Merasa berjalan menuju parkiran sekolah. Dari belakang Andini menatap tajam Sana dan Boy
"Ngpain shi Sana pake acara datang ke sekolah segala. Padahal aku berharap dia ndk ke sekolah sampai selesai ujian," Andini berjalan mengekor Sana dan Boy.
"Andini, tunggu aku, " suara Riko memanggil Andini dari kejauhan.
Andini pura-pura tidak mendengar tetapi Riko tetap saja mengejar Andini.
"Eh.. ko gak jawab waktu aku panggil? " tanya Riko yang sudah menghadang Andini dari depan dengan nafas yang sudah ngos-ngosan.
"Ih.. apan shi, kamu ngpain coba panggil-panggil aku udah kaya di hutan aja." ucap Andini yang menatap Riko dengan pandangan tidak suka.
"Aku mau ajak kamu pulang sama-sama, mau ya? " ucap Riko sambil menyeringai.
"Aku hari ini di jemput papaku jadi kamu bisa pulang duluan. "
"Ya udah, aku tunggu sampai papamu datang ya. Siapa tau papamu seperti waktu itu lupa jemput kamu. " ucap Riko memaksa Andini.
"Terserah kamu aja deh, " ucap Andini yang terus saja berjalan sambil mengamati gerak-gerik Boy dan Sana .
"Hmmm... coba aja Sana gak datang, aku pasti bisa pulang sama-sama dengan Boy." gerutu Sana dalam hati.
Setelah melewati lorong sekolah Sana dan Boy sudah berada di parkiran sekolah.
"Kamu yang bawa motor ya! " ucap Sana sambil menyodorkan kunci motornya.
"Iya, " jawab singkat Boy.
Mereka menuju cafe tempat biasa nongkrong dengan menggunakan motor Sana. Hati Andini terasa panas ketika melihat keakraban persahabatan Sana dan Boy.
"Ih...! " Andini menghentakkan kakinya ketika melihat Sana dan Boy boncengan.
"Ada apa? " tanya Riko yang kaget mendengar hentakkan kaki Andini.
"Gak kenapa-kenapa, kamu suka banget shi kepo sama aku. " ucap Andini sambil menatap calang ke arah Riko.
"Maaf jangan marahlah, nanti cantiknya hilang. " goda Riko.
Sesampainya di cafe Sana turun dari motor, sementara Boy memarkirkan motor Sana di tempat parkiran yang sudah tersedia.
Boy dan Sana masuk kedalam cafe bersama-sama. Mereka memilih tempat duduk agak jauh dari pintu masuk. Setelah mendapatkan tempat duduk yang pas, mereka duduk berhadapan.
"Mau pesan apa?" Tanya Sana
"Aku jus Alpukat aja." sahut Boy
Sana melambaikan tangannya, untuk memanggil petugas cafe tersebut.
"Mbak pesan jus alpukat satu, jus stroberi satu." ucap Sana kepada petugas cafe tersebut.
"Ada lagi mbak yang mau di pesan tanya petugas cafe."
"Tambah paket makanan spesial dua ya." sahut Sana.
"Baik mbak, terima kasih sudah memesan di siapkan dulu ya." ucap petugas cafe tersebut.
"Iya mbak," Sana tersenyum membalas ucapan petugas tersebut.
Sambil menunggu pesanan datang mereka mengobrol membahas tentang rencana setelah lulus Sekolah Menengah Atas(SMA).
"Setelah lulus kamu akan ambil jurusan apa?" Tanya Sana kepada Boy.
"Aku mau lanjut Kedokteran." Ucap Boy singkat.
"ih... sejak kapan kamu berminat jadi dokter." selidik Sana yang penasaran dengan alasan Boy memilih kedokteran.
"Sebenarnya sudah lama memikirkan ingin melanjutkan kedokteran. Tapi waktu itu orang tua ku kurang setuju. Tapi aku berusaha meyakinkan mereka bahwa aku benar-benar ingin menjadi seorang dokter." ucap Boy tanpa ragu.
"Jadi sekarang orang tuamu sudah memberikan ijin?"
"Iya, mereka sudah mengijinkan aku, dengan pilihan ku. Hehehe....tawa boy dengan perasaan penuh kebahagiaan." tertawa sambil memamerkan giginya.
"Ok... aku turut bahagia dengan pilihan sahabatku. Sana tersenyum sambil memamerkan giginya yang putih."
