Part 5. Egois

"ada apa Mas? kenapa kau di sini?" tanyaku mencoba untuk tenang. Dan berusaha untuk tidak terlihat ketakutan.

"kenapa, ini rumahku. Jadi terserah aku mau ada di sini atau di sana," ucapnya datar, dan menatapku dengan tatapan yang tak bisa ku tebak.

"oh...iya, aku lupa ini rumahmu. Permisi," ucapku menyusup lewat bawah tangannya.

Namun tanganku tertahan oleh Mas Alan, dia menarik tanganku. Tangan yang tak pernah mau menyentuhku, kini tangan itu menyentuhnya.

"apa maksudmu selalu berkata istri tak di anggap?" tanya Mas Alan. Membuat perasaanku merasa semakin tidak enak.

"apa aku harus menjelaskan, kau sudah dewasa. Seharusnya tahu bagaimana memperlakukan istri istrinya dengan adil. Memang apa yang aku katakan itu benar kan? Tak pernah menganggapku ada!" ku mengibaskan tangannya dari tanganku.

Kini Mas Alan tesenyum menyeringai, perasaanku semakin tidak enak dan ku menelan salivaku dengan susah payah.

Ku berlari sekencang kencangnya menuju kamarku, Mas Alan pun mengikutiku dengan berlari di belakangku. Aku semakin takut, kubuka pintu kamarku. Saat aku akan menutupnya Mas Alan mendorongnya dengan kuat, aku kalah karna tenaganya lebih kuat dari aku.

"kau mau apa Mas?" tanyaku dengan suara gemetar dan nafas terengah engah karena lelah bercampur ketakutan.

Mas Alan tak menjawab, dia menutup dan mengunci pintu kamarku dari dalam.

Mas Alan melangkah maju, aku pun melangkah mundur dan lagi lagi tubuhku menatap dinding. Ku tertunduk di lantai dengan memeluk lututku, air mata terus bercucuran. Rasa takut kian merajai pikiranku, dan pikiran kotor pun kini terbayang bayang.

Apa yang akan di lakukan Mas Alan, jika dia mau minta hak nya dengan paksa, apa lagi tanpa di dasari cinta aku sungguh tidak akan pernah rela.

"mau apa kamu mas," tanyaku lagi, aku masih tetap tertunduk memeluk lututku.

"kau yang membuatku bergerak untuk melakukan ini," Mas Alan menghampiriku dan menarik tanganku kasar dan memeluk tubuhku. Ingin ku dorong tubuh Mas Alan, namun aku tak punya tenaga lagi. Karena berlari hingga tubuhku terasa lemas, keringat dingin pun keluar.

Mas Alan kini menciumku dengan kasar hingga bibirku berdarah, namun Mas Alan tetap melanjutkannya. Aku menangis, aku tak percaya Mas Alan akan melakukan ini padaku.

Kini tangan Mas Alan meraba punggungku, dan melepas kaitan bra milikku. Dia meraba dadaku, membuatku terkejut dan aku berusaha mengembalikan tenagaku. Aku berusaha berontak, namun Mas Alan semakin menjadi jadi. Aku pun membelalakan mataku.

Meski aku sadar ini memang kewajibanku melayani hak untuk suamiku, aku tetap tak rela karna Mas Alan melakukannya saat dirinya di penuhi dengan emosi. Dan aku juga tak rela melakukannya tanpa ada rasa cinta di hatinya.

Ku dorong tubuh Mas Alan sekuat tenagaku, namun itu tidak berhasil membuatnya menjauh dari tubuhku. Tenaganya terlalu kuat dari tenagaku yang bertubuh kecil, dia membanting tubuhku di atas ranjang dan menindihku.

"hentikan mas...in....," dia mengunci bibirku dengan ciumannya kembali. Dia tak memberiku kesempatan untuk bicara, ciuman yang dalam dan kasar itu membuatku sulit bernapas.

