Vie berlari menuruni anak tangga, Venus dan Reino yang sedang mengobrol sampai heran sekaligus cemas melihat tingkah gadis itu.
"Kenapa kau senang sekali berlari ditangga? Bagaimana kalau kau terjatuh dan ..." Kata-kata Venus terpotong saat Vie duduk di sampingnya dan bergelayut manja.
"Lain kali tidak lagi, Ma." Vie tersenyum. "Hmmm ... Ma, aku pinjam mobil sebentar, boleh ya?" Tanya Vie penuh harap.
"Kau ingin kemana?" Venus menatap penuh selidik.
"Aku ingin nongkrong bareng Raja dan Dino, aku kangen mereka. Boleh ya, Ma?"
"Tapi kau baru saja pulang, apa tidak sebaiknya kau istirahat? Bukankah tadi katamu kau lelah?" Venus mencecar pertanyaan.
"Aku sudah istirahat sebentar tadi, tapi aku jenuh Mama."
"Kalau begitu diantar supir saja! Biar lebih aman." Jawab Venus.
"Yaaa ... Mama, masa sudah segede ini masih diantar supir sih?" Vie merajuk.
"Pinjamkan saja, sayang." Reino ikut menimpali.
"Tapi ..." Venus ragu.
"Mama jangan cemas, aku sudah mahir menyetir dan berkendara. Selama di New York, aku kemana-mana selalu bawa mobil Tante Jenny." Vie berusaha meyakinkan Venus.
"Kau dengar, sayang? Ayolah pinjamkan mobilmu." Lanjut Reino.
Venus terdiam sejenak, lalu menghela nafas panjang.
"Ya sudah, minta kuncinya kepada satpam. Hati-hati menyetirnya! Ingat, ini bukan New York, jadi jangan samakan lalu lintas disini dengan disana." Venus mencoba mengingatkan putrinya itu.
"Iya Mama yang cantik dan baik, terima kasih. Aku pergi dulu."
Cup ...
Vie mengecup pipi Venus, membuat sang mama sedikit kaget karena itu hal yang jarang sekali dilakukan seorang Vie, tapi dia beranggapan putrinya itu sedang melampiaskan rasa senangnya.
"Kau hanya mencium mamamu? Bukankah tadi Papa sudah membantu membujuk mamamu." Reino pura-pura merajuk.
"Iya deh, tuan besar " Vie beralih mendekati Reino yang duduk disebelah Venus.
Cup ...
Satu kecupan mendarat manja dipipi Reino, lelaki tampan itu pun tersenyum.
"Terimakasih juga Papa. Aku pergi ya." Vie pun bergegas melangkah keluar rumah menemui satpam untuk meminta kunci mobil Venus.
"Aku mencemaskannya." Ucap Venus sambil memandangi kepergian sang putri.
"Sudahlah, sayang. Biarkan dia menjalani hidupnya seperti yang dia inginkan, kita cukup pantau saja. Jangan terlalu khawatir, dia sudah dewasa. Dia pasti tahu mana yang baik dan buruk." Reino berusaha menenangkan keresahan hati sang istri.
"Iya, tapi dia seorang wanita. Aku takut terjadi hal-hal buruk kepadanya di luar sana." Lanjut Venus.
"Kau tenang saja, aku tidak pernah benar-benar membiarkan putri kita sendiri di luar sana. Aku pasti selalu mengutus pengawal tanpa sepengetahuannya. Selama di New York saja, dia dijaga dua puluh empat jam oleh pengawal. Dan sekarang pun tetap begitu." Reino menjelaskan.
"Jadi sekarang pun Vie sedang diikuti pengawalmu?" Tanya Venus tak percaya.
"Hmmm ... begitulah! Tapi dia tak akan menyadarinya. Aku sudah katakan, ikuti kemanapun Vie pergi, makanya aku tidak khawatir saat dia ingin pergi dengan mobilmu tadi." Jawab Reino.
"Kenapa baru cerita sekarang?" Venus protes.
"Aku suka melihatmu cemas, kau terlihat menggemaskan sekali." Goda Reino sambil mencubit pipi Venus.
"Aaaww ... sakit! Dasar ya!" Venus menepis tangan Reino dan mengusap pipinya yang memerah.
Reino terkekeh melihat bibir manyun sang istri.
***
Di sebuah cafe berkonsep sepakbola dengan berbagai poster dan gravity bintang lapangan Christiano Ronaldo, bahkan banyak pernak-pernik sepakbola di cafe yang diberi nama CR7 itu, sedang duduk dua orang lelaki yang tengah fokus pada ponselnya masing-masing, apalagi kalau bukan main game online dengan Wi-Fi gratis.
