Malam ini aku dan Dion bertukar cerita lewat telepon. Dion rajin menelponku bahkan kalau besok libur, dia akan menelponku sampai pagi.
Dion bercerita tentang pacarnya, keluarganya dan bahkan mimpi-mimpinya kepadaku. Aku selalu berusaha menjadi sahabat yang terbaik untuk Dion. Aku sudah tahu banyak tentang Dion, tapi Dion belum tahu apapun tentangku. Bahkan tentang Eric.
Keesokan pagi, Eric menemuiku dikelas. Tapi tak seperti biasa, dia tak menggambar. Mukanya muram, seperti tak tidur. Aku bersikap biasa, aku tetap mengerjakan PR ku dikelas ditemani Eric. Tapi sudah hampir bel masuk, Eric masih menemaniku. Sudah lama dia tak selama ini bersamaku. Dion pun datang, akhirnya mereka bertemu. Ku kenalkan Dion pada Eric.
"Dion, ini Eric. Ric, ini Dion anak baru dikelasku" kupersilahkan dua orang terbaik ku ini untuk bersalaman.
"gue eric,pacarnya"
tukas Eric.
"oh iya..gue Dion salam kenal"
kata Dion menutup sesi perkenalan ini.
Aku mengikuti pelajaran seperti biasa. Tidak seperti Dion yang daritadi memainkan pulpen sehingga aku sedikit menegurnya.
"Yon, berisik tauk. bisa pelanin gak" Pintaku.
"kok lu gak pernah bilang M kalo lu punya pacar?"
Tanya Dion menyelidik.
Dion memanggilku dengan awalan huruf dari namaku. Katanya biar beda dari yang lain.
"kan lu gak pernah nanya"
Jawabku yang membuat Dion berhasil menghentikan permainan pulpennya.
Bel istirahat berbunyi, Eric masuk kedalam kelasku, duduk disebelah kananku ditempat Lana yang sedang menghabiskan jam istirahat di kantin dan matanya sibuk memperhatikanku yang menghabiskan bekalku.
"kamu gak laper emang? makan sana"
usirku agar Eric makan. Habis kalau Eric sakit bisa kesepian aku gak ada yang nemenin aku kerjain PR pagi-pagi.
"kamu ngusir aku? aku gak laper. aku mau disini aja nemenin kamu"
jawab Eric tegas.
Dion yang sedang menghabiskan bekal disebelah kiriku pun hanya diam saja. Padahal biasanya kami makan sambil bercerita apapun.
Jujur aja sifat eric yang seperti ini buat aku merasa tidak nyaman.
Tak lama bel masuk berbunyi, akhirnya kecanggungan ini berakhir. Eric kembali ke kelasnya. Sedangkan Dion sibuk melepas jaketnya dan memberikannya kepadaku.
"gue gak lagi sakit yon"
"sudahlah pakai aja dilutut lu" paksa Dion.
"gue udh pake rok dibawah lutut woy"
protesku terhadap Dion.
"gue gak mau ada yang ngintip elu"
jawab Dion perhatian.
Dan aku menerimanya sebagai bentuk perhatian sahabat.
Malam ini Dion menelponku, kali ini ia tak membahas dirinya. Tapi ia memborbardirku dengan sejuta pertanyaan antara aku dan Eric.
"Sejak kapan lu jadian sama dia, M?"
"Gimana perasaan lu sama dia, M?"
"M, Lu gak bisa nyari yang lain aja?"
pertanyaan terakhir ini yang membuatku kesal terhadap Dion.
Orang baru yang gak tau apa-apa tentang gue, nyuruh gue putus. Dumelku dalam hati.
Kuputuskan sambungan teleponku dengan Dion. Aku tidak marah, hanya tidak nyaman. Dia pun berpacaran dengan siapa saja, aku tidak melarang. tapi dia malah tidak mendukungku dan Eric.
"Ric, besok minggu ke danau yuk"
isi pesanku ke ponsel Eric
"ok,Mil" Eric membalas pesan singkatku dengan lebih singkat.
Aku naik angkutan umum ke danau, Eric membawa motor. Aku memang berpesan kepada Eric untuk tidak mengantar atau menjemputku ke rumah. Kalau ayah dan ibu tau bisa habis disidang aku.
Kami melepas rindu, bercerita banyak hal. Belakangan ini, aku memang jarang pulang dengan Eric. Karena sebentar lagi lomba Paskibra tingkat SMA sekota ku, maka jadwal ekskul ku ditambah hampir setiap hari.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
Lulu_djie
dion kyknya mulai ada rasa sama emily..
apa kabar cwe nya dion?
koq dion tiba2 kyk posesif gitu ke emily..
ak bertanya2 nih..
kayaknya eric tau kedekatan emily ama dion..
(mungkin dr lana) & eric cemburu..
makanya lebih sering nemenin mily..😄😄😄
itu dion songong bgt ya..
bisa2nya nyuruh M nyari cwo yg lain..
dion cemburu ama eric atau dion tau sesuatu ttg eric??🤔🤔🤔
2021-01-06
1