“Catat.. aku gak mau pakaian yang terbuka. Aku mau seksi yang elegan bukan murahan. Jangan terlalu ketat juga susah geraknya,” Reina menjelaskan dan Nesya mendengarkan tidak semangat.
“Iya nanti aku jahitkan daster spesial buat kamu.”
“Kok daster!.”
“Gak terbuka dan gak ketat. Apalagi kalau bukan daster.”
“Tapi gak daster juga,” rengek Riena.
“Kalau begitu jangan banyak permintaan. Terima bersih saja.”
“Udah mahal Gak boleh Request.. awas aja jeles,” merepet Reina.
“Udah malam, ngantuk! Yang ada besok telat bangun,” ucap Kalila beranjak pergi ke kamar.
“Ikut.. bila tidak akan kehilangan kesempatan berharga besok,” ucap Nesya mengikuti Kalila.
“Kamu juga mau bersaing Fre..?” tanya Riena dengan tatapan sedih.
“Aku jadi penonton saja.. yang mendukung kamu.”
“Uuuh.. terima kasih,” Riena memeluk Freya manja. Manyandarkan kepala dibahu dan Freya membalas membelai lembut rambut Riena.
💕💕💕
Seperti hari-hari sebelumnya. Meyra bangun lebih dulu untuk memasak. Selain menjadi koki di Restaurant. Meyra juga menjadi koki di rumah. Di dapur yang cukup luas Meyra tengah menikmati berjibaku dengan panci dan sutil. Spaghetti Bolognaise siap disajikan. Sudah tertata rapi di meja makan.
“Eemh.. harumnya tercium sampai dalam kamar,” sambil mengucek matanya Freya duduk di bangku makan. Rambutnya masih berantakan dengan belek yang mengering di sudut mata.
“Jorok.. mandi dulu sana,” bentak Meyra menarik Spaghetti dari tangan Freya.
“Riena mandi.. kayak gak tahu aja kalau dia mandi lamanya minta ampun.”
“Kamar mandi atas kan ada,” sanggah Meyra.
“Pasti ada Nesya...!”
“Enak aja! aku udah siap dari tadi,” bantah Nesya yang menuruni anak tangga bersama Kalila. Mereka berdua sudah rapi dan wangi.
“Sudah siap bertempur,” sahut Freya.
“Wanginya sangat menusuk hidung,” protes Meyra menyusap-usap hidungnya.
“Memancing kumbang biar hinggap harus wangi maksimal,” jawab Nesya.
“Yuuuk cus.. keburu yang dituju pergi.”
“Yuk.. tunggu!” Nesya mengambil sepiring Spaghetti. “Setidaknya harus membawa sesuatu.”
“Itu jatah kamu jadi jangan ambil lagi nanti,” bentak Meyra.
“Pelit! kebetulan aku sedang diet hari ini. Yuk cinta...” ucap Nesya mengajak Kalila pergi.
Kalila dan Nesya berjalan bergandengan. Berlenggak lenggok bak model yang berjalan di Catwalk.
“Kamu gak ikutan Mey?,” tanya Freya.
“Gak minat,” jawab Meyra ketus kembali ke dapur. “Astaga!” teriaknya sambil menepuk jidat melihat keju masih utuh dalam bungkusnya.
Berjalan dengan percaya diri dengan membusungkan dada. Sesekali merapikan baju.
“Udah Ok.. kan,” tanya Kalili menghentikan langkahnya di halaman rumah Tian.
“Ok!” Nesya mengedipkan sebelah matanya. Menghubungkan jari jempol dan telunjuk jadi satu.
“Eeeh eh eeeh... mimpi apa saya semalam, pagi-pagi sudah didatangi dua bidadari cantik,” sapa pak Parno yang sedang membersihkan halaman.
“Looh pak Parno. Kenapa bisa ada di sini?” tanya Kalila heran.
“Gak jaga lagi di pos keamanan depan?” Sambung Nesya.
“Sudah pensiun jadi satpam komplek. Di tarik nak Tian untuk bersih-bersih rumahnya. Lumayan gajinya tiga kali lipat,” bisik pak Parto.
“Oh.. panggilannya Tian,” ucap Nesya mengangguk.
“Dia ada di dalam pak?” tanya Kalila sopan.
“Tadi sih sedang berenang. Coba dilihat sendiri saja mbak,” pinta pak Parno.
Kalila dan Nesya tersenyum kegirangan. Tersipu malu. Membayangkan Tian yang bertelanjang dada. Hanya menggunakan celana renang ketat. Menonjolkan sesuatu yang membuat wanita berteriak manja. Kesempatan berharga tidak boleh dibuang sia-sia. Harus bergerak cepat.
“Cepetan..” tarik Kalila yang sudah tidak sabar. Dan mereka berlari kecil masuk ke dalam rumah. Tampak Arzam telah menunggu di depan pintu.
“Ternyata Kalila datang lebih cepat dari dugaan saya,” ucap Arzam.
“Saya tidak mau mengecewakan klien saya.”
“Dan nona ini..” Arzam melirik Nesya.
“Aah perkenalkan ini teman saya.”
“Nesya.”
“Arzam.”
“Asistennya manis juga,” bisik Nesya pada Kalila.
“Siapa yang datang Zam!” ucap Tian menghampiri Arzam. Masih menggunakan handuk putih selutut. Dan menggunakan handuk kecil untuk menggeringkan rambutnya.
‘Ooh gagah sekali.. roti sobek itu sungguh sempurna. Tak tahan ingin menyentuhnya. Dan handuk itu. Kenapa tidak melorot saja. Ingin rasanya melihat apa yang ada di dalamnya.’
Tanpa di sadari pipi Kalila dan Nesya berubah merah karena malu. Membanyangkan sesuatu yang ‘nakal’.
“Designer Interior yang akan mengubah ruang kerja sesuai keinginanmu dan kebetulan adalah tetangga depan rumah,” ucap Arzam menjelaskan.
“Ini ada sedikit makanan untuk sarapan,” ucap Nesha gugup. Menyodorkan Spaghetti pada Arzam.
“Kelihatannya enak. Bukannya ini makanan kesukaanmu Tian,” ucap Arzam.
“Iya tapi itu hanya satu. Tidak akan cukup untuk kita,” jawab Tian ketus.
“Maaf! mungkin lain kali,” sahut Kalila sedih.
“Siapa yang memasak?” tanya Arzam.
“Saya!” jawab Kalila dan Nesya serentak. Mereka berpandangan. Menatap tajam. Biarkan salah satu diantara kita mengalah.
“Pasti kalian memasaknya bareng ya..” ucap Arzam memacah ketegangan.
“Hehhee.. iya,” jawab Nesya merangkul Kalila yang tersenyum paksa memperlihatkan giginya.
“Aku melupakan sesuatu,” sahut Meyra yang datang tiba-tiba. Memarut keju di atas Spaghetti yang di pegang Arzam. Semua tampak terkejut dengan aksi Meyra. Sementara Tian melirik dengan tersenyum simpul.
To be Continued...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Nimranah AB
😂😂😂
2020-12-19
1
Erna Rusdianti
up dong Thor....
2020-12-12
1
Susi Ana
aku datang
2020-12-11
1