Dari jauh terlihat seorang wanita dewasa yang berjalan mendekati rumah pohon mereka, seorang wanita dewasa yang cantik dan sopan. Wanita itu merupakan personal assistant Ja'nae Nocthadhanaksa Widjaya. Wanita itu semakin dekat dengan rumah pohon dimana anak-anak itu berada
" Maaf mengganggu tuan muda, saya diperintahkan tuan dan nyonya Nocthadhanaksa untuk memanggil tuan muda Billan dan nona G-ra untuk masuk dalam ruang meeting." Terdengar suara yang dengan nada sedikit ditinggikan dari bawah rumah pohon untuk memastikan mereka ber-empat mendengarnya
" Iya nanti kita kesana, but what's going on? " Tanyanya dengan nada kebingungan
" Maaf tuan muda, bukan hak saya untuk membicarakannya. Kalau begitu saya permisi." Jawabnya dengan kepala sedikit tertunduk dan dengan sopan melangkah mundur perlahan untuk pergi meninggalkan mereka
" Why my father called us? Memangnya kita berbuat salah? " Tanyanya sambil menatap G-ra dengan penasaran
Semua tau apa yang sedang terjadi dan yang diperdebatkan, except for one person.. Renxa sendiri
" Udah kalian cepetan turun, nanti uncle Afton kelamaan mengunggu kalian. Who knows there's something important, buruan kesana. " Saran Joe
" Iya ka, ayo ka Billan. " ajak G-ra dengan cemas
" Okay, G tunggu ka Billan turun dulu. Nanti kamu kakak bantu turun biar nggak jatuh." Pinta Billan karena mengetahui tangga yang mereka naiki ternyata licin terkena hujan tadi pagi
" Okay.."
" Joe, titip adik kecil aku ya. Silahkan menikmati waktu berdua kakak-adik sementara." Canda Billan kepada Joe, Billan tertawa sangat keras dan diikuti suara G-ra dengan Renxa
" Yeah..." Jawabnya dengan senyum tipis dibibirnya
...°¢¢¢¢¢°...
Selang waktu cukup lama Billan dan G-ra meninggalkan Joe dan Renxa sendirian. Terlihat langit sepertinya tidak sabar untuk menumpahkan air matanya kembali, langit kembali mendung. Tetapi bukanya menjadi cemas karena hujan sebentar lagi turun, mereka malah menikmati saat 'terakhir kali' mereka bertemu. Raut muka yang bahagia dengan datangnya hujan memenuhi wajah gadis kecil itu.
Bahagia bukan!
" Udah, jangan main sama air hujan. Nanti kamu bisa sakit, udah sini masuk aja. " Salut Joe dengan cemas pada gadis kecil yang ada didepannya dan bermail dengan air hujan
" Ah.. iya-iya." Jawabnya kecewa dan menuruti apa kata kakak tersayangnya
" Duduk sini, kamu basah? Dingin nggak? Mau pake jacket aku? " Tanyanya dengan penasaran dan melihat gadis itu dengan teliti dari atas sampai bawah
" Baju aku enggak basah. Cuman tangan aja yang basah, kan aku cuman ngeluarin tangan. Kalau jacket, memang boleh aku pakai? Kamu engga kedinginan kalau aku yang pakai? " Mengangkat salah satu pangkal alis-nya dan memandang Joe yang jelas-jelas kedinginan dan memegang erat jacketnya sendiri
" Hhm.. enggak, aku engga kedinginan. Kalau aku sih gerah jadinya." Dengan senyuman tipis disudut bibirnya ia perlahan dan pasti menanggalkan jacket yang ia kenakan dan mengenakan dengan lembut kepada gadis manis yang duduk tepat disebelahnya
" ... "
" ... "
" Kamu tau tahun depan aku mau pindah ke Hamburg, German? " Joe menantap gadis yang seperti adiknya sendiri
" Hah? Baru tau aku malahan. Tahun depan kapan? " dengan terkejut
" Hhm.. awal tahun depan." Jelasnya sambil memandang hujan yang begitu deras
" Satu bulan lagi? Yah.. kalau kakak pergi enggak ada lagi yang ngehibur aku deh."
