Assalamu'alaikum balik lagi!!!
Lanjutan SSP(suamiku seorang polisi)
🌷Happy Reading 🌷
“ Yang kamu kenapa? ” Tanya Rifa'i yang baru saja keluar dari rumah. “ Nggak papa kok, oh iya kamu mau berangkat? ” Ucap Anin melihat penampilan Rifa'i yang sudah siap berangkat dinas. “ Iya, nanti pulangnya agak telat nggak papa ya yang. Soalnya udah cuti beberapa hari, jadi ketinggalan semuanya. ” Ucap Rifa'i, Anin melihat dari bawah ke atas. “ Mas kayaknya ada yang ketinggalan, ” Ucap Anin. “ Apa yang? Kayaknya nggak ada, ” Anin pun menyeret tangan Rifa'i untuk masuk ke dalam rumah. Untungnya, ibunya tidak ada di rumah. Kalau tau menyeret suami sendiri pasti di omel.
“ Nggak pakai ini mas, papan namamu ketinggalan. Jugaan mau upacara di lapangan kan, ” Ucap Anin sambil memasangkan papan nama tersebut di baju Rifa'i.
Rifa'i mulai tangannya kemana-mana dan pada akhirnya Anin reflek menancapkan jarum yang ada di papan nama tersebut ke tangan Rifa'i. “ Uuh sakit yang, kan aku nggak kemana-mana yang. Kok kamu tancepin jarum itu, ” Ucap Rifa'i dengan meniup tangannya. “ Hehehe maaf mas, reflek. Ya udah kotak obat di mobil ada isinya nggak? Sekalian anterin aku ya, ke gang depan. Mau beli batu jam, soalnya udah habis batu jamnya. ” Ucap Anin, “ Hm. ” Dengan ada yang ketinggalan akhirnya Anin mengambil yaitu bekal makanan untuk Rifa'i. Anin pun mengasihkannya kepada Rifa'i, Rifa'i secara singkat mencium kening Anin. Dengan begitu mereka melangkah keluar. Anin mengunci pintunya terlebih dahulu dan Anin membuka pintu mobil yang ada di samping kemudi,
“ Mana mau di obati nggak? ” Anin membuka laci mobil dan ternyata ada kotak obatnya di sana yang selalu di bawa dalam keadaan darurat. “ Ya, sakit ini. Masa iya nggak di obati. Kamu jugaan aku mau pegang kamu, kamunya malah menancapkan jarumnya. ”
“ Iya mas, maaf reflek aja. Pikiranku kemana-mana udahan. ” Dengan teliti, Anin mengobati luka kecil. “ Padahal cuma luka kecil, kok ya udah marahnya minta ampun. Kayak anak kecil aja... ” batin Anin. “ Ehm itu di tiup-tiup, biar nggak membesar nanti lukanya. ” Dengan begitu Anin memijatnya dengan kencang. “ Yang kamu ini apa-apaan? Udah tau sakit, ” Ucap Rifa'i dengan senyum smirknya.
“ Udah jalan, kamu mau telat. Nanti satu lapangan menertawakan kamu lho, mas. ” Ucap Anin, dengan begitu Rifa'i mencuri c****n di bibir Anin. Sampai ********** dengan habis, Anin pun menerimanya.
Sampai ada suara handphone yang berbunyi, membuat mereka memberhentikannya, “ Siapa lagi? ” Dengan begitu merogoh handphonenya di saku celananya dan melihat di layar. Ternyata temannya. “ Wow yang, ini aku harus berangkat. Maaf aku nggak bisa mengantarkan mu yang. Kamu nggak papa kan jalan, ” Anin mau nggak mau menuruti perkataan Rifa'i. Dia menyalimi tangan Rifa'i dan Rifa'i mengecup kening Anin.
“ Hati-hati di rumah, nanti aku kabari lagi. ” Ucap Rifa'i. “ Hati-hati juga kamu mas, ” Anin pun mengecup kening Rifa'i.
“ Assalamu'alaikum, ” Ucap Rifa'i. Anin pun keluar dari mobil, “ Waalaikumsalam. ” Rifa'i menjalankan mobilnya dan mobilnya hilang dari pandangan Anin.
“ Hm, ya udah aku pakai sepeda ajalah. Daripada jalan kaki, capek lagi nanti. Jugaan jauh, ” Anin mengeluarkan sepedanya di samping rumahnya. “ Hm olahraga, ” Anin mengayuh sepedanya. 10 menit kemudian, sampailah di gang depan, Anin pun membelokkan sepedanya ke toko.
“ Assalamu'alaikum teh, ” Ucap Anin.
