Berhenti di Sini

Dalam perjalanan Sana tampak gelisah, Sana terus memikirkan perasaan bersalahnya kepada sahabatnya itu tanpa mengingat kekasihnya yang sedang marah itu. Dari kaca depan supir yang mengantar Sana memperhatikan kegelisahan kekasih bosnya itu.

"Aku gak boleh kecewakan Boy lagi. " Batin Sana didalam hati.

Sana terus melihat ke arah luar memperhatikan kendaraan yang mereka lewati. Hatinya masih gelisah. Pak supir yang dari tadi memperhatikan Sana mengerti apa yang sedang di pikirkan Sana.

"Ada apa mbak, ada yang bisa saya bantu." Tanya Joy yang dari tadi memperhatikan Sana.

"Tidak ada pak, pak nanti tolong turunkan saya di Cafe biasa ya." Sana meminta di turunkan di cafe itu karena baju seragamnya di titip di sana jadi Sana berniat untuk tetap ke sekolah untuk mengikuti ujian akhir sekolah.

"Aduh jangan sampai aku terlambat untuk mengikuti ujian, aku gak mau ujian ulang. " batin sana di dalam hatinya.

Setelah berbicara dengan Joy supir yang mengantarnya pulang Sana kembali di lamunannya. Sana berharap dia tidak terlambat datang ke sekolah.

"Lama juga ya pa, " ucap Sana yang sudah tidak sabar.

"Sebentar lagi sampai mbak, " ucap Joy supir yang mengantar Sana.

"Aku ngantuk pak, nanti kalau sudah sampai tolong bangunkan ya. " ucap Sana.

"Iya mbak, " jawab pak Joy.

"Kasihan sekali mbak Sana harus memiliki pasangan yang temperamen seperti Pak Roy. " Joy menatap Sana dari kaca depan mobil hatinya iba ketika melihat keadaan Sana yang masih seusia dengan anak perempuannya.

Setelah berjalan selama 1 jam, mereka pun tiba di cafe itu. Setiba di cafe Sana langsung bergegas untuk mengganti pakaian nya dengan serangan sekolah.

"Mbak, kita sudah sampai. " terdengar suara Joy membangunkan Sana.

"Mbak, kita sudah sampai. " ucap Joy sekali lagi karena saat panggilan pertama Sana tidak bangun juga.

"Ah... apa pa, " Sana kaget mendengar suara Joy dan langsung membuka matanya yang masih terasa berat.

"Sudah sampai di cafe, " ucap Joy sambil tersenyum kepada Sana.

"Oh iya Pak, terima kasih sudah membangunkan Sana. " ucap Sana dengan tulus.

"Iya, Sama-sama".

Sana bergegas turun dari dalam mobil.

" Terima kasih Pak sudah mengantarkan Sana, maaf sudah merepotkan Bapak."ucap Sana sekali lagi kepada Joy.

"Sama-sama mbak, ini sudah tugas saya. " ucap Joy sambil tersenyum.

Sana bergegas masuk ke dalam cafe itu, seluruh mata pengunjung melihat kearah Sana. Bajunya yang sexi dan belahan dada yang hampir tidak tertutup membuat orang-orang gagal fokus ketika melihat Sana. Sana sudah tidak memperdulikan tatapan orang-orang itu, yang di pikirannya bagaimana dia bisa segera sampai ke sekolah.

"Wih... seksi banget tu cewek, putih bersih pula tu pahanya. " ucap salah satu pengunjung cafe itu dengan lirikan mesumnya. "

"Ih.. ngpain shi orang itu lihat aku sampai segitunya. " ucap Sana di dalam hatinya.

"Seharusnya aku bawa aja seragamku tadi, " gerutu Sana yang merasa risih dengan tatapan mata orang-orang itu.

Sana mempercepat langkahnya dan langsung menemui petugas cafe.

"Permisi mbak, saya mau mengambil baju seragam sekolah yang saya titip tadi pagi. " Ucap Sana ke petugas cafe itu dan langsung bergegas ke ruang ganti..

"Silahkan mbak." Ucap Nindy petugas cafe yang sudah terbiasa dengan kedatangan Sana.

Sana mengganti bajunya yang sexi dengan seragam sekolah. Baju pemberian Roy dibuangnya di tong sampah. Setelah itu, Sana langsung menuju tempat parkiran di mana motornya berada.

"Aku lewat belakang ajalah, malah nanti jadi pusat perhatian lagi. "

"Mbak aku numpang lewat pintu samping ya? " ucap Sana kepada petugas yang sedang berada di situ.

"Iya mbak, silahkan. " ucap petugas itu.

