~Semua orang merasakan bagaimana halnya ketika di marahi oleh seorang ibu? ~
Anin Fitri Ani
🌷 Happy Reading 🌷
“ Oalah iya, ” jawab Bude Wati. “ Nak jangan pulang dulu ya! Bude masih kangen sama kamu nak. Bude mau kasihkan ini sama pakde dulu ya nak. ” Ucap bude Wati, “ Iya bude. ” jawab Anin.
Anin pun duduk di kursi makan, sambil melihat isi rumah. “ Rumahnya nggak terlalu besar lah, aku juga maunya begini. Nggak turun naik tangga terus. Cukup satu lantai aja, nggak usah banyak-banyak. Nanti kalau udah punya anak, nggak mencari anaknya sampai naik turun tangga. ” Gumam Anin dengan membuka toples yang berisi kue. “ Hm enak juga ya, kuenya. Ingin aku bawa pulang nih, ” Ucap Anin dengan mengunyah kuenya. Bude Wati kembali lagi ke dapur, dengan cepat Anin menutup kembali toplesnya. “ Kenapa di tutup lagi? Makan tinggal makan aja. Nggak papa nak, makan aja. Bude sama Pakde mu itu anggap aja orang tuamu nak. ” Ucap bude Wati, “ Iya bude, ini siapa yang buat bude? ” Tanya Anin.
Bude Wati menggiring Anin ke ruang TV dan mendudukkan di sofa. “ Udah kamu makan aja, oh iya bude mau kamu di sini dulu ya. Soalnya bude kesepian, setiap hari apa-apa sendiri? Semuanya sendiri, terus kadang pakde juga keluar kota lagi, mengurus cabang-cabang kostan yang ada di luar daerah gitu. ” Ucap bude Wati dengan mengelus tangan Anin.
“ Iya nanti kalau ke rumah ibu, aku selalu ke sini kok bude. Ehm, remotnya mana bude? Mau nonton TV, ” Ucap Anin dan bude Wati mengambilkannya. “ Ini, kamu kalau makan tinggal makan. Kalau mau minum apa? Ada, tinggal buka kulkas aja. Bude mau mandi dulu, sholat dzuhur. Jugaan bude belum sholat, ” Ucap bude Wati dan Anin mengangguk.
Akhirnya beberapa menit, Anin bosan dan ingin rasanya pulang karena tidak enak dengan budenya. “ Ehm gimana ya? Aku mau pulang, mau mandi terus sholat dzuhur lagi. Nanti kalau nggak izin, nggak sopan lagi. Nanti kalau aku mau pulang, nggak di bolehin yang pasti. ” Ucap Anin dengan memencet tombol on-of dan mematikan TV-nya. “ Nak kenapa di matikan TV-nya? Bosen ya, ya udah yuk kita ke warung aja! Mau beli apa biar bude bayarkan? ” Ucap bude Wati. “ Ehm bude, aku mau pulang bude. Bentar lagi udah mau sore, aku belum mandi sama sholat dzuhur lagi. ” Ucap Anin dengan ragu-ragu. “ Ya udah kalau begitu, bude izinkan. Kamu nanti malem ada acara nggak? ” Tanya bude Wati.
“ Nggak tau bude, jugaan mas Rifa'i nggak tau pulangnya jam berapa? ” Bude Wati pun mengangguk dan Anin menyalami tangan bude Wati. “ Bude aku takut sama anjing di depan rumah, bude. Itu kayaknya menakutkan sekali bude, ” Ucap Anin sambil bergidik ngeri karena melihat anjing itu lidahnya keluar.
“ Kayak mangsa orang aja, kayak gitu lagi. Waduh bisa-bisa kayak di film, adegan live streaming nanti. ” Batin Anin, “ Ya udah yuk! Bude antarkan sampai depan gerbang, ”
Dengan begitu budenya pun mengantarkan ke depan gerbang. “ Kamu itu takut ya, sama anjing? Nggak papa nanti juga anjingnya bisa mengenal kamu, kalau kamu setiap
hari ke sini. ” Anin melihat anjingnya dan melotot di arahnya. “ Gawat... Gawat, ” Akhirnya Anin pun berlari sekencang mungkin. Menghindari bahaya, sampailah Anin ada sebuah mobil di arah sampingnya dan ada lubang yang begitu dalam. Semua air pun ke arahnya, “ Woiii lu nggak ada akhlak ya, udah kabur-kabur aja. Nggak ngerti apa sini basah? Orang nggak punya akhlak ya gitu, ” dumel Anin. Samar-samar melihat plat mobilnya, seperti kenal. “ Wah ini kayak yang aku kenal kayaknya, plat mobilnya seperti mobil siapa ya? ” Dengan memikirkan, dia sadar kalau sudah menjadi bahan tertawaan orang lain karena basah kuyup.