“ Waalaikumsalam, eh neng. Neng nggak pernah ke sini. Kumaha damang ? Ibu juga kumaha damang? ” Ucap Sari (kumaha damang: Apa kabar?)
“ Baik semua teh, ” Jawab Anin. “ Oh iya kamu mau pesan apa? ” Tanya Sari, “ Ehm mau beli batu jam teh, yang ABC aja. ” Dengan begitu Sari pun mengambilkan batu jamnya. “ Berapa? ” Tanya Sari, “ Dua aja teh. ” Jawab Anin, “ Berapa ini teh? ” Ucap Anin dan Sari mengasihkannya.
“ Udah neng, semuanya, enam ribu aja. ” Anin membuka dompetnya dan memberikannya uang sepuluh ribu kepada Sari. “ Kembaliannya kasih apa neng? ” Tanya Sari. “ Oh iya kasih aja terigu teh, ” Ucap Anin. Sari pun mengambilkan terigu yang sudah di timbang dan di bungkus.
“ Ini neng, hatur nuhun neng. Udah belanja di sini, padahal jauh rumahnya. ” Ucap Sari dengan mengasihkan terigu nya, Anin pun memasukannya ke dalam keranjang sepedanya.
“ Makasih juga teh, kalau begitu neng pamit dulu ya teh. ” Ucap Anin, “ Iya neng. Hati-hati, ”
Anin pun mengayuh sepedanya dan pada saat itu. Ada orang yang mengikutinya dari belakang, Anin pun nggak menoleh ke belakang. Saking asyiknya bernyanyi, “ Bro kamu yang ambil. Itu cewek kayaknya nggak peka dari tadi kita ikutin aja, ” Dengan begitu pencopet tersebut sigap dan menghadang jalan Anin. Pencopet satunya yang ada di belakang turun dan dengan cepat mengambilnya.
“ Woii pencuri, ” Dengan begitu pencopet tersebut mencuri plastik hitam yang isinya sekitar handphone, dompet isi uangnya sekitar enam ratus ribu, dan barang belanjaannya. Anin pun mengejarnya, siapa sangka? Dia malah salah belok dan menceburkan sepeda dengan dirinya ke selokan yang begitu banyak lumpur.
“ Aduh, hari apa ya ini? Kok begitu amat, ” Anin tidak bisa berdiri karena badannya nyangkut di sepeda dengan banyak lumpur. “ Aduh kok nggak bisa berdiri ini. Waduh gawat ini, apa ada orang yang mau bantu? Ini juga orang yang nolong pasti menolak karena nggak mau ke lumpur, aduh. Harus bisa nin buat berdiri, ayo nin berdiri. ” Dengan menyemangati dirinya akhirnya Anin pun bisa naik ke jalan dan badannya sudah di penuhi lumpur yang sudah hitam sekali. Sepedanya sudah tak tau bentuknya lagi, sudah rusak tidak karuan.
“ Gimana itu sepeda ya? Aduh udah apes-apes hari ini, ” Anin mau nggak mau dia menyemplungkan di selokan lagi. Mengambil sepedanya dan membawanya ke jalan. “ Ini jalan kok sepi amat ya, pantes aja tadi kena copet. Ternyata ini jalan, jalan berbahaya. ”
Anin melewati jalan sepintas saja dan membuang sepedanya di pinggir sawah. Anin melewati persawahan akhirnya, memikirkan biar tidak di ketahui oleh orang lain. Pada saat sampai di rumahnya, akhirnya Anin lewat di bambu-bambuan untuk mencapai di samping rumahnya. “ Aduh ini juga, lewat jalan sepintas aja lama. ” Jauh sekali, akhirnya bambu-bambuannya terlewati sudah. “ Uuh capek juga. ” Anin pun masuk lewat pintu samping dan langsung ke kamar mandi.
“ Untung aja ibu belum pulang, bisa-bisa kena marah lagi. ” Anin pun membersihkan dirinya dan pakaiannya.
Akhirnya selesai, “ Untung aja nggak menghilangkan jejak lagi, bisa-bisa di curigai. Udah wangi, terus bersih. Udah lah, tinggal pel aja ini lantai kamar mandi. ” Anin pun menyikat dan membersihkan kamar mandinya.
* Bersambung *
Hahaha nin apes juga ya, udah di copet terus nyemplung selokan. 😂😂😂
🌷Jangan lupa untuk LIKE, KOMEN POSITIF, DAN VOTE 🌷
🌷 Jangan lupa mampir ke instagram,
@dindafitriani0911🌷
•
•
•
# Terima kasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
Yana Saskia
aduh anin kok malah yebur
2021-05-31
0
0316 Toiyibah,S,Pd.
kasihan Anin,,
2021-03-02
1