Chapter 4. Adik Dan Kakak Terbaik

Setelah usai urusan Kharisa menebus kedua adiknya kini mereka menuju ke rumah sederhana yang selama ini Kharisa tinggali seorang diri.

Sepanjang jalan mereka saling melepas rindu. "Kak,bagaimana hidup Kakak selama di luar tanpa kami?" tanya Vino.

Vino Demian adalah adik kembar Kharisa yang pertama sementara Vano Demian adalah adik kembar yang kedua.

Kharisa terdiam sejenak, ia bingung harus mengatakan apa karena memang semua perjuangan hidupnya tidak ada yang indah selain kesengsaraan.

"Kakak hanya hidup biasa saja dan selama ini Kakak harus fokus berkuliah agar bisa membawa kalian ke rumah Kakak." ucap Kharisa tersenyum.

"Lalu Kakak tidak takut tinggal sendirian?" tanya Vino lagi.

"Tentu saja tidak, Kakak yakin kedua orangtua kita selalu menemani kita di manapun berada." bantah Kharisa tersenyum.

Tiba-tiba ia teringat dengan suatu kejadian dimana saat ia masih duduk di bangku SMA hampir saja tubuhnya menjadi santapan pria penguasa salah satu kawasan di Kota itu. Kharisa menangis histeris ia terus berteriak memanggil Papah dan Mamahnya.

Karena ketakutan ia tidak sadar jika kedua orangtuanya telah tiada, beruntung saat itu ada salah satu pemulung yang membantunya lolos dari terkaman pria jahat itu.

"Kak, mengapa Kakak melamun?" tanya Vino menyenggol tubuh Kharisa.

"Eh Kakak tidak apa-apa Vino, lihat adikmu hanya diam saja dari tadi apa kau tidak lelah terus bertanya?" sahut Kharisa yang meledek Vino.

Kharisa sangat tahu Vino yang sejak kecil selalu lebih aktif berbicara di bandingkan Vano sang adik. Mereka berdua memang kembar tapi tentang pribadinya mereka sangat berbeda bahkan saling bertolak belakang.

Perjalanan yang cukup panjang akhirnya mereka tempuh dengan cepat, Kharisa yang selama perjalanan terus melamun kini tersadarkan dengan Tante Dila.

"Apa Tante Dila selalu baik pada kalian?" tanya Kharisa penasaran.

Vano dan Vino kini saling bertatap muka, mereka masih teringat jelas apa yang selalu Tante Dila lakukan pada mereka.

"Kak, Tante Dila sangat jahat pada kami." Suara Vino seketika terhenti saat tangan Vano menutupnya dengan tangan miliknya.

"Ada apa Vano? biarkan Kakakmu bicara pada Kakak." sahut Kharisa.

Akhirnya Vano pun menurunkan tangannya dan membiarkan Vino berbicara pada Kharisa. "Tante Dila sering kali memukul kami, bahkan menyuruh kami memasakkan dia dan Paman." terang Vino yang membuat Kharisa tercengang.

"Bagaimana bisa? kalian kan masih kecil?" tanya Kharisa tidak percaya.

"Kami berdua sudah terbiasa Kak, selama ada kami di rumah itu Tante Dila sudah melatih kami dan seluruh pembantu di rumah itu sudah di berhentikan sejak lama." jelas Vino.

Kharisa kembali memeluk kedua adiknya bersamaan. "Maafkan Kakak yang sudah membiarkan kalian di sana yah? Kakak tidak tahu jika Tante Dila bisa sekejam itu." ucap Kharisa terdengar begitu menyedihkan.

Selama ini ia tidak berani menjenguk adeknya karena sesuai dengan perjanjiannya dengan Tante Dila, wanita itu tidak akan membiarkan Kharisa bertemu dengan kedua adik kembarnya jika tidak sekalian membawa mereka pulang. Karena itulah Kharisa terpaksa menahan diri tidak bertemu dengan mereka dan menunggu ia benar-benar bisa membawa pulang adiknya.

"Tante Dila benar-benar keterlaluan bagaimana ia bisa sampai setega itu pada keponakannya sendiri?" gumam Kharisa menggelengkan kepalanya.

Sesampainya di rumah kedua anak kembar itu segera turun di ikuti dengan Kharisa yang tersenyum bahagia. Kali ini hanya satu kebahagiaan yang Kharisa miliki yaitu tinggal bersama kedua adiknya.

"Ayo kita masuk, rumah Kakak tidak sebesar Tante Dila yah?" tanya Kharisa yang melihat tatapan kedua adiknya.

"Tidak Kak, kami hanya bingung Kakak beli rumah ini dari mana?" tanya Vano yang baru saja terdengar suaranya sejak tadi.

"Em...ayo masuk dulu kita di dalam santai sambil kalian dengarin cerita Kakak." ajak Kharisa.

Mereka pun masuk dan saling bergandengan dan mendaratkan tubuhnya di sofa. Kharisa menatap tubuh kedua adiknya dari atas hingga ke bawah bergantian. Mereka sangat kurus-kurus sekali terlihat jelas tubuh yang selalu bekerja keras di mata Kharisa.

Tidak apa-apa yang terpenting saat ini mereka sudah bisa berkumpul lagi. Begitu ucap Kharisa dalam hati lalu tersenyum pada kedua adiknya.

Mereka kini saling bertukar cerita di mana Kharisa yang menceritakan tentang salah seorang pria paruh baya yang telah membantunya bertahan hidup hingga bisa menyelesaikan kuliahnya dan mendapat tempat tinggal. Kedua adiknya begitu antusias mendengarkan cerita sang Kakak.

Sayang Kharisa tidak menceritakan keseluruhannya, ia menceritakan sebuah pertolongan yang begitu berjasa dari Tuan Tedy.

"Dan kalian tahu? mulai besok Kakak sudah bekerja di sebuah perusahaan besar. Mulai besok kalian akan Kakak bawa ke sekolah agar bisa mendaftar yah." ucap Kharisa yang tak lupa dengan kewajibannya sebagai Kakak.

Vino dan Vano saling memandang mereka merasa tidak percaya diri dengan tubuhnya yang sudah besar namun belum bersekolah semenjak tinggal di rumah Tante Dila.

"Kak, kami harus sekolah yah?" tanya Vino ragu.

"Memangnya ada apa?" tanya Kharisa penasaran.

"Kami sudah sebesar ini dan kami harus melewati SD dulu?" tanya Vano lembut.

Kharisa tercengang. "Jadi kalian tidak di sekolahkan Tante Dila?" tanya Kharisa kaget tidak habis fikir.

"Iya Kak, kami tidak pernah bersekolah." sahut Vino cepat.

Kharisa terdiam seketika ia memijat perlahan keningnya, apa yang harus ia lakukan kali ini untuk kedua adiknya. Matanya menatap dalam kedua adik di hadapannya.

"Yasudah kalau begitu kalian akan Kakak berikan sekolah di rumah saja yah?" tanya Kharisa menemukan jalan keluarnya.

"Iya Kak, seperti itu rasanya lebih baik. Tapi apa Kakak punya uang untuk itu?" tanya Vano ragu.

Kharisa tersenyum menggelengkan kepalanya sungguh ia beruntung sekali memiliki adik yang begitu perduli padanya meskipun sempat ia tinggal begitu lama.

"Kakak sungguh beruntung memiliki adik seperti kalian, maafkan Kakak yang sudah meninggalkan kalian di rumah Tante Dila yah? Kakak benar-benar tidak punya pilihan saat itu." ucap Kharisa penuh penyesalan.

"Kak, kami yang sangat beruntung memiliki Kakak sebaik Kak Risa. Kami tahu Kakak di luar sangat kesulitan dan rela melindungi kami di tinggal di rumah Tante Dila agar kami tidak sengsara di luar sana." jelas Vano yang tampak terdengar sangat dewasa.

Kedua adik itu kini beranjak dari sofa dan memeluk tubuh Kharisa bersamaan.Kharisa pun membalas pelukan mereka sembari mengayun-ayunkan pelukannya.

"Papah sama Mamah pasti senang lihat kita akur seperti ini." ucap Vino yang membuat Vano dan Kharisa tersenyum dan kembali mengeratkan pelukan mereka.

Keesokan harinya Kharisa yang baru saja selesai menyiapkan sarapan kini sudah kedatangan salah seorang pria yang ia tunggu untuk mengajari kedua adiknya.