“ Hm, ” Ucap Anin dengan berjalan menuju rumahnya. “ Hah gara-gara itu mobil, aku jadi basah kuyup kayak gini. ” Sampailah Anin di depan rumah. Ternyata pakdenya memperbaiki pintu rumahnya, “ Assalamu'alaikum bu. ” sapa Anin. “ Waalaikumsalam nak, ya Allah nak kamu kenapa? ” Tanya ibunya Anin yang melihat Anin dengan penampilan basah kuyup.
“ Ehm tadi nggak sengaja lewat lubangan yang dalem itu. ” Bohong Anin, karena dia tidak mau terkena semprot ibunya. “ Bu, aku mau mandi dulu ya. ” Ucap Anin dengan buru-buru, karena melihat ibunya menunggu pakdenya yang memperbaiki pintu.
“ Ya, mandi dulu sana. ” Ucap ibunya dengan mendudukkan bokongnya di kursi.
“ Uhh selamet dari bahaya. Akhirnya, bisa napas seger. ” Gumam Anin melangkah ke kamar. Anin pun mengambil handuk dan melangkah keluar menuju ke kamar mandi.
Beberapa menit kemudian, akhirnya Anin selesai mandi dan sholat. Anin pun duduk di pinggir ranjang, “ Ehm, gimana sekarang ya? Pasti Pakde udah selesai memperbaikinya. Pakde pasti memberi tau kalau pintunya nggak ada kuncinya lagi, udah lah nanti kasih jawaban yang tepat. Uuh udah punya ide, nanti kalau jelaskan lancar deh. ” Ucap Anin dengan mengambil kerudungnya di lemari dan memakainya.
Anin melangkah keluar, benar dugaannya. Ibunya menunggu di ruang tamu. Dengan tatapan tajam karena itu, Anin langsung bergidik ngeri melihat tatapan ibunya.
“ Assalamu'alaikum bu, ” Anin menyalami tangan ibunya. “ Waalaikumsalam, duduk! ”
Ucap dingin ibunya. “ Ibu butuh penjelasan sama kamu. Jelaskan itu kunci kok hilang!
Kenapa? ” Tambahnya. “ Ehm anu, anu-anu. Anu bu... Anu, ” dengan lidah yang begitu tidak bisa menjelaskan dan menempel begitu saja.
“ Anu apa? ” Ucap ibunya dengan keras, Anin pun tersentak. “ Kan macannya udah keluar, aduh tolong selamatkan aku ini! Siapa ya Allah?
Tolong! ” Ucap Anin di dalam hati.
“ Apa cepetan? Ibu butuh penjelasan, ” Ucap ibunya dengan tatapan membidik mangsa.
“ Anu bu, itu apa? Anu... ” Tetap saja lidah Anin menempel dan tidak bisa menjelaskan.
“ Apaaaa? ” Dengan begitu ibunya, menggebrak meja dan Anin pun terkaget-kaget.
“ Astagfirullahalazim, ” Anin pun ingin pindah dari tempatnya dan berlari ke rumah budenya.
“ Mau kemana kamu? Ibu butuh penjelasan, bukan mau ngusir kamu. ” Ucap ibunya yang begitu membuat Anin sudah basah keringat. Tangannya sudah dingin sekali dan tubuhnya sudah penuh keringat.
**********
Rifa'i yang baru saja keluar dari mobil, melihat ada yang sedikit berteriak dari luar rumah. Rifa'i pun masuk ke dalam rumah, dengan langkah cepat karena tubuhnya tinggi dan kakinya pun panjang. “ Assalamu'alaikum, ” Ucap Rifa'i yang memecahkan kemarahan ibunya Anin.
“ Waalaikumsalam, ” Ucap mereka serempak dan Rifa'i menyalami tangan ibu mertuanya. Ibu mertuanya pun menerimanya dan langsung pergi dari pandangannya.
Rifa'i langsung tersentak dan melihat Anin yang merembeskan air mata dari matanya yang terlihat sudah banjir air mata.
* Bersambung *
Hahaha maafkan author ini...
Jugaan babang Rifa'i pasti bingung, Kenapa?
Q&A
Q : BABANG RIFA'I
A : AUTHOR
Q : “ Kenapa begini Thor? Aku, sehabis pulang kok melihat begini. Jadinya ingin marah sama kamu Thor. ”
A : “ Maaf bang jadinya begini, jangan gitu bang! Aku nggak mau kena marah sama kamu, abang cinta nggak sama author ini? ”
Q : “ Nggak, cuma satu aja di hati. Kenangan yang terindah Thor... Itu aja. ”
A : “ Siapa? ”
........
🌷Jangan lupa LIKE, KOMEN POSITIF, VOTE🌷
🌷Jangan lupa mampir ke instagram 🌷
@dindafitriani0911
•
•
•
•
# Terima kasih
Lop-lop*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments