Eps. 3

Bukannya ingin mengganggu mereka berdua, sebenarnya gadis itu juga ingin pergi dari situ tetapi ia tidak bisa melakukan apa-apa karena hatinya merasakan sesuatu yang membuatnya harus berhenti disitu. Sesuatu yang bahkan ia sendiri tidak mengerti apa itu, suatu hal yang ingin membuatnya membuktikan apakah itu benar 'Dia' atau bukan, bukan hal yang mudah untuk mengetahui seperti apa wajah pria itu dan dapat mengenalinya dengan cepat. Renxa tidak bisa melihatnya dengan jelas, dia hanya dapat melihat sisi samping kanan wajah tampan tersebut. Namun, beberapa detik setelah pria itu melirik kembali kearahnya, gadis itu menjadi sangat-sangat yakin dengan apa yang ia lihat dan rasakan. Detik terakhir kali mereka memandang satu sama lain merupakan moment dimana ia benar-benar terkejut bahwa pria tersebut adalah orang yang sangat ia kenal dengan baik, 'orang yang ia cintai?' Orang yang selama ini ia nantikan kehadirannya, tak lain dan tak bukan adalah Joe, seorang Joe An Arvadhafiose.

...°¢¢¢¢¢°...

B/n Joe

Dari semalam Joe tidak bisa tidur dengan nyenyak, ia memikirkan banyak hal kemungkinan terjadi. Hal itu tidak bisa membuat seorang pria 20 tahun itu tenang begitu saja. Ia dan ke-empat sahabatnya memutuskan untuk mengundang semua teman wanitanya dan berharap 'mereka' dapat menghiburnya dan para sahabatnya.

" Joe? Hey, honey. Kamu kenapa hari ini? " Ujar wanita cantik blasteran yang duduk disampingnya

" My last mission was not optimal. Itu menganggu pikiran gue. "Jelas pria itu menunjukkan raut wajah yang kecewa

" Mission? What do you guys have to do with your parents? Selalu saja tentang misi dan misi." Tanyanya dengan penasaran

" Uh.. never mind, Cassie do you want to listen or not? Jika tidak, tolong pergi." Memalingkan wajahnya dan menatap wanita blasteran disampingnya itu

" Hhmm.. babe, I just wanted.. menanyakannya saja. Janganlah begitu marah, okay? " Dengan senyuman di wajahnya

" How about we have some fun first?" Wanita itu mencondongkan tubuhnya ke telinga pria itu, membisikkan kalimat dengan lembut

" No Cassie.. I don't.. Next time." Tolak pria itu dengan mendorong lembut wanita disampingnya

" Come'n babe.. jangan seperti itu, please. You don't miss my tough? " Tangan wanita itu menarik lembut tangan pria itu untuk membuatnya berdiri dan dengan cepat wanita itu memojokan pria tampan yang ada didepannya itu ke-sisi kamar itu

" Are you sure? Hhm.. why do you smell so hot? I feel like I'm losing." Jawab pria itu dengan dengan senyuman dibibirnya

Mereka memandang sejenak satu sama lain dan beberapa saat kemudian bibir mereka sudah menutup jarak diantaranya. Walaupun wanita itu yang mengambil posisi dan memojok-kan Joe, tetapi tubuhnya sedikit pendek dibandingkan Joe, walaupun wanita itu jauh lebih tinggi dibandingkan Renxa sendiri . Wanita itu menjinjit sedikit dengan sepatu hils-nya untuk menjangkau bibir pria itu, dan Joe pun tidak harus repot-repot membungkukan badan-nta. Tinggi Joe dengan wanita itu selisih tidak jauh, mungkin hanya 4 sentimeter saja. Tetapi bukan berarti Joe orang yang pendek, 182 cm merupakan angka yang sangat tinggi untuk ukuran tinggi seseorang.

Tiba-tiba...

Beberapa detik baru saja berlalu dan Joe menyadari bahwa ada orang lain yang melihatnya. Ia tidak tau pasti siapa itu, ia hanya sadar dari perasaannya. Tidak lama kemudian Joe menjauhkan bibirnya dari teman wanitanya yang sontak membuat wanita itu terkejut. Joe mulai berhenti dan menyandarkan sedikit kepalanya ke-dinding tepat dibelakangnya tersebut, sehingga dengan begitu ia bisa melirik siapa yang disana.

Samar-samar ia melihat seorang gadis muda yang seumuran dengan adiknya ada dirumahnya dan mulai bertanya siapa gadis yang ada didepan kamarnya tersebut.

Who's she? Hhm.. dia sepertinya tidak lah asing, tapi siapa? Pikirnya..

' Dia' adalah orang yang sangat Joe kenal dengan baik. Mungkin Joe sedikit bermasalah dengan ingatannya tapi 'hatinya meyakinkannya?'

" What's wrong? Kita belum selesai berciuman. " dengan heran dan menge-check apa yang dilihat pria didepannya itu

" ..." (melirik kearah gadis itu)

Beberapa saat kemudian ia baru menyadari sebenarnya siapa gadis yang sedang ia tatap tersebut.

Renxa.. Udah balik dari Zürich? Renxa Nocthadhanaksa Widjaya! Gue...

Sejujurnya Joe tidak memiliki kekuatan untuk menatap terus menerus gadis itu, sesekali ia mengalihkan pandangannya dari gadis itu dan sesekali ia memandangnya kembali untuk memastikannya.

" Who's that girl? Just mess us up" keluh wanita cantik itu dan perlahan berjalan menutup pintu kamar

Iya.. gue tau itu adalah 'Dia'

Pikirnya dengan senyum tipis dibibirnya untuk melihat terakhir kalinya sebelum pintu kamar benar-benar tertutup

...□■□■...

[Kediaman utama Nocthadhanakasa, Indonesia]

Langit menunjukkan keindahannya kembali, langit biru dan cerahnya sinar pagi mentari setelah hujan mengguyur pagi ini, serta cuitan burung yang bernyanyi menambahkan kesan sejuk bertebaran disana, sangat tenang dan segar. Semua begitu sempurna dengan kehadiran orang-orang tercinta, Orang tuanya dan Sahabat-sahabat karipnya.

Suatu saat dimana keluarga Arvadhafiose memutuskan untuk singgah di rumah kediaman Nocthadhanaksa Widjaya. Bukan tanpa alasan, melainkan karena tuntutan pekerjaan mereka saat ini, mereka membutuhkan tempat untuk memulai meeting. Kedua keluarga ini merupakan teman lama sekaligus sebagai seorang rekan bisnis. Disamping itu anak-anak mereka pun juga dapat bermain bersama, kediaman Nocthadhanaksa ini memiliki surga tersembunyi bagi anak-anak mereka dan teman sebayanya. Ada suatu taman yang cukup luas berada dibelakang rumah, suatu taman yang tidak bisa dikatakan sebagai taman, lebih tepatnya sebagai Small Forest dan Play Park.

Hal itu dikarenakan banyak sekali pohon tinggi yang tumbuh ditaman itu, dan yang paling penting ada beberapa pohon yang dipergunakan sebagai Tree House/rumah pohon untuk anak-anak yang sedang singgah dan kebetulah ke-empat anak tersebut sedang berada didalamnya.

" Sudah lama kalian tidak bermain disini bersama kita." Suara lembut seorang anak laki-laki berusia 13 tahun, yang adalah seorang Billan Nocthadhanaksa

" Iya." Jawab gadis berusia 8 tahun tersebut dengan senyum merekah dan pipi yang merah, dia adalah G-ra An Arvadhafiose

" G-ra, kamu senang banget ketemu ka Billan? Biasanya kamu ketemu aku aja biasa saja, padahal aku kakak kamu." Tanya Joe An Arvadhafiose dengan penasaran

" Ka Joe aku udah bosan lihat kamu ka, dengan liat ka Billan rasanya aku seperti melihat sesuatu yang sangat tampan dan segar tentunya." Canda adik kecilnya tersebut

" Tenang aja ka Joe, kalau G suka ketemu ka Billan berarti aku juga suka ketemu kamu kan? Renxa suka kok ketemu sama kakak, ka Joe kan juga tampan dan seru. " gadis itu tertawa dengan sangat keras dan diikuti pula senyuman ceria dari kakak-kakaknya

" Okay, Bill mulai sekarang bisa nggak kita bertukar adik? Aku jauh lebih suka dengan adik kamu! "

Mereka berempat tertawa dengan lepas tanpa adanya pikiran yang mengganggu.

Masa kecil yang indah.. pikirnya

Pada waktu yang bersamaan pula bu Wan(Ja'nae personal assistant), datang untuk memanggil Billan dan G-ra untuk menghadap tuan-tuan besarnya.

Terpopuler

Comments

Isma Aji

Isma Aji

Very good, benar ga ya tulisan nya. keren 😘

2021-06-09

1

Yara_Army

Yara_Army

next

2021-02-26

1

Cahya

Cahya

jempolku untukmu 😘

2021-02-13

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!