"And I know it.. kalau 1 tahun lagi kamu juga pindah ke Zürich kan? "
" Yeah.. kok bisa tau? Terus G-ra gimana? Ikut juga?" Tanya gadis itu dengan penasaran
" Udah lama tau dari Billan. G-ra sementara beberapa bulan dia di Indonesia, mungkin pertengahan tahun depan dia bakalan pindah ke London, Inggris. "
" Oh.. pasti bakalan kangen banget deh ngobrol sama ka Joe kaya gini. Nanti ka Joe kalau sudah besar pasti enggak peduli dan lupa-in aku deh, padahal aku sudah suka banget sama ka Joe. " Ucapnya dengan polos tanpa mengerti dengan jelas apa arti sebenarnya dari kalimat yang ia ucapkan
" Nggak mungkinlah ka Joe lupa-in dan enggak peduli sama kamu. " Jawabnya dengan jelas
" Really? Beneran nih? Kalau gitu, kakak tungguin aku ya! Tunggu aku kembali dari Swiss, lihat aja nanti aku jadi tambah cantik dan imut dari pada sekarang karena kan nanti aku kembali pas sudah besar. " Jelasnya dengan senyum lebar yang merekah dibibirnya.
" Iya-iya aku tunggu kamu pulang dari Swiss. Hahaha... Kamu juga harus tunggu ka Joe datang ya. Janji? " memberikan jari kelingking dari tangannya kepada gadis kecil disampingnya itu
Mereka tidak mengerti dengan apa yang sebenarnya mereka ucapkan, suatu janji yang bisa diucapkan tetapi sulit untuk dijalankan.
" Pastinya aku tunggu. Aku Janji! "
...°¢¢¢¢¢°...
B/n Joe
(1.06 PM)
" ....Aku Janji!...."
" Renxa..." kalimat pertama yang tanpa disadari ia sebut, dengan suara yang sangat kecil dan lembut bahkan orang yang ada disampingnya tidak akan mendengarnya
Joe menyadari bahwa ia sangat lelah karena belum tidur semalaman, ia memutuskan untuk membaringkan dirinya diatas ranjang itu dan mulai memejamkan matanya sejenak tanpa memikirkan apa-apa. Tetapi, entah kenapa dalam tengah tidur singkatnya ia memimpikan hal itu, hal tentang masa lalu dan masa kecilnya dulu, terlebih hal tentang gadis itu. Ia pada sela tidurnya tanpa sadar menyebutkan nama gadis dalam mimpinya itu dan mulai bangkit dari ranjangnya.
Hurrff... mimpi? Udah lama banget, mimpi barusan sama persis dengan apa yang terjadi dimasa lalu. Tepat saat gue terakhir bertemu dengan dia.
Joe sesekali memijat lembut pelipis kepalanya dan duduk sejenak dipangkal ranjang tempat ia tidur dan menemukan bahwa teman wanitanya sudah tidak ada lagi disana, hanya dia seorang dikamar itu.
Ia melihat kearah jam di dinding dan waktu sudah menunjukkan pukul 1 lewat siang hari.
" Huh.. I'm so dizzy." Keluhnya
Keadaan Joe benar-benar buruk, he's really drunk, rambutnya sedikit berantakan, kamarnya yang juga berantakan dan banyak alcoholic drink bottles yang berjejer dimeja sisi kanan Joe. Ia juga merasakan bahwa dirinya terasa panas, walaupun ada AC yang sudah menyala.
Mimpi itu membawanya pada perasaan yang ia rasakan kembali, ia merasa kurang nyaman dengan apa yang telah terjadi. Ia meyakinkan diri apakah yang dilihatnya benar-benar nyata atau cuman halusinasi-nya saja.
Joe memutuskan untuk melupakannya, ia mulai mengambil handphone-nya yang ada dimeja depan televisi untuk melihat apa yang ia lewatkan untuk hari ini. Joe belum menyentuh handphonenya sejak tadi pagi. Pertama, menemukan banyak pesan dari para wanita-wanita yang tidak ingin ia bahas dan tidak tertarik untuk membaca bahkan membalasnya. Kedua, ia mendapati berita-berita hangat beberapa hari ini, biasanya dia tidak tertarik dengan berita-berita di internet yang belum tentu kebenarannya. Tetapi ada satu artikel yang memuat jawaban yang saat ini sedang ia pertanyakan, suatu berita yang membahas gadis dipikirannya itu.
• Renxa Nocthadhanaksa Widjaya putri dari pemilik Nocthadhanaksa School n University ternama didunia, terlihat dalam Indonesia's International Airport setelah penerbangan dengan Swiss Airbuss A330
Uh.. jadi mata gue nggak salah lihat. Dia beneran udah balik...
(dengan senyuman yang lebar di bibirnya)
...□■□■...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Little Peony
Like like like 👍
2021-03-09
0
Sang Dewi
lima boom like dulu ya ka. aku ribet baca nama-namanya, lidah sundaku meronta 🤣🤣
2021-02-26
1
Yara_Army
Hai thor
aku datang buat kasih vote dan bomb like💓
mangat terus lanjutin karyanya thoor😉😉
salam dari nove The truth Untold🙆🙆
2021-02-26
1