Tangannya berhasil melepas piyama yang melekat di tubuhku, tangan lincahnya kini meraba sampai ke perutku. Semakin kebawah hingga berhasil membuka celana tidurku. Kini tubuhku polos tanpa sehelai benang pun yang menempel.

"aku akan melakukan apa yang kau inginkan," ucapnya yang membuatku semakin takut akan kebuntuan pikiran Mas Alan. Dia kembali mencium bibirku dengan tangan yang berkeliaran kemana mana.

Ku pukul pukul kembali tubuhnya, hingga ku gigit lidahnya sampai terluka pun tak juga bisa menghentikan aksinya. Gairahnya semakin menggebu gebu, ku coba menampar wajahnya dengan kasar dan berkali kali ku menamparnya. Mas Alan terdiam, dia menghentikan ciuman panasnya dan menatapku dengan nafas yang terengah engah.

Aku menggeleng dengan air mata yang sudah tak terbendung lagi, seolah mengisyaratkan kata 'jangan mas'.

Mas Alan bangkit dari tubuhku dengan wajah yang lagi lagi tak bisa aku gambarkan. Kini dia duduk di tepi ranjang, kuraih selimut untuk menutupi tubuh polosku, aku pun merasa sedikit lega.

"jangan melakukannya saat dirimu emosi dan terpaksa. Apa lagi tanpa adanya cinta Mas," suara gemetar meluncur dari bibirku.

"aku tak mau jika sampai nanti aku hamil dan aku mengandungnya tanpa ada rasa cinta dari Ayahnya. Itu akan semakin membuat ku terluka dan janinku ikut merasakan luka ini. Terluka karena tidak merasakan kasih sayang dan cinta tulus dari Ayahnya. Aku butuh cinta dari hatimu dan di anggap sebagai istri, bukan cinta karena nafsu!"

Mas Alan hanya terdiam dan menatapku sekilas.

"bukankah ini yang kamu mau? Bersikap adil!" ucapnya tanpa menatapku.

"kenapa kamu tidak bisa mengerti Mas!" teriakku dengan memeluk erat selimut.

"jika yang aku lakulan ini salah, aku harus bagaimana?" tanyanya putus asa.

"tanyakan pada hati kecilmu, apa ada cinta di hatimu untukku? Tidak kan Mas, lakukanlah setelah kau bisa mencintaiku!"

"keluarlah Mas, kembalilah pada Lala istri tercintamu," cetusku pada Mas Alan.

Dia mengacak acak rambutnya dengan kasar, lalu memakai pakaiannya kembali dan langsung keluar tanpa kata maaf darinya.

Aku kembali menangis, Mas Alan benar benar laki laki egois. Andaikan dia melakukannya dengan cinta dan tanpa terpaksa, dengan rela aku akan menyerahkan kehormatanku dan hak untuknya.

Adil bukan berarti merenggut paksa kesucianku Mas, adil yang ku inginkan bukan seperti ini. Aku ingin kamu perlakukan aku dan Lala dengan sama. Di perhatikan sama seperti Lala, di beri kasih sayang yang sama. Bagaimana bisa kamu mengerti arti adil dalam pernikahan seperti ini Mas.

Aku hanya bisa memendamnya dan enggan mengucapkannya kembali. Karena Mas Alan tak akan pernah bisa mengerti apa itu adil.

**

Pagi hari aku memasak untuk sarapan, setelah selesai aku kembali ke kamarku untuk bersiap siap kerja. Terdengar suara kursi di geser, ternyata itu Mas Alan yang sedang sarapan. Aku melanjutkan langkahku.

Setelah rapi dan sudah siap, aku kembali turun. Aku memutuskan untuk tidak sarapan, di meja makan pasti akan ketemu Mas Alan. Aku masih kebayang bayang kejadian malam tadi, ku langkahkan kakiku menuju pintu keluar.

"kau tidak sarapan?" tanya Mas Alan yang melihatku jalan tergesa gesa.

"aku sedang buru buru, jadi aku gak bisa ikut kalian sarapan," ucapku tanpa menoleh.

"kenapa buru buru, ini masih ada waktu satu setengah jam untuk masuk kerja?"

"aku harus menjemput Lena dulu, soalnya motornya Lena mogok," ucapku berbohong dan membalikkan badan ke arah Mas Alan.

"Lala kemana?" tanyaku saat mendapati maduku tak ada di kursi makannya.

"Lala, ada kerjaan di Surabaya selama satu minggu," aku terkejut mendengarnya.

"oh..baiklah, aku berangkat duluan Mas. Assalamualaikum," aku pun segera mempercepat langkahku.

Lagi lagi salamku tidak di jawab olehnya, sungguh mahal sekali ucapan salamnya untukku.

Pukul 12.00.Wib

Aku dan Lena pergi makan siang di restoran yang tak jauh dari kantor, restoran yang baru buka beberapa hari yang lalu.

"lumayan rame ya Len, padahal restoran baru," ucapku saat melihat banyak pengunjung yang datang.

"sepertinya enak enak makanan disini. Tunggu, em...pantes rame secara ada diskon tiga puluh persen," ucapnya yang langsung mendapatkan pukulan dariku.

"pelanin dikit suaramu, jika yang punya denger kan gak enak Len,"

"upss..maaf khilaf," ucapnya dengan dua jari yang membantuk huruf V.

"selamat siang, ada yang bisa saya bantu nona?" tanya seorang pria, yang melihat kita berbisik bisik.

Aku dan Lena menengok ke arah sumber suara itu.

"Ello," teriak aku dan Lena bersamaan.

"Nia...Lena," ucapnya yang tak kalah terkejutnya dari aku dan Lena.

"apa kabar? kau kerja disini?" tanya Lena.

"aku pemilik restoran ini," ucapnya.

"sungguh ini restoran punyamu," ucap Lena tak percaya.

"kenapa, kamu gak yakin ini restoran punyaku," ucap Ello dan langsung memanggil salah satu karyawan dan asistennya untuk membuktikan bahwa dia Bos di restoran ini.

"bagaimana, sudah percayakah?" tanya Ello.

"hm...percaya, wahh...kebetulan sekali," ucap Lena, perasaanku pun mulai tidak enak.

"kebetulan apa?" tanyanya.

"Len jangan macem macem," bisikku.

"maksudnya Lena, kebetulan sekali kita ketemu. Kan dari wisuda kita semua belum pernah ketemu lagi," ucapku sambil menutup mulut Lena yang hendak berbicara.

"auu...," pekikku saat jariku di gigit Lena.

Terpopuler

Comments

Kristi Yani

Kristi Yani

keren juga si Alan, setelah ditinggal Lala ke Surabaya di baru perhatian sama Nia 😎

2022-11-21

0

Sharah Mutamimmah

Sharah Mutamimmah

parah si alan suami kencur

2022-08-25

0

ana Imaa

ana Imaa

lala beneran wanita baik gk yah atw adakah sesuatu dg boss nya secara dia kan sekretaris yaah

2022-04-24

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1. Sakit
2 Part 2. Rasa bersalahku.
3 Part 3. Bukan istri tapi orang Lain
4 Part 4. Bimbang.
5 Part 5. Egois
6 Part 6. Cinta tak harus memiliki
7 Part 7. Ayah sakit
8 Part 8. Menantu baik dan cantik
9 Part 9. Berbohong atau jujur
10 Part 10. Kau anggap aku apa
11 Part 11. Aku pergi
12 Part 12. Mencintainya
13 Part 13. Rindu
14 Part 14. Cemburu
15 Part 15. Dia istriku
16 Part 16. Kecewa
17 Part 17. Merindukanmu
18 Part 18. Rencana Lena
19 Part 19. Banyak alasan
20 Part 20. Mas Alan dan Ello
21 Part 21. Munafik
22 Part 22. Tamu pagi hari
23 Part 23. Kedatangan Ayah
24 Part 24. Siapa dia
25 Part 25. Kamu di mana
26 Part 26. Ijin Cuti
27 Part 27. Dear Diary
28 Part 28. Prasangka Buruk
29 Part 29. Di Bandung
30 Part 30. Perdebatan lagi
31 Part 31. Pulang ke Bandung
32 Part 32. Bertemu
33 Part 33. Makan Siang Bersama
34 Part 34. Keputusan 1
35 Part 35. Keputusan 2
36 Part 36. Keputusan
37 Part 37. Pengacara
38 Part 38. Surat Gugatan
39 Part 39. Kembali Jakarta
40 Part 40. Di Permalukan Alan
41 Part 41. Di Permalukan Sinta.
42 Part 42. Aku di mana
43 Part 43. Lepaskan aku
44 Part 44. Terima kasih
45 Part 45. Terlambat Menyesalinya
46 Part 46. Sidang Keputusan
47 Part 47. Pecundang
48 Part 48. Merasa Iri
49 Part 49. Biarkan Aku Bahagia
50 Part 50. Pergi Dari Ibu Kota
51 Part 51. Memulai Kehidupan Baru
52 Part 52. Bertemu Nenek
53 Part 53. Berjumpa Dengan Mars
54 Part 54. Tersisih
55 Part 55. Terima Kasih Ayah
56 Part 56. Kutu Duit
57 Part 57. Dia Pria Baik
58 Part 58. Restu Ayah
59 Part 59. Ungkapan hati Ello
60 Part 60. Will you marry me?
61 Part 61. Jawaban Nia
62 Part 62. Calon Besan
63 Part 63. Akad Nikah
64 Part 64. Sakinah Mawaddah Warahmah
65 Part 65. Malam Pertama
66 Part 66. Kenapa kamu di sini
67 Part 67. Jangan ganggu istriku
68 Part 68. Kebohongan Alan.
69 Part 69. Mengetahui Rencana Busuk Alan
70 Part 70. Kedatangan Alan dan Lala ke Villa
71 Part 71.Kedatangan Alan dan Lala 2
72 Part 72. Kepergian Lala
73 Part 73. Kebahagiaan Keluarga Sanjaya
74 Part 74. Oma dan Mama yang posesif
75 Part 75. Ello Menggoda Nia
76 Part 76. Maafkan Aku Ayah
77 Part 77. Suami impian
78 Part 78. Debat di butik
79 Part 79. Ello kena batunya
80 Part 80. Nama planet atau zodiak
81 Part 81. Mochi dari Alan
82 Part 82. Oma dan Mama kembali berulah
83 Part 83. Lagi lagi ulah Oma dan Mama
84 Part 84. Kejutan
85 Part 85. Ayah kembali ke Bandung
86 Part 86. Lala
87 Part 87. Belajar memasak
88 Part 88. Acara kesukaan Nia
89 Part 89. Kapan menikah
90 Part 90. Nia ikut ke kentor
91 Part 91. Usaha Alan mendapat maaf Ayah
92 Part 92. Obrolan keluarga Sanjaya dengan Lena
93 Part 93. Mbak Kunti
94 Part 94. Singa kawakan
95 Part 95. Menuruti permintaan Nia
96 Part 96. Kisah sedih Bu Dina
97 Part 97. Gudeg dan sate kere
98 Part 98. Bendungan iler
99 Part 99. Kekasih Johan
100 Part 100. Kapan kau melamarnya
101 Part 101. Ingin membuat kejutan pada keluarga
102 Part 102. Kau membuat hidupku berwarna
103 Part 103. Ekspresi wajah Mama yang berbeda
104 Part 104. Salah paham
105 Part 105. Ayah memaafkan Alan
106 Part 106. Menunggu seseorang
107 Part 107. Melupakan tak semudah jatuh cinta
108 Part 108. Tante sakit (Lena dan Zacky)
109 Part 109. Lena dan Zacky
110 Part 110. Lena dan Zacky
111 Part 111. Menunggu Lena
112 Part 112. Kucing janda langka
113 Part 113. Kejutan untuk Ayah
114 Part 114. Bu Dina menemui Adella
115 Part 115. Melupakan
116 Part 116. Bintang hatiku
117 Part 117. Ucap Syukur
118 Part 118. Makan Pasta
119 Part 119. Akad Nikah Lena dan Zac
120 Part 120. Teman atau mantan?
121 Part 121. Malam pertama
122 Part 122. Keluarga besar
123 Part 123. Istrinya Nyamuk
124 Part 124. Wedding Johan dan Dessy
125 Part 125. Nia jatuh
126 Part 126. Begitu terpukul
127 Part 127. Gusar
128 Part 128. Bunda
129 Part 129. Melahirkan
130 Part 130. Siapa namanya?
131 Part 131. Kerusuhan Duo M
132 Part 132. Ambil mobil
133 Part 133. Tak sesuai harapan Zacky
134 Part 134. Darah tinggi Mama
135 Part 135. Tiupan angin
136 Part 136. Sabar Zac..!
137 Part 137. Kecurigaan Zacky
138 Part 138. Isi chat Ayah pada Nia.
139 Part 139. Kehangatan keluarga Besar
140 Part 140. Pov Nia.
141 Part 141. Tamat.
142 Extra Part 1.
143 Extra Part 2
144 Extra Part 3.
145 Extra Part 4
146 Extra Part 5
147 Pengumuman.
Episodes

