Aldo yang bingung bagaimana cara membawa Vina Aulia, wanita yang di minta Rengga terpaksa terus memperhatikan gerak gerik Vina. Tidak butuh waktu lama ternyata keberuntungan berpihak padanya, Aldo yang melihat Vina berjalan ke toilet bergegas meminta anak buahnya membius Vina dan mengantarkannya ke Rengga.
"Emmmm, Emmmm"
Suara teriakan yang tiba-tiba menghilang membuat Aldo tersenyum puas, anak buahnya yang keluar dari kamar Rengga setelah mengantar Vina membuatnya menjadi semakin lega.
Di dalam kamar, Rengga yang masih di bawah pengaruh minuman keras langsung menatap tubuh Vina, Walau tidak sebagus tubuh Anggi Rengga cukup puas melihat wanita yang terbaring di depannya itu.
Rengga menarik baju Vina dan merobeknya dengan sangat cepat, hanya dengan hitungan detik tubuh Vina yang mulus bisa di pandangi Rengga sampai puas.
Tanpa menunggu lebih lama Rengga menerjang tubuh Vina yang masih terbaring tidak sadarkan diri, perasaan berbeda saat dirinya melakukannya dengan Anggi tidak membuat Rengga menghentikan apa yang di lakukannya saat itu.
Pergulatan yang melelahkan akhirnya selesai, Aldo yang melihat Rengga keluar dari kamar langsung menghampirinya.
"Aku akan mengantar mu pulang" ucap Aldo.
"Cih, aku bisa sendiri" sahut Rengga sambil berjalan melewati Aldo.
Aldo menatap Rengga sambil bertanya-tanya di dalam hati apa Rengga sudah mendapatkan kesadarannya kembali, tapi jika di pikir lagi orang seperti Rengga tidak mungkin mati hanya karena menyetir mobil dalam keadaan setengah sadar.
Di dalam kamar, Vina membuka matanya perlahan. Di lihatnya dirinya berbaring di tempat asing yang sama sekali tidak di ketahuinya, Vina bergegas duduk sambil memperhatikan sekelilingnya, bajunya yang berhamburan di lantai membuatnya merasa sangat terkejut.
"Apa yang terjadi padaku" ucap Vina sambil melihat tubuhnya yang di tutupi selimut.
Vina yang masih kebingungan hanya bisa diam, suara pintu terbuka membuat Vina menarik selimutnya menutupi tubuhnya.
"Kamu sudah sadar" ucap Aldo sambil berjalan memasuki kamar.
"Apa yang terjadi pada ku?" tanya Vina.
"Pakailah ini" sahut Aldo yang langsung melemparkan satu set baju ke samping Vina.
Aldo meninggalkan Vina dan kembali menutup pintunya. Vina sendiri yang tidak memiliki pilihan lain terpaksa memakai baju yang di berikan Aldo, setelah memakai baju Vina bergegas keluar kamar menghampiri Aldo yang masih berdiri di depan pintu kamar.
"Jawab aku, siapa yang meniduri ku?" tanya Vina.
"Ambillah kartu ini, di dalamnya ada 350 juta, ku harap kamu melupakan apa yang terjadi" sahut Aldo sambil memberikan kartu berwarna abu-abu kepada Vina.
Vina yang mendengar perkataan Aldo langsung terdiam, saat ini dia memang membutuhkan uang untuk kuliah ke luar negeri bersama sahabatnya, dan uang yang di berikan Aldo cukup untuknya bahkan bisa di bilang lebih.
"Kalau begitu aku akan melupakannya" ucap Vina sambil berjalan keluar Bar.
Walau uang yang di dapatnya bukan uang bersih Vina merasa sangat senang, Vina kembali ke kosannya berharap Lidia juga merasakan hal yang sama seperti yang dia rasakan.
Sampai di depan kosannya Vina memasang wajah suram, sepatu pria yang berada di depan kosannya sangat tidak asing baginya.
Vina yang memiliki kunci cadangan langsung membuka pintu kosannya, betapa terkejutnya dia melihat sahabatnya dan pacarnya tidur di kasur yang sama tanpa memakai selembar pakaian.
"Bagus, bagus, aku benar-benar tidak menyangka" teriak Vina sambil bertepuk tangan.
Suara Vina yang sangat keras membangunkan dua sejoli yang tertidur lelap, keduanya menatap Vina sambil bergegas mengambil pakaian masing-masing dan memakainya.
"Vin, ini tidak seperti yang kamu bayangkan" ucap Lidia.
"Memangnya apa yang ku bayangkan" sahut Vina sambil menatap sahabatnya dengan penuh rasa jijik.
"Sayang biar aku jelaskan sebenarnya aku hanya mabuk, kami melakukannya tidak sadar" ucap Bram, pacar Vina.
"Oh begitu, aku bisa mengerti itu" sahut Vina.
"Aku tahu kamu yang terbaik" ucap Bram yang langsung ingin memeluk Vina.
"Kita putus, Silahkan kalian lakukan apa yang kalian suka" sahut Vina yang langsung berjalan keluar.
"Vin tunggu, bagaimana dengan kuliah, bukannya kita akan kuliah di luar negeri bersama" ucap Lidia.
"Aku tidak akan kuliah, lebih baik aku menjadi orang yang tidak berguna dari pada harus bersama dengan penghianat" sahut Vina.
Braaaaaaaak...
Vina membanting pintu kamar kosnya lalu berjalan pergi, untung saja di kosnya hanya ada beberapa lembar bajunya, meninggalkan kosan yang pernah di tinggali para penghianat adalah pilihan yang terbaik baginya.
"Bodohnya aku dulu berharap bisa kuliah bersama dengannya, hahaha" ucap Vina sambil tertawa sepanjang jalan.
Vina yang merasa sangat kecewa membuatnya mengingat bahwa kesuciannya hilang semalam, dan betapa bodohnya dia setelah kehilangan kesuciannya dirinya tidak menyesal hanya karena uang agar bisa kuliah bersama sahabatnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Erma Wahyuni
😭😭😭
2021-08-11
0
_Ra_
mungkin orangnya mentalnya kuat kan semua orang itu memiliki keperbedaan ya jadi maklum lah ada yang lemah dan kuat mentalnya
2021-07-02
0
Pipit Sopiah
nyimak dulu
2021-06-28
0