Pagi hari
"Sayang bangun, sudah jam 5 ayo kita sholat subuh dulu." Ucap Linda ibu Suci dengan lembut sembari mengusap rambut anaknya yang masih tertidur pulas.
"Hoamm, ibu, sudah pagi ya, tunggu sebentar 5 menit lagi." Ucap Suci.
"Tidak ada nanti-nanti, sekarang sayang." Kata Linda.
"3 menit, tidak 1 menit lagi bu." Rengek Suci yang masih mengantuk.
"Sayang!" Ucap Linda penuh penekanan.
"Baiklah-baiklah Nci bangun." Ucap Suci segera duduk dari tidurnya.
"Bagus, ayo kita sholat bersama." Ucap Linda pada anak semata wayangnya itu.
Setelah selesai sholat subuh Suci memutuskan untuk menonton kartun kesayangnya di tv, sementara Linda sang ibu menyiapkan sarapan untuk mereka berdua.
.
.
.
"Sayang, sarapannya sudah siap, ayo sarapan dulu." Panggil ibu Suci dari ruang makan.
Suci yang mendengar teriakan sang ibu pun segera menuju ruang makan.
"Woahh, ibu memasak nasi goreng." Ucap Suci dengan antusias.
"Iya, makanan kesukaan anak ibu semata wayang yang cantik jelita ini, lengkap dengan sosis, telur dan ayam." Jelas Linda dengan senyum tulus di wajahnya.
"Terimakasih ibu ku sayang." Ucap Suci sambil mencium pipi sang ibu.
"Ya sudah sini ibu ambilkan makanannya." Ucap Linda sembari mengambilkanan nasi goreng yang sudah tersaji kedalam piring Suci.
.
.
.
Setelah sarapan Suci bersiap untuk mandi, hari ini dia dan sang ibu akan pergi ke sekolah barunya.
"Sudah siap?" Tanya sang ibu.
"Sudah, let's goo." Ucap Suci semangat.
Karena jarak sekolah dan rumah mereka tidak terlalu jauh, Suci dan ibu memutuskan untuk berjalan ke sekolah barunya.
.
.
.
Setelah semua urusan selesai, Linda pamit pada Suci dan menyuruh Suci masuk keruang kelasnya.
"Yasudah ibu pulang dulu, yang benar belajarnya." Ucap Linda pada Suci.
"Iya bu, hati-hati di jalan." Ucap Suci sambil melambaikan tangannya pada Linda.
.
.
.
Suci pun bersama guru yang menjadi wali kelasnya yaitu bu Siska berjalan menuju ruang kelasnya.
Sesampainya didalam ruang kelas bu Siska menyuruh semua murid duduk dengan tertib dan menyuruh Suci untuk memperkenalkan diri.
"Baiklah semua, hari ini kita kedatangan salah satu murid baru dari ibu kota, nah nak silahkan perkenalkan dirimu." Ucap bu Siska.
"Baik bu, halo semuanya perkenalkan nama saya Suci Darli Wijaya, umur saya 13 tahun, saya dari jakarta." Ucap Suci memperkenalkan diri.
"Oke, Suci silahkan duduk di kursi yang kosong ya." Ucap sang guru.
"Baik bu." Jawab Suci dan segera duduk di kursi yang ada di barisan belakang.
.
.
.
"Hai, kenalkan aku Sandra." Ucap seorang siswi yang duduk di kursi yang ada disamping Suci.
"Oh, hai aku Suci." Ucap Suci yang agak kebingungan.
"Senang berkenalan dengan mu, semoga kita bisa menjadi sahabat." Ucap Sandra pada Suci.
"Iya." Ucap Suci sambil tersenyum.
Setelah itu pelajaran pun di mulai.
.
.
.
Bel istirahat berbunyi dan bu Siska pun mengakhiri perjumpaan pada hari ini.
.
"Kau ingin ke kantin?" Tanya Sandra pada Suci.
"Owh iya." Jawab Suci.
"Yasudah ayo." Ajak Sandra.
.
.
"San.." Teriak seroang laki-laki pada Sandra, dan membuat Sandra dan Suci otomatis menoleh ke sumber suara.
"Riki, kau sudah selesai olahraga?" Tanya sandra pada Riki yang tidak lain adalah sahabatnya.
Riki adalah sahabat Sandra, dan mereka sudah bersahabat sejak kecil. Rumah mereka yang berdekatan membuat hubungan mereka menjadi semakin baik.
