Raja dan Dino sudah duduk manis menunggu kedatangan Vie di CR7 Cafe and Resto, setelah Vie mengajak mereka untuk nongkrong di cafe ini, dengan senang hati duo gesrek itu menuruti permintaan Vie, apalagi kalau bukan mengharap ditraktir lagi.
"Itu Medusa kemana sih? Lama baget! Dia kesini nya naik odong-odong kali ya?" Raja ngedumel sambil menopang dagu dengan kedua tangannya.
"Macet mungkin." Jawab Dino tak acuh sambil fokus memainkan game online di ponselnya.
"Sudah hampir sejam loh, Din. Dasar wanita, mau yang tulen atau yang jadi-jadian, sama saja. Selalu lambat!" Raja mulai kesal.
"Huusst ... jangan ghibahin si Vie, entar dia muncul tiba-tiba seperti jelangkung." Dino mencoba mengingatkan.
"Dia sih bukan seperti jelangkung tapi seperti jerawat, muncul tiba-tiba dan nyebelin." Ucap Raja ketus. Dino hanya terkekeh mendengar ocehan sahabatnya itu.
Di parkiran CR7 Cafe and Resto, Andra yang baru saja datang dan hendak memarkirkan motornya terkejut saat mendengar suara hantaman yang keras, lelaki itu sontak menoleh dan mencari sumber suara.
Alangkah terkejutnya Andra saat melihat Vie keluar dari mobil yang ditabrak dengan marah-marah, beberapa orang juga sudah berlarian mengerumuninya, membuat Andra panik.
"Ya Tuhan, Vie ...!!!"
Andra yang masih memakai helm full face lengkap dengan jaket kulitnya berlari menghampiri Vie dan berdiri dibelakangnya.
"Hee ... makanya kalau punya mata itu digunakan dengan baik, jangan dijadikan pajangan doang!" Seorang gadis yang tak lain adalah Vie sedang berteriak kepada lelaki bertubuh kurus seperti orang cacingan. Sementara dua orang bertubuh kekar dan berpakaian serba hitam berdiri tak jauh dari Vie sedang memperhatikannya dan berjaga-jaga, yang pasti tanpa sepengetahuan gadis itu.
"Kenapa kau yang nyolot? Siapa suruh mobilmu masuk tiba-tiba. Enak saja menyalahkan orang lain." Pria itu mengoceh tak terima.
"Kau tidak mau mengaku juga ya? Jelas-jelas kau yang datang berlawanan arah dan menabrak mobilku, kenapa sekarang malah menyalahkan aku. Kau lihat mobilnya jadi penyok, kau harus ganti rugi!" Vie mulai naik darah. Dia bicara dengan nada yang tinggi.
"Enak saja minta ganti rugi, motorku juga rusak. Kau yang harus ganti rugi!" Ucap lelaki itu tak mau kalah.
"Ganti rugi nenek moyangmu! Sudah jelas-jelas kau yang salah, malah mau cari untung, otakmu tidak dipake ya? Atau kau sengaja menabrak mobilku agar bisa memerasku? Kau mau menipu ya?" Vie semakin menjadi.
"Wah ... keterlaluan sekali mulutmu! Untung kau wanita, kalau tidak ..." Lelaki yang sudah terlihat emosi itu tak melanjutkan kata-katanya.
"Kalau tidak apa? Kau pikir aku takut? Sini kau!" Vie menantang lelaki itu, membuat emosinya semakin naik ke ubun-ubun.
"Cantik-cantik tapi mulutnya busuk, dasar jalang!" Lelaki itu mengupat Vie sambil mendorong pundaknya, sontak membuat emosi Andra yang sedari tadi berdiri di belakang Vie naik ke level dewa.
Dia sengaja membiarkan Vie berlaga mulut dengan lelaki itu tapi tetap menjaganya dari belakang, dia tak ingin membuat Vie curiga jika langsung membelanya. Sementara dua pria berbaju hitam itu sudah bersiap hendak menghajar si penabrak, tapi langkah mereka terhenti saat melihat aksi Andra.
Buugghh ...
Satu pukulan dari Andra mendarat manja di wajah lelaki bertubuh cungkring itu, sontak membuatnya terhuyung ke belakangan dan nyaris terjatuh.
"Kenapa kau memukulku? Siapa kau?" Lelaki itu berteriak tak terima sekaligus bingung melihat Andra yang memakai helm full face.
Begitu juga dengan Vie, dia pun bingung siapa lelaki yang membelanya ini?
Datang darimana dia? Kenapa tiba-tiba dia ada disini?
Andra tak menjawab, dia hanya mendekati lelaki itu dan menarik bajunya, lalu Andra membuka kaca helmnya agar suaranya dapat didengar lelaki itu.
"Pergi dari sini atau kita selesaikan masalah ini di kantor polisi! Aku punya bukti CCTVnya, jadi kau tidak bisa mengelak jika kau memang bersalah." Ucap Andra pelan tapi penuh ancaman.
