Mencintaimu ...
Aku hanyalah sebatas asa yang mengharap anganmu ...
Aku yang hanyalah pendamba yang menginginkan bayanganmu..
Dan aku hanyalah seorang pengagum rahasiamu yang mungkin kau takkan pernah tau sampai kapanpun ...
Namun ...
Hati dan jiwa ini akan selalu terpaut denganmu Bidadari hatiku ...
***
Aku Dimas Sanjaya dua puluh sembilan tahun. Pekerjaanku sebagai guru di sekolah swasta.
Dulu ... sebelum menjadi guru. Aku ingin menjadi pengusaha sukses, bahkan kedua orang tuaku tidak menyetujui keinginanku, mengingat aku lulusan terbaik dengan nilai sangat memuaskan. Mereka orang tuaku juga sangat menyayangkan ijazah dan kemampuanku. Taklpl perduli, Semua mimpi itu aku tepis dan ku buang jauh-jauh setelah aku tau bahwa di sanalah pujaan impian hatiku bekerja. Aku pun ikut kerja di tempat dia dengan tujuan,supaya kami bisa selalu berdekatan.
Hafsyahtul Al Jannah nama pujaan hatiku itu. Dialah Bidadari duniaku yang aku impikan dalam hidupku. Sahabat kecilku yang sama seperti anak gadis lainnya. Rere dan Fina juga sahabatku. Namun, Hafsyah menjadi berbeda waktu itu. Aku selalu mengikuti kemanapun dia pergi. Hingga mungkin dia merasa jengah sama aku, karena aku selalu mengikuti kegiatan dan hariannya. Aku juga hafal apa dan kegiatan dia setiap harinya. Hehehe jadi wajar kalau mgkin dia jengah padaku.
Aku terpesona ketika dia memakai cadar putihnya saat pertama kali di sekolah menengah pertama. Dari situlah hatiku terpaut padanya.
Aku selalu berfikir di saat anak gadis lainnya mengikuti berbagai fashion di era nya. Namun, Hafysahku tidak. Dia justru menutup diri dengan menutup wajah cantik nya yang memang sudah cantik sedari kecil terlebih sekarang dengan pakaian\-pakaian syar'i yang dia pakai. Menambah kekagumanku padanya. Bahkan rasa itu semakin tumbuh dan berkembang setiap waktu dan detiknya.
Hafsyahku bertambah begitu anggun dengan caranya yang pandai menjaga diri. Dia tidak bersifat begajulan kesana kemari. Layaknya anak-anak gadis pada umum nya. Sungguh ... membuat hatiku tak pernah berhenti mengagumi nya dalam diam. Hehehe ...ya, aku mengagumi dalam diam karrna aku memang terlalu pengecut dan bodoh hingga akhirnya aku pun menyesali semua ini.
Aku selalu memberikan perhatian-perhatian kecil, agar Hafsyahku menyadari perasaanku padanya. Tapi ternyata itu tidak mudah,mungkin karena dia seperti Bidadari pikirku saat itu. Tapi aku akan selalu berusaha mengambil hati pujaan hatiku itu.
"Syah, hari ini ada pameran buku. Yuk! kita kesana kita cari buku-buku yang kau ingin kan," ajakku padanya kala itu.
"Ya Dim, tapi aku sudah beli buku-buku yang aku perlukan. Kemarin sudah beli semuanya," ucap Hafsyah menolak halus ajakanku.
"Syah ... hari aku ada janji dengan Fina dan Rere, kau mau ikut? Biar makin seru." ajak aku pada Hafsyah.
"Maaf Dimas .. hari ini aku di suruh gantiin Abi, yang berhalang ngajar," tolak Hafsyah lagi.
"Syah ... hari ini aku masak spesial buat kamu di terima ya." tawar aku lagi pada Hafsyah.
"Makasih Dim tapi kamu harusnya ga usah repot-repot. Karena hari ini aku harus pulang cepat," tolaknya Hafsyah padaku kala itu.
Itu adalah perhatian-perhatian kecil pada Bidadariku. Tapi seperti itulah, Hafsyah yang selalu menolak dengan berbagai macam alasannya. Dan makan siang itu adalah perhatianku yang untuk terakhir kali. Karna malam nya di saat aku ingin memperjuangkan dia,melalui orang tua nya justru malam itu ada berita yang membuat terkejut. Ya, berita yang membuat lemas seketika rasanya jiwaku separuh pergi. Entah dibawa kemana yang jelas malam itu aku benar-benar tak berdaya. Pulang dengan membawa penyesalan dan luka.
***
Hari resepsi tiba. Aku tetap datang meski dengan hati hancur dan sakit. Aku berusaha kuat dan tegar demi memberi restu dan ridha ku padanya juga sebagai solidaritas teman sedari kecil.
Hafsyah ku berjalan begitu anggunnya..yang membuat jantung ini terus berdetak cepat. Aku bisa melihat Hafsyah lku bahagia di hari pernikahannya, aku bisa lihat itu dari pancaran mata juga cahaya wajahnya. Meskipun tertutup dengan cadar putih nya aku tetap bisa melihat begitu cantiknya Hafsyah ku dan juga terlihat sangat bahagia. 'Masyaa Allah,' itulah kata-kata batinku yang terpesona melihat Hafsyah di hari itu. Begitu cantik dan anggunya wanitaku.' ucap ku kala itu." Tentunya itu hanya bisa terucap dalam hatiku saja.
Untuk sesaat aku tersadar Hafsyah ku telah menikah dengan pria lain. Perih dan sakit hati ini hingga tak terasa air mata terjun dengan deras nya. Tak ingin merusak kebahagian Hafsyah ku, dan membuat hatiku semakin sakit aku menunduk dan aku pun memutuskan pergi dari sana untuk menenangkan hatiku yang remuk redam ini.
Dan hari ini, akankah perasaanku akan padam atau terus membara menunggu datang nya keajaiban.
"Hehehe ..." aku tertawa kecil memandang langit-langit malam yang hanya di taburi beberapa bintang saja. Lebih tepatnya aku tertawa atas kebodohanku selama ini.
"Wahai BIDADARI hatiku adakah keajaiban untukku. Haruskah rasa ini kubuang jauh sejauh mungkin.' gumam hati kecilku.
Akulah Dimas Sanjaya yang mengharap secercah harapan atau harus pergi membawa luka ini sampai mati. Entahlah!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments