'Hafsyah. Kenapa sepertinya kau tak pernah bisa merasa apa yang aku rasa Syah,' gumam batin Dimas sambil terus berdiri di sana.
Dari arah luar datang Rere dan Fina, sahabat Hafsah dan Dimas ketika kecil. Mereka baru saja dari kantin menyelesaikan makan siangnya, dan kini mereka menghampiri Dimas yang sedang berdiri mematung tanpa berkedip sedikit pun.
"Woiiiiii bengong aja Dim ... awas kesambet," tegur Rere pada Dimas yang hanya menghela nafas.
"Hmm," jawab Dimas dengan lesu.
"Kenapa kamu Dmas? Kok mukamu kayak orang bingung, sedih begitu?" tanya Fina lagi memandang serius Dimas.
"Jujur Fin, aku bingung harus gimana lagi cara mendekati Hafsah. Rasanya aku hampir putus asa mengingat sikap Hafsah yang terlihat biasa saja padaku." curhat Dimas yang terliat resah.
Rere dan Fina nampak saling pandang melihat sikap Dimas hari ini. Karena mereka baru melihat sosok Dimas yang sepertinya sedang putus asa, mengingat mereka tau perjuangan Dimas agar bisa mendekati Hafsah dan mengambil hati sang pujaan hati. Namun, tetap saja Hafsyah tak pernah menanggapi Dimas. Membuat Dimas merasa putus asa saat ini.
"Menurutku, kau jangan putus asa begitu Dim, ga baik loh belum apa-apa udah nyerah gitu aja. Ayo Dim Semangat ...!" seru Fina. Rere pun mengangguk-angguk tanda setuju atas ucapan Fina kali ini.
"Nah iya, betul tuh Dim kata Fina .. Semangattt Dimas ..." sorak Rere menyemangati Dimas seperti Fina tadi. Dimas menatap Rere dan Fina secara bergantian.
"Menurut kalian. Harus dengan cara apa lagi aku mengejar Rasya?" tanya Dimas serius kepada Fina dan Rere.
"Gadis sholehah macam Hafsyah memang ga mudah Dim. Hafsyah sosok yang benar-benar gadis seperti calon bidadari surga. Jadi dapatinya, juga butuh perjuangan ekstra Dim ... tapi tenang aja, aku tau caranya gimana," jawab Fina cepat
"Apa?"seru Dimas spontan. Fina memajukan wajahnya seakan ingin berbisik.
"Selama ini kamu selalu dekati Hafsah. Nah ... sekaranglah waktunya kamu dekati orang tuanya gimana Dim?" usul Fina memberi kode mata pada Dimas seakan meminta pendapatnya barusan.
"Memang harus yaa Fin"? tanya Dimas menatap ragu Fina.
"Setuju dengan Fina! celetuk Rere seketika.
"Iyalah harus itu. Hafsyah kan penurut dengan Abi dan Uminya. Nah, kamu bisa dekati Abi dan Uminya dari situ kamu dapat lampu hijau dekatin Hafsah. Aku jamin, pasti hafsyah akan selalu nurutin apa kata org tuanya termasuk dekat dengan kamu Dimas," jawab Fina dengan menatap Dimas serius.
"Tunggu! maksudmu, aku harus bisa mengambil hati Abi dan Uminya Hafsyah kah?" tanya Dimas lagi.
"Tepat sekali dim," jawab Fina dan Rere kompak.
"Ya ya aku tau maksud mu Fin, kenapa aku ga kepikiran dari dulu yaa Fin ... bodoh nya aku ini," sesal Dimas dengan suara lirih.
"Ya sudah, nanti malam kamu datangi rumah Hafsyah. Bawa oleh-oleh buat orang tuanya terutama Abinya Hafsyah Dim " kata Fina lagi.
"Yups. Bener banget apa kata Fina Dim. Aku yakin pasti nanti kamu bisa mendekati Hafsyah melalui orang tuanya. Semangattttt ...!"seru Rere dengan antusiasnya.