"Silahkan masuk." ucap Kharisa yang mempersilahkan pria itu.

Ia bingung melihat pria di hadapannya hanya terdiam mematung, matanya menatap Kharisa tanpa mengedipkan sekali pun.

"Halo." Suara Kharisa yang di ikuti lambaian tangannya di depan wajah pria itu.

"Eh iya. Maafkan saya." ucap pria itu gugup.

"Iya tidak apa-apa, ayo silahkan masuk adik saya masih bersiap-siap di dalam." ucap Kharisa yang mengajak pria itu duduk di sofa.

Kemudian ia masuk ke kamar dua adiknya. "Hey kalian sudah siap? itu di depan sudah ada gurunya, oia Kakak sudah siapin sarapan kalian dengannya juga. Kakak langsung pergi bekerja yah." ucap Kharisa yang bergegas memeluk dua adiknya bergantian.

Terpopuler

Comments

Yoo_Rachel

Yoo_Rachel

next

2021-02-11

0

Machan

Machan

next kak

2021-01-11

0

Rosni Lim

Rosni Lim

Lanjut

2021-01-06

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1. Prolog
2 Chapter 2. Kemarahan Gara
3 Chapter 3. Tiga Tahun Berlalu
4 Chapter 4. Adik Dan Kakak Terbaik
5 Chapter 5. Kembalinya Gara Crisswong
6 Chapter 6. Pemaksaan Tuan Tedy
7 Chapter 7. Makan Siang Bersama
8 Chapter 8. Kharisa Di Antar Pulang
9 Visual
10 Chapter 9. Makan Malam
11 Chapter 10. Malam Dingin Mencekam
12 Chapter 11. Vano Mimpi Basah
13 Chapter 12. Perjanjian Pernikahan
14 Chapter 13. Pernikahan
15 Chapter 14. Menginginkan Mantan Kembali
16 Chapter 15. Nyonya Harina Mengetahui Keadaan Anaknya
17 Chapter 16. Kemarahan Tuan Tedy
18 Chapter 17. Gara Kecelakaan
19 Chapter 18. Kharisa Menemani Gara
20 Chapter 19. Membantu Gara
21 Chapter 20. Keangkuhan Gara
22 Chapter 21. Kemarahan Kharisa
23 Chapter 22. Merawat Gara
24 Chapter 23. Mengusir Reynka
25 Chapter 24. Penolakan Kharisa Berujung Nasib Buruk
26 Chapter 25. Khard Berhasil
27 Chapter 26. Penyesalan Gara
28 Chapter 27. Game Pernikahan Di Menangkan Oleh Gara
29 Chapter 28. Surat Permintaan Maaf
30 Chapter 29. Kerinduan Gara Bayi
31 Chapter 30. Perjanjian Gara pada Mr. Dave
32 Chapter 31. Mengajak Kembali
33 Chapter 32. Ancaman Mr. Dave
34 Chapter 33. Gara Akan Memperjuangakan
35 Chapter 34. Kehadiranmu Yang Tidak Tepat
36 Chapter 35. Tinggal Bersama
37 Chapter 36. Jangan Pernah Berfikiran Untuk Cerai
38 Chapter 37. Usaha Gara
39 Chapter 38. Otak Gara Tidak Bisa Sampai Seperti Kharisa
40 Chapter 39. Pengabdian Randa
41 Chapter 40. Makan Bersama