"Untung saja si Vie lagi jauh ya, Ja ... jadi kita bisa aman walau sudah ledekin dia." Dino mengoceh dengan mata yang masih fokus pada layar ponselnya.
"Yoi, tapi kangen juga sama Medusa itu. Kangen berisiknya." Jawab Raja.
"Hmmm ... kalau jauh kangenin, tapi kalau dekat, nyebelinnya tingkat antariksa." Lanjut Dino.
"Mamanya ngidam apaan ya? Dia kok bisa nyebelin seperti itu." Raja masih mengoceh dengan mata yang fokus ke ponselnya.
"Ngidam Spongebob kali!" Dino menjawab sekenanya.
Tanpa duo gesrek sadari Vie sudah berdiri di samping keduanya dan mendengar semua ghibah mereka.
"Oh ... gini ternyata kalau di belakangku, kalian pada menjelek-jelekkan aku. Sahabat seperti apa kalian?" Ucap Vie pelan tapi terdengar menakutkan ditelinga duo gesrek.
Raja dan Dino mengangkat kepala dan serentak memandang kearah Vie yang berdiri di samping mereka sambil bersidekap dengan wajah tak bersahabat.
"Vie ...!!!" Duo gesrek berteriak heboh saat melihat Vie dan mengabaikan wajah menakutkan sahabat mereka itu. Suara teriakan mereka membuat beberapa pengunjung menoleh kearah mereka dan begitu juga dengan seorang lelaki yang baru saja masuk ke dalam cafe.
Lelaki tampan itu sontak melihat kearah suara yang memanggil nama Vie.
"Dia disini." Lelaki itu terperangah nyaris tak percaya melihat Vie sedang berdiri beberapa meter darinya dengan wajah yang cemberut sambil mengumpat duo gesrek.
"Mereka juga disini." Ucap lelaki itu saat melihat Raja dan Dino yang heboh melihat kehadiran Vie sehingga mereka bertiga tak menyadari kehadiran lelaki itu.
Sebelum Vie dan duo gesrek menyadari kehadirannya, lelaki itu bergegas melangkah masuk menuju ruangannya sambil menyembunyikan wajahnya di balik telapak tangan.
***
Setelah acara membujuk yang penuh drama, akhirnya Vie luluh juga dan memaafkan kezaliman dua sahabatnya itu.
"Kau kenapa tidak bilang kalau pulang hari ini?" Tanya Raja.
"Memangnya kalau aku bilang, kau mau melakukan apa? Menyambutku?" Vie membalas pertanyaan Raja dengan pertanyaan juga.
"Yaaa ... paling tidak kami kan bisa ikut menjemputmu." Jawab Raja.
"Tidak usah! Kalau kalian ikut menjemputku, yang ada mobil papaku tidak muat. Kalian berdua pasti nebeng seperti biasa." Ucap Vie.
"Vie kalau bicara suka benar deh!" Raja membalas ucapan Vie.
"Iya, jujurnya kebangetan!" Lanjut Dino.
"Memang benarkan? Dari dulu kalau mau kemana saja, kalian berdua pasti nebeng sama aku." Ucap Vie.
Mendengar kata-kata Vie, Raja dan Dino hanya cengengesan. Karena apa yang dikatakan Vie adalah kebenaran yang hakiki. Walaupun orang tua Raja dan Dino memiliki mobil, tapi selalu dipakai orang tua mereka bekerja, hanya pagi saja mereka diantar ke sekolah sembari papa mereka berangkat ke kantor. Sementara Vie, kemanapun selalu naik mobil dengan supir pribadi.
Sementara itu dari kejauhan, seseorang sedang memperhatikan mereka dari balik layar laptopnya. Iya, lelaki yang tadi, sedang memantau CCTV cafenya hanya untuk melihat trio gesrek.
Wajahnya mendadak sendu dan penuh kesedihan.
"Empat tahun sudah berlalu, ku pikir saat itu terakhir kalinya aku melihatmu dalam hidupku, tapi hari ini, Tuhan memberiku kesempatan untuk melihatmu lagi. Kau semakin cantik dan dewasa, aku sangat merindukanmu." Lelaki itu berbicara sendiri sambil terus memandang Vie di layar laptopnya.
***
Like nya jangan lupa ya ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Yessyka June
Andra ayo lah mangatss utk ngejar viee
2021-03-29
2
Nafa Fisa
kan waktu itu alvin di pantai pernah ngomong sama Vie, terus dia blg "janji ya Vie",kayak nya isinya tentang davin sakit dan menyuruh Vie untuk menemani dan bersamanya terus
2021-03-02
1
Nia Bae
wah andra tu kayak ny yang lihat vie
2021-01-30
1