Pagi itu boy berjalan menuju ruang kelas, melewati lorong kelas yang panjang karena kelasnya terletak di ujung kelas yang lain.
"Hay boy, selamat pagi." sapa Andini yang dari tadi memperhatikan Boy dari kejauhan.
"Iya, selamat pagi juga Andini."
Andini adalah teman satu kelas Boy dan Sana. Wajahnya cantik, Andini memiliki tinggi 170cm. Secara fisik Andini sangat memukau di mata laki-laki. Banyak laki-laki yang tertarik padanya.
"Tumben lambat datang Boy,"
"Eh iya, tadi aku balik lagi ke rumah karena ada yang ketinggalan."
"Ayo kita ke kantin sebentar."
"Mau ngpain ke kantin? "
"Mau ajak kamu makanlah. "
"Sakit tau tanganku. Aku gak lapar, kamu pergi aja sendiri ke kantin. "
"Aku lapar Boy, temani aku ya." Andini menunjukkan muka yang memelas untuk meminta belas kasihan Boy.
"Iya, ayolah. Tapi lepaskan genggaman tanganmu, kalau gak di lepasin aku gak mau ikut. " ancam Boy kepada Andini.
"Iya aku lepasin."
"Memangnya di rumah kamu gak sarapan dulu sebelum pergi ke sekolah? "
"Gak, tadi aku terlambat bangun tidur. Hehehe. "
Sesampai di kantin, Andini dan Boy duduk di meja yang sama. Andini langsung memesan makanan.
"Mbak, saya pesan bubur ayam satu ya. "
"Minumnya? " Tanya penjaga kantin.
"Minum es jeruk aja mbak. "
"Kamu mau makan apa Boy? Aku yang traktir, pesanlah. "
"Aku gak lapar, tadi sebelum berangkat ke sekolah aku udah sarapan. "
"Pesan minum aja ya. "
"Mbak, es jeruknya tambah satu lagi mbak." Andini memesan minum untuk Boy tanpa menunggu persetujuan Boy.
"Tumben Boy, kamu gak sama-sama Sana hari ini. Biasanya juga kalian kemana-mana berdua. "
"Kamu suka kepo, itukan urusan pribadiku. " ucap Boy dengan nada ketus.
Andini sebenarnya sudah lama menyukai Boy, sikapnya yang baik dan otaknya yang pintar membuat Andini tertarik kepada Boy. Andini selalu saja mencari perhatian Boy, agar Boy bisa menyukainya. Tetapi sayangnya cintanya bertepuk sebelah tangan.
"Iya maaf, jangan marah-marah nanti cepat tua. " ucap Andini dengan muka cemberut.
Tidak beberapa lama kemudian pesan mereka datang.
" Ini mbak bubur dan es jeruknya. "
"Terima kasih mbak. "
" Eh... benar kamu gak mau makan ni. Enak tau bubur ayamnya."
"Gak lapar, kalau aku mau pasti aku pesan dari tadi. "
"Ya udah aku makna dulu ya. " Andini menikmati bubur ayam itu.
Boy yang duduk di samping Andini terus saja melihat hpnya. Dia berharap Sana mengatakan batal bolos sekolah. Akan tetapi semua itu hanyalah harapan Boy saja. Boy masih fokus dengan lamunannya.
Andini yang asik dengan buburnya tidak memperhatikan sikap Boy yang sedang melamun. Setelah selesai makan Andini bergegas membayar makanan yang dipesannya.
"Aku bayar dulu ya." Andini beranjak dari tempat duduknya tanpa melihat ke arah Boy.
"Mbak berapa semuanya? " tanya Andini.
" Tadi mbak pesan apa aja ya? " tanya petugas kantin itu.
"Tadi saya pesan bubur ayam satu dan es jeruk dua mbak. " jelas Andini.
"Semuanya 20 ribu mbak. "
"Ini uangnya. " Andini menyodorkan uang 50 ribu ke arah petugas kantin itu.
"Ini mbak kembaliannya 30 ribu. " petugas kantin menyodorkan uang 30 ribu ke arah Andini.
"Terima kasih. "
"Sama-sama."
Andini kembali duduk di samping Boy. Boy masih saja fokus dengan lamunannya.
"Kenapa Boy melamun ya? Tumben dia melamun biasanya dia paling gak suka ada orang melamun. " Batin Andini di dalam hati.
"Kamu melamun mikirin apa Boy? "
"Oh gak kenapa-kenapa. "
"Baguslah kalau gak ada apa-apa. Ayo Boy kita masuk kelas, sebentar lagi kita akan mulai belajar sebelum jam 13.00 nanti kita ujian."
"Sebentar aku mau ke kantor dulu." tanpa menunggu jawaban Andini boy sudah berjalan menuju kantor wali kelas mereka untuk menyampaikan ijin sahabatnya Sana.
"Selamat pagi bu." sapa Boy sambil menundukkan kepalanya tanda hormat kepada wali kelasnya itu.
"Ada apa boy?
"Saya mau sampaikan jika Sana akan telat datang ke sekolah hari ini, karena motornya rusak bu. Jadi dia memperbaiki motornya dulu baru akan berangkat ke sekolah."
"Seperti itu, Iya nak Boy. Terima kasih sudah menyampaikan kepada ibu."
Bu Andin tidak pernah meragukan apapun yang di ucapkan Boy, karena penilaian bu Andin Boy adalah anak yang baik dan tidak mungkin bisa membohongi orang lain. Bel tanda sudah saatnya masuk kelas pun berbunyi.
"Saya ijin masuk kelas ya bu."
"Iya, silahkan Boy."
Boy langsung bergegas menuju ruang kelas setelah menyampaikan dan berbohong kepada guru yang sangat mempercayainya itu.
Sebenarnya setiap kali berbohong, Boy selalu merasa bersalah kepada gurunya itu karena sudah berulang-ulang kali berbohong demi sahabatnya itu.
"Eh... ada apa sampai harus bertemu bu Andin." selidik Andini yang ingin tahu alasan Boy menemui wali kelas nya.
"Tidak ada apa-apa, hanya ada yang perlu aku sampaikan saja."
Boy memang sahabat yang baik. Sekian lama berteman dengan Sana tak ada satu pun rahasia Sana yang terbongkar olehnya. Boy adalah laki-laki yang baik yang bisa di andalkan sebagai seorang sahabat.
"Pasti karena Sana kan, tebak Andini."
Boy hanya memberikan senyum manisnya kepada Andini.
"Hu..... ucap Andini tanda tidak suka dengan sikap Boy pada Sana. Andai saja aku Sana ya, pasti bahagia. Kaya, cantik dan banyak orang menyukai nya, pasti bahagia jadi Sana." pikir Andini di dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Sis Fauzi
ok. semangat up Thor ❤️
2021-04-06
0
Ade Yayuk
masih menyinak..
2021-01-24
0
BELVA
slm dari #gadis imut diantara dua Raja
mksh ya ka
2021-01-21
0