Updated 147 Episodes

1
Part 1. Sakit
2
Part 2. Rasa bersalahku.
3
Part 3. Bukan istri tapi orang Lain
4
Part 4. Bimbang.
5
Part 5. Egois
6
Part 6. Cinta tak harus memiliki
7
Part 7. Ayah sakit
8
Part 8. Menantu baik dan cantik
9
Part 9. Berbohong atau jujur
10
Part 10. Kau anggap aku apa
11
Part 11. Aku pergi
12
Part 12. Mencintainya
13
Part 13. Rindu
14
Part 14. Cemburu
15
Part 15. Dia istriku
16
Part 16. Kecewa
17
Part 17. Merindukanmu
18
Part 18. Rencana Lena
19
Part 19. Banyak alasan
20
Part 20. Mas Alan dan Ello
21
Part 21. Munafik
22
Part 22. Tamu pagi hari
23
Part 23. Kedatangan Ayah
24
Part 24. Siapa dia
25
Part 25. Kamu di mana
26
Part 26. Ijin Cuti
27
Part 27. Dear Diary
28
Part 28. Prasangka Buruk
29
Part 29. Di Bandung
30
Part 30. Perdebatan lagi
31
Part 31. Pulang ke Bandung
32
Part 32. Bertemu
33
Part 33. Makan Siang Bersama
34
Part 34. Keputusan 1
35
Part 35. Keputusan 2
36
Part 36. Keputusan
37
Part 37. Pengacara
38
Part 38. Surat Gugatan
39
Part 39. Kembali Jakarta
40
Part 40. Di Permalukan Alan
41
Part 41. Di Permalukan Sinta.
42
Part 42. Aku di mana
43
Part 43. Lepaskan aku
44
Part 44. Terima kasih
45
Part 45. Terlambat Menyesalinya
46
Part 46. Sidang Keputusan
47
Part 47. Pecundang
48
Part 48. Merasa Iri
49
Part 49. Biarkan Aku Bahagia
50
Part 50. Pergi Dari Ibu Kota
51
Part 51. Memulai Kehidupan Baru
52
Part 52. Bertemu Nenek
53
Part 53. Berjumpa Dengan Mars
54
Part 54. Tersisih
55
Part 55. Terima Kasih Ayah
56
Part 56. Kutu Duit
57
Part 57. Dia Pria Baik
58
Part 58. Restu Ayah
59
Part 59. Ungkapan hati Ello
60
Part 60. Will you marry me?
61
Part 61. Jawaban Nia
62
Part 62. Calon Besan
63
Part 63. Akad Nikah
64
Part 64. Sakinah Mawaddah Warahmah
65
Part 65. Malam Pertama
66
Part 66. Kenapa kamu di sini
67
Part 67. Jangan ganggu istriku
68
Part 68. Kebohongan Alan.
69
Part 69. Mengetahui Rencana Busuk Alan
70
Part 70. Kedatangan Alan dan Lala ke Villa
71
Part 71.Kedatangan Alan dan Lala 2
72
Part 72. Kepergian Lala
73
Part 73. Kebahagiaan Keluarga Sanjaya
74
Part 74. Oma dan Mama yang posesif
75
Part 75. Ello Menggoda Nia
76
Part 76. Maafkan Aku Ayah
77
Part 77. Suami impian
78
Part 78. Debat di butik
