...Aku nasehatkan kepada para bapak ( Kepala rumah tangga), terkait putra-putri mereka, bertakwalah kepada allah dalam mengurusi mereka. Karena ketika bapak mampu menikahkan putrinya maka dia wajib menikahinya, sebagaimana dia wajib memberi pakaian, memberi makan, minum, tempat tinggal kepadanya, dia juga wajib menikahkannya....
...( Al-Liqa As-Syahri, volume 28, no. 2 )...
...Happy Reading...
Nafisah Humaira, Gadis cantik yang sudah lama tidak menginjakan kakinya di rumah sakit yang begitu luas ini.
Bagi dia rumah sakit hanya memberikan trauma saja, di tempat itulah ia melihat ummah nya terbaring lemas dan menghembuskan nafas terakhirnya.
Saat beranjak remaja ia sudah di tinggalkan oleh ummah nya dan sekarang, apakah abi nya akan meninggalkannya juga?.
Tidak, itu tidak mungkin abi nya adalah orang yang kuat. Hanya abi lah yang Nafisah punya di dunia ini. Nafisah tidak tau lagi jika abi tidak ada di dunia ini.
Abi pernah ber cerita tentang pria yang baik. Dia sudah di anggap oleh abi sebagai anak sendiri.
Nafisah tak tau maksud pria itu tetapi dia melihat maksud pria itu baik dan tak punya maksud apapun.
Nafisah sekarang akan menginjakkan kakinya di rumah sakit setelah sekian lama, ia melakukan nya demi abi ia menahan trauma dan rasa takutnya.
" Abi harus kuat, abi pasti sembuh. " Nafisah menyemangati abi nya meskipun abi nya menutup matanya tetapi ia yakin abi nya pasti mendengar suaranya.
Nafisah akan terus memberikan support ke abi.
" Maaf anda silahkan tunggu di sini. "
Suster pun menutup pintu ruangan operasi.
Abi menderita penyakit jantung koroner dan kondisi abi nya semakin memburuk.
Kecewa? Tentu saja...
Nafisah kecewa kepada abi nya, kenapa selama ini ia berani menyembunyikan penyakitnya kepada Nafisah. Tetapi kekecewaan itu meredah saat melihat abi nya yang terbaring lemah dan sekarang hanya ada kekhawatiran yang menguasai Nafisah.
Nafisah hanya bisa berdoa kepada tuhan agar operasi berjalan lancar, ia akan menunggu.
Perut Nafisah berbunyi minta di isi tetapi Nafisah menahannya agar ia tak merasa lapar.
Nafisah tak bisa berpikir jernih, ia hanya bisa menahan air mata dan terduduk lemah tak lupa ia berdoa dalam hati.
Satu jam berlalu
Operasinya pun belum selesai, sudah satu jam Nafisah menunggu kabar dari dokter. Nafisah hanya bisa pasrah dan memohon kepada Allah SWT.
Apakah ia harus merasakan kehilangan untuk kedua kalinya. Tak taulah Nafisah menyerahkan semuanya kepada sang maha kuasa untuk urusan jodoh, maut itu rahasia allah kita hanya bisa berdoa yang terbaik.
Jam sudah menunjukkan pukul 12:00 WIB. Nafisah mencari mushola terdekat untuk melangsungkan sholat dzuhur.
Ia pun masuk dan mengambil wudhu lalu Nafisah menjalan ibadah sholat dzuhur nya dengan khusyu meskipun air matanya terus meminta keluar, tetapi ia menghilangkan semua pikiran nya agar ia bisa beribadah dengan khusu.
Usai selesai sholat Nafisah tak lupa memohon kepada sang kuasa, ia mengangkat tangan nya tanpa ia suruh air mata yang sudah lama ia tahan pun terjatuh.
Disitulah Nafisah memohon dan terus memohon kepada sang pencipta untuk menyembuhkan abi nya, ia akan terima semuanya dengan ikhlas dan lapang dada meskipun hatinya pasti sakit menerima semuanya.
Siapa yang tidak sedih jika orang tua yang miliki satu-satu nya sakit dan itu cukup parah.
Setelah sholat Nafisah mengambil al-qur'an nya dari dalam tas lalu ia membaca satu lembar, Nafisah tak pernah melupakan. Setiap ia sholat ia akan meluangkan waktu untuk membaca al-qur'an meskipun hanya satu lembar saja.
Dua puluh menit kemudian Nafisah kembali ke tempatnya, ia melihat seorang pria duduk gelisah.
" Assalamualaikum. " Ucap Nafisah, belum pria itu menjawab Nafisah duduk di samping pria itu tetapi agak berjauhan.
