Siang itu Khalisa langsung pulang ke rumah, tapi sebelum nya wanita itu membelikan makanan enak dan buah-buahan bahkan sedikit pakaian untuk Disa. Dengan penuh semangat ia berjalan pulang menuju rumah usang yang telah lama ia tempati bersama adik nya.
Ya, rumah itu lah satu-satunya peninggalan orang tua mereka bahkan rumah itu adalah kenangan yang di miliki oleh mereka.
Sesampai nya di rumah, Disa merasa heran dengan barang bawaan kakak nya yang begitu banyak.
"Kakak punya uang dari mana? kok bisa membeli barang sebanyak ini?" tanya Disa sedikit curiga.
Khalisa kemudian menjelaskan apa yang terjadi hari ini, wanita bahkan terharu karena adik nya percaya bahkan memberi semangat atas pekerjaan baru kakak nya.
"Makan lah, maafkan kakak jika baru hari ini kakak bisa memberi mu makanan enak." ucap Khalisa sembari mengelus rambut panjang adik nya.
"Kakak makan juga." ujar Disa.
Akhir nya kedua kakak beradik itu makan dengan lahap, Khalisa bahkan mengusap air mata yang tak terasa jatuh di pipi nya.
"Kenapa kakak menangis?" tanya Disa lalu menghentikan makan nya.
"Kakak bahagia bisa membelikan mu makanan yang enak dan pakaian baru."
"Terimakasih kak," ucap Disa dengan mata berkaca-kaca.
"Maafkan kakak, doakan saja kakak sehat dan lancar dalam bekerja."
"Disa selalu mendoakan kakak."
Mereka kemudian melanjutkan makan, sesekali Khalisa menyuapi adik nya dengan perasaan bahagia.
Keesokan hari nya, sebelum berangkat kerja Khalisa mengantar adik nya terlebih dahulu untuk kemo. Sebelum meninggalkan adik nya Khalisa terlebih dahulu menyelesaikan biaya administrasi.
Dengan menggunakan ojek Khalisa pergi ke rumah pak Surya, sampai nya di sana Surya langsung menyambut nya dan sebelum itu Surya memberitahu terlebih dahulu daftar kegiatan Khalisa selama bekerja dari pagi hingga sore hari.
Surya mengijinkan Khalisa masuk ke dalam kamar anak nya, wanita itu membawa nampan yang berisi makanan dan obat-obatan.
"Paksa dia minum obat, karena anak ku selalu menolak untuk minum obat." ujar Surya merasa sedih.
Dengan ragu Khalisa membuka kamar yang menurut nya sebesar rumah nya itu, Khalisa celingukan tak mendapati pria yang akan di rawat nya. Namun tiba-tiba ia kaget saat suara berat menegur nya.
"Siapa kamu, kenapa berani masuk kedalam kamar ku?" tanya pria itu dengan sorot mata tajam.
Khalisa gugup dan takut, "Saya Khalisa, orang yang akan merawat tuan." ucap lirih Khalisa.
"Siapa yang memberi mu ijin untuk merawat ku?"
"Tuan Surya,.." jawab Khalisa singkat.
"Keluar dari pekerjaan mu, kau tidak akan betah."
Mata Khalisa membulat tidak percaya, meski pria itu hanya duduk di kursi roda namun sorot mata nya mampu menciutkan nyali Khalisa.
"Apa yang kau bawa?" tanya nya Adrian.
"Sarapan dan obat."
"Buang obat nya." perintah Adrian.
"Jangan tuan, tuan harus minum obat biar cepat sembuh."
"Kata ku buang ya buang." bentak Andrian hingga menggetarkan tulang Khalisa.
Tiba-tiba Surya masuk, pria itu menatap marah ke arah anak nya. " kau tahu harga obat ini kan? jadi papah mohon minum obat ini."
"Aku tidak mau,..."
"Adrian, mau sampai kapan kau bersikap seperti anak kecil?"
"Keluar....keluar kalian." usir Adrian.
"Biarkan saja dia kelaparan, jangan beri dia makan." ucap Surya pada Khalisa.
Surya mengajak Khalisa keluar, mereka kemudian duduk di ruang keluarga.
Surya menghela nafas panjang, "Saya mohon tolong bersabar untuk menghadapi Adrian, dia memang seperti itu."
"Saya akan berusaha semampu saya tuan, menurut saya sakit tuan Adrian bisa sembuh."
"Tapi dia sudah patah semangat, saat Adrian di nyatakan sakit, tunangan nya meninggalkan dia tepat satu minggu sebelum pernikahan mereka dan jelas saja itu membuat Adrian semakin terpuruk." ujar Surya bercerita.
"Demi kesembuhan adik saya, saya akan bekerja keras."
"Saya suka semangat kamu, apa adik mu sudah melakukan kemo?"
"Sudah tuan, saya meninggalkan nya di rumah sakit nanti sore saya akan menjemput nya."
"Di gudang ada motor yang tak terpakai, kamu bisa menggunakan nya untuk bekerja."
"Ini sangat berlebihan tuan, saya bisa naik ojek." ujar Khalisa tidak enak hati.
"Sudahlah, kamu juga merawat adik mu yang sakit, pasti butuh tenaga untuk merawat adik mu dan Adrian."
Mau tidak mau Khalisa menerima motor yang di berikan oleh Surya, sesuai perintah Surya, Khalisa tak memberi makan Adrian pagi dan siang ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Eva Rubani
harus sabar menghadapi.
2023-01-18
0
Widia Aja
Hati2 lho...
Dari BENCI jadi BUCIN..
2023-01-13
0
Ayuna
mampir disini....
2022-02-20
0