"Sudah, kau ingin ke kantin, ayo aku yang traktir kali ini." Ucap Riki yang sepertinya masih tidak sadar ada orang lain disana.
Sifat Riki ini memang sudah sangat terkenal seperti itu, dia adalah orang yang susah dekat dengan orang lain, dan satu-satunya perempuan yang sangat dekat dengan Riki adalah sandra.
"Permisi, apakah kalian tidak jadi ke kantin?" Cela Suci yang sedari tadi memperhatikan mereka.
Riki sontak melihat ke arah sumber suara dan melihat sosok Suci yang menatapnya dengan tatapan sedikit terpanah, dan bahkan sempat terdiam.
"Riki.. Kenalin ini Suci sahabat ku." Ucap Sandra memperkenalkan Suci pada Riki.
"Ha,, ohh, haii, aku Suci senang berkenalan dengan mu." Ucap Suci ramah.
"Aku Riki, senang berkenalan dengan mu." ucap Riki pada Suci.
"Sudah jangan tebar pesona pada Suci, aku lapar ayo segera kekantin." Ajak Sandra mengajak Riki dan Suci.
Mereka pun akhirnya ke kantin dan menikmati makan siang, dan saat ingin membayar Riki melarang Suci, dengan alasan Suci adalah temannya saat ini dan dia ingin memberi hadiah perkenalan.
.
.
.
"Yasudah aku kembali ke kelas ku dulu, nanti jangan lupa tunggu aku saat pulang, bye Suci." Ucap Riki pada Sandra dan Suci.
"Bye." Ucap mereka berbarengan.
Suci dan Sandra pun berjalan menuju kelas mereka.
"Riki adalah sahabat ku, kami bersahabat sejak kecil." Ucap Sandra pada Suci.
"Hm, aku baru tau." Ucap Suci sambil tersenyum.
"Dia orang yang baik dan Sangat perhatian." Lanjut Sandra.
"Benarkah, aku tidak terlalu tau." Ucap Suci.
"Tenang saja, aku akan mengenalkan mu padanya." Ucap Sandra pada Suci.
Suci hanya tersenyum, jujur Suci sebenarnya bingung, kenapa sandra sangat bersemangat mengenalkan dirinya dan Riki.
Setelah kegiatan belajar mengajar usai, semua murid pun berlalu lalang pulang dan keluar dari ruang kelas.
"Ci, kamu pulang dengan kami saja." Ajak Sandra.
"Tidak usah, rumah ku tidak terlalu jauh dari sini." Ucap Suci.
"Jangan sungkan, kau kan sahabat ku." Paksa Sandra.
"Yasudah ayo pulang." Ucap Riki.
"Mm." Jawab Suci.
Dan berakhirlah Suci yang diantar pulang oleh Riki dan Sandra.
Keluarga Riki memang dikenal sebagai orang terkaya didaerah ini, jadi wajar saja jika semua fasilitas yang Riki butuhkan terpenuhi, bahkan di umurnya yang masih 14 tahun Riki sudah memiliki mobil pribadi.
.
.
Tak lama Suci pun menyuruh supir Riki untuk berhenti disalah satu rumah yang berdisain minimalis tapi indah.
"Pak berhenti didepan." ucap Suci sopan.
"Yang ini non?" Tanya pak supir.
"Iya." Ucap Suci.
"Ini rumah mu?" Tanya Sandra.
"Iya." Ucap Suci.
"Oke, nanti kami akan sering-sering mampir." Ucap Sandra.
"Baiklah." Ucap Suci tersenyum.
"Yasudah kami pulang dulu, bye Ci." Ucap Sandra.
"Bye hati-hati." Ucap Suci.
Mobil yang ditumpangi Sandra dan Riki pun melaju meninggalkan pekarangan rumah Suci.
Suci pun masuk kedalam rumah.
"Assalamualaikum bu." Ucap Suci sambil membuka pintu.
"Waalaikumsalam, Nci sudah pulang?" Tanya Linda sang ibu.
"Iya bu, nci tadi pulang di antar sama temen baru Nci, dia baik sekali loh bu." Ucap Suci bercerita pada sang ibu.
"Benarkah, kalau ada orang baik, Nci juga harus bersikap baik, ingat, mencari orang yang tulus itu susah sayang." Jelas sang ibu.
"Baik ibu." Ucap Suci.
