Meskipun hati terluka
Namun cinta takkan pernah sirna
...*****...
Sementara itu, Riri meminta ibunya untuk menceritakan dimana ayahnya berada saat ini. Agar ia dapat bertemu dengan ayahnya, karena ia sangat merindukannya. Dengan linangan air mata ia menemui ibunya dan mengungkapkan keinginan hatinya. Ia pun memanggil ibunya.
"Bu, aku ingin ibu memberitahuku dimana ayahku saat ini, karena aku ingin bertemu dengannya, aku sangat merindukannya, Bu. Aku mohon, aku mohon beri tahu aku dimana dia, Bu?" ucapnya, sambil bersimpuh di hadapan ibunya.
Sekar mengusap lembut punggung putrinya, seraya berkata.
"Ibu, tidak tahu pasti dimana ayahmu, Nak. Terakhir kali ibu dapat kabar bahwa dia tinggal di Jepang dan bekerja di sana. Ibu mengerti kamu sangat merindukannya dan ibu bisa memahami itu, Riri. Tapi, dengan siapa kamu akan pergi ke Jepang, apakah kamu berani pergi sendirian ke sana? Ibu tidak bisa menemanimu karena ibu harus melunasi hutang - hutang kita, kamu tahu itu kan?" katanya, sambil memegang erat bahu Riri dengan kedua tangannya.
"Ibu, tenang saja aku berani dan aku sanggup sendiri, ibu percaya padaku kan?" kata Riri meyakinkan ibunya dengan sorot mata yang amat sangat berharap.
Sekar terdiam, di satu sisi dia sebenarnya berat hati untuk melepas putrinya sendirian ke negeri orang. Tapi, di sisi lain dia juga tidak sanggup melihat putrinya terus menerus bersedih. Akhirnya dia memutuskan.
"Ibu percaya padamu, tapi kamu harus bisa menjaga diri dan sekarang kita harus mempersiapkan segalanya untuk ke berangkatanmu besok."
"Ya, Bu. Aku menurut saja."
Mereka pun mulai mengurus visa maupun paspor untuk Riri. Setelah selesai mengurus segalanya, Riri di beri uang saku dan uang untuk tiket pesawat. Semua itu di dapat dari hasil menjual cincin pernikahan Sekar yang tidak sempat di ambil oleh rentenir waktu itu. Dia juga menjual beberapa perhiasan yang sempat ia sembunyikan di tempat yang aman.
Puri yang ingin menemui Riri terpaksa mengurungkan niatnya itu, tiba - tiba saja ibunya terpeleset dari kamar mandi dan segera di larikan ke rumah sakit.
Keesokan harinya, tibalah saatnya Riri untuk pergi di malam hari karena jadwalnya memang sudah di tentukan.
Sementara itu, Puri yang masih setia merawat ibunya. Tak mengetahui bahwa Riri sebenarnya belum pergi.
"Puri, apa yang sedang kamu pikirkan, Nak?"
" Bukan, apa-apa, Mah. Mamah istirahat aja biar cepat sembuh, ya!" ucap Puri.
Riri yang saat ini tengah berpamitan kepada ibunya, di penuhi oleh rasa haru dan pilu yang teramat sangat.
"Maaf, Ibu tidak bisa mengantarkan mu ke bandara, tapi doa Ibu slalu menyertaimu. Semoga Allah slalu melindungi mu, Nak." ucapnya lalu mengecup lembut kening Riri.
"Terima kasih, Bu. Aku akan berusaha menemukan ayah dan kita akan berkumpul layaknya keluarga yang sempurna. Sekarang aku harus pergi, Bu. Jaga diri Ibu! Aku sayang, Ibu." ia pun memeluk ibunya dengan begitu eratnya.
"Hati - hati, Nak."
"Hmm, Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
***
Kini Riri telah duduk di dalam pesawat yang sebentar lagi akan siap untuk terbang tinggi mengangkasa di langit malam. Malam yang penuh dengan bintang - bintang, serta sinar bulan yang begitu terang.
"Sungguh malam yang begitu tenang dan dan indah, untuk pertama kalinya dalam hidupku melintasi langit malam yang penuh dengan bintang - bintang. Tak pernah terpikirkan olehku bahwa aku akan mengalami semua ini." gumamnya dalam hati.
Tiba - tiba saja ada seseorang yang membuyarkan lamunannya. Rupanya ia adalah seorang pria yang berbadan tegap, kurus, dan mempunyai rupa yang rupawan pula. Pria itu berjalan menuju ke arahnya dan duduk tepat di sampingnya. Lalu, dengan suara yang lembut ia menyapa Riri.
"Hai ...," sapa pria itu, dengan gugup Riri membalas sapaan pria itu.
"Ha-hai ...," mereka pun berbincang - bincang dan saling bertanya satu sama lain. Pria itu yang memulai percakapan di antara mereka.
"Perkenalkan, nama saya, Ryu Zaki. Boleh saya tahu nama kamu siapa?" tanya Ryu dengan sangat sopan.
"Oh, tentu. Namaku, Riri."
"Oh, kamu ingin pergi ke Jepang juga, ya?"
"Tentu saja, bukankah ini tujuannya sama?"
"Ah, iya. Kenapa aku lupa, ya. Kalau ternyata tujuan kita sama. Boleh saya tahu di Jepang kamu mau kemana?" tanya Ryu kikuk karena sikapnya tadi.
"Saya juga belum tahu pasti kemana saya pergi dan kamu sendiri?" Kini Riri yang balik bertanya.
"Saya akan ke Yokohama, kamu aneh sekali! Pergi ke Jepang tapi tidak tahu tempat mana yang di tuju. Kalau gitu, saya tidur dulu, ya. Ini sudah malam sebaiknya kamu juga tidur! Selamat malam!" Ryu pun memejamkan matanya.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 182 Episodes
Comments
gulaJawa🐏
????
di part ini berasa cepet bgt jalan critanya,
berasa naik kereta ekspress.
ke Jepang berasa pergi dari Jakarta ke Jogja,,
riri modal nekat😬🤔🤦
duh ini gimana ini nyambung gak nyambung, baca aja dah🤦😆
maap ya thor
modal penasaran ini🙈🙈🙈
2022-04-02
1
Nindira
Semoga Riri bisa cepat menemukan ayahnya di jepang ya...
Kasihan Puri ibunya kepeleset hingga tak bisa menemui sahabatnya sebelum Riri pergi ke jepang
Ryu akhirnya nongol juga
2022-03-25
1
Your name
Semoga aja tekad Riri dapat membawanya bertemu dengan sang Ayah. Yang selama ini hilang dari kehidupannya.
Dan kerinduan yang selama ini ia pendam dapat terobati saat bertemunya nanti. Aku berharap yang terbaik buat Riri.
2022-03-04
2