Kemudian melepaskan cengkeraman tangannya di baju lelaki itu dan kembali menutup kaca helmnya.
Lelaki itu pun menuruti ucapan Andra dan bergegas pergi meninggalkan parkiran CR7 Cafe and Resto.
"Hey ... kau jangan pergi! Bagaiamana dengan mobilku?" Vie berteriak saat melihat lelaki itu tancap gas.
"Ada apa, sayang?" Davin yang baru datang berlari kearah Vie dan mendekapnya. Saat memasuki parkiran CR7 Cafe tadi, dia melihat Vie sedang dikerumuni beberapa orang kepo.
Melihat kedatangan Davin, Andra yang masih berdiri tak jauh dari Vie seperti tersambar petir, apalagi saat melihat Davin mendekap Vie dengan begitu penuh kasih sayang, hati Andra seperti dihantam palu besar hingga remuk redam.
"Ada yang menabrak mobil aku, tapi dia tidak mau tanggung jawab. Mobilnya jadi penyok." Vie mengadu.
"Tapi kamu tidak apa-apa kan?" Davin kini beralih memegangi kedua pundak Vie dan memandangnya dengan cemas.
"Aku tidak apa-apa. Tapi mobilnya ..." Vie merengek.
"Sudah tidak apa-apa, yang terpenting kamu baik-baik saja." Davin mengusap lembut kepala Vie dan gadis itu hanya diam seperti anak kucing yang dielus majikannya.
Dan semua itu disaksikan langsung oleh Andra dengan mata kepalanya sendiri, hatinya benar-benar hancur untuk kesekian kalinya. Sakit tapi tak berdarah.
"Tunggu sebentar." Vie beralih mendekati Andra yang masih terpaku tak jauh darinya. Jantung Andra berdetak tak karuan saat gadis pujaan hatinya berjalan mendekat, walaupun Vie tak mengenalinya karena dia masih memakai helm full face, tapi tetap saja Andra salah tingkah.
"Terimakasih ya sudah membelaku." Ucap Vie tulus.
Andra hanya menganggukkan kepalanya tanpa menjawab Vie, lalu bergegas pergi meninggalkan Vie untuk menyelamatkan hatinya. Tapi Andra tidak kembali masuk ke dalam cafe, dia memutuskan untuk tancap gas meninggalkan cafe agar Vie tidak tahu jika dia bangian dari cafe itu.
"Orang aneh." Vie bingung melihat tingkah Andra.
"Kenapa, sayang?" Tanya Davin yang berjalan mendekati Vie.
"Tidak apa-apa kok! Yuk, pulang saja! Mood aku jadi buruk hari ini." Rajuk Vie.
"Ya, sudah yuk kita ke rumah kamu saja. Biar aku bantu bicara dengan orang tua kamu." Davin pun menuruti kemauan Vie dan gadis itu hanya mengangguk setuju.
Merekapun pergi meninggalkan CR7 Cafe and Resto, termasuk meninggalkan duo gesrek yang tak tahu apa-apa. Akibat terlalu cuek, akhirnya mereka ketinggalan informasi penting. Padahal mereka mendengar ada keributan di luar cafe, tapi duo gesrek itu tak perduli, mereka tetap memilih duduk manis sambil memainkan game online di ponsel mereka.
Dan Vie melupakan sahabat gesreknya itu, biarlah mereka menunggu sampai keriting.
Sementara itu di sebuah taman pinggir kota, Andra memarkirkan motornya di bawah sebuah pohon besar dan rindang, dia melepas helm dan jaketnya karena gerah.
"Sudah empat tahun dan mereka masih berhubungan. Aku yakin hubungan mereka pasti sudah serius, mereka pasti saling mencintai. Aku bisa melihat dia begitu cemas dengan Vie, tatapan matanya saat menatap Vie. Beruntung sekali dia bisa mendapatkannya." Ucap Andra lirih. Dadanya terasa sesak dan sakit.
"Aku memang tak pernah pantas untuknya, makanya Tuhan tak pernah memberiku kesempatan walau hanya sekedar menyatakan perasaan ini. Aku terlalu pengecut, aku pecundang! Aku mundur sebelum berperang. Semoga kau bahagia." Andra mengoceh sendiri, dia meluapkan kekesalan dan kekecewaan hatinya. Kalau saja tidak malu dengan pembaca, mungkin Andra sudah nangis guling-guling.
***
Like nya ya sebagai dukungan untuk author ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Yessyka June
dah gapapa Andra ga usah malu sm aku..
mangats kejar vie ya andraaa
2021-03-29
1
Rose Angel
Hahahahahha,,,,, si Andra malu sama pembaca🤣🤣🤣 ada " aja dech author ku nich,,,,
2020-12-16
2
Yuli Rahma
malu dengan pembaca yaa 😂😂
kirain dengan orang disekitarnya
2020-12-16
4