"Yasudah sekarang ganti baju, taruh tas ditempatnya dan kesini lagi untuk makan siang." Ucap Linda yang saat ini sedang menyiapkan makan siang untuk dirinya dan putrinya.
"Siap bu bos." Ucap Suci dan segera masuk ke dalam kamarnya.
Suci sebenarnya bukan anak yang manja, tapi saat tinggal bersama sang ayah dia selalu diperlakukan layaknya anak kecil yang tidak tau apa-apa.
Sang ibu sudah sering melarang ayah Suci untuk terlalu memanjakan Suci, tapi ayahnya selalu beralasan Suci masih kecil dan masih perlu perhatian lebih.
Suci sebenarnya juga tidak terlalu suka dengan semua yang diberikan, tapi dia tidak bisa menolak.
.
.
Setelah selesai menganti baju Suci segera keruang makan.
"Ibu besok akan mulai kerja, jadi ibu ingin kamu bersikap lebih dewasa." Jelas sang ibu.
"Ibu sudah dapat kerjaan? Dimana?" tanya Suci.
"Ibu dapat pekerjaan disalah satu pabrik, ibu dapat bagian marketing." Jelas sang ibu.
"Jadi ibu akan jarang dirumah nantinya, kamu harus bersikap baik ya." tambah sang ibu.
"Baik bu, tenang saja, ibu jangan khawatir, aku baik-baik saja, ibu fokus pada pekerjaan ibu saja." Ucap Suci menengkan ibunya.
"Yasudah, ayo makan dulu." Ucap Linda.
Suci pun makan dengan tenang, setelah makan suci dan ibunya duduk di ruang tamu.
"Sayang, maaf ya, ibu harus kerja dan ninggalin kamu sendirian di rumah." Ucap LindAa yang terlihat sedih.
"Ibu, aku baik-baik saja, lagi pula kan ibu malam pulang." Ucap Suci.
"Baiklah, ingat nanti kamu jangan macam-macam, ibu akan terus menelpon." Ucap Linda lagi.
"Iya ibu ku sayang, Nci akan jadi anak yang baik deh." Ucap Suci lagi.
"Ibu benar-benar tidak tega meninggalkan kamu sendiri di rumah, tapi mau bagaimana lagi, dan ibu minta sama kamu, untuk jangan dulu minta ketemu sama ayah kamu ya, ibu gak mau mereka ngambil kamu dari ibu, kamu adalah alasan kenapa ibu bertahan, kalau kamu tidak ada mungkin ibu sudah menyerah dengan semua yang terjadi." Ucap Linda sambil memeluk Suci.
"Ibu, bagi Nci, ibu saja sudah cukup, Nci bakalan selalu ada untuk ibu, jadi ibu harus semangat ya, ibu jangan nyerah, setiap ibu lelah ibu harus ingat, ibu punya Nci yang mrnunggu ibu dirumah, ibu punya Nci yang sayang sama ibu, ibu punya Nci yang akan khawatir kalau ibu sakit." Ucap Suci yang ikut memeluk ibunya.
"Iya sayang, mulai sekarang, ibu untuk Nci, dan Nci untuk ibu, jadi jangan ada yang ninggalin ya, kamu harus janji sama ibu, sampai kapan pun, kamu akan selalu bersama ibu." Ucap Linda yang terlihat sedih.
"Nci janji, Nci akan selalu sama ibu, walaupun suatu saat nanti ibu nyuruh Nci untuk pergi, Nci tidak akan pergi, karena Nci tidak mau ninggalin ibu sendiri, Nci sayang sama ibu, Nci tidak mau lihat ibu sedih terus, Nci tidak mau lihat ibu disakitin sama orang lain, Nci tidak mau ibu di hina oleh orang lain." Ucap Suci tegas pada sang ibu.
"Iya sayang iaaya, makasih ya sudah menemani ibu sampai sekarang." Ucap Linda sambil mencium dahi Suci.
"Iya ibu ku sayang." Balas Suci.
.
.
.
Saat di dalam kamar Suci membuka ponselnya dan melihat ada satu pesan masuk dari nomor yang tidak dia tau.
"Hai Ci." Ucap Suci membaca pesan itu.
"Sandra? Ini nomor mu?" Balas Suci.
Tak lama nomor itu langsung membalas pesan Suci.
"Iya, save ya, mari bersahabat." Begitulah balasannya.
"Apa-apaan dia ini." Ucap Suci sambil tertawa.
"Baiklah Sandra sahabat ku." Balas Suci. Tak lama Sandra langsung membalas lagi.