79
Part 79. Ello kena batunya
80
Part 80. Nama planet atau zodiak
81
Part 81. Mochi dari Alan
82
Part 82. Oma dan Mama kembali berulah
83
Part 83. Lagi lagi ulah Oma dan Mama
84
Part 84. Kejutan
85
Part 85. Ayah kembali ke Bandung
86
Part 86. Lala
87
Part 87. Belajar memasak
88
Part 88. Acara kesukaan Nia
89
Part 89. Kapan menikah
90
Part 90. Nia ikut ke kentor
91
Part 91. Usaha Alan mendapat maaf Ayah
92
Part 92. Obrolan keluarga Sanjaya dengan Lena
93
Part 93. Mbak Kunti
94
Part 94. Singa kawakan
95
Part 95. Menuruti permintaan Nia
96
Part 96. Kisah sedih Bu Dina
97
Part 97. Gudeg dan sate kere
98
Part 98. Bendungan iler
99
Part 99. Kekasih Johan
100
Part 100. Kapan kau melamarnya
101
Part 101. Ingin membuat kejutan pada keluarga
102
Part 102. Kau membuat hidupku berwarna
103
Part 103. Ekspresi wajah Mama yang berbeda
104
Part 104. Salah paham
105
Part 105. Ayah memaafkan Alan
106
Part 106. Menunggu seseorang
107
Part 107. Melupakan tak semudah jatuh cinta
108
Part 108. Tante sakit (Lena dan Zacky)
109
Part 109. Lena dan Zacky
110
Part 110. Lena dan Zacky
111
Part 111. Menunggu Lena
112
Part 112. Kucing janda langka
113
Part 113. Kejutan untuk Ayah
114
Part 114. Bu Dina menemui Adella
115
Part 115. Melupakan
116
Part 116. Bintang hatiku
117
Part 117. Ucap Syukur
118
Part 118. Makan Pasta
119
Part 119. Akad Nikah Lena dan Zac
120
Part 120. Teman atau mantan?
121
Part 121. Malam pertama
122
Part 122. Keluarga besar
123
Part 123. Istrinya Nyamuk
124
Part 124. Wedding Johan dan Dessy
125
Part 125. Nia jatuh
126
Part 126. Begitu terpukul
127
Part 127. Gusar
128
Part 128. Bunda
129
Part 129. Melahirkan
130
Part 130. Siapa namanya?
131
Part 131. Kerusuhan Duo M
132
Part 132. Ambil mobil
133
Part 133. Tak sesuai harapan Zacky
134
Part 134. Darah tinggi Mama
135
Part 135. Tiupan angin
136
Part 136. Sabar Zac..!
137
Part 137. Kecurigaan Zacky
138
Part 138. Isi chat Ayah pada Nia.
139
Part 139. Kehangatan keluarga Besar
140
Part 140. Pov Nia.
141
Part 141. Tamat.
142
Extra Part 1.
143
Extra Part 2
144
Extra Part 3.
145
Extra Part 4
146
Extra Part 5
147
Pengumuman.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!