JANGAN BAHAS DIA!

Waktu istirahat pun tiba. Marvell dan Julian benar-benar tidak masuk ke kelas sampai waktu istirahat.

Bahkan mereka sudah stand by di kantin, tempat yang biasanya menjadi tongkrongan 'empat serangkai' itu.

Tak lama, datanglah Rafa dan Randy ke arah mereka. Kemudian, di susul dengan murid-murid lainnya. Tak terkecuali, Ara dan Nina.

Mata Marvell terus menatap Ara hingga perempuan itu duduk di salah satu bangku panjang yang ada di kantin tersebut. Sedangkan Nina, dia pergi untuk memesan makanan dan juga minuman untuk mereka berdua.

"Samperin sono." Bisik Julian pada Marvell.

"Memangnya harus?"

"Gak gentle banget sih loe." Cibir Julian yang membuat Marvell mendengus sebal.

Marvell lalu berdehem pelan, kemudian dia berdiri dari duduknya. Rafa dan Randy yang melihatnya jadi bingung.

"Mau kemana?" Tanya Rafa.

"Mau ketemu sama bidadari gue." Marvell pun segera melangkahkan kakinya ke arah Ara.

"Ehemm.." Marvell sengaja berdehem agar perhatian Ara tertuju padanya.

"Ada apa kak?" Tanya Ara bingung saat melihat ada kakak kelas yang sedang berdiri di sampingnya.

"Boleh duduk sini?"

Ara melihat ke arah Nina sejenak, sepertinya Nina masih lama untuk kembali. Lalu dia beralih menatap Marvell, dan menganggukkan kepalanya pelan.

'Yess..' Sorak Marvell dalam hati.

"Namanya siapa?" Tanya Marvell yang memulai PDKT-nya.

"Ara, kak."

Marvell menganggukkan kepalanya, seolah dirinya baru tahu nama wanita di sampingnya ini.

"Kelas berapa?"

"Kelas 11 IPA 1."

"Ooohh...Kelas yang kumpulannya anak-anak pinter itu yaa?" Marvell seberusaha mungkin untuk mencairkan suasana disana. Agar Ara tidak terlihat canggung dengannya.

"Enggak kok, kak. Biasa aja." Balas Ara lembut sambil tersenyum kecil pada Marvell.

'Manis banget nih cewek.' Batin Marvell takjub.

"Udah punya pacar belum?" Tambah Marvell.

Ara pun menggelengkan kepalanya polos.

"Gimana kalau kita pacaran?" Lanjut Marvell dengan antusias.

Seketika Ara menjadi bingung dan heran terhadap Marvell. Baru kenal tiba-tiba sudah mengajak dirinya untuk berpacaran.

Tapi untung saja Nina segera tiba dengan membawa nampan yang berisi pesanan mereka. Dan saat matanya melihat Marvell yang duduk di samping Ara, dia pun langsung beralih menatap Ara dengan tanda tanya.

Ara yang mengerti arti tatapan Nina, langsung menggelengkan kepalanya tanda tidak tahu.

Nina meletakkan lebih dulu makanan mereka di atas meja. Lalu matanya lekas menatap pria yang duduk di depannya.

"Emm maaf kak. Kakak siapa yaa? Dan ada perlu apa?" Tanya Nina sopan. Karena bagaimana pun juga, Marvell adalah kakak kelasnya.

Bukannya menjawab, Marvell justru menatap Nina dengan tatapan menyelidik.

Nina yang di tatap seperti itu, menjadi risih.

"Loe..mantannya Julian 'kan?"

Mata Nina langsung membulat mendengarnya. Bagaimana Marvell tahu jika dirinya pernah menjalin hubungan dengan Julian? Bahkan, ketika dirinya bersama dengan Julian, itupun saat dia masih duduk di bangku SMP kelas 1.

"Loe ini memang siapa sih?" Kini Nina sudah berbicara non-normal dengan Marvell.

Marvell pun tertawa lebar, "Jadi loe beneran mantannya Julian?"

Nina menatap Marvell sebal. Sementara di tempat lain...Rafa dan Randy yang sedari tadi menjadi penonton, kini tiba-tiba heran ketika melihat Marvell yang tampak akrab dengan wanita yang sedang berdiri di depannya.

Sedangkan Julian? Dia justru memasang wajah masamnya. Karena dia tahu siapa wanita yang sedang berdiri di hadapan Marvell.

