Satu bulan berlalu, dan masih sama seperti hari pertama Khalisa bekerja, wanita itu harus mengeluarkan semua tenaga juga emosi nya untuk berhadapan dengan Adrian.
Seperti pagi ini, Adrian tak ingin di ganggu oleh siapa pun termasuk Surya atau Khalisa.
Surya yang harus pergi ke kantor meninggalkan Khalisa sendiri yang terus berusaha membujuk Adrian untuk membuka pintu kamar nya.
Duarrr....duarr.......
Khalisa terus menggedor pintu kamar bahkan tak segan wanita itu terus berteriak meminta Adrian membuka pintu kamar nya. Jam menunjukan pukul sepuluh pagi, pria itu belum membuka pintu kamar bahkan belum juga sarapan.
Hampir putus asa, Khalisa tiba-tiba mendapat ide untuk mencongkel pintu kamar Adrian.
"Aduh neng Lisa, bapak takut." ucap pak Harun sambil memegang linggis.
"Gak usah takut pak, jika Adrian kenapa-kenapa kita juga yang salah." ujar Khalisa.
"Tapikan ada kunci cadangan nya."
"Adrian menyembunyikan." jawab Khalisa kesal.
Mau tidak mau Pak Harun mencongkel pintu kamar menggunakan linggis. Tak butuh waktu lama pintu terbuka membuat Khalisa bisa bernafas lega saat melihat Adrian baik-baik saja.
"Kau...! kenapa kau merusak pintu kamar ku?" tanya Adrian membentak.
"Dan kau kenapa seperti orang tuli? bukankah pendengaran mu sehat? lalu kenapa kau tidak menjawab orang yang sedang memanggil mu?" tanya Khalisa tak kalah emosi nya.
"Keluaaarrr........!" usir Adrian berteriak.
"Kau....!" tunjuk Khalisa "Sampai kapan pria lemah seperti mu harus duduk di kursi roda? apa kau tidak kasihan kepada orang tua mu?"
"Diam kau..! tahu apa kau tentang kami?"
Khalisa menghela nafas mencoba meredam emosi yang sudah tersulut. "Kau hanya pria lemah yang bisa berteriak dan berteriak. Apa kau tidak ada keinginan untuk sembuh?"
Adrian diam, pria itu mencoba menjalankan kursi roda nya menuju balkon kamar nya. Merasa kasihan, Khalisa keluar untuk mengambil makanan.
"Makan lah, jangan buat tuan Surya sedih dengan kelakuan tidak berguna mu ini." ujar Khalisa dengan sendok yang masih menggantung di udara.
"Kau ini sangat berani, apa kau sudah bosan hidup?" ucap datar Adrian.
"Makan saja, tidak usah banyak bicara." balas Khalisa tak kalah ketus nya.
Mau tidak mau Adrian menerima suapan demi suapan yang di berikan Khalisa. Selesai makan Khalisa langsung memberikan obat kepada Adrian.
"Pintu nya akan segera di perbaiki, maafkan aku jika kelakuan ku tidak sopan." ucap Khalisa sebelum keluar kamar.
Sore yang di tunggu akhir nya tiba, Khalisa tak sabar menerima gaji pertama di tuan Surya. Wanita itu bahkan nampak mengumbar senyum cantik nya.
Tak berapa lama, notifikasi transferan masuk di ponsel Khalisa, wanita itu langsung jingkrak kegirangan saat melihat nominal yang tertera.
"Tuan Surya sangat baik, tidak seperti anak nya itu." ujar Khalisa. " Aku akan mengajak Disa jalan-jalan." ucap nya bahagia.
Khalisa langsung menemui adik nya di kamar, ia menyuruh Disa untuk siap-siap karena mereka akan pergi jalan-jalan.
"Kakak udah gajian? kok ngajak Disa jalan-jalan?" tanya gadis itu.
"Iya, bahkan gaji kakak cukup untuk biaya kemo mu satu bulan ke depan."
Disa memeluk kakak nya, " Terimakasih kak, kakak sudah bekerja keras demi Disa hingga kakak lupa bagaimana rasa nya bahagia."
Khalisa terharu, "Kakak bahagia jika kamu bahagia." ucap nya "Ayo, nanti ke buru malam."
"Kak, ajak Disa ke pasar malam ya." pinta gadis itu lalu di iyakan oleh kakak nya.
Ke dua kakak beradik itu kemudian pergi menggunakan sepeda motor, Khalisa menuruti semua kemauan adik nya.
Di pasar malam, Disa mengajak kakak nya untuk naik bianglala dan mereka langsung naik. Nampak jelas kecerian dari Disa, membuat Khalisa mulai takut kehilangan adik nya.
"Kakak tidak tahu sampai kapan kau akan bertahan dengan penyakit mu? melihat tawa dan senyum mu malam ini kakak sangat takut kehilangan mu Disa." batin Khalisa lalu menyembunyikan mata nya yang mulai berkaca-kaca.
Setelah puas naik bianglala, Disa meminta kakak nya untuk membelikan permen kapas. Mereka kemudian membeli dan duduk di kursi sambil memakan permen kapas.
"Disa...apa kau bahagia?" tanya Khalisa tanpa menatap wajah adik nya.
"Disa sangat bahagia kak, terimakasih." jawab gadis itu dengan senyum sumringah nya.
"Tapi kakak sangat takut jika suatu hari kau akan meninggalkan kakak." batin Khalisa.
Malam semakin larut dan udara mulai dingin, Khalisa mengajak adik nya pulang. Sesampai nya di rumah, Khalisa langsung menyuruh adik nya minum obat lalu tidur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Akasha
proud of you Khalisa dan disa 🥰😍✨✨
2023-01-21
0
Eva Rubani
kakak yg baik
2023-01-18
0
Sumawita
khalisa semangat
2022-11-18
0