." Davin.
"Hmm ... tidak usah, Vin! Kita ketemuan disana saja, aku bawa mobil sendiri. Soalnya jauh banget kalau kamu harus jemput aku, terus balik lagi ke cafe itu. Kan cafenya dekat dari rumah kamu."
"Oh ... ya sudah, terserah ibu ratu saja." Davin.
"Hahaha ... Ok, kalau begitu sekarang kamu istirahat ya."
"Hmm .... Kamu juga, eh ... tapi jangan lupa makan dulu, entar kamu sakit loh." Davin.
"Siap, pak bos!" Jawab Vie semangat.
"Ya sudah, aku tutup dulu ya teleponnya. Selamat malam, sayang." Davin.
"Selamat malam." Balas Vie dan segera menutup panggilan masuk dari Davin itu.
Seketika wajah cerianya berubah sendu, dia tertunduk sambil menggenggam ponselnya.
"Maafkan aku, Vin." Ucap Vie penuh sesal.
***
Like nya jangan lupa ya sayang akuh ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Yessyka June
ada aapa dg vie dan davin
2021-03-29
1
Nia Bae
kok alvin, alvin atau davin ci, alvin kan papanya davin, apa vie pacaran ma davin
2021-01-30
1
Rosyah
kok lupa ya.alvin itu siapa ya
2021-01-23
2