"Udah deh, gak usah bahas dia. Dan sekarang jawab pertanyaan gue, loe itu siapa?"

"Gue sahabatnya mantan loe itu." Jawab Marvell santai.

"Oh." Sahut Nina cuek.

"Jika tidak ada yang ingin di bicarakan lagi, kakak boleh pergi sekarang. Tolong jangan mengganggu kami yang ingin makan." Tambahnya.

Marvell menatap Nina kesal, lalu dia mengalihkan pandangannya pada Ara. Dan tatapannya pun berubah menjadi kalem dan bersahabat.

"Aku pergi dulu." Pamit Marvell. Setelah mengatakan itu, dia pergi dari sana dan menuju ke tempat dimana teman-temannya berada.

"Idihh, pakek kata aku-aku'an segala." Cibir Nina sambil menumpahkan kecap dan saos ke dalam mangkuk baksonya.

"Gimana bro? Berhasil?" Tanya Randy ketika Marvell mendekat ke arah mereka.

Marvell menggeleng pelan, "Kayaknya ini agak sulit. Apalagi ada mantannya Julian yang bikin tambah sulit."

Julian yang ketika itu sedang makan mie ayamnya, langsung mendongak saat namanya di sebut.

Sementara Rafa dan Randy, justru bingung dengan ucapan Marvell.

"Mantan Julian yang mana?" Tanya Randy penasaran.

"Nohh.." Tunjuk Marvell dengan bibirnya pada seorang wanita yang sedang makan bersama dengan Ara.

"Itu mantannya Julian?" Randy menatap tidak percaya. Kemudian dia mengalihkan pandangannya pada Julian yang tampak cuek.

"Boleh juga selera loe." Tambah Randy sambil cekikikan.

"Diihh..selera Julian rendah." Timpal Marvell sambil menatap Ara yang tengah makan.

Julian lalu menghentikan acara makan mie ayamnya, kemudian menatap tajam satu-persatu temannya itu.

"Bisa gak kalau kalian gak usah bahas dia?"

"Kata-kata loe barusan, sama kayak yang di bilang mantan loe pas gue disana tadi." Bukannya berhenti, Marvell justru semakin ingin membahas Nina agar Julian marah.

Julian mendengus kesal, dan memutuskan untuk melanjutkan acara makannya saja. Dan memilih untuk mengabaikan keberadaan teman-temannya itu.

Sambil makan, mata Julian melirik ke arah Nina yang juga sedang meliriknya. Nina menatap Julian tajam, yang di balas dengan tatapan datar oleh Julian.

...* * *...

Pulang sekolah telah tiba. Seluruh siswa buru-buru melangkahkan kakinya ke gerbang sekolah. Entah itu agar cepat tiba di rumah, atau menunggu jemputan.

Begitupun dengan Ara dan Nina. Ara biasanya akan di jemput oleh supir pribadinya. Sedangkan Nina, dia akan memesan ojek online untuk mengantarnya pulang.

Karena memang keluarganya tidak sekaya kehidupan Ara. Tapi Ara selalu menawari Nina untuk berangkat dan pulang bersama, namun Nina menolaknya mentah-mentah.

Dia tidak mau menyusahkan Ara. Apalagi arah rumahnya tidak sejalur dengan arah rumah Ara.

"Tuh pak Jokonya udah dateng." Ucap Nina sambil menunjuk sebuah mobil sedan berwarna hitam.

"Kamu yakin gak mau pulang bareng?" Ara menawari Nina untuk kesekian kalinya.

Nina tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.

"Aku udah mesen ojek. Cepet sana pulang."

Ara mengangguk singkat, lalu kakinya menghampiri sebuah mobil yang biasa menjemputnya.

Lalu dia melambaikan tangannya kepada Nina setelah berada di dalam mobil. Setelah itu, mobil tersebut pun perlahan menjauh.

Dan tersisalah Nina dan beberapa anak yang lain, yang sedang menunggu jemputan atau ojek sepertinya.

Tiba-tiba, ada seseorang yang menepuk bahunya pelan. Nina pun terkejut, dan segera membalikkan badannya. Dan ternyata itu....

Terpopuler

Comments

💞🎗Yannie🎗💞

💞🎗Yannie🎗💞

semangat semangat 💪💪💪

2021-01-12

1

Nurul Chikalara Ely

Nurul Chikalara Ely

Semngat thor

2021-01-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!