Sana melaju dengan kecepatan tinggi 80km/jam, tidak memakan waktu yang lama. Tepat jam 13.00 Sana sampai di sekolah. Sana langsung bergegas menuju ruang kelas. Dimana teman-temannya sudah duduk manis menunggu kedatangan guru yang akan mengawas ujian akhir hari itu.

Mata teman-temannya sudah tertuju pada Sana, banyak sekali anak-anak perempuan yang suka kepo dengan Sana. Selain cantik Sana juga dikenal sebagai cwek pintar di sekolahnya.

Meskipun Sana sering kali bolos nilai Sana tetap yang paling tinggi di kelas. Otaknya yang pintar dan parasnya yang cantik membuat banyak sekali laki-laki yang tertarik padanya. Hal itu membuat anak cwek di kelasnya tidak senang dengan kehadiran Sana.

"Kemana aja, ko baru masuk di kelas." Tanya salah satu teman kelas Sana.

"Hi.. motor ku rusak." Jawab Sana kepada teman kelasnya itu.

Karena tidak ada kursi belakang yang tersisa, Sana memilih duduk di depan karena hanya kursi itu yang masih kosong. Sementara Boy duduk di belakang. Boy yang asik membaca buku tak menyadari kehadiran Sana yang sudah duduk manis di depan.

Setelah 5 menit menunggu guru pengawas ujian pun tiba.

"Selamat siang anak-anak. Hari ini ujian akhir di hari yang terakhir, jadi harus tetap semangat ya jangan." Sapa guru tersebut sambil menjelaskan aturan-aturan ujian.

Setelah itu lembar soal di bagikan ke masing-masing pelajar.

" Tidak boleh mencontek ya. Siapa yang ketahuan mencontek akan di keluarkan dari ruangan ini. " Ucap guru pengawas.

Masing-masing murid fokus mengisi soal. Waktu yang diberikan untuk mereka menyelesaikan soal hanya satu jam. Setelah 1 jam mengisi soal, akhirnya mereka pun di minta untuk mengumpulkan jawab masing-masing.

"Waktu sudah habis, dipersilahkan untuk mengumpulkan jawab ke depan. " ucap gurau pengawas.

Boy berjalan ke depan kelas untuk mengumpulkan jawab nya. Setelah itu di ikuti oleh Sana dan teman-temannya yang lain.

Boy yang melihat Sana mengikuti ujian langsung memberikan senyum manisnya kepada Sana. Sana pun membalas dengan senyuman.

"Baiklah anak-anak karena semuanya sudah selesai mengisi soal, setelah ini boleh pulang ke rumah masing-masing ya. Dua minggu setelah ujian kalian bisa kembali masuk untuk mendengarkan pengumuman kelulusan ya." ucap guru tersebut. Setelah itu, gurunya keluar dari ruang kelas.

"Kita pulang sama-sama yuk.. ajakan Sana pada Boy."

Boy hanya mengangguk.

"Aku kira kamu tidak akan ikut ujian akhir hari ini." Ucap Boy.

"Ya gak lah, aku sudah janji padamu akan datang ke sekolah untuk mengikuti ujian hari ini." Sana berbicara sambil tersenyum.

"Terima kasih kamu sudah membantu ku." Ucap Sana dengan tulus, sambil tersenyum manis kepada sahabatnya itu.

"Kita mampir ke cafe tempat biasa kita nongkrong yuk.. ajak Sana kepada Boy."

Boy tidak pernah bisa menolak ajakan sahabatnya dan pada akhirnya Boy menyetujui ajakan Sana.

"Baiklah ucap Boy singkat."

"Tenang kali ini aku yang traktir ya, aku gak mau ada bantahan. Pokoknya kamu harus mau aku traktir." Paksa Sana.

"Iya.. iya... Ucap Boy dengan disertai anggukan.

"Kamu yang bawa motor ya, kita satu motor aja. Supir mu suruh balik duluan aja nanti pulangnya aku antar. " Ucap Sana sambil menyodorkan kunci motor miliknya.

"Yakin gak apa-apa kita pulang sama-sama, kamu sudah punya pacar nanti dia cemburu kalau kamu jalan sama aku." Ucap Boy.

"Gak lah... diakan udah tau kalau kamu sahabat baik aku."

"Ayo kita jalan. " Sana menarik tangan Boy. Mereka pergi bersama menuju cafe favorit.

Terpopuler

Comments

Sis Fauzi

Sis Fauzi

suka banget kisahnya 👍

2021-04-06

0

Yeni Eka

Yeni Eka

Hadir lagi ka

2021-01-24

0

Sang Dewi

Sang Dewi

mampir nih ka 😉

2021-01-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!