42 Chapter 41. Kharisa Mulai Cemas
43 Chapter 42. Kharisa Salah Tingkah
44 Chapter 43. Usaha Gara
45 Chapter 44. Pergi Berdua
46 Chapter 45. Menemui Kedua Orangtua
47 Chapter 46. Taktik Reynka
48 Chapter 47. Bayangan Masa Lalu Gara
49 Chapter 48. Ingin Membantu Gara
50 Chapter 49. Gara Berbelanja
51 Chapter 50. Memberi Tahu Identitas
52 Chapter 51. Persidangan
53 Chapter 52. Kesalahan Bersama
54 Chapter 53. Kebahagiaan
55 Chapter 54. Keinginan Kharisa
56 Chapter 55. Gara Di Penjara
57 Chapter 56. Kepanikan Keluarga
58 Chapter 57. Kekacauan
59 Chapter 58. Anggrek Dua Kosong Satu
60 Chapter 59. Kesadaran Gara
61 Chapter 60. Kesedihan Nyonya Harina
62 Chapter 61. Perdebatan Pagi
63 Chapter 62. Teror
64 Chapter 63. Memberikan Ketenangan
65 Chapter 64. Menjanjikan Kehidupan Yang Bahagia
66 Chapter 65. Ingin Menyelidiki
67 Chapter 66. Kembali Mengingat
68 Chapter 67. Aksi Reynka
69 Chapter 68. Kerja Sama
70 Chapter 69. Bom
71 Chapter 70. Mengatakan Kejujuran
72 Chapter 71. Bipolar
73 Chapter 72. Akting Gara
74 Chapter 73. Khayalan Gara
75 Chapter 74. Pulang
76 Chapter 75. Kiss
77 Chapter 76. Kecemburuan
78 Chapter 77. Berbelanja
79 Chapter 78. Selalu Salah
80 Chapter 79. Hukuman
81 Chapter 80. Memadu Kasih
82 Chapter 81. Keriwehan
83 Chapter 82. Kesombongan Yang Berasal Dari Kegugupan
84 Chapter 83. Mempertahankan Sakit
85 Chapter 84. Mendapatkan Jadwal
86 Chapter 85. Malam Hangat
87 Chapter 86. Api Di Balas Dengan Air
88 Chapter 87. Kantor Polisi
89 Chapter 88. Hari Pemakaman
90 Chapter 89. Rasa Bersalah Kembali
91 Chapter 90. Di Permalukan
92 Chapter 91. Pulau Kalimantan
93 Chapter 92. Kembalinya Mr. Dave
94 Chapter 93. Perjalanan Ke Rumah Sakit
95 Chapter 94. Kehampaan
96 Chapter 95. Pengeksekusian
97 Chapter 96. Dendam Sia-sia
98 Chapter 97. Mencintai Kelebihan Maupun Kekuranganmu
99 Chapter 98. Masa Lalu
100 Chapter 99. Terungkapnya Kebahagiaan dan Kesedihan
101 Chapter 100. Dewasanya Vano
102 Chapter 101. Menyerahkan Diri
103 Chapter 102. Pertengkaran
104 Chapter 103. Berbahagialah
105 Chapter 104. Pernikahan Dan Kepergian
106 Chapter 105. Kembalinya Vino
107 Chapter 106. Hujan Harta
108 Chapter 107. Pembuat Keributan Yang Sebenarnya
109 Chapter 108. Pengalaman Pertama
110 Chapter 109. Gani Anggara Crisswong
111 Chapter 110. Mengungsi Di RS
112 Chapter 111. Selesai
Episodes

Updated 112 Episodes

1
Chapter 1. Prolog
2
Chapter 2. Kemarahan Gara
3
Chapter 3. Tiga Tahun Berlalu
4
Chapter 4. Adik Dan Kakak Terbaik
5
Chapter 5. Kembalinya Gara Crisswong
6
Chapter 6. Pemaksaan Tuan Tedy
7
Chapter 7. Makan Siang Bersama
8
Chapter 8. Kharisa Di Antar Pulang
9
Visual
10
Chapter 9. Makan Malam
11
Chapter 10. Malam Dingin Mencekam
12
Chapter 11. Vano Mimpi Basah
13
Chapter 12. Perjanjian Pernikahan
14
Chapter 13. Pernikahan
15
Chapter 14. Menginginkan Mantan Kembali
16
Chapter 15. Nyonya Harina Mengetahui Keadaan Anaknya
17
Chapter 16. Kemarahan Tuan Tedy
18
Chapter 17. Gara Kecelakaan
19
Chapter 18. Kharisa Menemani Gara
20
Chapter 19. Membantu Gara
21
Chapter 20. Keangkuhan Gara
22
Chapter 21. Kemarahan Kharisa
23
Chapter 22. Merawat Gara
24
Chapter 23. Mengusir Reynka
25
Chapter 24. Penolakan Kharisa Berujung Nasib Buruk
26
Chapter 25. Khard Berhasil
27
Chapter 26. Penyesalan Gara
28
Chapter 27. Game Pernikahan Di Menangkan Oleh Gara
29
Chapter 28. Surat Permintaan Maaf
30
Chapter 29. Kerinduan Gara Bayi
31
Chapter 30. Perjanjian Gara pada Mr. Dave
32
Chapter 31. Mengajak Kembali
33
Chapter 32. Ancaman Mr. Dave
34
Chapter 33. Gara Akan Memperjuangakan
35
Chapter 34. Kehadiranmu Yang Tidak Tepat
36
Chapter 35. Tinggal Bersama
37
Chapter 36. Jangan Pernah Berfikiran Untuk Cerai
38
Chapter 37. Usaha Gara
39
Chapter 38. Otak Gara Tidak Bisa Sampai Seperti Kharisa
40
Chapter 39. Pengabdian Randa
41
Chapter 40. Makan Bersama
42
Chapter 41. Kharisa Mulai Cemas
43
Chapter 42. Kharisa Salah Tingkah
44
Chapter 43. Usaha Gara
45
Chapter 44. Pergi Berdua
46
Chapter 45. Menemui Kedua Orangtua
47
Chapter 46. Taktik Reynka
48
Chapter 47. Bayangan Masa Lalu Gara
49
Chapter 48. Ingin Membantu Gara
50
Chapter 49. Gara Berbelanja
51
Chapter 50. Memberi Tahu Identitas
52
Chapter 51. Persidangan
53
Chapter 52. Kesalahan Bersama
54
Chapter 53. Kebahagiaan
55
Chapter 54. Keinginan Kharisa
56
Chapter 55. Gara Di Penjara
57
Chapter 56. Kepanikan Keluarga
58
Chapter 57. Kekacauan
59
Chapter 58. Anggrek Dua Kosong Satu
60
Chapter 59. Kesadaran Gara
61
Chapter 60. Kesedihan Nyonya Harina
62
Chapter 61. Perdebatan Pagi
63
Chapter 62. Teror
64
Chapter 63. Memberikan Ketenangan
65
Chapter 64. Menjanjikan Kehidupan Yang Bahagia
66
Chapter 65. Ingin Menyelidiki
67
Chapter 66. Kembali Mengingat
68
Chapter 67. Aksi Reynka
69
Chapter 68. Kerja Sama
70
Chapter 69. Bom
71
Chapter 70. Mengatakan Kejujuran
72
Chapter 71. Bipolar
73
Chapter 72. Akting Gara
74
Chapter 73. Khayalan Gara
75
Chapter 74. Pulang
76
Chapter 75. Kiss
77
Chapter 76. Kecemburuan
78
Chapter 77. Berbelanja
79
Chapter 78. Selalu Salah
80
Chapter 79. Hukuman
81
Chapter 80. Memadu Kasih
82
Chapter 81. Keriwehan
83
Chapter 82. Kesombongan Yang Berasal Dari Kegugupan
84
Chapter 83. Mempertahankan Sakit
85
Chapter 84. Mendapatkan Jadwal
86
Chapter 85. Malam Hangat
87
Chapter 86. Api Di Balas Dengan Air
88
Chapter 87. Kantor Polisi
89
Chapter 88. Hari Pemakaman
90
Chapter 89. Rasa Bersalah Kembali
91
Chapter 90. Di Permalukan
92
Chapter 91. Pulau Kalimantan
93
Chapter 92. Kembalinya Mr. Dave
94
Chapter 93. Perjalanan Ke Rumah Sakit
95
Chapter 94. Kehampaan
96
Chapter 95. Pengeksekusian
97
Chapter 96. Dendam Sia-sia
98
Chapter 97. Mencintai Kelebihan Maupun Kekuranganmu
99
Chapter 98. Masa Lalu
100
Chapter 99. Terungkapnya Kebahagiaan dan Kesedihan
101
Chapter 100. Dewasanya Vano
102
Chapter 101. Menyerahkan Diri
103
Chapter 102. Pertengkaran
104
Chapter 103. Berbahagialah
105
Chapter 104. Pernikahan Dan Kepergian
106
Chapter 105. Kembalinya Vino
107
Chapter 106. Hujan Harta
108
Chapter 107. Pembuat Keributan Yang Sebenarnya
109
Chapter 108. Pengalaman Pertama
110
Chapter 109. Gani Anggara Crisswong
111
Chapter 110. Mengungsi Di RS
112
Chapter 111. Selesai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!