" Waalaikumsalam. " Jawab Altaf datar, ia sekilas melihat Nafisah lalu pandangannya kembali ke depan.
" Al makan dulu. " Ada seorang wanita datang dengan membawa kantong kresek yang sepertinya berisi makanan.
" Ya makasih. " Altaf mengambil dan membuka isi nya dua kotak nasi. Altaf memberikan satu kepada wanita itu.
Kelihatan sekali Altaf sangat lapar, ia lapar karena sehabis pulang kantor langsung ke rumah sakit dan ia pun tak sarapan pagi. Ia sangat sibuk dengan pekerjaaan nya di kantor sehingga lupa makan.
" Bukan aku Al, berikan kepada Nafisah pasti dia lapar. " Wanita itu mengambil makanan nya untuk di berikan kepada Nafisah.
" Ini untuk mu, kamu pasti belum makan kan yah. " Tyas memberikan makanan nya kepada Nafisah.
Nafisah tersenyum mengambil makanan itu, ia juga sudah lapar dan perutnya minta di isi.
" Makasih. " Nafisah langsung melahapnya.
" Tyas kamu enggak makan. " Tanya Altaf saat melihat pacarnya yang terdiam.
" Enggak. "
Altaf melihat makanan yang ia pegang cukup banyak. " Tyas sini. " Altaf menepuk tempat duduk agar di samping nya agar tyas mendekat kepadanya.
" Kenapa Al?. " Tanya tyas bingung. Tanpa basa basi Altaf menyuapi kekasihnya yang sangat ia cintai itu.
Nafisah yang melihat keromantisan mereka berpikir kenapa mereka tak menikah saja toh umur mereka sudah cukup untuk menjalani hubungan ke jenjang pernikahan.
Nafisah menghilangkan pikirannya dan beristigfar kenapa juga ia harus mengurusi hubungan mereka, toh Nafisah juga bukan siapa-siapa mereka.
Sekitar sudah hampir tiga jam Dokter pun keluar dari ruangan operasi, mereka sudah menunggu hampir sekitar tiga jam eum bukan mereka tapi Nafisah karena Altaf dan Tyas datang pas Nafisah sudah menunggu sejam lebih.
" Alhamdulilah ya allah kau akhirnya mengabulkan doa ku. " Nafisah tak henti mengucapkan syukur kepada sang pencipta.
" Dok, gimana keadaan abi saya. " Tanya Nafisah ketika dokter keluar. Ketiga orang yang sedari tadi menunggu beranjak dari duduknya menghampiri dokter yang baru keluar.
" Beliau mencari seseorang yang bernama Nafisah Humaira ada yang beliau ingin bicarakan. "
" Keadaan pasien sudah di luar dugaan, kami tidak mampu lagi untuk menangani nya karena penyakit nya sudah cukup parah, dia hanya ingin bertemu Nafisah. Operasi sudah kami jalankan tetapi tidak ada kemungkinan pasien selamat. "
Nafisah menangis dengan apa yang di katakan dokter itu, apa maksud dokter, abi tidak akan selamat.
Nafisah masuk kedua orang itupun berdiri memandangi Nafisah yang sudah menghilang memasuki ruangan itu.
" Abi. " Nafisah tersenyum sempat air matanya menetes tetapi ia berusaha tersenyum agar abi tak sedih melihatnya.
Nafisah menghampiri abi menggenggam tangan abi yang sudah terlihat keriput.
" Abi, apa yang ingin abi bicarakan sama Fisah." Tanya Nafisah halus.
" Apakah Altaf ada di luar. "
Nafisah mengangguk. Kenapa abi nya mencari Altaf.
" Tolong panggilkan Altaf. "
Nafisah keluar di situlah air matanya kembali mengalir, tak tahan melihat kondisi abi nya itu.
" Mas Altaf, abi memanggil mu. " Nafisah menunduk lalu masuk kembali.
Altaf masuk tak sendiri ia bersama Tyas, ia menggenggam tangan tyas. Ketika di ruangan Tyas melepas tangan Altaf. Altaf pun menghampiri abi.
" Ada apa abi?. " Tanya Altaf, abi menoleh ke arah Altaf. Ia tersenyum.
" Apakah kamu bersedia dan mau menikahi Nafisah anak abi. " Abi membuat ketiga orang yang berada di situ pun kaget.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Imoy
membagongkan 🤦🤦
2023-03-05
0
Sri Wahyuni
mdih bngung bca y alur y bkin lieur
2022-06-04
0
Priskha
kok namanya jd berubah ya dr nafisah putri berubah jd nafisah humairah, dr manggilnya ayah dan mama berubah jd abi dan ummah mana yg bnr ini thor dr awal baca ceritanya kok ndak nyambung ya
2022-05-10
1