"O! terima kasih ya Fina Rere ... kalian benar-benar sahabat terbaikku, aku akan terus berusaha demi Hafsyah," ucap Dimas dengan percaya dirinya.
'Sama-sama Dim, aku akan selalu mensuport hubunganmu dengan Hafsyah meskipun aku harus menahan rasa ini terhadapmu." batin Fina dalam hati.
"Dah yukk, bentar lagi kita rapat. Siap-siap ditegur pak Iwan kalau kita telat hehe," jawab Rere sambil ngelengos pergi.
Sementara itu di rumah Hafsyah sedang bersiap-siap memasak masakan istimewa. Untuk persiapan jamuan tamu istimewa mereka nanti. Tak terasa, waktupun cepat berlalu, menjelang sore Hafsyah pun sudah rapi dengan baju gamis biru muda dan khimar yang senada dengan gamisnya. Begitupun cadar Hafsyah yang serupa, semakin menambah keanggunan dan kecantikan wajah Hafsyah di balik cadarnya.
Deru mobil terdengar dari luar rumah, dan turunlah mereka yang terdiri dari sepasang suami istri, juga seorang lelaki muda nan tampan dengan gagahnya. Ya, dialah Bima Prayoga pengusah sukses dan mapan di kotanya. Mereka pun masuk mengucap salam ke rumah Hafsyah yang memang sudah menunggu di dalam sedari tadi. Setelah berbasa basi mereka pun mengenalkan diri dan menjelaskan maksud kedatangan mereka pada keluarga Hafsyah.
"Em, maaf bu Indah. Mana ya Hafsyah? kok belum keliatan juga," tanya bu Intan pada Umi Hafsyah yang seperti sedang mencari sesuatu.
"Oh iya, hampir lupa. Tunggu ya bu ... saya panggilkan sebentar," jawab Umi Indah langsung berdiri menuju ke kamar Hafsyah.
" Nak! ayo turun semua sudah menunggumu di bawah," ajak Umi Hafsyah.
"Ya mi ... ini udah siap," jawab Hafsyah mengikuti Uminya dari belakang.
Begitu turun ke bawah mereka pun segera disambut. Semua mata memandang takjub tertuju pada Hafsyah. Tapi tidak dengan pemuda itu. Bima yang memandang hanya sekilas, terkejut tanpa berkedip lalu menatap dingin pada Hafsyah. Sedang Hafsyah menunduk tanpa berani lelaki yang sedang menatap dingin padanya.
'Apa-apaan ibu, kenapa menjodohkan aku dengan gadis kampung seperti ini sih,' gerutu batin Bima dalam hati. 'Wanita ini benar-benar membuat aku sial nanti.' pikir Bima lagi tak henti-hentinya menatap sengit Hafsyah dalam diam.
Hafsyah berusaha melayani mereka dengan baik. Menjamunya dengan berbagai makanan yang telah di sediakan untuk mereka. Orang tua Bima sangat menyukai Hafsyah yang terlihat sangat telaten, luwes dan cekatan dalam melayani mereka selama perjamuan. Sangat berbeda dengan Bima yang hanya bersikap diam dan dingin terhadap mereka. Bahkan org tua Bima terang-terangan memuji Hafsyah di depan Bima yang membuat Hafsyah menahan malu hingga terus menunduk, sedang Bima lagi-lagi hanya diam dingin tanpa ekspresi.
Tak terasa waktu menjelang malam dan mereka pun sudah berbincang-bincang hal lain nya termasuk tgl pernikahan dan lainya. Mereka pun pamit untuk segera pulang dan berjanji akan bertemu ketika akan aqad pernikahan anak-anak mereka nanti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments
Ayu Puji Tunggadewi
mantap nih novelnya thor
2021-08-09
2
mrs.blue
Dimas salah langkah,kalau suka ma gadis sholehah tuh mainnya ke rumah ortunya trus mengkhitbah .bukan mepetin tiap hari mo ngajakin pacaran😁
2021-01-26
6