"Akhirnya kau sudah tumbuh dewasa dan sukses menyelesaikan kuliahmu, Risa." Tuan Tedy terdengar memuji gadis cantik di hadapannya kali ini.
Begitu juga dengan Nyonya Harina yang ikut tersenyum di belakang kursi roda Tuan Tedy. Mereka benar-benar tidak memiliki harapan lagi pada putranya dan hanya Kharisa satu-satunya harapan keluarga Crisswong meneruskan perusahaan itu.
"Semua berkat bantuan anda, Tuan. Saya sangat berterimakasih karena telah membantu kehidupan saja sejak masuk kuliah." jawab kharisa begitu sopannya.
Tuan Tedy hanya mengangguk pelan memahami ucapan dari Kharisa. "Kalau begitu biarkan saya menerima bantuan darimu sekali lagi, bagaimana?" Tuan Tedy tampak membuat Kharisa begitu terkejut dan penasaran.
"Tentu saja saya akan membantu anda Tuan jika saya bisa." jawab Kharisa sembari tersenyum lembut.
Tuan Tedy segera memberikan kartu pintu ruangan kerjanya yang sudah beberapa hari ini kosong. Kharisa menatap heran pada benda tipis itu, ia masih tidak mengerti apa yang Tuan Tedy berikan padanya. Apa sebuah apartemen? ah rasanya tidak. Tuan Tedy sudah memberikan rumah sederhana untuknya sejak lama.
Kharisa pun meraihnya dan menatap benda itu. "Apa ini, Tuan?" tanya Kharisa dengan berani.
"Itu kunci ruangan pemilik perusahaan CW Sejahtera. Mulai besok kau bisa datang ke tempat itu bersama sekertaris yang akan membimbingmu nanti." jawab Tuan Tedy kembali membuat wajah bingung Kharisa semakin jadi.
"M-maksud anda saya-?" (ucapan Kharisa tidak bisa ia lanjutkan dan di jawab Tuan Tedy dengan anggukan saja).
"Yah kau akan belajar memimpin perusahaan itu dan akan memimpinnya selamanya." jelas Tuan Tedy yang membuat Kharisa begitu tertegun tidak percaya.
"Maafkan saya Tuan, apa ini tidak berlebihan? dan saya tentu tidak akan sanggup melakukan hal itu." bantah Kharisa begitu yakinnya.
"Kau sanggup, saya yakin dirimu memiliki jiwa tanggung jawab yang begitu besar." ucap Tuan Tedy sangat yakin dengan pilihannya kali ini.
Kharisa takut bagaimana jika dirinya akan membawa dampak buruk pada perusahaan itu, bagaimana jika karena dirinya CW Sejahtera akan bangkrut? bisa saja keluarga Crisswong menuntut haknya pada Kharisa. Sungguh semua begitu di luar dugaan gadis cantik itu.
"Kharisa, terima saja. Hanya kau yang bisa kami percaya." lanjut Nyonya Harina lembut.
Kharisa tidak menjawab satu katapun, bibirnya hanya diam membisu. Ia tidak tahu lagi harus mengatakan apa pada dua orang tua di hadapannya ini.
Dengan penuh keberanian akhirnya Kharisa mengiyakan permintaan Tuan Tedy dan Nyonya Harina. Hari itu ia meninggalkan rumah mewah itu dengan sejuta langkah bimbang. Wajah penuh bebannya terlihat begitu memberatkan langkahnya.
"Apa ini jalan yang benar aku pilih kali ini?" gumam Kharisa sembari masuk ke taksi online yang sudah ia pesan di depan halaman kediaman Crisswong.
"Bu, sepertinya Gara akan suka dengan wanita ini." Suara Tuan Tedy terdengar mengejutkan istrinya.
"Ayah serius dengan ucapan yang barusan?" tanya Nyonya Harina.
"Iya, Ayah serius. Kharisa gadis yang mandiri dan penurut. Gara sangat butuh sosok pendamping yang bisa meluluhkan keras kepalanya itu." sahut Tuan Tedy dengan yakin.
Nyonya Harina yang begitu mengingat-ingat percakapannya terkahir kali dengan Gara kini tampak menganggukkan kepala. Ia juga ingat jika putranya itu sedang melewati masa-masa patah hatinya beberapa tahun yang lalu. Sepertinya sejauh ini belum ada tanda-tanda Gara senang dengan seorang wanita.
Nyonya Harina sangat kenal dekat dengan putranya, setiap kali Gara berpacaran ia selalu mengenalkan dengan Nyonya Harina. Karena bagi Gara istrinya kelak adalah wanita yang akan merawat kedua orangtuanya.
Namun ketika Gara berpacaran dengan Reynka, Nyonya Harina memang tidak setuju tetapi karena ia tidak ingin mengecewakan hati putranya akhirnya Nyonya Harina menyetujui saja. Karena ia percaya jika seseorang yang tidak baik pada waktunya akan menyerahkan diri.
Dan hal itu terbukti, Reynka yang tanpa bisa lama menutupi keburukannya dengan cepat di ketahui oleh Gara.
"Iya Ayah benar, Gara butuh sosok seperti Kharisa." jawab Nyonya Harina tersenyum.
***
Di perjalanan Kharisa yang tersadar jika ingin kesuatu tempat segera meminta supir taksi itu memutar kembali arah mobilnya. Mobil pun melaju dengan kecepatan sedang.
"Hari yang ku nanti kini tiba juga." ucap Kharisa tampak tidak sabaran menemui kedua adik kembarnya.
Beberapa menit setelah perjalanan kini Kharisa tiba di rumah yang terlihat sangat sepi, yah rumah itu adalah rumah paman dan tante Kharisa yang ia titipkan kedua adik kembarnya beberapa tahun lalu.
"Ada apa kau kemari?" tanya Tante Kharisa dengan ketusnya.
Kharisa terkejut mendapat respon seperti itu. "Tante, saya mau ketemu adik-adik saya." jawab Kharisa.
"Kalian berdua keluar!" teriak Tante Kharisa yang begitu tidak di sangka-sangka menjadi kasar begitu.
Vino Demian adalah adik pertama dan Vano Demian adik kedua Kharisa. Mereka dilahirkan kembar dan Kharisa sengaja menitipkan kedua adiknya di tempat keluarganya karena Kharisa berfikir usia adiknya yang masih sangat kecil waktu itu begitu sulit jika di bawa hidup di jalanan.
"Tante, ada apa ini?" tanya Kharisa yang terkejut melihat seluruh tubuh adiknya tampak biru-biru di lengannya.
"Kakak." teriak kedua adik Kharisa serentak berlari.
"Kalian mau kemana?" Tante Kharisa seketika merentangkan kedua tangannya menghalangi pertemuan antara kakak dan adik itu.
"Tante Dila, katakan apa yang tante lakukan pada kedua adik saya?" Kharisa kembali bertanya dengan suara tingginya.
"Pertanyaan itu tidak perlu saya jawab, yang jelas saat ini saya minta biaya saya membesarkan dua adikmu ini." jawab Tante Dila dengan emosinya.
Kharisa benar-benar tidak habis fikir dengan apa yang ia dengar barusan. Matanya yang menatap ke arah kedua adik kembarnya itu.
"Kak bawa kami pergi dari sini, Kak." Suara tangis kedua adik Kharisa membuatnya tak kuasa menahan kesedihannya.
"Tante Dila, Kharisa mohon jangan seperti ini. Mereka juga keponakan Tante, kan?" Kharisa tanpa sadar meneteskan air matanya melihat perlakuan Tante Dila pada kedua adiknya.
Selama ini Kharisa tidak menyangka jika keluarga yang terdekat dengannya bisa berlaku sejahat itu pada dua adiknya itu. Kharisa salah besar telah percaya dengan Tante dan Pamannya selama ini.
Beruntung Kharisa ingat jika ia memiliki tabungan dari hasil bulanan yang di berikan oleh Tuan Tedy, sekitar lima puluh juta. Segera Kharisa pun mengeluarkan atm yang berisi tabungannya itu dan menyerahkan pada Tante Dila.
"Ini di dalam ada lima puluh juta, Kharisa hanya punya itu Tante." ucap Kharisa dan menarik kedua adiknya sembari meneteskan air mata.
Ketiga saudara itu berpeluka menangis, sementara Tante Dila hanya menatap sini lalu masuk ke rumah menutupi ketiga keponakannya pintu.
"Lumayan duit belanja hehe." ucap wanita itu tertawa puas di dalam rumahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
Bunda Seprai
Tante jahat banget kamuuuu
2021-03-27
0
Yoo_Rachel
like like...
2021-02-11
0
Machan
lanjut
2021-01-11
0