Pagi ini seperti biasa, aku menjadi penghuni kelas pertama. Walaupun aku terlambat 15 menit dari biasanya, tetap teman-teman sekelasku belum terlihat satupun. Jam sudah menunjukkan pukul 06.45. Artinya sudah 30 menit aku disini tapi tidak ada tanda-tanda dari keberadaan Eric. Kelas mulai ramai. Tidak biasanya Eric tidak menemuiku. Mungkinkah Eric terjebak macet? pikiranku mulai mencari-cari keberadaan Eric mencoba menerka nerka. Atau mungkin Eric sakit karena kelelahan menungguku kemarin? Akhirnya aku putuskan untuk mencari Eric di kelasnya. Tapi tidak juga aku temukan.
Bel masuk sudah berbunyi, aku mengurungkan niatku mencari Eric ke lapangan. Aku duduk di kursiku, lalu aku bertanya kepada Lana,mungkin Lana akan tau.
"Lan, lu tau Eric dimana?" tanyaku.
"ciye nyariin" Ledek Lana.
"Ih jangan bercanda, dia sakit ya?"
tanyaku gelisah.
"ada kok tadi sm gue di lapangan"
jawab Lana yang membuatku mengernyitkan dahi.
"Kenapa dia gak nemuin gue ya? dia marah sm gue kali ya? tapi salah gue apa? Dia cerita gak sama lu?"
cecarku kepada Lana.
"Lu udah ngecek kolong meja lu?"
jawab Lana singkat.
Kumasukkan tangan kananku kedalam kolong meja. Apa sih maksud Lana dumelku dalam hati. And Taraaaa i found something. Kutarik ternyata bungkusan berupa kotak berukuran kecil. Aku mau buka tapi Bu Ika guru Bahasa Inggris sudah masuk. Kalau dia sampai tahu, Hmm habislah aku. Bu Ika terkenal galak kalau ditemukan murid yang gak serius jam pelajarannya. Kuurungkan niatku membukanya. Tapi sumpah aku penasaran banget apa isi kotak ini dan apa hubungannya dengan ketidakhadiran Eric di kelasku pagi ini.
Ketika pelajaran Bu Ika masih berlangsung, kulihat di luar jendela Eric ke arah toilet. Toilet siswa memang melewati kelasku. Tapi kulihat Eric hanya menunduk. Aku semakin khawatir dengan Eric. Padahal biasanya jika melewati kelasku, Eric melambaikan tangan sambil joget-jodet menggodaku.
Akhirnya kuputuskan membuka isi kotak itu pelan-pelan supaya tidak terdengar oleh Bu Ika. Ternyata didalamnya ada sepucuk surat, gulungan kertas dan gantungan kunci berupa stik drum mini. Untuk saat ini aku tidak peduli dengan gulungan kertas dan hadiahnya. Aku hanya peduli dengan isi suratnya. Kubuka dan kubaca dibawah meja.
"halo mil, maaf ya pagi ini aku gak nemenin kamu kerjain PR. Gapapa kan sekali kali kamu harus ngobrol sama temen-temen sekelasmu? Gimana kamu mau deket sama yang lain, kalo kamu cuma ngobrolnya sama aku.yakaannn?Mil, Semakin hari aku semakin bersyukur sama Tuhan karena aku punya kamu. Semoga cita-cita kita tercapai ya Mil. Supaya aku bisa nikahin kamu. Oh ya Mil, ini ada 2 hadiah kecil buat kamu. Semoga kamu suka. Salam sayang, Eric".
Ahhh Eric, kamu emang manis tapi nyebelin. Aku jadi senyum-senyum sendiri di mejaku. Aku pikir ada apa dia cuekkin aku. Tapi benar juga kata Eric, aku harus mulai membuka diri dengan teman-teman sekelasku ini. Harus terima kenyataan merekalah yang akan tertawa dan menangis bareng aku nanti sampai aku lulus.
Waktu sudah menunjukkan pukul 12.00, bel istirahat berbunyi. Aku membuka gulungan kertas yang diberi pita merah tadi. Ternyata itu gambar Eric kemarin sore di danau. Gambar itu begitu indah dan nyata. Eric menggambar pemandangan Danau dan sekelilingnya juga aku di dalamnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
Anmusrah
smngt thor...
2021-01-07
1
BrePandia
ya hrus tau lah kita kisah awal mereka....
mungkin nanti ada hubungannya degn pertengahan cerita jadi kita tidak bingung kapan ya ..yang mana ya...kan pembaca suka seperti itu say.😊😊😊
2021-01-06
1
Aisyah Zulf Era
kebanyakan protokol
2021-01-04
1