"Nanti kalau aku berobat ke kamu, gratis ya." Canda Sana.
"Semoga kamu jangan sakit ya. Aku gak mau ngobatin kamu." Balas Boy.
Tidak beberapa lama kemudian pesan mereka pun datang, kedatangan petugas itu membuat obrolan mereka terputus.
"Ini mbak pesanannya, silahkan di nikmati. Semoga rasanya sesuai selera." Ucap petugas cafe yang mengantarkan makanan dan minuman mereka.
"Terima kasih." Ucap Sana.
"Iya sama-sama, semoga cocok rasanya dengan lidah mbak dan mas ya. " ucap pegawai cafe itu sambil berlalu pergi meninggalkan mereka.
Mereka pun menikmati makanan yang sudah ada di hadapan, sambil bercerita tentang rencana masing-masing untuk kedepannya.
"Umm... enak banget rasa hidangannya, gak sia-sia kita mampir di sini dan pesan menu ini. " ucap Sana yang baru pertama kali memesan menu makanan itu.
"Iya memang enak, " sahut Boy.
"Gak asin dan pedasnya juga pas, gak pedes-pedes amat. " puji Sana sambil menikmati makanan itu.
"Iya.. padahal hal hanya nasi goreng ya. "
"Iya ni, nasi gorengnya memang benar-benar special sesuai dengan namanya. "
"Kamu selesai SMA akan lanjut di mana?" Tanya Boy.
"Aku tertarik dengan Akuntansi karena peluang dapat kerja nya besar." Ucap Sana tanpa keraguan.
"Lah bukan nya orang tuamu punya banyak perusahaan, apapun jurusan yang kamu ambil tidak begitu berpengaruh. Kamu tetap bisa kerja dan punya posisi bagus." Ucap Boy yang merasa aneh dengan jawaban Sana.
"Gak ah... aku mau mandiri. Aku gak mau tergantung dengan orang tua ku. Harta orang tuaku milik mereka bukan milikku." Ucap Sana.
Hal inilah yang membuat Boy kagum dengan sahabatnya, meskipun dia kaya dan punya segalanya Sana tidak pernah menyombongkan diri dengan harta yang dimilikinya.
Boy hanya tersenyum, di dalam hati Boy merasa bangga mendengar ucapan sahabatnya itu. "Itulah yang aku suka dari mu" ucap Boy dalam hatinya.
"Kebanyakan orang senang pamer harta dan kekuasaan, tapi kamu gak lakukan itu." Ucap Boy kepada Sana.
"Kamu tau gak, letak kebahagiaan itu bukan hanya karena uang. Uang banyak tapi orang tua bertengkar terus juga percaya. Aku gak butuh kekayaan jika boleh milih aku ingin punya keluarga yang sederhana tetapi penuh damai di dalam nya. Hanya orang tua yang harmonis yang bisa membuat anak-anaknya bahagia, bukan kekayaan" ucap Sana.
Boy memegang tangan sahabatnya yang sudah mulai berkaca-kaca, dia berusaha menghibur sahabatnya itu.
"Sudah jangan sedih nanti kamu banyak ingus kalau nangis." Ucap Boy.
"Ih... kamu, siapa yang mau nangis." Sana memukul tangan Boy karena sudah mengejeknya.
"Gak ngaku padahal matanya untuk berkaca-kaca seperti hujan yang udah siap membasahi bumi. "
"Ih gak ko, " Sana mengusap-usap matanya yang hampir meneteskan air mata.
"Sudah sore ni, kita pulang lagi ya." Ucap boy
"Oh... iya, gak terasa ya. Aku bayar makanan kita dulu." Ucap Sana sambil beranjak dari tempat duduknya.
Sana beranjak dari tempat duduk nya dan membayar biaya makanan yang sudah mereka nikmati. Setelah itu mereka pulang dengan menggunakan motor Sana. Rumah mereka searah, hanya saja yang lebih sampai duluan Boy karena rumah Sana terletak di ujung rumah boy. Mereka tinggal di kompleks mewah yang sama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Mega Siregar
mampir ✌️😄 ya
2021-04-18
0
Sis Fauzi
lima likes 👍👍👍👍👍
lima bintang 🌟🌟🌟🌟🌟
comments and favorit buat kamu Thor ❤️
2021-04-06
0
Ade Yayuk
lanjut
2021-01-24
0