Mulai dari situ persahabatan Suci dan Sandra di mulai, dan bahkan Suci saat ini sudah dekat dengan Riki, bahkan jika orang lain melihatnya, Suci dan Riki terlihat seperti sepasang kekasih yang saling meelngkapi.
Mereka bertiga sudah lengket seperti lem, dimana ada Sandra pasti ada Suci dan Riki, begitu juga sebaliknya.
Tapi sejak mereka naik ke kelas 3 sekolah menengah pertama Riki seperti memberi jarak, Suci dan sandra tidak tau kenapa, tapi yang jelas walaupun Riki masih akrab dengan mereka dia seperti memberi privasi untuk beberapa hal.
Seperti halnya waktu itu.
"Ki, mau ikut belajar gak nanti sore di rumah Suci?" Tanya Sandra.
"Ah, sepertinya aku tidak bisa." Jawab Riki.
"Dih, sok sibuk bener deh." Balas Sandra.
"Aku ada urusan, jadi kalian saja ya." Ucap Riki lagi.
"Ekhm, pasti urusan jalan sama doi kan." Ucap Suci sambil tertawa.
"Tidak.." Belum sempat Riki menyelesaikan ucapannya, Dia menerima notif spam di wa, dan dia membukanya. Sandra yang mempunyai sifat kepo tingkat dewa pun mencuri-curi pandang untuk melihatnya.
"Cieee, ekhm, Riki sudah gede ya sekarang." Ucap Sandra mengejek.
"Apaan sih San, jangan ngintip-ngintip dah." Ucap Riki yang sedikit kesal.
"Dih, gitu aja ngambek." Ucap Sandra kembali mengejek.
"Sudah, kalau Riki tidak bisa, kita berdua aja, jangan di paksa." Ucap Suci final.
Dia tau betul, Riki dan Sandra kalau lagi mode on bisa-bisa tidak selesai-selesai perdebatannya.
"Nah betul kata Suci, cuma Suci yang pengertian." Ucap Riki seolah memuji Suci.
"Dih, iya lah, kalau enggk, mana mungkin kamu bisa suka sama Suci." Ucap Sandra enteng.
"Sandra!" Ucap Riki kesal.
Sandra memang tau prihal riki yang menyukai Suci, mengenal Riki sejak kecil, membuat sandra tau dan paham tentang Riki.
Riki menatap Sandra dengan tatapan kesalnya.
"Mulutnya benar-benar minta dirobek." Batin Riki kesal.
"Ya sudah, kita pulang yuk." Ucap Suci yang baru saja selesai piket, karena hari ini adalah jadwalnya.
Awalnya hanya Suci dan Sandra yang satu kelas, tapi karena ada rolling kelas, mangkanya Riki jadi bisa masuk di kelas yang sama dengan Suci dan Sandra.
"Oke kalau gitu aku duluan ya, bye." Ucap Riki saat mereka bertiga sampai di parkiran.
"Iya, bye." Balas Suci dna Sandra berbarengan.
"Dasar tukang bucin." Ucap Sandra saat Riki sudah jauh.
"Biarkan saja, lagi pula kamu tidak jauh beda dengan Riki." Ucap Suci sambil mengejek dan sedikit tertawa.
"Ciii, kamu ada di pihak siapa sih." Keluh Sandra yang pura-pura kesal.
"Tentu saja di pihak orang tua kalian, yang akan marah kalau kalian sampai ketauan berpacaran, padahal belum cukup umur." Ucap Suci dengan tawa yang menjadi-jadi.
Sandra pun menghadiahi pukulan kecil di lengan Suci, lalu mereka tertawa, dan setelah itu pulang, Sandra mengantar Suci dulu, baru dia pulang.
Sesampainya dirumah Suci, Sandra langsung berpamitan, dan bilang nanti sore akan kesini untuk belajar.
"Baiklah, bye hati-hati di jalan." Ucap Suci.
"Oke, bye." Ucap Sandra.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Je Moeljani
Annyeong👋👋👋
✓mampir
✓2 like
Sukses dan selalu semangat ya kakak Author❤️❤️❤️
Jangan lupa dukung karyaku ya..
Gomawo🙏🙏🙏
From 'Hope for Happy Ending'
2021-02-18
0
@_M.B.U.L••••}{}-----
like.
2020-12-22
1
kh!@#g fu sh3=g
2 like hadir mendukungmu
2020-12-21
1